Pengertian Mitigasi Beserta Tujuan dan Contohnya

Seperti yang Sedulur ketahui, Indonesia menjadi wilayah yang cukup sering mengalami bencana. Hal ini karena letaknya berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Maka dari itu, sudah sewajarnya jika kita memiliki cara untuk mengurangi dampak kerusakan yang diakibatkan oleh bencana. Mitigasi adalah istilah yang digunakan untuk cara penanggulangan bencana tersebut.

Apa itu mitigasi? Apa saja jenis-jenisnya dan bagaimana contoh mitigasi bencana di Indonesia? Supaya Sedulur mengetahui lebih dalam, simak informasi lengkapnya berikut ini.

BACA JUGA: Letak Geografis Indonesia dan Pengaruhnya di Berbagai Bidang

Pengertian mitigasi

mitigasi adalah
Act News

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, mitigasi berarti tindakan mengurangi dampak bencana. Mitigasi adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat di kawasan rawan bencana. Mulai dari bencana alam hingga bencana karena ulah manusia, semuanya memerlukan langkah mitigasi.

Langkah mitigasi adalah tindakan berkelanjutan yang diambil untuk mengurangi atau menghilangkan risiko jangka panjang terhadap kehidupan dan properti dari bahaya. Singkatnya, istilah mitigasi memang berkaitan erat dengan cara menanggulangi bencana.

Mitigasi bencana

SINDOnews

Setelah memahami pengertian mitigasi, selanjutnya kita akan membahas mitigasi bencana. Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Lalu, apa itu bencana? Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam atau mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam maupun non-alam seperti ulah manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Dalam proses mitigasi bencana, ada empat hal penting yang perlu diperhatikan, antara lain tersedianya informasi dan peta kawasan rawan bencana pada tiap kategorinya, sosialisasi guna meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan atau dihindari sebagai cara penyelamatan diri, sekaligus penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.

Adapun tujuan maupun fungsi mitigasi adalah mengurangi dampak yang ditimbulkan, khususnya bagi masyarakat. Selain itu, mitigasi bencana juga sebagai landasan perencanaan pembangunan, serta meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi dan mengurangi risiko bencana sehingga masyarakat bisa hidup dengan aman.

BACA JUGA: Pemanasan Global: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya

Jenis mitigasi bencana

mitigasi adalah
Kompas

Melansir dari laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana, terdapat dua jenis mitigasi bencana yaitu mitigasi struktural dan non-struktural. Berikut penjabarannya.

1. Mitigasi struktural

Mitigasi struktural adalah upaya meminimalkan bencana dengan membangun berbagai prasarana fisik menggunakan teknologi. Misalnya, membuat waduk untuk mencegah banjir, membuat alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, menciptakan sistem peringatan dini untuk memprediksi gelombang tsunami, dan sebagainya. Pembangunan dan penciptaan prasarana tersebut sebagai langkah penanggulangan bencana.

2. Mitigasi non-struktural

Mitigasi non-struktural adalah serangkaian cara mengurangi dampak bencana melalui kebijakan dan peraturan. Contohnya, pemerintah membuat UU PB atau Undang-undang Penanggulangan Bencana, pembuatan aturan tata ruang kota, atau aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas warga dalam mengurangi risiko bencana.

Contoh mitigasi bencana

LIPI

Contoh mitigasi adalah hal yang perlu Sedulur ketahui untuk lebih memahami materi ini. Ada beberapa contoh mitigasi bencana yang sudah diterapkan oleh masyarakat Indonesia, misalnya pada mitigasi bencana tsunami, gunung berapi, gempa, dan banjir. Berikut penjelasannya.

  • Mitigasi bencana tsunami, pemerintah sudah membuat sistem peringatan tsunami regional dan internasional untuk memberi peringatan kepada masyarakat guna mencegah jatuhnya banyak korban.
  • Mitigasi bencana gunung berapi, dilakukan dengan cara memantau aktivitas gunung berapi, pemetaan kawasan rawan bencana gunung berapi, penyelidikan gunung berapi menggunakan metode geologi, geofisika, dan geokimia, serta melakukan sosialisasi di tingkat pemerintah daerah kepada masyarakat.
  • Mitigasi bencana gempa bumi, upaya dibagi menjadi tiga waktu yaitu sebelum gempa dan saat terjadi gempa. Mitigasi sebelum terjadi gempa seperti mendirikan bangunan sesuai aturan baku yang tahan gempa, mengenali lokasi bangunan tempat tinggal, mengenali jalur evakuasi, dan mengikuti simulasi mitigasi bencana gempa. Saat terjadi gempa, cara yang bisa dilakukan yaitu cepat keluar dari bangunan dan menghindari bangunan yang berpotensi roboh.
  • Mitigasi banjir, upaya sebelum banjir terjadi bisa dilakukan dengan melakukan penataan daerah aliran sungai, tidak membuang sampah sembarangan, dan tidak membangun bangunan di bantaran sungai.

BACA JUGA: Pengertian Sektor Esensial dan Kritikal Beserta Perbedaannya

Kegiatan mitigasi bencana

Universitas Gadjah Mada

Dari contoh di atas, Sedulur pasti sudah memiliki gambaran jika mitigasi bencana atau mitigasi risiko adalah upaya penanggulangan bencana yang dapat dibagi berdasarkan siklus waktunya. Kegiatan penanggulangan bencana dapat dibagi menjadi empat kategori sebagai berikut.

  • Kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi).
  • Kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi).
  • Kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan).
  • Kegiatan pasca-bencana (pemulihan, penyembuhan, dan perbaikan).

Hal yang harus diketahui saat penanganan bencana

mitigasi adalah
DPRD Jateng

Memahami secara penuh akan kondisi bencana menjadi bagian penting dalam proses mitigasi. Namun perlu diingat, ilmu mitigasi ini sifatnya variatif tergantung kondisi setiap negra atau daerah. Tipe-tipe bencana yang dihadapi juga berbeda-beda. Berikut beberapa hal yang harus diketahui saat penanganan bencana.

  • Mitigasi fokus pada upaya penanggulangan sebelum bencana terjadi. Contohnya, membuat peta wilayah rawan bencana, membuat bangunan tahan gempa, menanam pohon bakau, penghijauan hutan, serta memberikan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana tersebut.
  • Mitigasi adalah bentuk kesiapsiagaan atau perencanaan terhadap cara merespon kejadian bencana. Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang pernah terjadi dan bencana lain yang mungkin akan terjadi. Adapun tujuannya untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana.
  • Respon terhadap bencana dalah upaya memperkecil bahaya yang ditimbulkan oleh bencana. Tahapan ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana. Fokus tahapan ini yaitu upaya penolongan korban bencana dan antisipasi kerusakan yang terjadi akibat bencana.
  • Pemulihan adalah upaya memperbaiki kondisi masyarakat seperti semula. Tahap ini meliputi penyediaan tempat tinggal sementara bagi korban serta membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak. Selain itu, dilakukan juga evaluasi terhadap mitigasi bencana yang sudah dilakukan sebelumnya.

Itulah penjelasan singkat mengenai mitigasi bencana, mulai dari pengertian, tujuan dan fungsinya, hingga jenis maupun contoh mitigasi bencana yang ada di Indonesia. Mengingat Indonesia termasuk wilayah yang rawan bencana, penting untuk memahami materi ini dengan baik ya, Sedulur. Semoga penjelasan artikel ini bermanfaat!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.