Sejarah Pemberontakan Republik Maluku Selatan

Pemberontakan RMS atau Republik Maluku Selatan merupakan peristiwa penting dan menjadi salah satu sejarah di masa awal kemerdekaan Republik Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada masa Republik Indonesia Serikat, ketika Indonesia terdiri dari beberapa negera bagian.

Seperti apa peristiwa pemberontakan RMS terjadi? Yuk kita simak sejarahnya di bawah ini, agar Sedulur menjadi warga yang paham sejarah, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.

BACA JUGA: Sejarah Singkat Orde Lama: Masa Pemerintahan Soekarno

Republik Maluku Selatan (RMS)

pemberontakan rms
Ruangguru

Republik Maluku Selatan (RMS) adalah sebuah republik di Kepulauan Maluku yang diproklamasikan tanggal 25 April 1950. Pemberontakan RMS didalangi oleh mantan Jaksa Agung NIT (Negara Indonesia Timur), Soumokil yang bertujuan untuk melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pada masa ini, Indonesia menerapkan sistem pemerintahan federal, seperti di Amerika Serikat. Republik Indonesia Serikat terdiri dari beberapa negara bagian, salah satunya yaitu Negara Indonesia Timur dan RMS merupakan republik yang ada di dalamnya.

RMS merupakan salah satu republik yang kuat, terdiri dari tokoh-tokoh hebat dan memiliki keinginan untuk melepaskan diri dan berdiri sendiri sebagai sebuah negara merdeka. Hal tersebut tentu dianggap sebagai sebuah pemberontakan dan perlu dilakukan tindakan oleh NKRI.

Peristiwa awal pemberontakan RMS

Ruangguru

Pemberontakan RMS dimotori oleh tokoh Mr. Dr. Christian Robert Soumokil, yang merupakan seorang Jaksa Agung NIT. Secara sepihak, Soumokil memproklamirkan berdirinya Republik Maluku Selatan pada tanggal 25 April 1950.

Hal ini merupakan bentuk penolakan atas didirikannya NKRI, Soumokil tidak setuju dengan penggabungan daerah-daerah Negara Indonesia Timur ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Dengan mendirikan Republik Maluku Selatan, Ia mencoba untuk melepas wilayah Maluku Tengah dan NIT dari Republik Indonesia Serikat.

Berdirinya Republik Maluku Selatan ini langsung menimbulkan respon pemerintah yang merasa kehadiran RMS bisa jadi ancaman bagi keutuhan Republik Indoensia Serikat. Maka dari itu, pemerintah langsung ambil beberapa keputusan untuk langkah selanjutnya.

Tindakan pemerintah

pemberontakan rms

Merespon kejadian tersebut, Pemerintah Republik Indonesia Serikat saat itu menempuh jalan damai terlebih dahulu. Dr. J. Leimena yang ditugaskan oleh pemerintah untuk mencegah pemberontakan RMS semakin parah dan menyampaikan permintaan damai kepada RMS dari RIS.

Leimena membujuk agar RMS tetap menjadi bagian NKRI dan tidak memisahkan diri. Namun Soumokil menolak, bahan Soumokil meminta bantuan Belanda, Amerika Serika dan PBB untuk mendapatkan pengakuan dan terlepas dari Indonesia.

Perintah ekspedisi militer ke RMS

Quizizz

Ditolaknya mentah-mentah ajakan pemerintah kepada RMS untuk berdamai, membuat pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan ekspedisi militer. Kolonel A.E. Kawilarang dipilih sebagai pemimpin dalam melaksanakan ekspedisi militer tersebut.

Kolonel A.E. Kawilarang adalah panglima tentara dan teritorium Indonesia Timur. Beliau dirasa mengerti dan paham bagaimana kondisi Indonesia di wilayah timur sehingga kemudian ditugaskan untuk melakukan ekspedisi militer.

BACA JUGA: Sejarah Rasuna Said yang Jadi Google Doodle September

Akhir pemberontakan RMS

pemberontakan rms
Flickr

Pada akhirnya, kota Ambon pun dapat dikuasai oleh Kolonel Kawilarang pada sekitar November 1950. Namun, saat prosesnya, peristiwa perebutan Benteng Nieuw Victoria di Ambon, harus memakan korban. Letnan Kolonel Slamet Riyadi gugur pada peristiwa tersebut.

Meskipun Ambon telah dikuasai dan gejolak pemberontakan RMS dapat dikendalikan, namun perlawanan-perlawanan kecil masih berlanjut di Pulau Seram hingga tahun 1962. Pemberontakan RMS benar-benar berhenti ketika Soumokil ditangkap dan disidang dihadapan Mahkamah Militer di Jakarta.

Pada tanggal 12 Desember 1963, Soumokil dijatuhi hukuman mati akibat tindakan pemberontakannya yang dianggap menganggu ketertiban dan keamanan nasional. Serta dalang terjadinya pemberontakan yang menyebabkan NKRI terpecah.

Setelah kondisi ini, pemerintahan RMS mengungsi ke Belanda dan menjalani pengasingan serta membuat pemerintahan sementara. Sekitar 12.000 tentara Maluku bersama keluarganya hijrah ke Belanda untuk menghindari hukuman dari Indonesia.

Bahkan hingga saat ini, banyak ditemui masyarakat Belanda yang memiliki darah Maluku yang berada di Belanda. Mereka memiliki ikatan tersendiri dengan Belanda dan tentu saja dengan Indonesia sebagai tanah airnya.

Nah, itulah tadi penjelasan terkait sejarah pemberontakan RMS atau Republik Maluku Selatan. Dengan penjelasan di atas, kini Sedulur telah menambah wawasan sejarah Indonesia, terutama di masa awal kemerdekaan Indonesia.

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.