orde lama

Masa periode Orde Lama tahun 1945-1966, secara singkat merupakan masa kepemimpinan Soekarno sebagai pemimpinan tertinggi pemerintahan Indonesia. Periode pemerintahan ini memiliki ciri khas yang berada di bawah kepimpinan Soekarno dan masuk pada masa awal Indonesia sebagai negara.

Sebagai periodesasi pemerintahan Indonesia, tentu banyak dinamika yang terjadi di dalamnya. Dalam kesempatan kali ini, kita akan belajar bersama segala hal yang terkait dengan Orde Lama. Tanpa berbasa-basi lebih lama, yuk mari langsung kita simak penjelasannya di bawah ini!

Sejarah kelahiran Orde lama

VOI

Sejarah Orde Lama sangat erat kaitannya dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Proklamator. Peristiwa tersebut juga menjadi tonggak awal Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara yang merdeka dari penjajahan.

Soekarno dan Hatta diculik ke Rengasdrngklok terlebih dahulu oleh golongan muda pada 16 Agustus 1945, dan dituntut untuk menyusun naskah proklamasi dan menyatakan kemerdekaannya. Baru keesokan harinya, pada 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan dibacakan dan menjadi sejarah penting hingga hari ini.

18 Agustus 1945, secara aklamasi Soekarno dan Moh. Hatta dipilih sebagaii Presiden dan Wakil Presidan Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengangkatan Soekarno sebagai Presiden tersebut menjadi awal bagi periode Orde Lama.

BACA JUGA: Sejarah Perumusan Pancasila Singkat Beserta 3 Tokohnya

Kebijakan dan sederet peristiwa penting

orde lama
Kompas

Orde Lama dipimpin oleh Soekarno sebagai Presidan dan Moh. Hatta sebagai wakilnya, disertai beberapa tokoh penting lainnya yang menduduki jabatan penting agar Indonesia dapat berjalan sebagai sebuah negara baru.

Selama masa pemerintahannya, sebagai pemimpin Orde Lama, Soekarno dan Hatta telah menelurkan berbagai pemikirannya menjadi sebuah kebijakan. Kebijakan-kebijakan tersebut juga lahir dan tumbuh sebagai ciri ciri Orde Lama itu sendiri.

Berikut ini adalah sederet kebijakan dan peristiwa penting selama Orde Lama yang menjadi ciri khas dari periodesasi awal negara Indonesia, yaitu:

1. Pembebasan Irian Barat dari Belanda

Wiken.ID

Pada tahun 1961, Presiden Soekarna mengeluarkan kebijakan Tiga Komando Rakyat (Trikora) yang berisi:

  1. Menggagalkan pembentukan Papua
  2. Mengibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat
  3. Persiapan untuk memobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Negara Indonesia.

Trikora juga erat kaitannya dengan Orde Lama dan penerapan Pancasila itu sendiri. Selain itu, dengan dikeluarkannya Trikora, berarti perang melawan Belanda. Pada 2 Januari 1962, dibentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.

Singkat cerita, pembebasan Irian Barat juga melibatkan Amerika Serikat yang mendesak Belanda agar segera menyelesaikan sengketa guna mengantisipasi terjadinya peperangan. Akhirnya, pada 15 Agustus 1962, ditandatanganilah perjanjian New York antara Indonesia dan Belanda.

Salah satu isi perjanjian New York adalah penyelenggaraan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera). Dalam perjanjian itu, rakyat Papua diminta memberi suara apakah ingin menjadi bagian dari Indonesia atau Belanda. Hasilnya, Irian Barat resmi menjadi bagian wilayah dari Indonesia pada 1963.

2. Proyek mercusuar Soekarno

orde lama
Kaskus

Soekarno juga memiliki cita-cita untuk membangun beberapa kegiatan agar mendapatkan perhatian dunia. Tujuannya untuk membangkitkan semangat bangsa Indonesia dan mendapatkan pengakuan lebih kuat dari luar negeri.

Beberapa proyek mercusuar yang dibangun pun sebagai bagian untuk mendukung terlaksananya kegiatan Ganefo (Games of the New Emerging Forces), sebuah ajang olahraga dunia, saingan dari Olimpiade Dunia yang dianggap tidak mewakili kehendak bangsa-bangsa yang baru merdeka.

Beberapa pembangunan proyek mercusuar tersebut yaitu:

  • Pembangunan Stadion GBK
  • Hotel Indonesia
  • Jembatan Semanggi
  • Monumen Selamat Datang
  • Monumen Nasional
  • Gedung DPR/MPR

3. Kebijakan Nasakom

Kompas

Salah satu kebijakan kontroversial yang dilahirkan Soekarno dan menjadi ciri dari Orde Lama itu sendiri yaitu, kebijakan Nasakom (Nasionalisme, Agama dan Komunisme). Kebijakan yang menerapkan konsep Nasakom berlaku pada 1959, pada era Demokrasi Terpimpin hingga lahirnya Orde Baru.

Orde Lama dan Orde Baru merupakan periodesasi pemerintahan Indonesia dengan arah yang sangat jauh berbeda. Kebijakan Nasakon digagas sebagai upaya untuk menekan dikotomi ideologi politik di Indonesia.

Setelah dibentuk, Nasakom mulai dikampanyekan hingga ke kancah internasional, seperti dalam Sidang Umum PBB di New York pada 30 September 1960. Akan tetapi, sekeras apa pun Soekarno memperluas gagasan Nasakom, pada akhirnya konsep ini kandas. Kandasnya Nasakom diakibatkan oleh hilangnya pamor PKI akibat G30S.

4. Manipol USDEK

orde lama
Rasodaras

Manipol USDEK merupakan singkatan dari Manifestasi Politik Undang-Undangn Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia. Manipol USDEK adalah doktrin politik yang digagas oleh Soekarno yang berawal dari pidato yang ia sampaikan pada 17 Agustus 1959.

Munculnya Manipol USDEK didorong oleh kondisi Indonesia setelah pemilu 1955 yang waktu itu masih belum menghasilkan apa pun. Persaingan antarpolitik masih sangat terasa dan keadaan ekonomi juga mengalami kemerosotan.

Kondisi inilah yang kemudian mendorong Soekarno membentuk Manipol USDEK yang menjadi rumusan Garis-garis Besar Haluan Negara terakhir di era Orde Lama.

5. Penyimpangan yang terjadi

Kompas

Di akhir masa pemerintahan Orde Lama, terjadi banyak penyimpangan aturan yang tidak sesuai dengan UUD 1945 dan Pancasila itu sendiri. Beberapa penyimpangan yang terjadi meliputi:

  • Mengeluarkan penetapan presiden (penpres) yang tidak ada dalam UUD 1945.
  • Presiden masih memegang kekuasaan atas lembaga negara.
  • MPRS menetapkan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup.

Akibat dari penyimpangan kebijakan-kebijakan di atas, banyak demonstrasi dan pemberontakan yang terjadi. Hal itu pula yang mendorong timbulnya pemberontakan dari masyarakat Indonesia, terutama setelah Indonesia mengalami inflasi hingga 600 persen pada 1966.

BACA JUGA: G30S PKI: Sejarah, Kronologi, Latar Belakang & Dampaknya

Akhir periode Orde Lama

Kumparan

Stabilitas Orde Lama semakin kacau dan tidak terkendali setelah peristiwa Gerakan 30 September atau G30S pada 30 September hingga 1 Oktober 1965. G30S adalah peristiwa pembunuhan terhadap tujuh jenderal TNI. Tentara pun menuding PKI yang menjadi dalang di balik peristiwa tersebut.

Para pemuda anti-komunisme pun kemudian melakukan unjuk rasa kepada Soekarno agar segera membubarkan PKI. Namun, Soekarno belum mengambil tindakan. Kondisi negara pun semakin ricuh karena aksi demonstrasi terus-menerus terjadi.

Melihat situasi tersebut, Soeharto selaku Menteri/Panglima Angkatan Darat meminta Presiden Soekarno memberi surat perintah untuk mengatasi kekacauan. Kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah 11 Maret atau Supersemar pada 11 Maret 1966 yang ditandatangani oleh Soekarno.

Begitu Supersemar keluar, Soeharto langsung mengatasi situasi dan menindak PKI dan para aktivis serta simpatisannya.

 Seiring berjalannya waktu, pemerintahan kian lama kian dikuasai oleh Soeharto. Pada akhirnya, masa jabatan Soekarno sebagai Presiden Indonesia selesai pada 22 Februari 1967, yang juga menandakan beralihnya era Orde Lama ke Orde Baru dengan dipimpin oleh Presiden Soeharto (1968-1998).

Nah itulah penjelasan terkait sejarah periodesasi kepemimpinan Soekarno. Periode Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi yang hingga kini kita alami merupakan sederet panjang peristiwa sejarah yang mempengaruhi kondisi Indonesia sehingga bisa menjadi seperti saat ini.

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.