Di bulan Ramadhan, tak sedikit orang yang melakukan ziarah atau wisata religi. Salah satunya mengunjungi makam Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur. Ziarah makam Gus Dur sering menjadi pilihan banyak orang lantaran peran dan pengaruh Gus Dur yang begitu besar untuk bangsa Indonesia.
Kini, lokasi makam Gus Dur menjadi salah satu wisata unggulan di Jawa Timur, baik dari wisatawan dalam maupun luar daerah. Dimana lokasi ini tidak hanya menjadi tempat perenungan dan ziarah, tetapi juga mengandung warisan sejarah dan spiritualitas yang luar biasa.
Gus Dur sendiri adalah tokoh yang sangat dihormati dan dicintai oleh banyak orang karena terkenal sebagai pemimpin yang toleran, pluralis, dan demokratis. Dia juga merupakan ulama besar yang memiliki banyak pengikut di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Tidak heran, banyak orang yang ingin berziarah ke makamnya untuk mengenang jasa dan memohon berkah.
Jika Sedulur tertarik untuk mengunjungi makam Presiden ke-4 itu, ada beberapa hal yang perlu Sedulur ketahui. Jadi ketika di sana Sedulur bisa menyesuaikan dengan beberapa peraturan atau hal penting yang harus Sedulur jaga. Untuk itu, berikut ini ulasan lengkap tentang wisata religi di Jombang tersebut.
BACA JUGA: Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya: Lokasi, Harga dan Tips
Tentang Makam Gus Dur
Ketika Sedulur masuk ke area makam Gus Dur, peziarah bakal disambut lorong panjang yang di samping kanan-kirinya ada puluhan pedagang oleh-oleh. Dahulu, lorong itu merupakan kamar-kamar para santri namun kini berubah menjadi lorong yang dilewati peziarah untuk menuju makam Presiden ke-4 itu.
Makam Gus Dur berada di kompleks Pesantren Tebuireng, yakni pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur yang didirikan oleh kakek Gus Dur, Hasyim Asy’ari, pada tahun 1899. Di dalam kompleks makam Pondok Pesantren Tebuireng, Sedulur bisa menemukan banyak sosok yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia.
Selain Gus Dur, pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy’ari, dan tokoh nasional KH Wahid Hasyim juga ada di tempat ini. Lebih dari itu, berbagai kiai dan anggota keluarga juga dihormati dengan dimakamkan di lokasi yang sama. Makam Gus Dur sendiri dibangun pada tahun 2010 setelah Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009. Makam ini berbentuk kubah berwarna hijau dengan ukiran kaligrafi di sekelilingnya.
Salah satu hal menarik yang bisa Sedulur temukan di tempat wisata religi popuer Jawa Timur ini yaitu prasasti yang memiliki nilai sejarah yang sangat berarti. Prasasti ini memiliki ukuran 115 x 60 sentimeter dan tingginya mencapai 45 sentimeter. Terdiri dari tiga jenis batu yang mewakili tiga peradaban yang berusia ribuan tahun. Batu utamanya terbuat dari Verde Patricia, sebuah jenis marmer hijau yang berasal dari India.
Pada bagian tengahnya, terdapat onyx hijau yang datang dari Persia. Pesan-pesan dari Gus Dur dalam empat bahasa yang berbeda dipahatkan pada batu Statuario, sebuah jenis marmer dari Italia. Di sekitar makam juga terdapat taman yang asri dan sejuk. Tidak hanya itu, dalam kompleks makam ini terdapat sebuah balai dua lantai yang menjadi tempat utama perenungan dan penghormatan.
Lokasi Makam Gus Dur
Di kompleks makam Presiden ke-4 ini, ada sekitar 45 orang yang dimakamkan. Mulai dari pendiri Pesantren Tebuireng, pengasuh pondok, keluarga hingga dzuriah. Makam Gus Dur sendiri terletak di sebelah pojok utara.
Terdapat tanda batu maesan unik bertuliskan: “Di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan’’ dalam empat bahasa, yakni bahasa Indonesia, Arab, Inggris dan China.
Makam Gus Dur sendiri berlokasi di Jl. Tebuireng No.1, Cukir, Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sedulur bisa mengaksesnya dengan menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum seperti bus, kereta api, atau pesawat terbang.
Jika menggunakan pesawat terbang, Sedulur bisa turun di Bandara Juanda Surabaya yang berjarak sekitar 90 km dari lokasi makam. Dari bandara Sedulur bisa memanfaatkan layanan sewa mobil Bandara Juanda yang beragam.
Harga Tiket Masuk Makam Gus Dur
Untuk masuk ke area makam Presiden ke-4 ini, Sedulur sebenarnya tidak perlu membayar tiket masuk. Sedulur hanya perlu membayar biaya parkir sebesar Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Selain itu, Sedulur juga bisa menyumbang secara sukarela untuk keperluan perawatan makam. Berikut ini rinciannya:
- Tiket masuk: Gratis
- Masuk museum: Gratis
- Parkir: Motor Rp5.000, Mobil Rp10.000, Mini Bus/Bus Rp20.000
Jam Buka Makam Gus Dur
Kawasan makam Gus Dur dibuka dalam dua sesi. Sesi pertama mulai pukul 07.00 hingga 16.00 dan sesi kedua mulai pukul 20.00 hingga 03.00. Namun selama Ramadhan biasanya akan ada penyesuaian. Untuk jam pagi mulai dari 08.00 pagi hingga pukul 15.00 WIB. Kemudian sesi dua atau malam 21.00 sampai 02.00 WIB.
Jumlah pengunjung makam Presiden ke-4 ini seolah tak bisa dihitung dengan mata. Saking banyaknya, peziarah berjubel hingga lesehan di beberapa sudut makam. Di hari-hari biasa mulai Senin sampai Kamis jumlah pengunjung bisa mencapai 2-3 ribu per hari.
Namun kalau sudah masuk hari Jumat, Sabtu dan Minggu itu para pengunjung diperbolehkan masuk sampai 10 ribu orang per hari. Jadi bisa dibilang kalau daya tarik makam Gus Dur memang tak pernah surut.
BACA JUGA: 20 Daftar Lagu Religi Terpopuler di Bulan Ramadhan
Fasilitas yang Tersedia
Untuk memudahkan para pengunjung, Makam Gus Dur juga terdapat beberapa fasilitas penunjang yang bisa digunakan peziarah. Hal ini agar bisa memberi kenyamanan pada pengunjung ketika datang ke makam. Berikut ini di antaranya:
- Tempat wudhu
- Toilet
- Mushola
- Kantin
- Kios souvenir
- Tempat istirahat
- Area parkir
- Pusat informasi
Makam Gus Dur berada di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, adalah bukti hidup sejarah dan spiritualitas yang masih berdenyut dalam masyarakat Indonesia. Di samping menjadi tempat ziarah dan perenungan, tempat ini juga menjadi simbol penting dari semangat inklusivitas, kerukunan, dan toleransi warisan dari tokoh-tokoh besar seperti Gus Dur, KH Hasyim Asy’ari, dan KH Wahid Hasyim.
Prasasti dan bangunan bersejarah yang ada di lokasi ini menjadi saksi bisu dari nilai-nilai luhur yang ditanamkan oleh para tokoh ini. Dalam mengunjungi makam ini, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga mengambil inspirasi untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Peraturan di Makam Gus Dur
Saat pandemi Covid-19 wisata religi ini sempat ditutup untuk umum. Namun, sudah dibuka kembali pada 1 November 2021. Tentunya peziarah perlu melakukan beberapa penyesuaian. Berikut diantaranya:
- Peziarah harus sudah divaksin dosis dua (berlaku setelah pandemi).
- Semua peziarah juga wajib memakai masker (berlaku setelah pandemi).
- Peziarah mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan (berlaku setelah pandemi).
- Para peziarah dilarang menggunakan pengeras suara.
- Peziarah wajib menjaga sopan santun di area makam dan menjaga ketertiban umum.
Makna Spiritual Makam Gus Dur
Makam Gus Dur memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. Tempat ini dianggap suci dan diyakini memiliki aura positif yang dapat memberikan ketenangan dan inspirasi bagi para pengunjungnya. Makam ini juga menjadi titik pertemuan bagi orang-orang yang memiliki keyakinan dan nilai-nilai yang sama seperti Gus Dur.
Makam ini memiliki makna spiritual yang mendalam bagi pengikutnya dan mereka yang menghormatinya. Makam ini bukan hanya sekedar tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga melambangkan hubungan spiritual antara Gus Dur, pengikutnya, dan Tuhan.
Bagi pengikut Gus Dur, mengunjungi makamnya adalah cara untuk memperkuat ikatan spiritual dengan sosok yang mereka hormati dan mengambil inspirasi dari ajaran-ajarannya. Makam menjadi tempat untuk merenung, berdoa, dan mencari berkah serta petunjuk spiritual.
Makam Presiden ke-4 ini juga menjadi tempat untuk mengingatkan kita akan ajaran-ajarannya yang inklusif, toleran, dan berlandaskan pada keadilan sosial. Pengunjung dapat merenung tentang pentingnya dialog antar agama, perdamaian, dan penghormatan terhadap perbedaan sebagai nilai-nilai yang ditekankan oleh Gus Dur.
BACA JUGA: 14 Oleh-Oleh Khas Jombang, Wajib Dibawa Pulang dan Populer!
Daya Tarik
Mengapa banyak orang tertarik untuk berziarah ke Makam Gus Dur? Salah satu alasan utama mengapa banyak orang ingin berziarah ke Makam Gus Dur adalah untuk mengenang jasa-jasanya sebagai pemimpin bangsa dan ulama besar.
Gus Dur memiliki banyak kontribusi dalam bidang politik, sosial, budaya, dan agama. Dia juga terkenal sebagai tokoh yang membela hak-hak minoritas, menghapus diskriminasi, dan menjaga persatuan Indonesia.
1. Peziarah bisa memohon berkah
Para pengunjung sering datang untuk berziarah dan memohon restu serta petunjuk spiritual dari Gus Dur. Mereka percaya bahwa dengan mendekati dan berdoa di dekat makam beliau, mereka akan mendapatkan keberkahan dan pemahaman yang lebih dalam tentang agama dan kehidupan.
makam Presiden ke-4 ini juga menjadi tempat pelajaran moral dan etika bagi generasi muda yang ingin mengikuti jejak kebijaksanaan beliau. Bagi pengikutnya, mereka percaya bahwa Gus Dur adalah orang yang saleh dan dekat dengan Allah SWT sehingga doa-doa mereka akan lebih mudah dikabulkan.
2. Menikmati suasana pesantren
Berziarah ke Makam Gus Dur juga bisa menjadi kesempatan untuk menikmati suasana pesantren yang kental dengan nuansa keislaman. Sedulur bisa melihat aktivitas para santri yang belajar dan mengaji di pondok-pondok. Sedulur juga bisa mengunjungi beberapa fasilitas pesantren seperti masjid, perpustakaan, museum, dan lain-lain.
3. Mengagumi arsitektur makam
Makam Presiden ke-4 ini juga memiliki arsitektur yang indah dan menarik. Kubah hijau yang menjadi ciri khasnya mencerminkan warna Islam dan NU. Ukiran kaligrafi yang menghiasi makam juga menunjukkan keindahan seni Islam. Selain itu, taman yang mengelilingi makam juga memberikan kesan yang sejuk dan nyaman.
4. Terdapat Museum Islam Indonesia
Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari sebuah museum yang didirikan untuk mengenang perjuangan dan kiprah KH Hasyim Asy’ari, salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Museum ini berlokasi di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Di dalamnya menyimpan berbagai koleksi sejarah, budaya, dan keagamaan yang berkaitan dengan KH Hasyim Asy’ari dan NU. Museum ini juga memiliki fasilitas pendidikan, penelitian, dan pengembangan yang bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai Islam Nusantara.
Wisata religi makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terletak di kompleks Pesantren Tebuireng seolah menjadi medan magnet bagi peziarah. Pasalnya, makam Gus Dur ini tak pernah sepi peziarah dari berbagai penjuru Indonesia. Sejak dulu terus dikunjungi ribuan peziarah setiap harinya.
Sebelum Gus Dur meninggal, sudah ada makam dua pahlawan nasional di komplek makam tersebut, yakni KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahid Hasyim. Dahulu, jumlah peziarah memang sudah banyak, namun tak sebanyak sekarang.