Dalam pelajaran bahasa Indonesia, Sedulur tentu mempelajari tentang frasa. Frasa sering digunakan dalam percakapan sehari-hari tanpa kita menyadarinya. Frasa adalah gabungan atau pengelompokan dua kata atau lebih, akan tetapi tidak dapat membentuk kalimat sempurna karena tidak memilki predikat.
Kedudukan frasa dalam sebuah kalimat adalah sebagai fungsi sintaksis. Fungsi sintaksis lebih dikenal dengan subjek (S), predikat (P), objek (O), komponen pelengkap (pelengkap) dan keterangan. Misalnya. dalam sebuah kalimat yang terdiri dari S-P-O, frasa dapat mengisi kalimat tersebut yang berfungsi sebagai subjek, predikat, atau objek.
Agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai apa itu frasa dan apa saja jenis dan ciri-cirinya? Yuk simak penjelasan tentang pengertian dan jenis-jenis frasa di bawah ini.
BACA JUGA : 8 Contoh Surat Pribadi Beserta Cara Membuatnya dengan Benar
Pengertian frasa
Frasa adalah gabungan antara dua kata atau lebih yang memiliki sifat non predikat atau tidak memiliki predikat dan memiliki satu makna yang da[at diubah-ubah sesuai dengan konteks. Menurut buku Translation Skill karya Kadaruddun, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang dapat membentuk satu kesatuan. Akan tetapi kata-kata tersebut tidak membentuk seubjek-predikat dan juga tidak membentuk makna baru.
Dapat disimpulkan bahwa bentuk baru itu tidak akan menimbulkan makna yang berbeda dengan makna yang sebelumnya. Drasa juga dapat disebut sebagai satuan sintaksis terendah. Akan tetapi, frasa bukan satuan yang terkecil dalam kelompok tersebut. Hal ini karena kata masih merupakan satuan terkecil dari sintaksis.
Contoh frasa adalah :
- ayam bakar
- bermain sepeda
- mawar putih
Jika diperhatikan, ketiga frasa di atas pada setiap gabungan kata yang terbentuk mempunyai makna. namun, tidak dapat menjadi kalimat karena tidak ada hubungan antara subjek dengan predikat. Berikut penjelasan mengenai contoh kalimat frasa, ciri-ciri dan juga jenisnya.
Ciri-ciri
Dari pengertian frasa di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa frasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Terdiri dari dua kata atau lebih
- Tidak mempunyai predikat
- Memiliki satu makna gramatikal
- Memiliki fungsi gramatikal pada kalimat
- Selalu menduduki satu fungsi kalimat
BACA JUGA : Kata Sapaan: Pengertian, Jenis-Jenis dan Contohnya
Jenis-jenis frasa dan contohnya
Setelah mengetahui pengertian dan ciri-ciri frasa, Sedulur juga perlu mengetahui jenis-jenis frasa. Berikut jenis-jenis frasa dan contohnya berdasarkan dari buku Lingustik Umum karya Kartika Tiara Syarifuddin.
Frasa berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya
Berikut jenis frasa menurut persamaan distribusi dengan unsurnya.
1. Frasa eksosentrik
Frasa eskosentrik adalah frasa yang tidak memiliki konstruksi sama dengan unsur pembentuknya. Jadi salah satu unsur dari frasa jenis ini tidak dapat daling mengisi ketika dipisahkan.
Contohnya, frasa di pasar pada kalimat, “ Ibu berbelanja di pasar,” Ketika salah satu unsur frasa di pasar dihilangkan, maka tidak menjadi unsur keterengan. Saat unsur di dihilangkan maka akan berubah menjadi, “Ibu berbelanja pasar,” maka makna kalimat tersebut akan berubah.
2. Frasa endosentrik
Frasa endosenttrik merupakan frasa yang mempunyai distribusi sama atau setara. Sehingga, ketika salah satu unsur dihilangkan, frasa tersebut akan tetap bisa digunakan.
Misalnya, frasa sepeda baru pada kalimat “Ana mengendarai sepeda baru,” Meskipun salah satu unsur dihilangkan, maka frasa tersebut akan menjadi “Ana mengendarai motor,” maka maknanya masih sama dan tidak akan mengalami perubahan.
3. Frasa koordinatif
Frasa jenis korrdinatif yaitu frasa yang memiliki komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama atau setara. Oleh karena memiliki bentuk yang sederajat, maka frasa koordinatif dapat dihubungkan dengankonjungsi koordinatif tunggal seperti, tetapi, maupun, dan yang lainnya.
Contohnya frasa jauh dekat dapat diselipkan konjungsi koordinatif menjadi jauh dan dekat serta jauh maupun dekat.
4. Frasa subkoordinatif
Frasa koordinatif adalah frasa yang unsurnya tidak memiliki kedudukan yang sama atau sederajat.Hal tersebut akan mengakibatkan di antara unsur-unsur itu tidak dapat saling menggantikan dan tidak bisa disisipkan kata dan atau.
Misalnya, frasa hutan lebat makan tidak dapat dipisahkan menjadi hutan atau lebat ataupun hutan dan luas. Unsur keduanya tidak dapat dipisahkan.
5. Frasa apositif
Jenis frasa selanjutnya adalah frasa apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya sebagai keterangan. Akan tetapi keterangan tersebut dapat mengganti kedudukan yang diterangkannya.
Misalnya , frasa murid baru pada kalimat, “ Farkhan murid baru di kelas ini,”. Frasa murid baru dapat berfungsi untuk menjelaskan identitas dari Farkhan.
Salah satu hal yang menarik dari frasa ini adalah bagian yang selalu terdiri dari morfem-morfem bebas. Atau dapat diartikan ketika sebuah gabungan kata terdiri dari ganungan morfem bebas seperti, rumput tetangga atau sudah makan maka gabungan tersebut dapat diakatan sebagai frasa.
Frasa berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusat
1. Frasa preposisional (frasa depan)
Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan sebagai penunjuk. Frasa ini akan diikuti dengan sebuah atau beberapa kata yang tidak termasuk dalam klausa dan beridri sebagai tanda.
2. Frasa nominal
Frasa nominal adalah frasa yang memiliki unsur pusat, berbentuk kata nomina dan dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
- Nomina sebenarnya
Contohnya : Becak itu, Baju ini, Sepatu itu, Kursi ini, Buku tulis, Meja kayu dan lain sebagainya.
- Pronominal
Contoh : Mereka itu, Kita itu, Dia itu
- Nama
Contoh : Farkhan itu sahabatku, Yusuf itu kakak saya (kata yang dicetak teval adalah frasa nominal nama)
3. Frasa Verbal (frasa kerja)
Frasa verbal adalah frasa yang mempunyai unsur pusat berupa kata verba dan ditandai dengan adanya afiks verba. Dalam frasa jenis ini dapat ditambahkan imbuhan kata. Frasa verbal dapat ditambahkan “sedang” untuk kata kerja aktif dana kata “sudah” untuk menyatakan keadaan. Contohnya: sedang tidur, sudah baru sampai dan yang lainnya
4. Frasa adjektiva (frasa sifat)
Frasa adjektiva merupakan jenis frasa yang terdapat unsur pusat yaitu berupa kata adjektiva. Unsur frasa adjektiva ini dapat dapat ditambahkan imbuhan ‘ter’ sebagai pengganti paling. Frasa adjektiva biasanya menduduki fungsi menjadi predikat dalam sebuah kalimat.
Contoh frasa adjektiva:
Sawah terluas, jembatan terpanjang, rumah termegah
5. Frasa numeralia (frasa bilangan)
Frasa numeralia adalah jenis frasa yang mempunyai unsur pusat berupa kata numeralia. Numeralia sendiriadalah kata yang menyatukan sebauh bilangan atau jumlah tertentu. Frasa ini dapat diberikan kata bantu bilangan. Contohnya seperti, satu ikat, lima ekor, dua jenis dan sebagainya.
Contoh frasa numeralia : Lima ratus rupiah, dua puluh lima, lima ekor. lima puluh tandan, empat ratus dolar
6. Frasa konjungsi
Frasa konjungsi umumnya ditandai dengan adanya okonjungsi atau yang biasa disebut kata penghubung. Frasa konjungsi juga sering disebut dengan frasa adverbal atau frasa keterangan.
5 contoh frasa konjungsi antara lain :
Ketika berlari, kemarin sore, terus berlari, akhir pekan, besok siang, masa lampau, tadi pagi
BACA JUGA : Kata Sapaan: Pengertian, Jenis-Jenis dan Contohnya
Frasa berdasarkan kedudukan
Terdapat beberapa jenis frasa yang dikategorikan berdasarkan kedudukan yaitu:
1. Frasa setara
Frasa setara mempunyai antara unsur yang setara.
10 contoh frasa setara antara lain :
- Asal usul
- Keluar masuk
- Suami istri
- Kakak adik
- Hitam putih
- Muda mudi
- Depan belakang
- Pulang pergi
- Maju mundur
- Sopan santun
2. Frasa bertingkat
Frasa bertingkat adalah frasa yang mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan frasa setara. Frasa bertingkat mempunyai keudukan yang tida setara. Pada frasa ini, ada satu bagian yang menempati posisi sebagai inti. Ketika salah satu bagian dari frasa ini dohilangkan, maka maknanya akan berubah.
Contoh frasa bertingkat antara lain :
- Tanah air
- uang tunai
- Ibu saya
- Dari masjid
- Mendayung sampan
- Bangku kayu
- Uang logam
Frasa berdasarkan makna yang terkandung
Terdapat tiga jenis frasa berdasarkan makna yang terkandung, yaitu :
1. Frasa biasa
Frasa biasa adalah frasa yang mempunyai makna yang sebenarnya atau denotasi. Conthnya adalah : Adi beli sayur gudeg, Siska sedang menyapu halaman.
2. Frasa ambigu
Frasa ambigu merupakan jenis frasa yang mempunyai ganda atau makna lain, tergantung pada penggunaannya dalam kalimat, sehingga frasa mabigu sering menimbulkan keraguan makna kalimat. Contohnya : Kambing hitam, panjang tangan dan yang lainnya. Contoh kalimat yang menggunakan frasa ambigu antara lain :
- Tidak mungkin ada kambing hitam di sini
Makna kambing hitam dalam kalimat tersebut cukup ambigu. Antara kambing berwarna hitam atau orang yang sedang dituduh.
- Kami angkat kaki dari sini sudah dari kemarin
Makna angkat kaki dapat berarti pergi atau mengangkat kaki.
3. Frasa idiomatik
Berbanding terbalik dengan frasa biasa, frasa idiomatik merupakan jenis frasa yang mempunyai makna yang bukan sebenarnya atau makna yang lain (konotasi). Contohnya : Ana kembali ke kampung halamannya, Bimo menjadi buah bibir di kampungnya.
Salah satu hal yang menarik ketika Sedulur mempelajari frasa adalah bagian yang selalu terdiri atas morfem-morfem bebas. Dapat diartikan, jika gabungan kata terdiri dari gabungan morfem bebas seprti, rumput tetangga, atau sudah minum maka gabungan kata tersebut dapat dikatakan sebagi frasa.
Terdapat banyak frasa yang dapat Sedulur pelajari. Mulai dari jenis frasa berdasarkan makna yang terkandung, frasa berdasarkan kedudukannya, hingga frasa yang dibagi berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusat.
Demikianlah penjelasan mengenai frasa adalah dan contohnya serta jenis-jenis frasa. Selamat belajar Sedulur.