Apakah Sedulur tahu yang dimaksud dengan urgensi? Secara umum, istilah ini memiliki makna yang berkaitan dengan kepentingan atau sesuatu yang mendesak. Adapun urgensi adalah istilah yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam ranah hukum dan politik. Misalnya digunakan untuk menyebut suatu isu atau permasalahan yang dianggap mendesak dan penting untuk segera ditangani. Oleh karena itu, penting bagi Sedulur memahami arti dari istilah satu ini.
Lantas, apa sebenarnya arti dari kata urgensi? serta bagaimana contoh urgensi dalam kehidupan sehari-hari dan cara mengatasinya? Berikut ini Super telah merangkum informasi lengkap tentang urgensi, mulai dari pengertian, jenis-jenis, cara mengatasi, dan contohnya. Yuk, langsung disimak informasi lengkapnya!
BACA JUGA: Psikologi adalah: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Manfaatnya
Pengertian urgensi adalah
Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih jauh, tak ada salahnya untuk menyimak pengertian dari istilah urgensi termasuk asal katanya.
Menurut Jurnal Hikmah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Padangsidimpuan sebagaimana dikutip dari Detik.com, urgensi berasal dari kata bahasa Latin yaitu ‘urgere’ yang artinya mendorong. Istilah urgensi dalam bahasa Indonesia juga disebut merupakan bentuk serapan dari bahasa Inggris, yaitu ‘urgent’ yang merupakan kata sifat dan memiliki arti keadaan yang menuntut adanya aksi atau perhatian segera.
Di sisi lain, dikatakan bahwa urgensi dibentuk dari kata dasar ‘urgen’ yang mendapat akhiran ‘i’ dan memiliki arti sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang peran utama atau unsur sangat penting. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengertian urgensi adalah keharusan yang mendesak atau hal yang sangat penting.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahwa urgensi adalah istilah yang merujuk pada sesuatu yang sangat penting dan mendesak sehingga membutuhkan perhatian segera. Adapun istilah ini umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kata urgensi juga banyak dijumpai dalam diskusi atau pembahasan dalam ranah politik dan hukum.
BACA JUGA: Pengertian Deep Talk Serta Manfaat Emosional & Psikologisnya
Jenis-jenis urgensi
Disinggung sebelumnya bahwa istilah urgensi banyak digunakan dalam ranah politik dan hukum. Hal ini sekaligus menandakan bahwa urgensi tidak sekadar merujuk pada keadaan darurat yang harus segera ditangani, namun juga sesuatu yang sangat penting. Dihimpun dari berbagai sumber, terdapat tiga jenis urgensi yang meliputi urgensi pendidikan Pancasila, urgensi identitas nasional, dan urgensi kewarganegaraan. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Urgensi Pendidikan Pancasila
Jenis urgensi yang pertama adalah urgensi dalam pendidikan Pancasila. Secara umum, urgensi pendidikan Pancasila maksudnya yaitu adanya kebutuhan akan pendidikan mengenai Pancasila agar seseorang tidak menyimpang dari jati diri bangsa.
Sebagai contoh pendidikan Pancasila di tingkat perguruan tinggi bertujuan untuk membekali mahasiswa sehingga memiliki pemahaman dan mampu menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam dirinya. Dengan demikian, mahasiswa memiliki pedoman dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari termasuk ketika berbaur dengan masyarakat.
Adapun tujuan pendidikan Pancasila juga tertuang dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang juga tercantum dalam SK Dirjen Dikti No.38/DIKTI/Kep/2003. Tujuan pendidikan Pancasila yang dimaksud adalah dapat menunjukkan tingkah laku yang mencerminkan iman serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta selalu mendahulukan kepentingan umum.
Terdapat sejumlah kompetensi yang diharapkan dapat tercapai melalui pendidikan Pancasila, berikut beberapa di antaranya.
- Memahami dan mendalami nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
- Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari maupun bermasyarakat.
- Memiliki sikap tanggung jawab sesuai dengan hati nurani.
2. Urgensi identitas Nasional
Jenis urgensi yang kedua adalah urgensi identitas nasional, yaitu kepribadian atau jati diri nasional yang membedakan bangsa yang satu dengan bangsa lainnya. Identitas nasional juga dijelaskan sebagai rasa memiliki terhadap suatu negara atau bangsa. Hal ini didasarkan pada prinsip suatu bangsa merupakan satu kesatuan utuh yang diwakili oleh tradisi, budaya, dan bahasa.
Urgensi identitas nasional sendiri dilandasi oleh pemikiran bahwa identitas nasional berperan sebagai pembentuk jati diri nasional. Urgensi identitas nasional ini tertuang dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2 mengenai tujuan pendidikan nasional, yaitu pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Selain itu, urgensi pendidikan nasional juga termuat dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang pasal 3 yang menyatakan beberapa tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
Kemudian yang ketiga adalah urgensi pendidikan kewarganegaraan, yaitu desakan untuk mewujudkan pembelajaran mengenai warga negara dengan tujuan agar setiap orang atau dalam hal ini adalah warga negara memiliki rasa kebangsaan dan cinta Tanah Air. Menurut Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, dan Pengajarannya, urgensi dalam pendidikan kewarganegaraan ini dilaksanakan dalam rangka pembentukan karakter generasi muda sehingga memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan menjadi warga negara yang percaya diri, mampu, dan berkomitmen.
Pendidikan kewarganegaraan sendiri disebut dimulai di Amerika Serikat pada 1790 sebelum akhirnya diterapkan di Indonesia mulai 1957 dengan nama civid education. Berikutnya pada 1962 diterjemahkan menjadi kewarganegaraan dan kemudian disebut Pendidikan Kewarganegaraan pada 1968.
BACA JUGA: Apa itu Resesi? Pengertian, Penyebab dan Dampaknya
Cara mengatasi urgensi
Telah diketahui bersama bahwa istilah urgensi berasal dari kata bahasa Inggris yaitu “urgent” yang merujuk pada keadaan darurat atau keadaan yang menuntut perhatian segera. Kata “urgent” kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi urgen atau urgensi.
Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa urgensi merupakan situasi yang harus segera ditangani atau mendapat perhatian. Secara umum, cara mengatasi situasi urgen berkaitan erat dengan konsep manajemen krisis. Apa itu?
Dikutip dari laman DJKN Kementerian Keuangan, manajemen krisis adalah strategi responsif untuk menghadapi kejadian krisis yang datang secara tiba-tiba. Terdapat tiga tahapan dalam manajemen krisis, yaitu pre crisis, response to the crisis, dan post crisis. Berikut penjelasan untuk masing-masing tahapan.
1. Tahapan pertama: pre crisis
Tahapan pertama adalah pre crisis, yaitu mencegah potensi terjadinya krisis. Tahapan ini melibatkan perencanaan, merekrut dan melatih tim penanggulangan krisis, dan melakukan latihan atau simulasi untuk mengimplementasikan rencana tersebut. Dengan demikian, krisis dapat dicegah semaksimal mungkin.
Tak hanya itu, tahapan pre crisis ini juga dapat membantu menentukan langkah atau prosedur yang tepat. Sehingga nantinya dapat mencegah terjadinya krisis yang lebih besar di lain waktu.
2. Tahapan kedua: response to the crisis
Tahapan kedua adalah response to the crisis, yakni bagaimana menanggapi krisis yang sedang terjadi saat ini, di mana rencana penanganan krisis yang sebelumnya sudah disusun benar-benar diimplementasikan. Oleh karenanya, sangat penting untuk menyusun strategi penanganan krisis secara matang pada tahapan pre crisis. Sehingga ketika krisis itu benar-benar terjadi, strategi yang telah disusun dapat langsung diterapkan.
3. Tahapan ketiga: post crisis
Terakhir adalah post crisis. Sederhananya, tahap post crisis adalah tahapan di mana krisis sudah mulai teratasi atau berlalu, akan tetapi proses penanggulangan krisis masih tetap berlanjut. Tahap ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi atas strategi yang sudah dilakukan dalam menanggulangi krisis. Hal ini sekaligus akan membantu dalam mempersiapkan strategi yang lebih baik ketika menghadapi krisis serupa di kemudian hari.
BACA JUGA: Separatisme adalah Sebuah Gerakan untuk Memisahkan Diri
Contoh urgensi
Untuk membantu Sedulur lebih memahami tentang apa itu urgensi, berikut ini Super juga telah merangkum beberapa contoh urgensi dalam kehidupan sehari-hari yang dikutip dari berbagai sumber. Contoh-contoh urgensi ini meliputi urgensi agama, urgensi psikologi agama dalam pendidikan, urgensi dalam mempelajari sejarah, dan urgensi budaya tertib dalam berlalu lintas. Berikut uraian selengkapnya.
1. Urgensi Agama
Contoh yang pertama adalah urgensi agama. Dilansir jurnal UIN Antasari sebagaimana dikutip dari Detik, urgensi agama sangat strategis bagi kehidupan manusia terutama untuk memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Maksudnya adalah, agama memiliki fungsi sebagai kontrol sekaligus petunjuk bagi pemeluknya untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Sebab, selain menjadi identitas, menjalankan perintah agama juga merupakan kewajiban bagi manusia.
2. Urgensi Psikologi Agama dalam Pendidikan
Contoh berikutnya adalah urgensi psikologi agama dalam pendidikan. Apa maksudnya? Menurut jurnal Urgensi Psikologi Agama dalam Pendidikan yang ditulis Al Adyan, psikologi agama mempelajari tentang pengaruh agama terhadap tingkah laku seseorang. Hal ini dikarenakan cara seseorang berpikir, bersikap, dan bertingkah laku tidak dapat dipisahkan dari keyakinan yang dianutnya. Dengan kata lain, keyakinan ini membentuk karakter di dalam dirinya yang diwujudkan dengan tingkah laku sehari-hari.
3. Urgensi dalam Mempelajari Sejarah
Kemudian adalah urgensi dalam mempelajari sejarah. Dalam jurnal Pentingnya Sejarah bagi Generasi Muda yang ditulis oleh Dana Rizki Firdaus, sejarah memiliki peran penting sebagai bahan pembelajaran. Sebab, sejarah dapat memberikan pemahaman tentang asal-usul hingga berbagai peristiwa penting yang menunjukkan perjuangan bangsa. Sehingga mempelajari sejarah juga sekaligus dapat membentuk rasa cinta kepada bangsa atau Tanah Air.
4. Urgensi Budaya Tertib dalam Berlalu Lintas
Terakhir adalah urgensi budaya tertib dalam berlalu lintas. Ketertiban dalam berlalu lintas memiliki dampak besar termasuk mencegah terjadinya kecelakaan. Seperti yang diketahui, pengendara diwajibkan untuk mematuhi rambu lalu lintas yang tidak hanya berdampak pada kelancaran arus lalu lintas namun juga mengantisipasi kecelakaan.
Di sisi lain, seorang pengendara kendaraan bermotor juga diwajibkan untuk memiliki dan membawa kelengkapan dokumen saat berkendara. Dokumen-dokumen itu di antaranya meliputi Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Demikian tadi pembahasan mengenai urgensi. Dapat disimpulkan bahwa urgensi adalah istilah yang lekat dengan sesuatu atau keadaan yang menuntut dilakukannya penanggulangan segera. Selain itu juga telah dipaparkan jenis-jenis urgensi beserta contoh dan cara mengatasinya. Nah, semoga artikel ini dapat membantu Sedulur memahami apa itu urgensi, ya!
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.