Gencatan senjata adalah penghentian konflik bersenjata untuk sementara waktu maupun selamanya. Dalam hal tersebut, pihak yang sedang berkonflik harus menyetujui perjanjian untuk mengenhtikan tindakan agresif masing-masing.
Tujuan dari gencatan senjata adalah untuk menyelesaikan negara konflik hingga kedua pihak tersebut dapat melakukan perundingan untuk mencapai kesepakatan perdamaian.
BACA JUGA : 18 Peristiwa Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Wajib Tahu!
Pengertian
Gencatan senjata adalah penghentian perang atau konflik bersenjata untuk sementara waktu, yang mana pihak yang bersangkutan sudah setuju untuk mengentikan tindakan untuk menyerang pihak lawan. Perlu Sedulur pahami bahwa gencatan senjata bukanlah kesepakatan damai, meski tujuannya adalah pemberhentian bentrokan bersenjata dan menegah terjadinya kekerasan. Gencatan senjata bisa dinyatakan sebagai bagian dari perjanjian formal, akan tetapi dapat juga sebagai bagian pemahaman informal antara kedua pihak yang bersangkutan.
Jenis
Berikut jenis genjatan senjata yang perlu Sedulur ketahui.
1. Truce
Jenis gencata senjata yang pertama adalah truce. Truce merupakan pengaturan ad-hoc yang dibuat untuk dapat menghentikan pertempuran. Jenis gencatan senjata ini tidak lagi membutuhkan pertemuan formal. Hal ini dikarenakan truce dapat terjadi akibat kelelahan akibat peperangan panjang sehingga membuat para pihak yang terlibat menghentikan sementara operasi militer.
2. Cessation of hostilities
Jenis yang selanjutnya adalah cessation of hostilities atau yang disebut juga dengan penghentian permusuhan. Jenis ini merupakan gencatan senjata yang dapat dibilang lebih formal dibandingkan dengan truce. Penghentian permusuhan berarti bahwa para pihak yang bertikai bersedia berhenti berperang untuk sementara waktu, dan untuk menahan kekuatan mereka. Fokus dalam menegosiasikan kesepakatan semacam ini bersifat jangka pendek, yang bertujuan untuk memungkinkan akses kemanusiaan ke kota-kota yang terdampak perang. Tak hanya aitu, penghentian permusuhan juga ddalah imaksudkan untuk membuka jalan dilakukannya negosiasi lebih lanjut
3. Ceasefire
Jenis gencatan ini merupakan kesepakatan yang dicapai berdasarkan negosiasi antara pihak-pihak yang berperang. Ceasefire umumnya akan disertai dengan komitmen terkait lainnya untuk mengurangi adanya eskalasi pertempuran. Komitmen lainnya ini dapat berbentuk penarikan pasukan, dan kemungkinan komitmen oleh pihak-pihak yang bertikai untuk dapat memposisikan kembali pasukan mereka. Memposisikan kekuatan antar pihak yang bertikai ini dilakukan dengan beberapa cara, contohnya seperti membuat zona aman, zona demiliterisasi atau garis pemisah yang dibatasi dengan jelas.
4. Armistice
Armistice merupakan bentuk gencatan senjata, yang disertai kesepakatan formal oleh para pihak yang sedang bertikai untuk mau mengakhiri permusuhan. Kesepakatan formal yang dicapai umumnya juga akan diikuti dengan upaya untuk merundingkan penyelesaian damai yang langgeng.
BACA JUGA : Anggota Panitia 9 Beserta Tugasnya dalam BPUPKI
Unsur
Gencatan senjata bukan perdamaian parsial maupun temporer, akan tetapi gencatan senjata hanya penundaan operasi militer dengan skala tertentu yang sudah disetujui oleh pihak yang bersangkautan. Mengenai masalah ini, telah tercantum adalam “Aturan Perang di Daratan” yang dikeluarkan oleh Angkatan Bersenjata Amerika Serikat pada tahun 1956.
Adapun unsur gencatan senjata diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Tanggal dan waktu efektif
Memberikan informasi tentang jangka waktu tertentu mengenai adanya gencatan senjata tentunya sangat diperlukan, agar tidak ada yang melanggar aturan yang sudah disepakati.
2. Durasi
Sekarang ini ketentuan tentang durasi sudah diatur dalam perjanjian gencatan senjata. Perjanjian akan berlaku efektif hingga salah satu dari pihak yang bersangkutan membatalkannya.
3. Batas demarkasi dan zona netral
Meski tidak ada peraturan khusus dalam ketentuan perang yang mengatur tentang demarkasi dan zona netral atau Kawasan bebas, pengaturan mengenai hal ini tentunya akan sangat bermanfaat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan saat yang mengakibatkan konflik semakin memanas.
4. Hubungan dengan masyarakat
Di setiap adanya gencatan senjata pasti akan ada salah satu pihak yang menduduki wilayah pihak lain. Ini artinya masyarakat sipil dari pihak musuh akan selalu ada di wilayah yang dikuasainya.
5. Tindakan yang dilarang
Perjanjian tentang gencatan senjata kerap kali menyebutkan spesifik tentang tindakan yang dilakukan oleh salah satu pihak selain tindakan kekerasan yang biasanya terjadi. Jika terjadi kekerasan, maka tindakan tersebut akan tergolong sebagai tindakan yang tidak diperbolehkan.
6. Tawanan perang
Komando PBB pada “repatriasi secara suka rela yang artinya para tawanan bebas kembali ke pihak Angkatan bersenjata tempat mereka bekerja ketika tertawa atau juga dapat kembali ke tempat yang sesuai dengan keinginan mereka.
7. Instrumen konsultatif
Terdapat Komisi Repatriasi Negara-negara Netral untuk mengawasi adanya gencatan senjata dengan memperhatikan kepentingan tawanan perang.
8. Berbagai masalah politik-militer
Ada saatnya para negoisator suatu perjanjian gencatan senjata mendapatkan kewenangan dari pemerintah mereka untuk membahas mengenai masalah politik. Tak jarang, pemerintah juga mengirim diplomat mereka untuk melakukan negoisasi,
BACA JUGA : Mengenal Pengertian Romusha Beserta Tujuan dan Dampaknya
Contoh
1. Perjanjian Roem Royen
Salah satu contoh gencatan senjata di Indonesia adalah perjanjian Roem-Royen yang melibatkan antara Indonesia dan Belanda. Perjanjian Roem Royen diselenggarakan pada tanggal 7 Mei 1949. Dalam perjanjian ini, Belanda menyetujui Republik Indonesia adalah bagian dari Republik Indonesia Serikat. Kesepakatan lainnya dari perjanjian Roem Royen daiantaranya adalah sebagai berikut.
- Pemimpin Indonesia yang ditawan Belanda akan dikembalikan ke Yogyakarta.
- Kesepakatan pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta
- Adanya penghentian tembak-menembak antara Indonesia dan Belanda
- Diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haa, Belanda
2. Israel-Palestina
Konflik yang terjadi antar negara Palestina dan Israel sudah terjadi selama bertahun-tahun. Pada bulan Mei 2021, terjadi penyerangan Israel di sekitar komplek masjid Al-Aqsa. Tak hanya itu, sejumlah jet tempur milik Israel juga berada di lokasi kota Gaza. Penyerangan Israel dilakukan karena adanya kabar Hamas ingin menguasai wilayah Gaza. Mengutip dari hukumexpert.com, gencatan senjata menjadi kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Sebelumnya telah terjadi pertempuran selama 11 hari. Negara Mesir menawarkan gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Kemudian Isarel dan Palestina tersebut sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama berhari-hari. Kelompok militan dari Palestina (Hamas) menyetujui adanya perjanjian gencatan senjata dengan Israel. Akan tetapi, terdapat dua syarat yang harus dipenuhi Israel di antaranya yaitu:
- Hamas meminta pasukan Israel untuk menghentikan serangan di sekitar Masjid Al-Aqsa.
- Pasukan Israel juga diharuskan menghormati situs bersejarah tersebut. Pasukan Israel harus menghentikan evakuasi paksa warga Palestina lingkungan Sheikh Jarrah.
Demikianlah penjelasan tentang pengertian gencatan senjata dan juga contohnya. Perlu Sedulur pahami bawah gencatan senjata bukan kesepakatan damai, meski tujuannya adalah menghentikan peperangan negara yang sedang berkonflik.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.