Setiap rumah adat di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing, tak terkecuali Baileo. Keunikan rumah adat Baileo ini dapat dilihat dari arsitektur yang menjadi salah satu bentuk warisan budaya asli Indonesia.
Asal provinsi Rumah Adat Baileo adalah Maluku dan Maluku Utara. Keunikan rumah berbentuk prisma ini memiliki fungsi yang beraneka ragam dan sudah seharusnya tetap dilestarikan. Dikutip dari jurnal Kapata Arkeologi (2015), rumah ini menurut fungsinya tidak digunakan sebagai bangunan tinggal. Tetapi justru digunakan sebagai bangunan umum untuk tempat pertemuan dan sebagai tempat pelaksanaan berbagai upacara adat.
Keunikan Rumah Adat Baileo berasal dari provinsi Maluku ini tentu sangat menarik untuk dikenali lebih jauh. Tertarik untuk mengetahui lebih dalam? Simak informasinya di bawah ini.
BACA JUGA: Mengenal Rumah Adat Maluku: Sejarah, Jenis & Keunikannya
1. Arsitektur bangunan rumah
Keunikan rumah adat di Maluku Utara yang pertama bisa dilihat dari segi bangunan. Rumah Adat Baileo memiliki keunikan yaitu memiliki atap yang berbentuk prisma segitiga. Rumah ini berbentuk panggung dengan tinggi mencapai kurang lebih 2 meter dan fondasi bangunan terbuat dari tiang-tiang kayu pohon kelapa.
Tiang ini langsung ditanam ke dalam tanah sehingga memperkokoh struktur bangunannya. Pada bagian atap, terdapat daun rumbia yang dikeringkan dan dirajut dengan model terbuka yang digunakan sebagai pelapis. Bentuk ini dibuat untuk memudahkan para roh leluhur untuk keluar masuk rumah.
Bentuk rumah panggung atau rumah berkolong yang terbuat dari kayu merupakan salah satu unsur pada budaya Astronesia. Bentuk rumah yang seperti ini sangat lazim dijumpai pada suku-suku bangsa yang ada di Indonesia.
BACA JUGA: Mengenal Rumah Adat DKI Jakarta: Sejarah, Keunikan & Fungsi
2. Dinding dan lantai dari kayu
Keunikan selanjutnya masih berhubungan dengan arsitektur bangunan rumah, yaitu mengenai dinding dan lantai rumah. Pada Rumah Adat Baileo, dinding terbuat dari kayu. Dinding tersebut terbuat dari papan kayu yang disilang-silangkan hingga menyerupai pagar, dengan tinggi kurang lebih 75 sentimeter dari lantai.
Sementara itu, lantainya juga terbuat dari kayu. Tidak perlu khawatir, lantai kayu tersebut tidak bisa menimbulkan suara ketika diinjak kaki. Tidak seperti lantai kayu pada umumnya.
3. Tidak ada paku dan besi
Masih membahas tentang arsitektur bangunan, ternyata rumah ini tidak dilengkapi dengan paku maupun besi untuk menguatkan pondasi. Rumah Adat Baileo dibangun dengan menancapkan pasak kayu ke tanah yang berfungsi untuk menopang keseluruhan bangunan. Sementara itu, untuk menghubungkan tiang dengan dinding digunakan tali ijuk dengan teknik khusus.
4. Dipakai sebagai balai
Rumah Adat Baileo dipakai sebagai balai untuk tempat pertemuan para masyarakat ketika melakukan musyawarah besar. Tidak hanya itu, rumah adat ini juga digunakan untuk melakukan kepentingan lainnya, seperti upacara adat dan pertemuan adat.
Upacara Pelantikan Raja dilakukan untuk melantik kepala negeri terpilih, yang dilakukan secara adat dipimpin oleh tetua adat, dan secara agama dipimpin oleh Pendeta. Sumpah Adat dilakukan apabila ada masalah dalam negeri, orang yang terlibat masalah tersebut harus mengakui perbuatannya, dan bersedia disumpah menurut adat yang berlaku.
Upacara Kain Berkat untuk dilakukan untuk memberikan persembahan kepada negeri sebagai tanda penyambutan terhadap calon menantu yang berasal kampung lain. Upacara Buka dan Tutup sasi dilakukan untuk menandai dimulai dan diakhirinya masa sasi, yaitu larangan untuk mengambil hasil kebun maupun hasil laut selama waktu yang disepakati bersama.
Fungsi lain yang dapat dilakukan di Rumah Adat Baileo adalah menyimpan benda bersejarah ataupun benda yang dikeramatkan. Rumah adat ini memang biasa dijadikan sebagai tempat atau bangunan untuk menyimpan benda-benda pusaka.
BACA JUGA: Mengenal Keunikan Rumah Adat Honai Asal Papua & Jenisnya
5. Memiliki ornamen bermakna
Keunikan Rumah Adat Baileo Maluku yang paling terlihat adalah adanya ornamen atau ukiran pada sekeliling rumah. Ornamen tersebut biasanya berbentuk matahari, bulan, bintang, dan hewan seperti ayam dan anjing.
Salah satu contoh adalah dua ekor ayam yang diletakkan saling berhadapan dan diapit oleh dua ekor anjing di sebelah kanan maupun kirinya. Ornamen tersebut memiliki makna filosofis yaitu kemakmuran dan kedamaian. Ornamen tersebut juga memiliki maksud supaya roh para leluhur senantiasa menjaga kehidupan para masyarakat di Maluku dan Maluku Utara.
Contoh lain adalah pada ukiran berbentuk matahari, bulan, dan bintang yang memiliki kombinasi warna merah, hitam, dan kuning. Ornamen tersebut memiliki makna filosofis bahwa rumah ini merupakan tempat yang baik untuk menjaga persatuan.
6. Memiliki tiang penyangga berjumlah 20
Tiang penyangga terdapat pada bagian dalam Rumah Adat Baileo yang berjumlah 20 buah. Tiang tersebut terbuat dari kayu yang terbagi sama rata di sisi barat dan timur bangunan.
20 tiang ini menjadi lambang marga-marga yang ada dan sudah diatur sedemikian rupa. 10 buah di sisi barat melambangkan beberapa marga, antara lain marga Pasalbessy, Hehamahua, Metekohy, Lawallata, Selanno, Pemahu, dan Sopacua.
Sementara itu, 10 buah tiang pada sisi timur melambangkan beberapa marga, antara lain marga Metekohy, Patty, Manuputty, Pasalbessy, Sopacua, Ningkelwa, Silahooy, Huliselan, Mattatula, dan Tousalwa.
7. Terdapat batu pamali
Keunikan lain yang ada pada Rumah Adat Baileo adalah adanya batu yang disebut dengan batu pamali.. Batu ini pada umumnya diletakkan di bagian depan pintu rumah.
Adanya batu pamali dalam Rumah Adat Baileo dijadikan tanda bahwa rumah adat tersebut harus senantiasa dijaga dan dihormati keberadaannya. Batu pamali ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk meletakkan sesajen ketika ada para roh leluhur yang singgah.
BACA JUGA: Honai, Rumah Adat Papua yang Unik dan Ramah Lingkungan
8. Memiliki 4 pintu masuk
Rumah Adat Baileo memiliki empat buah pintu masuk, tidak seperti rumah-rumah pada umumnya yang hanya memiliki satu hingga dua buah pintu. Keempat pintu masuk ini terdapat pada bagian tengah sisi barat timur utara dan selatan yang dilengkapi sebuah tangga kayu dengan enam anak tangga.
Masing-masing pintu masuk tersebut merupakan lambang dari empat marga sebagai penjaga pintu baileo. Ada pintu utara marga Mattatula, pintu selatan marga Metekohy, pintu barat marga Pasalbessy, dan pintu timur marga Sopacua (raja gunung atau latu sopacua latu).
9. Dianggap sebagai tempat leluhur
Rumah Adat Baileo dianggap oleh masyarakat sebagai rumah leluhur karena hanya dipergunakan dalam pelaksanaan upacara adat. Adanya tiupan tahuri merupakan perlambangan untuk memohon restu leluhur dalam setiap proses pelaksanaan berbagai upacara di Rumah Adat Baileo.
Rumah adat ini merupakan bangunan yang walaupun sederhana secara fisik, namun tetap kaya akan makna. Bagi masyarakat Maluku, Rumah Adat Baileo merupakan tempat interaksi manusia baik dengan sesama, dengan alam lingkungan, maupun dengan leluhur dan dengan Sang Pencipta.