Pengertian Yaumul Mizan dan Pendapat Ulama Mengenainya

Yaumul Mizan adalah tahapan yang akan dihadapi oleh semua umat manusia sebelum menuju surga atau neraka. Yaumul Mizan artinya hari penimbangan semua amal perbuatan manusia semasa hidup di dunia. Setelah Yaumul Mizan, nantinya manusia akan menghadapi Yaumul Hisab atau hari perhitungan amal amal perbuatan manusia.  

Terdapat beberapa pendapat ulama terkait Yaumul Mizan tersebut. Berikut pengertian Yaumul Mizan beserta dalil dan juga pendapat beberapa ulama.

BACA JUGA : Pengertian Zina Muhsan Beserta Hukum, Dalil dan Bahayanya

Pengertian

yaumul mizan adalah
Kamus Mufradat

Yaumul Mizan adalah hari ditimbangnya semua amal baik dan buruk manusia untuk menerima keadilan dan permainan masing-masing. Yaum al-Mizan ini disebut juga dengan Yaum al-Hisab, yaitu hari diperhitungkannya seluruh perbuatan amal manusia, baik amal yang baik maupun amal yang buruk.

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dari Kementrian Agama RI, kata mizan berasal dari Bahasa Arab yang artinya timbangan amal. Maka Yaumul Mizan dapat diartikan sebagai hari penimbangan amal manusia antara perbuatan baik dari buruk semasa di dunia dan nantinya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.

Dalam Yaumul Mizan, nantinya manusia akan mendapat balasan sesuai dengan timbangan amalnya. Sekecil apapun perbuatan baik maupun buruk akan ditimbang di hari Yaumul Mizan tersebut.

BACA JUGA : Dalil Al Qur’an dan Hadist Tentang Perayaan Maulid Nabi!

Dalil hari Yaumul Mizan

yaumul mizan adalah
Freepik

1. Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 47

Mengenai timbangan dan keadilan perbuatan manusia sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 47 yang berbunyi.

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ

Artinya: “Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47).

2. Al-Qur’an surat Al Mu’minun ayat 102-104

Melalui hasil timbangan dari Yaumul Mizan tersebut, nantinya Allah swt akan memberikan balasan yang setimpal bagi manusia. Untuk orang-orang yang timbangan amal buruknya lebih berat daripada amal baiknya, maka Allah Swt sudah menyiapkan api neraka yang sangat panas baginya. Begitu pun sebaliknya. Allah Swt telah berfirman yang bunyinya. 

(102) فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

(103) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ

(104) تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ

Artinya : “Barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam. Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat.” (QS. Al Mu’minun: 102-104).

3. Al-Qur’an Surat Al-Zazalah

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

Artinya : Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

BACA JUGA : Nikah Siri adalah: Pengertian, Dampak & Hukumnya di Indonesia

Pendapat tentang Yaumul Mizan

yaumul mizan adalah
Freepik

1. Pendapat pertama : Yang ditimbang adalah amal

Pendapat pertama perihal Yaumul Mizan mengatakan bahwa ketika hari Yaumul Mizan, hal yang ditimbang adalah amal. Pendapat ini didukung oleh hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah telah bersabda:

“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat dalam timbangan (pada hari Kiamat), dan dicintai oleh ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih): Subhaanallohi wa bihamdihi dan Subhanallohil ‘Azhim.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6406, 6682, dan Muslim, 2694).

Pendapat ini yang dipilih oleh Ibnu Hajar bahwa yang dipertimbangkan adalah amal sebagaimana sabda Rasulullah saw yang artinya :

“Tidak ada sesuatu yang lebih berat ketika ditimbang (di hari Kiamat) daripada akhlak yang mulia.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad, no. 270 dan dinilai shohih oleh al-Albani dalam Shahiih al-Adab al-Mufrad, no. 204).

2. Pendapat kedua : yang ditimbang adalah orangnya

Pendapat kedua mengenai Yaumul Mizan adalah bahwa yang nantinya akan ditimbang adalah orangnya. Terdapat beberapa hadist yang menunjukkan hal ini. Berat maupun ringannya timbangan tergantung pada hidupnya, bukan berdasarkan pada ukuran maupun bentuk tubuhnya. Hal ini juga pernah dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya:

“Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Bacalah..“Dan Kami tidak memiliki suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari Kiamat.” (QS. Al-Kahfi: 105). (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4729 dan Muslim, no. 2785)

‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu adalah seorang sahabat betisnya kecil. Tatkala ia mengambil gambar pohon untuk siwak, tiba-tiba angin berhembus dengan sangat kencang dan menyingkap pakaiannya, sehingga terlihatlah kedua telapak kaki dan betisnya yang kecil.

Para sahabat yang melihatnya pun terawa. Maka Rasulullah bertanya : “Apa yang sedang kalian tertawakan? Paa sahabat pun ,menjawab “Kedua betisnya yang kecil, wahai Nabiyullah.” Kemudian Rasulullah bersabda

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kedua betisnya itu di mizan nanti lebih berat dari pada gunung uhud.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya, I/420-421 dan ath-Thabrani dalam al-Kabiir, IX/75. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shohihah, no. 3192).

BACA JUGA : Doa dan Bacaan Maulid Nabi Lengkap Arab, Latin & Terjemahan

3. Pendapat ketiga : yang ditimbang adalah lembaran catatan amal

Diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan (yang artinya): “Sungguh Allah akan seseorang dari umatku di hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat di mana ketika itu dibentangkan 99 catatan catatan (dosa) milik.

Setiap gulungan panjangnya sejauh mata memandang, kemudian Allah berfirman: ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua catatan ini? Apakah para (Malaikat) pencatat amal telah menganiaya kamu?,’ Dia menjawab: ‘Tidak wahai Rabbku,’ Allah bertanya: ‘Apakah engkau memiliki udzur (alasan)?,’ Dia menjawab: ‘Tidak Wahai Rabbku.’

Allah berfirman: “Bahkan sesungguhnya memiliki satu-satunya kebaikan di sisi-Ku dan sungguh-sungguh pada hari ini engkau tidak akan dianiaya. Kemudian dikeluarkanlah sebuah kartu (bithoqoh) yang di dalamnya terdapat kalimat: Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang haq selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Lalu Allah berfirman: ‘Hadirkan timbanganmu.’ Dia berkata: ‘Wahai Rabbku, apalah artinya kartu ini dibandingkan seluruh gulungan (dosa) itu?,’ Allah berfirman: ‘Sungguh kamu tidak akan dianiaya.’ Kemudian diletakkanlah gulungan-gulungan tersebut pada satu daun timbangan dan kartu itu pada daun timbangan yang lain. Maka gulungan-gulungan (dosa) tersebut terangkat dan kartu (laa ilaaha illallah) lebih berat. Demikianlah tidak ada satu pun yang lebih berat dari sesuatu yang Anda miliki Nama Allah.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2639, Ibnu Majah, no. 4300, Al-Hakim, 1/6, 529, dan Ahmad, no. II/213. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam Silsilah Ahaadiits ash- Shahihah, no.135) Pendapat terakhir yang dipilih oleh al-Qurthubi. Beliau mengatakan, “Yang benar, mizan menimbang berat atau ringannya buku-buku yang berisikan catatan amal…” (At-Tadzkirah, hal. 313).

BACA JUGA : Doa Sakit Gigi Sesuai Ajaran Rasulullah SAW Beserta Artinya

Perbedaan Yaumul Mizan dan Yaumul Hisab

 

Freepik

Yaumul Mizan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Yaumul Mizan artinya adalah hari pertimbangan semua amal baik dan buruk yang manusia lakukan. Di Yaumul Mizan nanti, setiap orang ditimbang kebaikan dan keburukannya selama di dunia, dan ditimbang dengan seadil-adilnya tidak akan ada kurang atau lebihnya.

Yaumul Hisab

Yaumul Hisab adalah hari perhitungan bagi amal manusia, semua amal tersebut akan dihitung baik itu amal baik atau amal buruk. Baik yang kecil maupun yang besar semuanya akan dihitung, yang mana setelah semua amal tersebut dihitung manusia akan diberikan balasan di Yaumul Jaza sesuai dengan apa yang telah diperbuat selama hidup di dunia.

Maka dapat disimpulkan bahwa Yaumul Mizan adalah hari penimbangan semua amal manusia. Sedangkan Yaumul Hisab adalah perhitungan amal manusia.

Demikianlah penjelasan tentang pengertian Yaumul Mizan, dalil dan juga pendapat para ulama. Sebagai muslim, sudah sepatitnya kita memperbanyak amal kebaikan untuk persiapan penimbangan amal di Yaumul Mizan kelak. 

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.