Mite adalah salah satu jenis cerita fiksi. Bersama legenda, fabel, dan saga, keempat jenis cerita itu dipelajari dan dinikmati sejak masa sekolah. Sebagai orang Indonesia, kita mengenal banyak cerita tradisional yang tergolong ke dalam salah satu dari ketiga jenis cerita tersebut.
Jadi bisa dibilang mite adalah contoh dari cerita masa lalu yang diturunkan oleh masyarakat terdahulu dan masih dipercaya sampai sekarang. Mite sendiri mirip dengan hikayat atau tahayul di masyarakat.
Untuk lebih mengenal jenis cerita yang dibaca dan seperti apa pola dari mite itu sendiri, yuk kita pahami dahulu salah satunya, yaitu cerita mite atau mitos berikut ini.
BACA JUGA: Sinopsis Bulgasal, Cerita Tentang Makhluk Mitos Abadi
Pengertian Mite
Mite adalah suatu cerita fiksi yang dipercayai masyarakat bahwa itu memang benar-benar terjadi. Biasanya latar belakangnya adalah sejarah sehingga hal itu yang membuat orang mulai keliru dan mengartikannya sebagai kisah nyata. Kisah-kisah mite banyak melibatkan kepercayaan, benda gaib, roh, dan dewa-dewi yang memiliki kekuatan.
Beberapa judul mite adalah dan contohnya seperti Jaka Tarub dan Nawang Wulan, Dewi Sri Dewi Kesuburan, Nyi Roro Kidul, Aji Saka, dan Barong di Bali. Apakah Sedulur tidak asing dengan nama-nama tersebut? Karena semua judul yang disebutkan adalah beberapa mite populer yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Jenis Mite
Mite adalah cerita yang memiliki jenisnya sendiri. Ia dibedakan menjadi 2 jenis, diantaranya adalah mite asli Indonesia dan mite yang berasal dari luar negeri . Misalnya negara lain yang memiliki mite adalah Indonesia, Arab, dan negara di sekitar Laut Tengah.
Mite juga bisa terbagi menjadi mite penciptaan dan mite asal usul. Jenis penciptaan ketika mite adalah mengandung peristiwa terciptanya sesuatu. Sedangkan asal-usul adalah mite yang mengandung proses terbentuknya sesuatu. Mite ini sangat bergantung kepada cara pandang masyarakat di masa lalu yang sebenarnya terjadi untuk menjawab sebuah fenomena yang belum bisa dijelaskan.
BACA JUGA: Ciri Ciri Puisi, Unsur dan Jenis dan Contohnya
Fungsi Mite
Mite adalah cerita yang memiliki fungsi sebagai sarana untuk mengenalkan kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Ia selalu ada dalam bagian pendidikan untuk menanamkan nilai budaya, norma sosial, dan keyakinan tertentu. Selain itu, fungsi mite adalah sebagai simbol pemaknaan terhadap suatu fenomena yang terjadi di masyarakat setempat.
Mite juga sebuah cara pandang, yang bukan hanya digunakan sebagai sebuah simbol untuk memaknai fenomena. Namun lebih kepada sebuah penjelasan terkait fenomena yang belum dapat dijelaskan pada masanya.
Karakteristik Cerita Mite
Nama lain mite adalah cerita yang berisi tentang kepercayaan animisme karena banyak membicarakan roh leluhur. Biasanya mite adalah cerita tentang dewa-dewi yang zaman dahulu pernah hidup dan mengalami kisah tersebut. Hal itu juga membuatnya erat dengan ritual-ritual pemujaan kepada alam atau makhluk ghaib.
Orang zaman dahulu lebih percaya dengan cerita fiksi yang tergolong dalam mite ini. Mereka merasa apa yang dipertanyakan telah terjawab dengan adanya kisah tersebut. Belum lagi ini sangat menghibur untuk diketahui sehingga mereka memilih untuk memercayainya. Berbeda dengan sekarang, pembaca sudah menyadari bahwa hal yang disampaikan adalah sebuah mitos yang dibuat sudah sejak sangat lama.
Perihal kepercayaan itu pernah disebutkan dalam buku Penelitian, Transformasi, & Pengkajian Faktor oleh Rokhmawan (2019:25), bahwa cerita mite dianggap suci dan benar-benar terjadi oleh yang memiliki cerita. Orang zaman dahulu lebih percaya bahwa memang cerita itu benar adanya. Mereka sangat takjub dengan kisah yang berkaitan dengan alam semesta, manusia, gejala alam, binatang, dan lain-lain ini.
BACA JUGA: Contoh Kumpulan Cerita Inspiratif Beserta Ciri dan Strukturnya
Contoh Mite
Sebelumnya sudah disebutkan beberapa contoh mite adalah kisah Jaka Tarub dan Nawangwulan, Dewi Sri Dewi Kesuburan, dan Barong di Bali. Sekarang, kita coba ulas salah satu cerita agar Sedulur lebih tergambar jelas dengan hal-hal gaib serta kepercayaan seperti apa yang terkandung dalam salah satu cerita mite yang telah dipercayai masyarakat Indonesia sejak lama, Jaka Tarub dan Nawangwulan.
Alkisah, seorang perempuan tinggal di desa Dadapan. Dia hidup bersama seorang putranya yang bernama Jaka Tarub. Putranya itu senang berburu binatang menggunakan sumpitnya. Pada suatu hari, Jaka melihat pelangi di dalam hutan dan mengikuti pelangi itu. Tak disangka, ia melihat 7 bidadari sedang mandi di sebuah danau dalam hutan itu.
Ketujuh bidadari itu kemudian kembali ke kayangan membawa selendangnya masing-masing setelah selesai mandi. Namun, yang Jaka Tarub lihat menjadi sebuah ide untuk keesokan harinya dia mencuri salah satu selendang tersebut. Benar, salah satu bidadari mencari selendangnya dan ia terpaksa tidak ikut pulang dan harus tinggal di bumi.
Nawang Wulan, nama bidadari itu, menangis dan ia pun dihampiri oleh Jaka Tarub. Jaka Tarub bertanya dan mencoba menolongnya dengan memberinya baju ibunya. Dalam waktu yang lama, mereka pun tinggal bersama dan menikah.
Sang bidadari ternyata memiliki kekuatan bisa memasak nasi dengan sebatang padi. Syaratnya, saat memasak, padi tidak boleh dilihat sebelum matang. Sayangnya, Jaka Tarub melakukan kesalahan dengan melanggar syarat tersebut sehingga Nawang Wulan harus memasak nasi secara biasa.
Kemudian mereka dianugerahi seorang bayi perempuan bernama Nawang Sih. Setiap hari kebutuhan nasi semakin banyak sehingga beras juga cepat habis dibanding biasanya.
Suatu hari, ketika Nawang Wulan ke lumbung padi, betapa ia terkejut melihat selendang bidadari tertumpuk di balik tumpukan beras. Ia segera menghampiri Jaka Tarub dan menanyakan penjelasan. Nawang Wulan sangat marah dan kecewa dengan yang dilakukan oleh suaminya.
Nawang Wulan memutuskan untuk segera pulang ke kayangan karena bumi bukanlah tempat untuk dirinya. Jaka Tarub berusaha membujuk namun tidak berhasil. Namun Nawang Wulan tetap memikirkan bayinya. Dia meminta Jaka Tarub untuk membangun menara. Menara itu digunakan ketika Nawang Sih menangis dan ibunya akan mendatanginya. Namun tetap saja, Jaka Tarub tidak akan bisa melihat lagi sosok Nawang Wulan selamanya.
Mite adalah cerita yang menarik, bukan? Ceritanya kini menjadi bagian dari karya sastra Indonesia. Menariknya, meskipun fiksi namun cerita ini dikenali oleh berbagai generasi. Semoga dengan mengenal mite, Sedulur menjadi lebih mengenali bagian dari budaya kita dan turut serta melestarikannya.