Buta warna parsial adalah sebuah kondisi yang dialami oleh mata seseorang yang tidak dapat membedakan sebuah warna, terutama warna-warna yang memiliki perubahan yang tipis. Kondisi parsial ini tentu beda dengan buta warna total, namun banyak masyarakat yang masih menganggapnya dua hal yang sama.
Maka dari itu, agar lebih memahaminya, dalam kesempatan kali ini akan kita bahas terkait buta warna parsial, mulai dari penyebab, jenis dan gejala-gejalanya. Agar tidak salah dan dapat membedakan dengan buta warna total. Tanpa berlama-lama, yuk, mari langsung kita simak penjelasannya di bawah ini.
BACA JUGA: Kenali Berbagai Jenis Tes Buta Warna dan Cara Kerjanya
Pengertian buta warna parsial
Buta warna seringkali dimaknai sebagai sebuah kondisi ketika mata tidak dapat melihat dan membedakan semua warna sama sekali (buta warna total). Tetapi, orang yang tidak dapat membedakan warna tertentu juga disebut sebagai buta warna, yang dalam kondisi ini disebut buta warna parsial.
Kondisi buta warna ini terjadi ketika sulit membedakan warna. Biasanya jenis buta warna yang paling sering ditemukan adalah penderitanya sulit melihat warna merah dan hijau. Seseorang mendapatkan penyakit buta warna sejak lahir dan terjadi seumur hidup. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Buta warna parsial dalam bahasa Inggris yaitu partial color blind.
Kondisi yang menyebabkan buta warna
Penyebab buta warna parsial atau buta warna total terjadi pada seseorang yang tidak dapat membedakan warna secara normal dan tidak dapat membedakan warna-warna tertentu. Lembaga tentang buta warna yang ada di Amerika Serikat yang bernama National Eye Institute menjelaskan bahwa laki-laki lebih memiliki kecenderungan buta warna dibanding perempuan.
Hal tersebut bukan tanpa sebab, karena gen yang menjadi penyebab buta warna yaitu terjadi pada kromosom X yang dimiliki oleh laki-laki. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa buta warna terdiri dari buta warna total dan parsial. Penjelasan terkait kondisi buta warna ini telah dijelaskan di atas.
Sementara itu buta warna total berbeda dengan parsial buta warna merah-hijau. Buta warna total atau achromatopsia terjadi apabila seseorang tidak dapat membedakan semua warna, yang tampak hanya hitam putih.
Persentase penderita buta warna
Banyak lembaga ilmiah yang telah meneliti terkait buta warna total dan buta warna parsial genetik. Salah satunya yang dilakukan oleh Jurnal Ilmiah bernama Ophthalmology. Jurnal tersebut menjelaskan persentare tentang penderita buta warna yang ada di dunia ini. Berikut data lengkapnya:
- 3,1% pria Asia
- 2,6% pria Hispanik
- 1,4% pria Afrika-Amerika
- 0-0,5% dari semua wanita.
Penyebab buta warna
Kondisi buta warna ini disebabkan oleh penyait atau kerusakan yang terjadi pada retina atau saraf penglhatan. Kerusakan kadang dapat dipulihkan dengan sejumlah perawatan medis, tanpa perawatan mustahil untuk untuk memulihkannya. Berbeda dengan penyebab buta warna parsial yang disebabkan oleh faktor genetis.
Faktor genetis merupakan faktor untuk yang menyebabkan buta warna ini. Jika disebabkan oleh masalah genetis, buta warna tidak dapat dipulihkan. Namun, akibat perkembangan teknologi, telah tercipta kacamata yang dapat membuat penderita buta warna untuk dapat melihat warna lebih jelas.
Lebih jelasnya terkait penyebab buta warna adalah sebagai berikut:
1. Faktor turunan atau genetis
Seperti dijelaskan di atas, ini merupakan faktor umum yang menyebabkan buta warna. Diturunkan oleh orang tua ke anak. Tingkat keparahan yang diturunkan bisa ringan, sedang atau berat, biasanya mempengaruhi kedua mata, dan tingkat keparahannya tidak berubah seumur hidup.
2. Menderita penyakit tertentu
Bisa juga disebabkan oleh kondisi penyakit tertentu yang menyebabkan defisit warna seperti anemia sel sabit, diabetes, alzheimer, parkinson, leukimia dan penyakit-penyakit lainnya.
3. Efek samping obat dan bahan kimia
Mengonsumsi obat tertentu dapat memberikan efek samping terhadap penglihatan warna. Beberapa obat yang dimaksud antara lain obat untuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit autoimun tertentu, infeksi, gangguan saraf, disfungsi ereksi, hingga masalah psikologis.
Atau juga bisa saja disebabkan oleh karena terkena paparan dari bahan kimia, terutama paparan karbon disulfida, pupuk dan lainnya yang dapat menyebabkan memicu penghilatan warna menghilang.
4. Faktor penuaan
Ini merupakan faktor alami yang tidak bisa dipungkiri. Karena kemampuan menglihat warna bisa menurun secara perlahan dengan seiring bertambahnya usia seseorang atau mengalami penuaan itu sendiri.
Kelainan genetik yang menyebabkan buta warna
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, kondisi buta warna yang jika disebabkan oleh genetik tidak dapat disembuhkan. Karena hal tersebut diturunkan dari orang tua kepada anak-anak melalui kelompok gen yang disebut kromosom. Terdapat kelompok kromosom X dan Y yang berfungsi untuk menentukan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Laki-laki memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y, sedangkan wanita memiliki dua kromosom X. Gen yang dapat menyebabkan jenis buta warna ini merah-hijau diturunkan pada kromosom X. Dengan demikian, buta warna merah-hijau lebih sering terjadi pada laki-laki.
Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa sebab, yaitu:
- Laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, yakni dari gen ibu. Jika kromosom X tersebut memiliki gen buta warna parsial merah-hijau (bukan kromosom X normal), laki-laki akan mengalami buta warna merah-hijau.
- Wanita memiliki dua kromosom X, satu dari ibu dan satu dari ayah. Jenis buta warna inimerah-hijau pada wanita disebabkan saat kedua kromosom X memiliki gen untuk buta warna merah-hijau.
BACA JUGA: 12 Rekomendasi Vitamin Mata Terbaik dan Aman Konsumsi
Gejala buta warna parsial
Terdapat beberapa gejala yang bisa menjadi indikasi seseorang terkena atau menderita buta warna. Sebelum mengetahuinya secara pasti melalui tes yang bisa dilakukan, terdapat beberapa gejala yang bisa jadi ajuan Sedulur untuk mengetahui gejala buta warna atau tidak. Berikut ini beberapa gejalanya:
- Kesulitan untuk membedakan antara merah, oranye, kuning, coklat dan hijau
- Melihat warna-warna tersebut lebih kusam daripada yang terlihat oleh seseorang dengan penglihatan normal.
- Kesulitan membedakan antara nuansa ungu.
- Kebingungan membedakan warna merah dan hitam.
Sejak lahir, manusia sudah kenali dengan warna-warna di sekitarnya. Oleh karena itu, sebagian besar pengidap buta warna terutama yang parsial tidak menyadari jika mereka mengalami gangguan tersebut. Untuk mengatasinya, pengidap dapat menggunakan lensa kontak yang dapat membantu membedakan warna.
Sementara itu, untuk dapat =mendiagnosis kondisi ini, dibutuhkan sebuah tes guna memastikan seseorang memang benar mengidap buta warna atau tidak, diwajibkan terutama bagi yang parsial. Karena parsial masih dapat melihat warna tidak seperti yang total yang dapat dengan mudah diidentifikasi.
Buta warna jenis parsial yang diwariskan melalui genetik keluarga tidak dapat disembuhkan, karena tidak mungkin menggantikan sel kerucut pada retina. Kecuali yang terjadi disebabkan oleh beberapa kondisi yang telah dijelaskan di atas. Seperti melalui penggunaan obat-obatan, atau terkena kandungan kimia.
Jika penderita disebabkan oleh bukan kondisi genetis, tentu masih dapat diatasi dan dilakukan perawatan untuk dapat kembali melihat warna sebagaimana orang pada umumnya. Namun jika untuk faktor genetis, hal tersebut tidak dapat disembuhkan hanya dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti kacamata atau lensa mata.
Jenis-jenis buta warna
Terdapat bebepra jenis buta warna, terutama yang parsial. Masih dilansir dari National Eye Instute dari Amerika Serikat, bahwa buta warna ini memiliki beberapa jenis. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Parsial merah-hijau
Jenis pertama adalah buta warna yang paling banyak dialami, yaitu yang kesulitan melihat warna merah dan hijau. Jenis ini juga terbagi laki menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Deuteranomali: Melihat warna hijau terlihat lebih merah. Jenis ini ringan dan biasanya tidak mengganggu aktivitas normal.
- Protanomali: Melihat warna merah terlihat lebih hijau dan kurang cerah. Tipe ini ringan dan biasanya tidak mengganggu aktivitas normal.
- Protanopia: Tingkat kecerahan warna merah dan perpaduannya kurang akibat dari tidak adanya sel kerucut werah
- Deuteranopia: Tidak peka terhadap warna hijau karena retina tidak memiliki sel kerucut.
2. Parsial biru-kuning
Jenis kedua yaitu yang melihat biru-kuning. Dari jenis ini, terdapat dua jenis yang lebih spesifik terkait penyakit ini. Jenis dari parsial biru-kuning adalah sebagai berikut ini:
- Tritanomali: Sulit untuk membedakan antara biru dan hijau, dan antara kuning dan merah.
- Tritanopia: Tidak bisa membedakan antara biru dan hijau, ungu dan merah, serta kuning dan merah muda. Tritanopia juga membuat warna terlihat kurang cerah.
Perihal pekerjaan dan buta warna
Banyak pekerjaan yang mengharuskan harus melihat warna dengan sempurna. Oleh karena itu, banyak juga yang bertanya, buta warna parsial bisa kerja apa? Tentu saja banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh para penderita buta warna. Mulia dari penulis yang berhubungan dengan teks daripada warna, serta juga atlit yang berhubungan dengan olahraga.
Saat ini banyak jenis pekerjaan yang bisa dijalani oleh setiap orang tanpa harus mempertimbangkan kondisi matanya yang bisa melihat warna atau tidak. Tentu hal ini sangat diskriminatif, jika sebuah pekerjaan ditentukan dengan kemampuan untuk melihat warna atau tidak.
Deteksi buta warna parsial
Tes Ishihara merupakan tes buta warna di mana seseorang diminta untuk membedakan angka atau jalur yang dicetak dalam bintik-bintik berwarna dengan latar belakang bintik-bintik berwarna lainnya. Tes Ishihara diciptakan oleh Dr. Shinobu Ishihara dan pertama kali diterbitkan di Jepang pada tahun 1917.
Hingga saat ini, terdapat berbagai edisi yang telah digunakan secara luas dalam pengujian penglihatan warna. Tes ini juga merupakan salah satu tes yang banyak digunakan untuk mendeteksi seseorang apakah menderita buta warna atau tidak.
Nah, itulah tadi penjelasan terkait buta warna parsial serta buta warna total. Semoga penjelasan di atas dapat membantu Sedulur untuk lebihi memahami apa itu buta warna, dan terdapat beberapa jenis buta warna itu sendiri. Nah setelah mengetahui penjelasan di atas, apakah Sedulur termasuk salah satu penderita buta warna?
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.