Mengenal Ritual Santhara, Berpuasa Hingga Menuju Kematian

Ritual santhara mendapat sorotan secara nasional akibat peristiwa Keluarga di Kalideres yang ditemukan tewas. Pada awal peristiwa ramai, memecahkan teka teki penyebab kematian menjadi prioritas. Seiring berjalannya penyidikan, muncul dugaan yang menjadi penyebab utama.

Dugaan tersebut yaitu ritual santhara. Lantas seperti apa itu santhara? Mengapa sangat erat kaitannya dengan kematian dari Keluarga di Kalideres? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

BACA JUGA: Tasawuf adalah: Pengertian, Sejarah, Prinsip, Aliran & Bentuk Ajarannya

Apa itu ritual santhara?

Bingkai Nasional

Ritual santhara adalah praktik mengurangi asupan makanan dan air secara bertahapan dengan tujuan mengakhiri hidup agar dapat mencapai moksha. Moksha sendiri erat kaitannya dengan tradisi dan kepercayaan dalam ajaran Buddha.

Tradisi ini telah ada sejak 300 tahun yang dilakukan oleh Komunitas Jain di India, dipercacay dan dianggap sebagai turunan dari ajaran Hindu dan Buddha itu sendiri. Di dalam kitab suci Jain, ritual ini merupakan cara kematian yang damai, tenang dan bermartabat.

Ritual ini diyakini dapat membantu seseorang mencapai aktualisasi diri dan pembebasan spiritual. Praktik ritual dikenal dengan istilah lain yaitu: ritual sallekhana, samadhi-marana, dan sanyasana-marana. Ritual ini pun berkaitan erat dengan ajaran santhara. Lantas seperti apa ajaran santhara itu sendiri?

Ajaran santhara

ritual santhara
tvOne News

Ritual santhara berkaitan erat dengan ajarannya. Ajaran santhara merupakan salah satu ujian spiritualitas dengan level tertinggi. Ritual dalam ajaran ini termasuk dalam ritual kuno yang dilakukan oleh sekte Jain, telah diterapkan dan dilakukan dari beberapa ratus tahun yang lalu.

Tujuan dari ajaran ini untuk menghilangkan semua nafsu dan mempersiapkan jalan yang murni menuju kematian. Yuva Mahasabha Sachin Jain, sebagai Presiden Jain di India, menjelaskan bahwa santhara adalah jalan untuk mencapai moksha.

Moksha merupakan cara untuk menghargai hidup dan mati, moksha sendiri berkaitan erat dengan ajaran Buddha. Ajaran Santhara merupakan sebuah simbol penyerahan diri dengan meninggalkan hal-hal duniawi untuk mencapai puncak ketenangan. Niat spiritual merupakan tujuan utama.

Pelaku ritual santhara

Pikiran Rakyat

Dalam kitab suci Jain, praktik atau ritual santhara hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang telah mencapai keadaan tertentu. Maka dari itu, individu atau pelaku dari praktik ini harus memenuhi keadaan sebagai berikut:

  • Setelah mencapai usia tua atau dengan menderita penyakit terminal yang tampak sudah dekat dengan kematian
  • Jika ada kesulitan untuk melakukan fungsi tubuh normal.
  • Jika orang tersebut telah memenuhi semua tanggung jawabnya terhadap keluarganya.
  • Orang tersebut harus secara sukarela memilih Santhara dalam kesehatan mental dan emosional yang baik.
  • Jika seseorang ingin menghilangkan karma buruknya yang telah dia lakukan selama hidupnya.
  • Jika orang tersebut sangat percaya pada Tuhan dan agama
  • Telah diberikan izin dari anggota keluarga dan kerabat atau dalam situasi di mana keluarga telah menyetujui untuk berlatih Santhara.
  • Jika seseorang memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai moksha.

Hal yang perlu dilakukan sebelum ritual

ritual santhara
Konten Islam

Bagi seorang individu yang akan melakukan ritual santhara, seseorang tersebut telah bulat untuk melakukan ritual, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum ritual di lakukan. Beberapa hal tersebut yaitu:

  • Mengumumkan diri di depan umum bahwa dirinya akan melakukan praktik santhara.
  • Meminta maaf kepada semua orang atas luka yang disebabkan oleh dirinya selama hidup. Praktik ini dikenal dengan istilah “muchhami dukkadam”.
  • Mengambil sumpah santhara setelah diskusi dengan seorang yang suci tentang kondisi dirinya
  • Memaulai meditasi dan mencoba melihat ke dalam jiwanya.
  • Kemudian, perlahan secara bertahap menahan diri dari makanan dan minuman hingga jiwanya meninggalkan tubuh dan mencapai moksha.

Pro-kontra praktik santhara

BBC News

Di masa lalu, praktit dan ritual santhara merupakan praktik tradisional yang banyak dilakukan. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, praktik ini mengalami penurunan. Hal ini juga yang terjadi pada Komunitasi Jain yang menjalankan praktik ini.

Di India sendiri, praktik ini mengalami pro kontra, negara yang memiliki banyak penganut Jain. Bahkan Pengadilan Tinggi Rajashan di India, menyatakan bahwa praktik ini merupakan praktik ilegal yang digolongkan sebagai jenis percobaan bunuh diri.

Maka dari itu, pemerintah India pun melakukan pelarangan untuk melakukan praktik ini. Namun di sisi lain, penganutnya menganggap bahwa praktik ini merupakan praktik yang dapat membuat seseorang mencapai moksha dengan sukarela, damai dan tenang.

Bahkan dipercaya bahwa seseorang dapat meninggal dunia jika segala tanggung jawab dan kewajibannya di dunia telah mencapai moksha. Karena santhara merupakan praktik yang tidak mengandung unsur kekerasan dan jauh berbeda dengan tindakan bunuh diri. Hal tersebut yang dipercayai.

Keluarga di Kalideres adalah pengikut ajaran santhara

ritual santhara
Radar Solo

Peristiwa tewasnya kelurga di Kalideres berkaitan erat dengan ajaran santhara. Kematian Keluarga di Kalideres dikaitkan dengan persitwa Burari Deaths di Burari, New Delhi, India. Keluarga tersebut melakukan bunuh diri massal dan berkaitan erat aliran sesat yang berkaitan dengan ajaran santhara.

Begitupun Keluarga di Kalideres yang menganut ajaran sesat yang mengajarkan untuk tidak makan dalam kurun waktu sebulan, hal tersebut juga yang menjadi penyebab kematiannya. Kematian setiap anggota keluarga akibat kelaparan.

Namun berdasarkan kesaksian tetangga dan warga sekitar, Keluarga di Kalideres merupakan keluarga dengan ekonomi mampu, tidak mungkin kekurangan makanan. Maka dari itu ajaran dan ritual ini dikaitkan menjadi penyebab utama kematian.

Dari penyelidikan yang dilakukan, Keluarga di Kalideres terindikasi melakukan praktik tersebut. Kematian yang disebabkan kelaparan menjadi berkaitan dengan praktik berpuasa selama 30-35 hari. Namun untuk melakukan ritual ini, dibutuhkan persetujuan dari guru spiritual.

Hal ini berkaitan dengan temuan bahwa Budyanto Gunawan, salah satu anggota Keluarga di Kalideres merupakan seseorang yang memiliki karakteristik yang unik, karena menyukai hal-hal yang bersifat klenik dan perdukunan sejak dari SMA serta Budyanto juga memiliki sosok guru spiritual.

Titik terang kematian Keluarga di Kalideres memang mulai terlihat. Namun penyelidikan terus dilakukan oleh pihak berwajib. Salah satunya melalui hasil otopsi yang memberikan gambaran bahwa keluarga mati akibat kelaparan yang berkaitan dengan praktik puasa ekstrim.

Bukan hanya ritual dari ajaran santhara saja yang dikaitkan, namun juga ada beberapa teori dan praktik lainnya. Akan tetapi ajaran santhara yang menjadi dugaan kuat. Karena praktik dan ritualnya yang sangat berkaitan. Juga berkaitan dengan kejadian-kejadian serupa yang terjadi di India.

Dari hal tersebut, wajar jika dugaan kuat mengarah ke ajaran santhara. Walaupun pihak berwajib melakukan penyidikan dan terbuka terhadap segala kemungkinan yang terjadi. Satu hal jelas, kejadian ini memang murni berkaitan dengan praktik bunuh diri. Hanya motif serta dorongan untuk melakukannya perlu digali dan diselediki lebih dalam lagi.

BACA JUGA: Sejarah Kitab Taurat Serta Nabi Penerima & Isi Pokok Ajarannya

Perbedaan santhara dengan eutanasia

Orami

Ritual santhara juga berkaitan erat dengan eutanasia. Praktik eutanasia merupakan praktik yang bertujuan untuk mengakhiri hidup. Namun antara santhara dan eutanasia merupakan dua ajaran dan ritual yang berbeda.

Eutanasia dapat dibedakan menjadi dua macam, pertama eutanasia yang dilakukan sukarela, di mana upaya mengakhiri hidup dilakukan atas persetujuan dari seorang pasien yang sudah sakit dan menderita.

Kedua, yaitu jenis eutanasia paksa, di mana kematian dilakukan tanpa persetujuan pasien melainkan persetujuan keluarga atau kerabat. Tabib, dokter dan perawat akan membantu untuk proses ritual untuk mengakhiri hidup pasien.

Sementara itu, praktik santhara bagi komunitas Jain merupakan sebuah upaya untuk mengakhiri hidup dengan sukarela, damai, dan tenang untuk mencapai moksha. Bagi komunitas Jain, praktik eutanasia dilakukan untuk melepaskan rasa sakit atau penderitaan yang dialami oleh seseorang karena kesehatan dan tubuhnya.

Nah itulah penjelasan terkait ajaran dan ritual santhara. Semoga dari penjelasan di atas, Sedulur bisa lebih mengetahui berbagai ajaran dan keyakinan yang dianut oleh sebagian masyarakat di dunia. Agar Sedulur bisa menjawab keanehan dan kejanggalan dari sebuah peristiwa.