Niat dan tata cara mandi wajib atau mandi junub, tentu saja harus dipahami oleh setiap Muslim yang taat. Hal ini karena seorang muslim harus bisa menyucikan atau membersihkan diri mereka dari hadas besar, agar ibadah yang dilakukan bisa dianggap sah.
Junub sendiri merupakan situasi pada seseorang ketika mengalami satu dari dua hal, yakni keluarnya air mani dari organ intim laki-laki maupun perempuan, baik dikeluarkan secara sengaja maupun tidak. Yang berikutnya adalah jimak atau berhubungan badan, meskipun tidak mengeluarkan air mani.
Setelah tahu penyebab mandi wajib bagi wanita dan pria, tentu saja kini saatnya tahu caranya. Untuk lebih jelasnya lagi, simak informasi mengenai tata cara mandi wajib rumaysho yang ada di bawah ini.
BACA JUGA: Rukun Nikah & Syarat Sah Nikah dalam Islam, Wajib Tahu!
Hadist tentang anjuran mandi wajib
“Mandi” dalam mandi junub, adalah “membasahi seluruh tubuh dengan air yang diawali dengan niat untuk mandi wajib”. Menetapkan niat dalam mandi ini, adalah hal yang wajib untuk dilakukan.
Dari Umar bin Khaththab, jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat.”
عن عائشة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اغتسل من الجنابة غسل يديه ، ثم توضأ وضوءه للصلاة ، ثم اغتسل ، ثم يخلل بيده شعره حتى إذا ظن أنه قد أروى بشرته أفاض عليه الماء ثلاث مرات ، ثم غسل سائر جسده
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dari janabah maka beliau mulai dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhunya untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya kedalam air kemudian menyela dasar-dasar rambutnya, sampai beliau menyangka air sampai kedasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan kedua tangannya sebanyak tiga kali kemudian beliau menyiram seluruh tubuhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits tersebut, kita bisa mendapat salah satu keutamaan Aisyah radhiallahu ‘anha dan juga istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain, yakni turut andil dalam menyampaikan ilmu agama, terutama yang sifatnya pribadi.
Merekalah yang dapat meriwayatkan tata cara mandi junub Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam secara rinci, serta sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain di dalam rumah.
Para shahabat pun tidak mungkin tahy semua sunnah-sunnah apa saja yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau sedang di rumah, melainkan mengetahuinya dari istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam hadits tersebut juga ada kata “kana” (كان), yang dalam bahasa Arab bisa saja memiliki dua arti atau dua maksud:
Pertama, kana yang berarti perbuatan masa lalu, maksudnya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “pernah” mandi junub seperti yang sudah dijelaskan dalam hadits.
Kemudian kana yang berarti perbuatan yang berulang-ulang (istimrar), artinya adalah Rasulullah “senantiasa” mandi junub (setelah jima’ dengan istrinya) seperti yang dijelaskan dalam hadits.
Dan pendapat yang kuat dari para ulama, adalah maksud yang kedua, yakni kana yang berarti “senantiasa”, pula didukung dengan kata “idza” (yang juga berarti “senantiasa” pada kalimat idza-ghtasala).
Jadi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mandi junub (setelah jima’ dengan istrinya) seperti yang yang telah dijelaskan di dalam hadits.
Niat mandi wajib arab dan artinya
1. Niat dan doa mandi wajib setelah haid
Setiap perempuan yang telah menginjak usia dewasa dan belum mengalami menopause, tentu saja akan mengalami menstruasi atau haid di setiap bulannya. Nah, setiap masa haid berakhir, setiap wanita perlu melakukan mandi besar atau mandi junub supaya bisa kembali beribadah.
Berikut ini adalah niat dan doa setelah haid:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf’i hadatsil haidil lillahi Ta’aala.
Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta’ala.”
2. Niat dan doa secara umum
Berikut ini adalah niat dan doa yang bisa menghilangkan hadas besar bagi laki-laki dan perempuan:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf ‘il hadatsil akbari fardhal lillaahi ta’aala.
Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta’ala.”
3. Niat dan doa setelah nifas
Nifas merupakan kondisi atau situasi di mana rahim perempuan mengeluarkan darah karena atau setelah melahirkan. Selama kurang lebih 40 hari masa di mana darah nifas keluar, perempuan tidak boleh melakukan ibadah salat maupun berpuasa.
Nah, berikut ini adalah niat dan doa setelah nifas:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf’i hadatsin nifaasi lillahi Ta’aala.
Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta’ala.”
Adab dan tata cara mandi wajib
Tata cara mandi wajib wanita dan pria, telah dijelaskan secara terperinci mulai dari awal masuk sampai keluar kamar mandi. Langsung saja, berikut ini cara untuk mandi wajib yang perlu diketahui:
- Membaca niat mandi junub atau mandi wajib.
- Ambil air lalu basuh tangan hingga 3 kali.
- Bersihkan semua najis yang ada di badan.
- Ambil wudhu seperti saat salat termasuk doa-doanya.
- Mulai mandi besar dengan mengguyur kepala sebanyak 3 kali.
- Guyur badan sebelah kanan serta kiri, masing-masing 3 kali.
- Ketika melakukan mandi wajib ini, pastikan semua bagian tubuh dan juga lipatan yang tersembunyi ikut dibersihkan.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan, yakni mengguyur badan bagian belakang sebanyak 3 kali dan juga menyela-nyela rambut serta jenggot (jika punya).
Pastikan air mengalir ke dalam lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Selain itu, usahakan agar tangan tidak menyentuh kemaluan pada saat melakukan tata cara mandi wajib di atas. Namun jika tersentuh, maka ambillah kembali air wudhu.
Dari semua langkah yang sudah dijelaskan di atas, hal yang wajib yang harus dilakukan adalah membersihkan najis dan juga menyiramkan air ke seluruh badan. Sisanya adalah sunah muakkadah dengan keutamaan-keutamaan yang tidak bisa dianggap sepele.
BACA JUGA: Pengertian Akhlak dalam Islam Beserta Jenis & Manfaatnya
Tata cara mandi besar pria
Ada beberapa anjuran tata cara mandi besar yang berbeda di antara laki-laki dan perempuan. Salah satu yang dikhususkan untuk pria, yakni menyela pangkal rambut.
Nah, berikut adalah urutan tata cara mandi junub yang dirunutkan melalui hadis Al Bukhari:
- Membasuh tangan.
- Pancurkan air dengan tangan kanan ke atas tangan sebelahnya, kemudian basuh kemaluan.
- Berwudhu seperti ketika akan salat.
- Membasuh rambut sembari memasukkan jari ke pangkal rambut sampai menyeluruh.
- Membasuh kepala 3 kali.
- Membasuh semua anggota badan.
- Membasuh kedua kaki.
Tata cara mandi besar perempuan
Tata cara untuk perempuan itu sebenarnya tidak berbeda, bahkan jalinan rambut pun juga tidak perlu dibuka. Hal ini sesuai dengan rujukan dari HR At-Tirmidzi yang berbunyi:
“Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, ‘Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran.’”
Nah, sesuai dengan riwayat tersebut, maka berikut ini tata cara yang harus dilakukan.
- Membaca niat.
- Membersihkan telapak tangan (3 kali), kemudian bersihkan dubur dan kemaluan (bersihkan dengan tangan kiri).
- Bersihkan tangan, lalu bersihkan kemaluan dengan menggosoknya menggunakan sabun atau tanah.
- Lakukan wudhu seperti ketika akan salat.
- Guyur kepala 3 kali.
- Guyur tubuh dengan air, mulai dari sisi kanan sampai ke kiri.
Tata cara mandi besar setelah berhubungan badan
Hadas besar dapat disebabkan oleh beberapa penyebab. Di antaranya seperti keluarnya air mani, mimpi basah, sampai hubungan badan antara suami-istri. Nah, untuk menyucikan diri dari hadas besar, seseorang perlu mempraktikkan tata cara mandi junub yang benar.
Hal pertama yang perlu dilakukan sebelumnya, yakni dengan membaca niatnya.
“BISMILLAHIRAHMANIRAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI FARDLON LILLAHI TA’ALA.”
Artinya: Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala.
Setelah itu, maka Sedulur bisa langsung melakukan ritual mandi wajib seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Tata cara mandi wajib setelah nifas
Di bawah ini adalah niat yang perlu dibacakan sebelum Sedulur memulai ritual mandi wajib:
“BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITU GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TA’ALA.”
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardlu karena Allah Ta’ala.”
Usai membaca niat di atas, ikutilah tata cara mandi junub untuk perempuan. Perlu untuk diperhatikan, Sedulur tidak perlu menyela pangkal rambut, cukup mengguyur rambut dengan air bersih sebanyak 3 kali.
Kondisi yang mewajibkan seseorang harus mandi junub
Ada beberapa kondisi yang mewajibkan seseorang harus melakukan mandi wajib atau mandi junub. Ya, diantaranya adalah kondisi seperti yang ada di bawah ini.
- Berhentinya darah nifas
- Berhubungan seksual
- Ejakulasi
- Melahirkan
- Selesainya masa haid
Apabila Sedulur merasa mengalami atau berada di dalam kondisi-kondisi di atas, maka disarankan untuk segera melakukan mandi wajib. Karena jika tidak, maka ibadah yang dilakukan seperti sholat dan puasa tidak akan dianggap sah.
BACA JUGA: 25 Ucapan Duka Cita dan Bela Sungkawa Islami & Menyentuh Hati
Ya, itulah adab, niat, dan tata cara, dan juga mandi wajib atau mandi junub yang wajib diketahui oleh semua umat Muslim. Semoga penjelasan di atas, bermanfaat dan bisa dipahami dengan mudah.
Oh iya, mungkin Sedulur masih memiliki pertanyaan seputar cara baca niat mandi wajib. Jadi niat tersebut boleh dibaca secara lantang maupun di dalam hati. Namun yang paling penting, adalah niat dari hati untuk menyucikan diri kembali.