indische partij

Indische Partij partai politik pada masa Pergerakan Nasional. Masa Pergerakan Nasional merupakan periode dalam sejarah bangsa Indonesia yang penuh dengan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Periode ini banyak lahir gerakan dan partai politik untuk melawan penjajahan dan merebut kemerdekaan.

Salah satu partai yang lahir adalah Indische Partij. Partai satu ini bersinggungan dengan banyak pemeritahan kolonial Belanda, gesekan-gesekan politik terjadi bahkan memicu konflik hingga berbagai banyak kondisi yang dialami oleh petinggi partainya. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak ulasannya di bawah ini.

BACA JUGA: Tugas PPKI: Sejarah, Tokoh, Tugas & Hasil Sidangnya

Apa itu Indische Partij

indische partij
Museum Kebangkitan Nasional

Indische Partij pada awalnya merupakan sebuah organisasi politik, yang kemudian tumbuh menjadi partai politik. Perlu Sedulur ketahui, partai ini merupakan partai pertama di Hindia-Belanda (Nama Indonesia sebelum dibawah penjajahan Belanda). Partai ini pun sangat militan dan memutuskan untuk bersikap non-kooperatif dengan pemeritah kolonial Belanda.

Hal ini didasari dengan landasan utama dari Indische Partij. Hal tersebut membuat partai ini tidak disukai oleh pemerintah kolonial Belanda karena dianggap mengancam pemerintahannya.

Latar belakang berdirinya Indische Partij

IDSejarah

Latar belakang Indische Partij didasari atas tindakan dari pemerintah kolonial Belanda kepada masyarakat pribumi Hindia-Belanda saat itu. Salah satunya akibat berbagai diskriminasi dan tindakan rasial dari pemerintah Hindia-Belanda terhadap pribumi.

Douwes Dekker salahs atu tokoh dan anggota Indische Partij, sangat gemar menyuarakan tenang anti-diskriminasi dan juga konsep nasionalisme. Sebelum aktif dan mendirikan partai, Douwes Dekker sempat mengikuti partai lain bernama Indische Bond pada tahun 1898. Partai Indische Bond yang didirikan oleh K. Zaalberg yang merupakan seorang Indo. Organisasi ini hanya berisikan orang Indo saja.

Douwes Dekker kemudian sadar bahwa partai yang hanya berisi kaum Indo saja tidaklah cukup kuat untuk mempersatukan Hindia Belanda dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Maka, dia mendirikan parta Partij bersama dua sahabatnya. Tidak seperti Indische Bond, partai ini menerima masyarakat dari golongan apapun sebagai anggota.

Sebagai catatan, pada masa penjajahan Belanda, rakyat Hindia Belanda dibagi menjadi beberapa kelompok masyarakat agar Hindia Belanda terpecah belah. Salah satunya adalah kelompok masyarakat Indo, yang merupakan keturunan campuran Eropa dan pribumi. Lalu ada juga kelompok timur asing yang terdiri dari masyarakat keturunan negara Asia lainnya.

Tiga serangkai pendiri Indische Partij adalah E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat. Mereka bertiga disebut sebagai tiga serangkai karena merupakan tokoh dengan pemikiran yang kuat dan visi misi yang sama dalam menjalankan partai dan mencapai tujuan. Berikut ini adalah profil dari tokoh dari partai yang sekaligus pahlawan bangsa Indonesia.

1. E.F.E Douwes Dekker

indische partij
Indonesia News Feed

Ernest Francois Eugene Douwe Dekker merupakan nama lengkapnya. Douwe Dekker merupakan ketua Indische Partij dan dikenal dengan kecintaannya terhadap Hindia-Belanda dan terhadap masyarakat pribumi. Ia pun mengubah namanya menjadi Danudirja Setiabudi. Douwes Dekker merupakan keturunan Belanda yang lahir di Pasuruan, Jawa Timur. Berprofesi sebagai wartawan, penulis, sekaligus aktivis politik yang hidup di antara dua identitas.

2. Tipto Mangoenkoesoemo

Kompas

Tjipto adalah putra seorang priyayi di Ambarawa, Jawa Tengah, yang berhasil sekolah di STOVIA. Tjipto berkontribusi dalam berdirinya Boedi Oetomo pada 1908. Kemudian membangun organisasi yang lebih inklusif, yaitu partai yang tengah kita bahas bersama ini. Profesi utama dari Tjipto adalah seorang dokter yang ikut aktif menjaga dan merawat kesehatan bangsa pribumi di Hindia-Belanda.

3. Soewardi Soerjaningrat

indische partij
Suara Surabaya

Soewardi Soerjaningrat merupakan seorang aktivis politik, penulis dan guru yang berasal dari Pakualaman, Yogyakarta. Tema yang disorot dan dikritik oleh Soewardi adalah persoalan diskriminasi pemerintah Hindia-Belanda terhadap orang pribumi. Karena kecintaannya terhadap pendidikan dan profesinya sebagai guru, banyak pemikiran yang dia tuangkan untuk pendidikan di Hindia-Belanda.

Buah-buah pemikirannya menjadi dasar dan landasan dari sistem pendidikan Republik Indonesia saat ini. Atas jasa-jasa tersebut, Soewardi dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dan diberi gelar Ki Hadjar Dewantara.

Tujuan dari Indische Partij

Tirto.Id

Karena Indische Partij bergerak di bidang politik dan sosial, maka dari itu tujuan-tujuannya akan berkaitan dengan kedua aspek tersebut. Untuk mempermudah Sedulur, berikut ini akan disampaikan daftar tujuan Indische Partij itu sendiri:

  1. Memberantas rasa kesombongan rasial dan keistimewaan ras.
  2. Memperkuat daya tahan rakyat Hindia dengan mengembangkan individu ke aktivitas yang lebih besar secara teknis dan memperkuat kekuatan batin dalam soal kesusilaan.
  3. Memelihara nasionalisme Hindia dengan meresapkan cita-cita kesatuan kebangsaan.
  4. Meluaskan pengetahuan umum tentang sejarah budaya Hindia, mengasosiasikan intelek secara bertingkat ke dalam suku dan antarsuku yang masih hidup berdampingan pada masa ini, menghidupkan kesadaran diri dan kepercayaan kepada diri sendiri.
  5. Memberantas usaha untuk membangkitkan kebenciaan agama dan sektarisme.
  6. Memperbaiki keadaan ekonomi bangsa Hindia, terutama dengan memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
  7. Mengadakan unifikasi, perluasan, pendalaman, meng-Hindia-kan pengajaran, yang semua hal tersebut ditujukan kepada kepentingan ekonomi Hindia, di mana tidak diperbolehkan adanya perbedaan perlakuan karena ras, jenis kelamin, atau kasta dan harus dilaksanakan sampai tingkat yang setingi-tingnya yang bisa dicapai.
  8. Berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia.
  9. Memperkuat daya rakyat Hindia untuk mempertahankan tanah air dari serangan asing.
  10. Memperbesar pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan.

BACA JUGA: Kerajaan Pajajaran: Sejarah, Raja, Kejayaan & Peninggalan

Pembubaran Indische Partij oleh Belanda

indische partij
Kompasiana

Karena Indische Partij bersifat non-kooperatif dengan pemerintah kolonial, membuat partai ini diawasi penuh oleh pemerintah kolonial Belanda karena bisa mengancam kekuasaan mereka di Hindia-Belanda. Sebagaimana yang bisa kita prediksi, bahwa pada akhirnya, partai politik pertama di Indonesia ini akhirnya dibubarkan oleh Pemerintah Belanda.

Pada 4 Maret 1913, Indische Partij dibubarkan oleh pemerintah kolonial Belanda karena organisasi ini dianggap sebuah gerakan radikal yang mengganggu keamanan (dan mengancam pemerintahan kolonial). Bahkan, Gubernur Jendral Idenburg sebagai perwakilan pemerintah kolonial Belanda menolak upaya pendaftaran status badan hukum Indische Partij pada 11 Maret 1913.

Tidak mengagetkan jika peresmian Indische Partij sebagai sebuah badan hukum ditolak Belanda. Indische Partij sebagai sebuah partai yang bergerak di bidang politik dengan jelas menunjukkan pergerakkan untuk menentang kolonialisme Belanda dan berani mengkritik Belanda secara keras dan terbuka.

Hal tersebut terlihat jelas pada kritik yang ditulis salah satu petinggi partai ini, yaitu oleh Ki Hadjar Dewantara, dengan artikel berjudul Als ik een Nederlander was (Andaikan aku seorang Belanda), yang diterbitkan di koran De Express pada 13 Juli 1913. Isi dari artikel Ki Hadjar Dewantara dalam artikel tersebut adalah:

Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya

Artikel tersebut memicu kemarahan pemerintah kolonial Belanda, meskipun telah dibubarkan sebagai sebuah organisasi dan partai. Setiap anggotanya tetap melakukan perlawanan dalam berbagai cara. Pada saat itu, perlawanan yang efektif adalah dengan menulis artikel di koran dan surat kabar.

Pengaruh Indiche Partij

Kompas

Melihat penjelasan di atas, tentu saja ada dampak pengaruh Indische Partij, terutama pada masa pergerakan nasional. Indische Partij sebagai sebuah partai politik Indonesia banyak melakukan kritik, terutama kritik sosial masyarakat.

Salah satu dampak yang berpengaruh yaitu memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik dalam bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan. Memberantas berbagai usaha yang mengakibatkan kebencian antar agama. Memperbesar pengaruh pro Hindia-Belanda di pemerintahan. Berusaha mendapatkan hak bagi semua orang Hindia-Belanda.

Dampak yang paling besar yaitu tentu saja memberikan semangat dan mendorong masyarakat pribumi saat itu melakukan perlawanan. Paling penting adalah memberikan kesadaran kepada segenap masyarakat pribumi untuk merebut kemerdekaan Indonesia.

Itulah tadi penjelasan sejarah Indische Partij yang merupakan salah satu pioner dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan terlepas dari penjajahan Belanda. Seyogyanya kita harus belajar terhadap sejarah dan kehidupan masa lalu, selain agar kita bisa memaknai untuk menjalankan kehidupan hari ini, juga agar kita selalu bersyukur apa yang bisa kita rasakan hari ini merupakan proses dan perjuangan panjang dari pahlawan di masa lalu.

Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.