bisnis toko kelontong

Berbicara tentang keberadaan toko kelontong di Indonesia, bisa menjadi cerita dari sebuah sejarah panjang. Toko kelontong bahkan memiliki andil besar saat Indonesia masuk dalam kondisi krisis ekonomi di tahun 1998-1999. Namun jauh sebelum itu, toko kelontong sudah ada di Indonesia sejak abad ke-19. Saat itu toko kelontong diciptakan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.

Dari sejarah panjang itulah, tak heran banyak toko kelontong yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu dan masih bertahan hingga melintasi zaman. Seperti halnya toko kelontong milik Super Agen of The Month yang terpilih di bulan Januari lalu. Beberapa di antaranya ada yang sudah berdiri sejak tahun 70an – 80an. Meski sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu, tak menyurutkan semangat para Super Agen untuk #BeraniJadiLebih. Mereka mengikuti perkembangan zaman dengan menerapkan inovasi-inovasi dalam mengelola toko kelontong, salah satunya mengubah cara kulakan yang konvensional dengan beralih menggunakan aplikasi. Seperti apa kisah mereka? Simak lengkapnya di sini.

1. Toko Berkah Bersinar: Sempat hampir pailit, namun mampu bangkit kembali

bisnis toko kelontong

Berdiri sejak tahun 1980, Toko Berkah Bersinar sudah melewati berbagai macam kesulitan. Salah satu yang mungkin tak akan pernah dilupakan oleh Cak Rul (32), sang pemilik toko adalah ketika toko kelontong miliknya ini hampir bangkrut. Namun berkat kegigihannya, Toko Berkah Bersinar kembali bangkit. Bahkan kini bisa melayani pembelinya selama 24 jam. Cak Rul pun mengaku sudah mulai kulakan di Aplikasi Super sejak tahun 2021, dan semakin mempermudah dirinya dalam mengelola toko kelontong.

2. Toko Farida Agus: Berani banting stir dari kerja kantoran hingga jadi pengusaha toko kelontong

bisnis toko kelontong

Pasangan Agus dan Farida bisa dibilang berani dalam mengambil keputusan. Dari yang tadinya memiliki pekerjaan tetap, namun memilih untuk memulai usaha toko kelontong. Agus dulunya bekerja di PLN selama 5 tahun. Sementara sang istri, Farida pernah bekerja di pabrik selama kurang lebih 8 tahun. Namun keduanya sepakat memilih resign dan akhirnya membuat Toko Farida Agus. Dari hasil keberanian itulah, kini mereka mampu meraih omzet hingga Rp10 jutaan setiap bulan.

3. Toko Kuntho: Muda dan berani berbeda

Farena (26 tahun) bisa dibilang salah satu sosok anak muda yang layak jadi contoh. Bagaimana tidak, Toko Kuntho miliknya yang telah berdiri sejak tahun 2018 dibangunnya saat wanita berhijab ini masih kuliah. Cerita berawal ketika Farena ingin memiliki pekerjaan sampingan saat kuliah. Tak seperti anak muda kebanyakan yang mencari pekerjaan “kekinian”, Farena malah memutuskan untuk membuka toko kelontong. Usahanya ini makin terbantu ketika tahun 2021 ia mulai kulakan dengan Aplikasi Super. Selama kulakan dengan Aplikasi Super, Farena sangat terbantu dengan layanan gratis ongkir, harga terjangkau, dan pengiriman yang tepat waktu.

4. Toko Aris: Kelola toko kelontong warisan dari orang tua

Mempertahankan toko kelontong yang sudah berdiri sejak tahun 1970 tidaklah mudah, namun hal tersebut bisa dilalui Indah, pemilik Toko Aris sekarang. Berbagai inovasi untuk #BeraniJadiLebih ia lakukan demi mempertahankan toko kelontong. Salah satunya dengan beralih dari kulakan konvensional dengan kulakan menggunakan Aplikasi Super. Hanya bermodalkan ponsel, Indah sudah mengisi stok toko kelontong miliknya tanpa harus repot bepergian.

5. Toko Ratna: Punya cerita unik, toko yang hampir kemalingan!

bisnis toko kelontong

Salah satu pengalaman Ratna dalam mengelola toko kelontong yang mungkin tak akan pernah dilupakan adalah saat Toko Ratna miliknya hampir kemalingan. Saat dirinya meninggalkan toko sebentar, ada orang tak dikenal masuk ke tokonya dan mengambil beberapa barang dagangan. Tapi untungnya, Ratna yang cepat kembali sempat memergoki dan membuat si maling kabur. Peristiwa itu tak membuat Ratna kapok dalam mengelola toko kelontong, hanya saja kini dia lebih berhati-hati. Bahkan saat ini Ratna sudah memiliki toko kelontong kedua.

6. Toko Snack Khotim: Berdiri puluhan tahun, kini raup omzet Rp10 jutaan per bulan

bisnis toko kelontong

Di tahun 1980, Bu Khotim membuka Toko Snack Khotim di pasar. Selama puluhan tahun, ia mengelola tokonya ini sendiri. Saat usianya semakin menua, ia pun mewariskan usaha toko kelontong ini kepada putrinya, Riska. Namun sesekali, Bu Khotim tetap memantau pekerjaan sang putri di warung. Sejak tahun 2021, Toko Snack Khotim mulai kulakan dengan Aplikasi Super. Hal ini mempermudah Riska dalam kulakan karena hanya bermodalkan ponsel saja, ditambah gratis ongkir yang selalu didapatkan. Saat ini, omzet yang didapat Toko Snack Khotim mencapai kurang lebih Rp10 jutaan per bulan.

Cerita-cerita dari para Super Agen yang inspirasional bukan? Untuk Sedulur yang memiliki atau sedang merintis usaha toko kelontong, yuk #BeraniJadiLebih dengan mulai kulakan menggunakan Aplikasi Super. Kulakan di Aplikasi Super pasti gratis ongkir dan akan mendapatkan harga barang yang jauh lebih terjangkau. Selain itu pilihan produknya pun beragam, sehingga Sedulur tak perlu kebingungan mengisi stok toko kelontong.

Tak hanya itu, kulakan di Aplikasi Super juga akan memberikan kesempatan Sedulur untuk menjadi Super Agen of The Month (SAOTM). Banyak benefit yang bisa Sedulur dapatkan lho ketika terpilih menjadi SAOTM, antara lain:

  • Reward voucher potongan belanja
  • Store Branding berupa spanduk
  • Join Community (WA Group SAOTM)
  • Merchandise eksklusif dari Aplikasi Super

Yuk tunggu apa lagi? Kulakan di Aplikasi Super sekarang dan dapatkan banyak keuntungan.