dosa jariyah

Dalam kehidupan sebagai umat manusia, urusan dunia dan akhirat itu harus imbang. Oleh karena itu, selain ilmu dunia kita juga harus paham tentang ilmu agama sebagai bekal akhirat mereka. Salah satunya adalah dengan menghindari yang namanya dosa jariyah.

Di akhirat kelak, dosa yang diperbuat di dunia ini akan dipertanggungjawabkan, entah itu dosa besar maupun yang sangat kecil. Jadi, selain mengamalkan kebaikan dan mengumpulkan pahala, kita harus menghindari hal-hal yang mendatangkan dosa. Sama halnya seperti pahala, ada beberapa jenis dosa dalam ajaran Agama Islam. Salah satu yang paling berbahaya adalah dosa jariyah. Mengapa demikian? Langsung saja simak informasi berikut ini.

BACA JUGA: Pengertian Qada & Qadar dan Hikmah Mengimaninya Dalam Islam

1. Apa itu dosa jariyah?

dosa jariyah adalah
pexels

Bisa dibilang, dosa jariyah adalah kebalikan dari amal jariyah. Jika didefinisikan berarti dosa yang terus mengalir, bahkan setelah orang tersebut meninggal dunia. Mengetahui bahwa betapa berbahayanya jenis dosa ini, Nabi Muhammad SAW selalu mengingatkan kepada umatnya untuk tidak melakukannya.

Hal ini karena dosa akan tetap dilimpahkan pada mereka walaupun sudah tidak lagi melakukan perbuatan maksiat yang mengakibatkan dosa tersebut. Nabi Muhammad SAW pun selalu meminta agar umatnya sadar betapa sedihnya nasib seseorang yang terjebak dalam dosa ini.

Ada satu prinsip hidup dalam Alquran yang harus dipahami. Prinsip tersebut bisa menjadi catatan dalam bersikap karena bisa memengaruhi amalan dan pahala jika sudah meninggal nantinya. Dalam surah Yasih ayat 12, Allah SWT berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

Artinya: “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” – QS Yasin ayat 12.

2. Dalil dan hadits dosa jariyah

Dalil dan hadits
pexels

Dalam Al Quran dan Sunnah, terdapat dalil-dalil yang mencakup tentang dosa jariyah. Nah, berikut ini beberapa dalil tersebut.

1. Surat An-Nahl: 25

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

Artinya: “(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.

2. Surat Al-Ankabut: 13

وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ ۖ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ

Artinya: “Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.

3. Surat An-Nur: 19

إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.

Selain itu, ada juga beberapa hadist yang membahas tentang dosa yang terus mengalir tersebut. Berikut beberapa hadist yang dimaksud.

4. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu

Rasulullah SAW bersabda,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَن دَعا إلى هُدًى، كانَ له مِنَ الأجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَن تَبِعَهُ، لا يَنْقُصُ ذلكَ مِن أُجُورِهِمْ شيئًا، ومَن دَعا إلى ضَلالَةٍ، كانَ عليه مِنَ الإثْمِ مِثْلُ آثامِ مَن تَبِعَهُ، لا يَنْقُصُ ذلكَ مِن آثامِهِمْ شيئًا.

Artinya: “Siapa saja yang menyeru kepada petunjuk, dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya. Hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan siapa saja yang menyeru kepada kesesatan, baginya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya. Hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun.” [Hadits riwayat Muslim di dalam Shahih Muslim no. 2674]

5. Hadits Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu

Rasulullah SAW bersabda,

وَمَن سَنَّ في الإسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كانَ عليه وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَن عَمِلَ بهَا مِن بَعْدِهِ، مِن غيرِ أَنْ يَنْقُصَ مِن أَوْزَارِهِمْ شيءٌ

Dan siapa saja yang mengenalkan satu kebiasaan yang buruk , maka dia mendapatkan dosa keburukan tersebut dan dosa orang-orang yang melakukan kebiasaan buruk tersebut setelah dirinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun.” [Hadits riwayat Muslim di dalam Shahih Muslim no. 1017]

BACA JUGA: Beda Arti, Ini Makna Syafakillah, Syafakallah, Syafahullah dalam Islam

3. Contoh dosa jariyah lelaki dan wanita

Contoh dosa jariyah
pexels

1. Mempertontonkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya

Contoh dosa jariyah seorang wanita, adalah mempertontonkan tubuh dan kecantikannya terutama kepada lawan jenis. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-Nur ayat 31 yang berbunyi:

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Beberapa orang memiliki penafsiran yang berbeda akan ayat tersebut. Sebagian ada yang beranggapan bahwa adanya dosa jariyah di sosmed, seperti membagikan foto dan video. Namun ada juga menyatakan jika selama foto tersebut tidak membangkitkan nafsu syahwat laki-laki, maka diperbolehkan.

2. Mempelopori perbuatan maksiat

Ciri ciri dosa jariyah berikutnya adalah membuat orang lain berbuat dosa karena apa yang kit lakukan. Kita tidak diperbolehkan untuk melakukan perbuatan maksiat di depan orang lain. Pasalnya, bisa saja hal itu membuat orang lain mengikutinya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda:

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

Artinya: “Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” – HR Muslim.

3. Mengajak melakukan kesesaat dan maksiat

Hal yang termasuk dosa jariyah berikutnya, masih berkaitan dengan poin yang sebelumnya, yakni mengajak seseorang dalam kesesatan dan melakukan maksiat itupun merupakan dosa jariyah. Dalam surah An-Nahl ayat 25, Allah SWT berfirman:

لِيَحْمِلُوْٓا اَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَّوْمَ الْقِيٰمَةِ ۙوَمِنْ اَوْزَارِ الَّذِيْنَ يُضِلُّوْنَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ ࣖ

Artinya: “(ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu.

BACA JUGA: Apa Arti Istidraj Dalam Islam, Ini Ciri dan Tandanya dalam Al Qur’an

4. Akibat dosa jariyah

akibat
pexels

Orang yang melakukan dosa jariyah akan menanggung dosanya sendiri sekaligus dosa dari orang-orang yang mengikuti dirinya dalam berbuat dosa tersebut. Dengan kata lain, orang itu akan mendapat tambahan dosa setiap ada orang lain yang berbuat dosa karenanya.

Oleh karena itu, dosa jariyah itu sangatlah besar. Bahkan tidak pernah terbayangkan dalam benak seberapa besar dosa jariyah tersebut karena merupakan kumpulan dari dosa banyak orang. Dan nantinya, dia pasti akan kaget karena merasa tidak pernah melakukannya.

5. Apakah dosa jariyah bisa diampuni?

apakah dosa jariyah bisa diampuni
pexels

Tentu saja bisa. Allah SWT adalah zat yang Maha Pengampun dan Maha Bijaksana. Asalkan kita bisa menyesali perbuatan dosa yang dilakukan dan berusaha untuk tidak mengulanginya, Insha Allah doa tersebut akan dihapus dan diputus.

Dalam kitab Faidhul Qadir, oleh Syaikh Zainuddin Muhammad al-Munawi, menjelaskan bahwa:

Bagaimana caranya bertaubat dari dosa sebab mengajak orang banyak melakukan kemaksiatan ketika sudah banyak yang melakukannya? Caranya dengan menyesalinya dan mencegah orang lain melakukannya sebisa mungkin.” (Faidhul Qadir, terbitan Darul Kutub ‘Ilmiyyah, Juz 6: 162)

Dari dalil yang ada di atas, bisa disimpulkan jika satu-satunya cara untuk bertaubat dari dosa jariyah adalah dengan menyesalinya. Selain itu, sebisa mungkin kita harus mencegah segala keburukan yang berasal dari ulah kita sendiri.

6. Cara agar dosa jariyah diampuni

agar diampuni
pexels

Setiap manusia itu, pasti mempunyai keterbatasan. Bayangkan saja, jika dosa jariyah tersebut sudah menyebar dan dilakukan oleh ribuan orang, apakah ia mampu untuk menghentikan semua orang yang terlibat? Untuk itu, cara taubat yang paling benar adalah sebagai berikut.

  • Menyesali dan berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi
  • Menutupi kesalahan dengan amalan-amalan jariyah, seperti bersedekah, infak, dan menyantuni anak-anak yatim
  • Ikutserta dalam menyebarkan kebenaran, dan menentang kesalahan yang telah ia lakukan dulu
  • Jika dulunya pernah berdakwah dengan ajaran sesat, maka ia harus menghapus ajaran yang dulu dan menggantinya dengan ajaran baru yang dibenarkan dalam Islam
  • Jika dulu pernah menyebarkan berita-berita bohong atau dokumen-dokumen yang tidak dibenarkan, maka musnahkan dokumen tersebut semaksimal mungkin

Walaupun terkesan biasa-biasa saja, namun dosa jariyah ini sangat berbahaya dan jangan sampai kita lakukan. Bayangkan saja jika ada ratusan atau bahkan ribuan orang yang berbuat maksiat karena tindakan kita. Naudzubillahimindzalik.

Nah, bagi Sedulur yang merasa pernah membuat dosa jariyah, masih ada waktu untuk bertaubat sebelum ajal menjemput. Lakukan beberapa poin yang sudah disebutkan di atas, dan jangan pernah ulangi dosa itu lagi.