Tata surya merupakan sekumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari. Semua objek ini terikat oleh gaya gravitasi. Bumi sebagai planet yang ditinggali termasuk dalam bagian sistem tata surya.
Tata surya sendiri terbagi lagi dalam beberapa bagian penting. Mulai dari matahari, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan sebaran sabuk kuiper serta piringan di bagian terluarnya. Bila ingin lebih memahami tentang sistem ini, simak penjelasan di bawah ini.
BACA JUGA: Karakteristik Benua Asia serta Luas Wilayah dan Negara-negaranya
1. Definisi tata surya
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas matahari dan semua objek yang berputar mengelilinginya. Objek yang berputar itu adalah planet yang telah diketahui dengan orbit berbentuk elips dengan banyak ukuran serta satelit alami. Selain itu, ada juga jutaan benda langit seperti meteor, komet, hingga dalam sistem tata surya asteroid terletak diantara benda langit lainnya.
Semua objek tersebut berputar mengelilingi matahari berkat gravitasi. Dari sekian benda langit yang mengitarinya, ada benda langit yang paling besar ukurannya dan dinamakan planet. Matahari sebagai pusat tata surya mempunyai karakteristik memiliki medan gravitasi yang besar.
Sebagai pusat di sistem tata surya kita disebut galaksi Bima Sakti, terdapat delapan planet besar, planet katai atau dwarf planet, jutaan asteroid dan komet yang mengitari matahari. Secara bersamaan, benda tersebut membentuk tata surya yang menempati angkasa dengan diameter 15 triliun kilometer.
Ada bagian paling dekat dengan matahari dan merupakan bagian dari sistem yang berbentuk piringan yang menjadi area berbagai benda langit ini. Ada juga bagian lain yang jauh dari matahari dan dinamakan sebagai awan Oort. Benda ini berbentuk seperti bola yang menjadi tempat kedudukan komet.
2. Teori pembentukkan sistem tata surya
Secara umum, definisi tata surya adalah kumpulan benda langit yang berputar saling mengelilingi. Ada definisi lain yang dikemukan oleh para tokoh terkenal dengan beragam teorinya masing-masing. Arti ini mencakup tentang pembentukan dan cara kerja sistem tata surya terdiri atas di alam semesta.
1. Teori Planetesimal oleh Thomas C. Chamberlain & Forest R. Moulton
Thomas C. Chamberlin merupakan seorang ahli geologi sedangkan Forest R. Moulton adalah seorang astronom. Kedua ahli ini menyimpulkan jika sistem tata surya terbentuk karena adanya benda langit yang lewat cukup dekat dengan matahari pada saat pembentukan matahari. Akibat dari kedekatan objek langit dengan matahari yang mengakibatkan munculnya tonjolan dalam permukaan matahari.
Adanya bantuan bintang terdekat dengan matahari memberikan efek gravitasi sehingga terbentuk dua lengan spiral yang memanjang pada matahari. Sebagian besar materi tersebut akan tertarik kembali. Lalu sebagian benda langit lainnya, akan tetap berada di orbit. Mendingin dan memadat sehingga menciptakan benda berukuran kecil dan dinamakan dengan planetesimal.
2. Teori Awan Debu oleh Carl Von Weizsaeker & Gerrad P Kuiper
Setelah munculnya teori planetesimal, kemudian muncul Teori Awan Debu yang dikenalkan oleh Carl Von Weizsaeker dan Gerrad P Kuipers. Menurut kedua ahli ini, sistem tata surya terdiri dari gumpalan gas dan debu yang mengalami penyumbatan. Saat mengalami penyumbatan, partikel debu tertarik masuk ke bagian pusat awan sehingga membentuk gumpalan bola dan selanjutnya terikat membentuk cakram tebal pada bagian tengah dan tepinya yang tipis.
Bagian partikel yang berada dibagian tengah cakram kemudian akan menekan dan menimbulkan panas serta berpijar. Bagian tengah inilah yang dinamakan dengan matahari. Di bagian luar, akan berputar sangat cepat dan akhirnya terpecah membentuk gumpalan yang lebih kecil dan terikat lalu membeku. Bagian inilah yang dinamakan planet.
3. Teori Nebula atau Teori Kabut oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace
Dunia sains terus berkembang di masa itu. Penemuan mengenai pembentukan sistem tata surya mulai bermunculan. Tak lama setelah Teori Awan Debu, muncul Teori Nebula oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace. Menurut dua peneliti ini, sistem tata surya terdiri atas matahari dan planet. Menurut mereka, pembentukan tata surya melalui proses yaitu matahari dan planet berasal dari kabut berpijar yang menyerupai bola dan terikat di dalam jagat raya.
Semakin hari, bola yang besar tersebut akan mengecil dan putarannya semakin cepat. Akibatnya, bola itu mendekat di kutubnya dan melebar di bagian equatornya. Massa kabut gas akan menjauh dari gumpalan inti dan selanjutnya membentuk gumpalan sebagai cikal bakal terbentuknya planet dan satelit. Bagian tengahnya yang berpijar akan membentuk gas dan disebut dengan matahari seperti yang dirasakan panasnya sampai saat ini.
BACA JUGA: Ramalan Lengkap Shio Kerbau, Diprediksi Banyak Uang di 2022
3. Anggota
Sebagian astronom sepakat jika anggota tata surya ini mulai matahari hingga asteroid paling kecil terbentuk dari awan gas dan debu yang sangat besar. Kemudian, benda ini berputar sampai dinamakan dengan nebula matahari. Sekitar 500 juta tahun kemudian saat pembentukkan sistem tata surya hampir selesai, hanya ada 0,002% nebula matahari awal yang tertinggal. Selebihnya, terlempar hingga angkasa luar.
Dalam suatu sistem tata surya, memiliki banyak benda langit yang mengelilinginya. Kemudian, bagian dari langit tersebut berjalan sesuai dengan struktur yang secara teratur dan saling melengkapi sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada anggota planet lainnya.
4. Gambar sistem tata surya
1. Matahari
Sebagai pusat tata surya di alam semesta, matahari mempunyai peranan penting untuk kelangsungan makhluk hidup yang tinggal di Bumi. Matahari merupakan komponen utama dalam tata surya dan memiliki ukuran sebesar 332.830 massa bumi. Memiliki massa sebesar itu membuat matahari menimbulkan kepadatan inti yang besar sehingga bisa mendukung kesinambungan fungsi nuklir dan menciptakan sejumlah energi besar.
Matahari tersusun atas beberapa bagian. Mulai bagian inti yang memiliki suhu 14 juta Kelvin dan fotosfer yang memiliki energi panas hingga 6.000 kelvin dan memiliki ketebalan 300 km. Lalu, adapula kromosfer lapisan di bagian atmosfer dengan suhu 4.500 Kelvin dengan memiliki ketebalan 2.000 kilometer.
Ada juga korona yang merupakan lapisan luar matahari yang tidak memberikan energi panas. Suhu pada lapisan ini mencapai 1 juta Kelvin dan memiliki ketebalan mencapai 700.000 km. Sehingga, energi panas yang ditimbulkan matahari memungkinkan adanya kehidupan yang lebih baik di Bumi.
2. Planet
Selain matahari yang menjadi pusat sistem tata surya, ada lagi planet yang merupakan anggota benda langit dengan bentuk, ukuran, dan warna yang khas. Dalam Bima Sakti, diketahui ada 7 planet yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Setiap planet mempunyai beberapa perbedaan. Tidak hanya soal massa, bentuk, dan ukuran, namun juga soal jarak orbit dan lokasinya. Inilah yang menjadi faktor penggolongannya.
BACA JUGA: Pengertian Qada & Qadar dan Hikmah Mengimaninya Dalam Islam
5. Penggolongan planet sesuai jarak orbit dengan matahari
Dalam gambaran sistem tata surya, delapan planet ini mempunyai beberapa perbedaan massa, ukuran, hingga bentuk. Kedelapan planet ini mempunyai jarak orbit dengan matahari yang berbeda dan membuatnya diklasifikasikan menjadi planet dalam dan planet luar.
Planet dalam
Disebut dengan planet dalam karena mempunyai orbit sangat dekat dengan matahari. Beberapa planet yang masuk dalam planet yang dekat dengan matahari antara lain Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Keempat planet ini mempunyai orbit dan jarak yang cukup dekat dengan matahari.
Planet luar
Biasanya planet yang berada jauh di luar orbit matahari memiliki suhu yang ekstrem. Planet tersebut antara lain, Jupiter, Saturnus, Uranus dan terakhir Neptunus dan mempunyai jarak orbit dengan matahari yang sangat jauh.
6. Planet di Bima Sakti
1. Merkurius
Bisa dikatakan jika planet ini sangat gersang dan panas. Planet Merkurius sendiri termasuk dalam golongan planet dalam dan sangat dekat orbitnya dengan matahari. Jarak Merkurius dengan matahari hanya sekitar 58 juta kilometer. Jadi, bisa dibayangkan betapa panasnya suhu yang ada planet yang satu ini.
Permukaan planet ini menyebarkan energi panas dan kering. Merkurius akan bergerak mengelilingi matahari 1 kali putaran dalam waktu 88 hari dengan periode rotasinya hanya mencapai 59 hari. Tidak hanya itu, merkurius tidak memiliki satelit yang mengitarinya. Berbeda dengan Bumi yang memiliki Bulan.
2. Venus
Venus merupakan planet kedua terpanas setelah Merkurius dalam sistem tata surya Bima Sakti. Planet ini dijuluki dengan sebutan bintang fajar, bintang sore, dan bintang kejora. Suhu pada planet Venus mencapai suhu 900 derajat Fahrenheit atau 465 derajat Celcius. Kemudian, arah rotasinya berbeda dengan planet lain alias berlawanan dan memiliki jarak lebih 67 juta mil dari matahari.
3. Bumi
Bumi merupakan planet paling dinamis dan dapat mendaur ulang dirinya sendiri. Dengan suhu dan tekanan pada Bumi sangat memungkinkan munculnya sumber air. Air ini bisa disulap menjadi benda gas, benda padat, dan benda cair. Menyoal diameternya, Bumi memiliki 12.700 km dan berevolusi selama 365,25 hari rotasinya dalam waktu 24 jam.
4. Mars
Planet ini dijuluki sebagai planet merah sebab permukaanya terlihat merah saat dilihat dari Bumi. Tidak hanya itu, warna merah yang dihasilkan bersumber dari oksida besi yang komposisi atmosfernya terdiri atas karbon dioksida, nitrogen, argon, oksigen, dan uap air. Jarak Mars dengan matahari adalah sekitar 228 juta km. Planet ini mempunyai dua buah satelit yaitu Phobos dan Deimos.
5. Jupiter
Jupiter termasuk sebagai planet terbesar dalam tata surya kita adalah yang disebut dengan Bima Sakti. Jupiter mempunyai garis tengah pada permukaannya sekitar 142.860 km dan mempunyai volume sekitar 1.300 kali lebih besar dari volume Bumi. Proses rotasi membutuhkan waktu 9,8 jam atau sekitar 2,5 kali lebih cepat dibandingkan dengan Bumi dengan durasi revolusinya sekitar 12 tahun
6. Saturnus
Saturnus dinamakan sebagai planet tercantik karena mempunyai cincin-cincin indah yang ada di bagian sampingnya. Cincin ini terbentuk dari gas beku dan butiran debu yang menurut para peneliti adalah peninggalan dari satelit yang terdahulu.
7. Uranus
Uranus merupakan planet yang pertama kali ditemukan dengan memakai alat bantu teleskop. Meski demikian, Uranus termasuk dalam planet ketujuh dalam sistem tata surya. Planet ini memiliki ukuran 4 kali bumi dan mempunyai 27 buah satelit.
Tidak hanya itu, Uranus termasuk sebagai planet terdingin dengan suhu terendah yang mencapai -224 derajat Celcius. Sementara itu, jarak Uranus dengan matahari pun sangat jauh yakni sekitar 1,8 miliar mil atau 2,9 milar km. Planet ini membutuhkan 17 jam Bumi untuk berotasi pada porosnya serta membutuhkan waktu 84 tahun Bumi untuk mengorbit Matahari.
8. Neptunus
Neptunus merupakan planet terakhir dalam sistem tata surya Bima Sakti. Di area permukaan planet ini sering terjadi angin badai. Karena hal ini, banyak orang yang menyebutnya sebagai planet berangin. Saking dinginnya, planet ini mempunyai jarak cukup jauh dengan matahari yaitu sekitar 4-500 juta km. Menyoal revolusi, planet ini membutuhkan waktu sekitar 165 tahun serta durasi rotasi selama 16 jam.
Meskipun sudah tidak mempelajari tentang planet setelah lulus dari bangku sekolah, ada banyak hal baru yang ditemukan oleh ilmuan di sistem tata surya ini. Ikuti perkembangan dan update-nya agar bisa kamu dapatkan dan dipahami.