Sejarah Perayaan Tahun Baru, Dulu Dirayakan di Bulan Maret!

Tahun baru menjadi salah satu momen penting yang dirayakan oleh sebagian masyarakat dunia. Momen pergantian tahun ini diperingati setiap tanggal 31 Desember hingga 1 Januari. Namun, menurut sejarah perayaan tahun baru, ternyata peringatan ini tidak dilangsungkan pada tanggal-tanggal tersebut, lho.

Saat merayakan tahun baru, orang-orang akan mengisinya dengan pesta kembang api, makan beramai-ramai, dan membuat resolusi untuk tahun berikutnya. Selain itu, ada juga yang berkumpul bersama keluarga, memasak daging babi, hingga membuat puding nasi dengan isian kacang almond.

Bagaimana sejarah perayaan tahun baru yang sebenarnya? Berikut adalah informasi selengkapnya!

BACA JUGA: 15 Resep Kue Natal Paling Favorit dan Populer Yang Praktis

Sejarah perayaan tahun baru  

sejarah perayaan tahun baru
iStock

Dilansir dari situs History, perayaan tahun baru yang pertama kali diyakini sudah ada sekitar 4.000 tahun yang lalu di Babilonia. Sementara menurut Encyclopaedia Britannica, festival perayaan tahun baru pertama kali dilangsungkan pada sekitar tahun 2.000 Sebelum Masehi (SM) di Mesopotamia. 

Kala itu, masyarakat Babilonia merayakan tahun baru pada akhir bulan Maret. Perayaan tahun baru tersebut dirayakan di bulan Maret karena pada masa itulah terjadi pergantian musim. Bila Kekaisaran Babilonia merayakan tahun baru pada saat adanya ekuinoks musim semi di bulan Maret, maka Kekaisaran Asyur atau Asiria merayakan tahun baru saat adanya ekuinoks musim gugur di pertengahan bulan September.

Sementara itu, orang-orang Mesir, seperti Bangsa Persia dan Fenisia, merayakan tahun baru pada saat ekuinoks musim gugur atau pada tanggal 21 September. Sedangkan orang-orang Yunani, mereka merayakan tahun baru saat adanya ekuinoks matahari musim dingin pada 21 Desember. 

Perbedaan juga terjadi pada kalender Romawi kuno. Bagi mereka, awal tahun baru adalah tanggal 1 Maret, karena pada kalender Romawi kuno yang dibuat oleh raja Roma pertama, Romulus, hanya ada 10 bulan dan 304 hari dalam satu tahun yang dimulai pada bulan Maret. 

Sejarah perayaan tahun baru 1 Januari

sejarah perayaan tahun baru
iStock

Sejarah perayaan tahun baru pada 1 Januari mulai dilakukan pertama kali pada abad ke-46 SM, pada masa kekuasaan Kaisar Romawi bernama Julius Caesar. Ia mengganti sistem kalender yang dibuat oleh Romulus dan mendesain kalender baru dengan bantuan Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, Mesir. 

Berdasarkan saran dari Sosigenes, penanggalan baru dibuat mengikuti revolusi matahari, sama seperti yang dilakukan orang Mesir kuno. Oleh karena itu, tanggal 1 Januari resmi ditetapkan sebagai hari pertama tahun, dengan lama waktu 365 seperempat hari dalam satu tahun. 

Penamaan ‘Januari’ diambil dari nama seorang dewa dari Mitologi Romawi yang bernama Dewa Janus. Ia merupakan sosok dengan dua wajah yang menghadap ke depan dan ke belakang. Wujud itulah yang membuat masyarakat Romawi yakin bahwa Dewa Janus merupakan dewa permulaan dan dewa penjaga pintu masuk.

Julius Caesar akhirnya menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM dan membuat tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Guna menghormati Dewa Janus, orang-orang Romawi juga mengadakan perayaan di setiap tanggal 31 Desember tengah malam untuk menyambut tanggal 1 Januari. Penanggalan ini dikenal dengan nama Kalender Julian.

Perayaan tahun baru Masehi di beberapa negara

sejarah perayaan tahun baru
iStock

Setiap negara memiliki perayaan tahun baru yang berbeda-beda. Dilansir dari laman History, orang-orang Romawi kuno merayakan tahun baru dengan mendekorasi rumah, mengadakan pesta, dan mempersembahkan korban kepada Dewa Janus.

Kini, setiap negara memiliki tradisi unik yang berbeda untuk menyambut dan merayakan tahun baru. Beberapa negara tersebut, adalah:

1. Spanyol

Bagi masyarakat di Spanyol, tahun baru identik dengan memakan selusin buah anggur. Hal ini karena anggur merupakan lambang harapan untuk 1 tahun yang akan datang. Sementara itu, orang-orang di negara Kuba, Austria, Hongaria dan Portugal, akan merayakan tahun baru dengan menyantap babi, karena dianggap sebagai lambang kemakmuran dan kemajuan.

2. Indonesia

Di Indonesia sendiri, perayaan tahun baru dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga, teman, dan orang-orang di sekitar rumah. Orang-orang akan begadang di malam tanggal 31 Desember untuk menyambut pergantian tahun ke tanggal 1 Januari. Selain menyalakan kembang api, orang-orang akan melakukan bakar-bakaran, seperti jagung, sosis, dan daging. Beberapa camilan ringan juga disajikan untuk teman bersenda gurau.

Nah, bagi Sedulur yang akan menyambut tahun baru 2023 nanti. Ada beberapa rekomendasi camilan ringan yang bisa menjadi teman begadang bersama keluarga dan orang-orang sekitar. Snack basreng dan makaroni pedas Udalado dengan citarasa khas Nusantara akan membuat mata melek, anti ngantuk, dan tentunya tahan lama. Ingin tahu belinya dimana? Di Aplikasi Super jawabannya. Buktikan sendiri kalau gak percaya! 

BACA JUGA: Udalado, Camilan Enak Citarasa Khas Nusantara!

3. Swedia dan Norwegia

Sementara itu, masyarakat di Swedia dan Norwegia akan merayakan tahun baru dengan sajian puding nasi yang berisi kacang almond. Bila seseorang menemukan kacang almond di dalam puding nasi tersebut, maka ia akan mendapatkan keberuntungan selama 1 tahun ke depan.

Perbedaan waktu perayaan tahun baru berdasarkan kalender agama dan budaya

sejarah perayaan tahun baru
iStock

Meskipun sebagian besar masyarakat dunia merayakan tahun baru pada malam 31 Desember hingga 1 Januari, perbedaan waktu perayaan tahun baru tetaplah ada. Perbedaan ini didasarkan pada kalender agama dan budaya masing-masing masyarakat.

  • Di kalender agama Yahudi, perayaan tahun baru dimulai pada Rosh Hashana, atau hari pertama bulan Tishri, yang jatuh di antara tanggal 6 September hingga 5 Oktober.
  • Di kalender agama Islam, tahun baru Hijriyah dimulai pada bulan Muharram.
  • Tahun baru Imlek dirayakan  secara resmi selama sebulan, yakni dari akhir Januari atau awal Februari.
  • Di India selatan, tahun baru dirayakan oleh orang Tamil pada titik balik matahari musim dingin.
  • Di Thailand, tahun baru dirayakan pada bulan Maret dan April.
  • Di Tibet, tahun baru dirayakan pada bulan Februari

Demikian informasi terkait sejarah perayaan tahun baru yang ternyata dulunya ada di bulan Maret. Semoga informasi ini semakin menambah wawasan Sedulur tentang tradisi-tradisi yang dijalankan masyarakat hingga saat ini.

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.