Pastinya Sedulur sudah tidak asing lagi ya, dengan salah satu dongeng legenda Lutung Kasarung atau Lutung yang Tersesat. Cerita ini dikisahkan secara turun temurun dari Kerajaan Galuh serta Kerajaan Sunda, dan bertahan hingga saat ini.
Dongeng Lutung Kasarung berasal dari Suku Sunda. Secara singkat, dongeng Lutung Kasarung mengisahkan tentang turunnya Pangeran Sanghyang Guruminda dari Kahyangan ke Buana Panca Tengah (Bumi). Ia diturunkan dalam wujud seekor lutung dan kemudian bertemu dengan Putri Purbasari Ayuwangi.
Purbasari ternyata telah diusir oleh saudarinya sendiri, Purbararang, agar tidak bisa menjadi penerus takhta Kerajaan Pasir Batang. Di akhir cerita, Lutung berubah wujud kembali menjadi Sanghyang Guruminda yang gagah dan tampan, menikahi Putri Purbasari Ayuwangi, dan hidup bahagia memerintah Kerajaan Pasir Batang dan Kerajaan Cupu Mandala Ayu bersama-sama.
Yuk, simak dongeng Lutung Kasarung singkat yang penuh makna dan hikmah berikut ini!
BACA JUGA: 12 Rekomendasi Obat Tetes Mata Anak yang Aman dan Ampuh
Putri Purbasari dari Kerajaan Pasir Batang
Dikisahkan pada zaman dahulu di Tanah Pasundan, hidup seorang putri yang bernama Purbasari Ayuwangi. Ia merupakan keturunan dari Prabu Tapa Agung, seorang raja dari Kerajaan Pasir Batang. Purbasari merupakan anak bungsu dari enam bersaudara yang kesemuanya perempuan, yaitu Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, dan Purbaleuih.
Sang raja, Prabu Tapa Agung, saat itu usianya sudah menua. Kondisi kesehatannya pun semakin memburuk dari hari ke hari. Prabu Tapa Agung kemudian berencana untuk menunjuk salah satu putrinya untuk menjadi ratu dari Kerajaan Pasir Batang. Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, dan Purbaleuih telah menikah dengan pangeran-pangeran kerajaan lain dan sudah tinggal bersama suaminya masing-masing. Sedangkan yang tersisa hanyalah Purbararang dan Purbasari.
Penerus takhta Kerajaan Pasir Batang, siapa?
Prabu Tapa Agung dengan hati-hati menentukan siapa penerus takhta kerajaan selanjutnya. Ia pun melakukan berbagai pertimbangan yang matang, salah satunya adalah melihat watak masing-masing kedua putrinya tersebut. Jika diamati, Purbasari memiliki sifat yang sangat baik, lembut, sopan, dan juga gemar menolong. Selain memiliki hati yang lembut nan baik, Purbasari juga memiliki paras yang cantik jelita. Tidak heran, setiap orang yang melihatnya akan jatuh hati pada pandangan pertama.
Namun sayangnya, Purbararang sang kakak memiliki sifat yang 180 derajat berbanding terbalik dengan sang adik, Purbasari. Walaupun Purbararang memiliki paras yang sama cantiknya dengan Purbasari, namun ia terkenal dengan sifat yang kasar, sombong, dan juga angkuh kepada setiap orang.
Alhasil, Prabu Tapa Agung dengan mantap memilih Purbasari Ayuwangi untuk meneruskan kepemimpinannya di Kerajaan Pasir Batang. Kabar tersebut secara resmi Prabu Tapa Agung sampaikan di depan seluruh kerabat dekat dan penghuni istana kerajaan. Semua orang pun dengan senang hati menyetujui rencana tersebut.
BACA JUGA: Dongeng Malin Kundang untuk Anak, Agar Anak Tidak Durhaka
Putri Purbararang menolak keputusan sang ayah
Tetapi, Purbararang dan tunangannya, Raden Indrajaya, menolak mentah-mentah keputusan Prabu Tapa Agung. Purbararang merasa dirinya lah yang lebih pantas memimpin Kerajaan Pasir Batang. Secara umur, ia lebih tua ketimbang Purbasari. Selain itu, ia menganggap bahwa dengan keberadaan Raden Indrajaya di sisinya, yang merupakan putra dari salah seorang menteri kerajaan, akan memberikan sumbangsih lebih banyak terhadap kemajuan dan kejayaan Kerajaan Pasir Batang.
Keputusan Prabu Tapa Agung sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat. Prabu Tapa Agung pun tidak menggubris penolakan dari Purbararang. Dengan keadaan marah dan kesal, Purbararang kemudian membuat rencana licik untuk melenyapkan keberadaan Purbasari dari Kerajaan Pasir Batang.
Putri Purbararang meminta bantuan Ni Ronde
Purbararang kemudian melakukan perjalanan jauh ke daerah hutan pedalaman yang sangat pelosok untuk menemui seseorang. Ternyata, orang yang ditemui oleh Purbararang tersebut tidak lain adalah Ni Ronde, seorang dukun sakti yang terkenal mengerikan di seantero Tanah Pasundan.
Kekuatan ilmu hitam dari perempuan tua tersebut tidak perlu diragukan lagi. Asal dengan bayaran upah besar, Ni Ronde mau melakukan apa saja yang orang minta kepadanya, salah satunya adalah permintaan dari Purbararang.
Purbararang memohon kepada Ni Ronde untuk membantunya menggagalkan rencana pengangkatan Purbasari ke kursi tahta dan menyingkirkan keberadaannya dari Kerajaan Pasir Batang selama-lamanya. Tidak tanggung-tanggung, Purbararang pun menyanggupi upah yang dipatok oleh Ni Ronde untuk pekerjaan ini. Ni Ronde pun kemudian meresepkan sebuah cairan ajaib yang dapat memberikan sebuah kutukan mengerikan bagi orang yang terkena paparannya. Cairan tersebut kemudian dibawa pulang Purbararang ke kerajaan.
Putri Purbasari terkena kutukan
Suatu ketika, Purbararang memanggil Purbasari untuk menghadap kepadanya dan Raden Indrajaya. Percakapan basa-basi tersebut ternyata hanya jebakan belaka. Diam-diam ketika Purbasari sedang lengah, Purbararang melemparkan cairan ajaib dari Ni Ronde ke wajah dan sekujur tubuh Purbasari. Tidak lama, seluruh tubuh Purbasari pun berubah menjadi buruk rupa, dengan berbagai benjolan dan bercak hitam yang muncul menutupi paras cantiknya. Tubuhnya pun perlahan-lahan melepuh dan mengeluarkan nanah. Aroma tidak sedap juga tercium dari Purbasari.
Purbasari pun panik dan menangis terisak-isak. Ia tidak menyangka bahwa sang kakak tega untuk melakukan tindakan sekeji itu terhadap adik kandungnya sendiri. Melihat Purbasari yang tidak berdaya, Purbararang pun tertawa dengan jahat dan menuturkan bahwa Purbasari tidak akan pernah bisa menyaingi dirinya, terlebih lagi menjadi ratu dari Kerajaan Pasir Batang.
Putri Purbararang yang licik
Purbararang menghadap kepada Prabu Tapa Agung, menceritakan bahwa Purbasari telah terkena suatu kutukan mengerikan. Ia tidak menceritakan bagaimana kejadian sebenarnya, malah bersama dengan Raden Indrajaya, ia menghasut Prabu Tapa Agung untuk mengasingkan Purbasari.
Purbararang berbohong kepada Prabu Tapa Agung, menyatakan bahwa pasti Purbasari terkena kutukan karena menyalahi tradisi umum penerusan takhta di sebuah kerajaan. Biasanya, anak paling tua lah yang akan naik takhta, bukan anak paling kecil. Apabila Prabu Tapa Agung tidak segera mengusirnya dari kerajaan, kutukan tersebut akan menyebar ke seluruh anggota keluarga kerajaan tanpa terkecuali. Prabu Tapa Agung pun percaya saja dengan ucapan putrinya tersebut.
Meninggalkan kerajaan, Putri Purbasari harus diasingkan
Putri Purbasari pun harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya harus diasingkan dari kerajaan tempatnya tinggal, tempatnya tumbuh besar, dan jauh dari semua orang yang ia kenal. Prabu Tapa Agung sebenarnya berat untuk melepas kepergian Purbasari. Ia pun terpaksa mengubah rencana penerus kerajaan menjadi ke Purbararang.
Walaupun berat, tetapi Prabu Tapa Agung harus rela membiarkan Purbasari pergi ke hutan tempat ia diasingkan. Bisa saja apa yang dituturkan oleh Purbararang benar adanya. Ia tidak mau kutukan mengerikan tersebut malah menghancurkan masa depan kerajaan.
Prabu Tapa Agung kemudian mengutus Uwak Batara Lengser, patih kepercayaannya, untuk mengantar Purbasari ke hutan. Ia juga berpesan kepada Uwak Batara Lengser agar membuatkan pondok kecil sederhana yang kokoh sebagai tempat tinggal baru Purbasari. Dengan begitu, pergilah Purbasari meninggalkan kerajaan dan memulai kehidupan baru di tanah pengasingan.
Pangeran Sanghyang Guruminda dari Kerajaan Cupu Mandala Ayu
Di sisi lain, di Kerajaan Cupu Mandala Ayu di Kahyangan, hiduplah seorang pangeran tampan dan gagah yang bernama Pangeran Sanghyang Guruminda. Singkat cerita, karena usianya yang sudah matang, Sanghyang Guruminda diperintahkan oleh Sunan Ambu, sang ibunda, untuk segera mencari jodoh dan menikah.
Namun, Sanghyang Guruminda tidak tertarik sama sekali dengan wanita-wanita Kahyangan. Bahkan ketika sang ibunda menawarkan beberapa pilihan wanita yang bisa menjadi pendamping hidup Sanghyang Guruminda, ia malah menolak.
Sanghyang Guruminda bertekad untuk mencari wanita sesuai dengan seleranya. Ia ingin menikahi seseorang yang memiliki kecantikan yang setara dengan Sunan Ambu. Sang ibunda pun tertawa, ia berkata bahwa Sanghyang Guruminda tidak akan pernah bisa menemukan wanita dengan paras cantik yang sama dengannya di seantero Kahyangan. Kalau mau, Sanghyang Guruminda harus turun ke Bumi untuk mencari pujaan hatinya sesuai keinginannya tersebut.
Pangeran Sanghyang Guruminda turun ke Bumi
Sanghyang Guruminda pun bertekad untuk turun ke Bumi demi menemukan calon pendamping hidupnya. Tetapi, Sunan Ambu memberikan satu syarat sebelum anaknya turun ke Bumi, yaitu dengan merubah dirinya dan menyamar sebagai lutung ketika di Bumi. Salah satu tujuan dari syarat tersebut adalah agar Sanghyang Guruminda benar-benar menemukan wanita yang secara tulus mencintai dirinya, tanpa memandang fisik yang tampan dan latar belakangnya sebagai pangeran dari sebuah kerajaan di Kahyangan.
Sanghyang Guruminda pun menyanggupi permintaan sang ibunda. Ia mengubah dirinya menjadi lutung, dengan menggunakan nama Lutung Kasarung lalu melakukan perjalanan turun ke Bumi. Tempat yang ia singgahi pada saat di Bumi adalah hutan belantara di Tanah Pasundan, dekat dengan wilayah Kerajaan Pasir Batang.
BACA JUGA: 15 Makanan yang Mengandung Vitamin D yang Baik untuk Anak
Lutung Kasarung, identitas baru Pangeran Sanghyang Guruminda
Sanghyang Guruminda pun menjalani kesehariannya sebagai Lutung Kasarung. Ia bergabung bersama kelompok-kelompok hewan lain. Tidak butuh waktu yang lama, ia dapat menjadi pemimpin dalam kawanan hewan dan lutung-lutung lain di hutan. Wajar saja, sebagai Pangeran Sanghyang Guruminda, kecerdasan dan kekuatannya sangat susah untuk ditandingi.
Suatu ketika, Lutung Kasarung mendengar desas desus bahwa ada penghuni baru yang tinggal di wilayah hutan kekuasaannya. Hal tersebut sudah menjadi pembicaraan di antara para hewan. Yang lebih mengejutkan lagi, penghuni baru tersebut bukan berasal dari sesama binatang, namun justru manusia.
Lutung Kasarung pun semakin tertarik dengan kabar ini. Di dalam hatinya, ia bertanya-tanya siapa manusia yang mau tinggal di tengah hutan jauh dengan interaksi masyarakat lain. Beberapa waktu kemudian, datanglah kesempatannya untuk bertemu dengan penghuni baru tersebut, yang tidak lain adalah Purbasari
Kehidupan baru Putri Purbasari di hutan pengasingan
Kehidupan baru sang Putri Purbasari Ayuwangi pun dimulai. Ia sekarang harus mampu hidup sendiri, jauh dari hingar bingar kerajaan, dan terus berdoa agar kutukan pada dirinya ini segera diangkat. Tetapi, tinggal di hutan ternyata tidak semengerikan yang Purbasari awalnya bayangkan. Justru, karena kesucian, kelembutan, dan kebaikan hatinya, para binatang pun malah senang dengan kehadiran Purbasari.
Setiap harinya, ada saja segerombolan binatang yang melintas atau berkunjung ke pondok sederhana Purbasari. Mereka pun juga membawa beberapa oleh-oleh untuk Purbasari, entah itu buah-buahan, sayur mayur, kayu bakar, dan lain sebagainya.
Pertemuan Purbasari dengan Lutung Kasarung
Pada suatu ketika, seekor binatang yang datang ke pondok Purbasari adalah seekor lutung. Purbasari begitu terkaget-kaget saat mengetahui bahwa lutung tersebut dapat berbicara layaknya manusia. Ia memperkenalkan dirinya sebagai Lutung Kasarung, pemimpin dari kelompok-kelompok hewan yang ada di hutan ini.
Lutung Kasarung datang sambil membawakan beberapa makanan. Ia menjadi banyak bercerita dengan Purbasari dan mengenal lebih lanjut tentang watak dari gadis buruk rupa tersebut. Walaupun memang wajah dan badannya penuh dengan berbagai bercak hitam dan benjolan, tetapi ternyata gadis yang ia temui ini memiliki hati yang sangat baik.
Keduanya dari hari ke hari semakin akrab dan menjadi teman baik. Kemanapun Purbasari pergi, di sebelahnya selalu ada Lutung Kasarung. Begitu juga sebaliknya, dimana Lutung memperkenalkan Purbasari ke banyak teman-temannya sesama binatang dan menunjukkan berbagai tempat-tempat indah di sekitar hutan.
BACA JUGA: Dongeng Anak: Cerita Timun Mas Mengalahkan Raksasa
Kesembuhan Putri Purbasari dari kutukan berkat bantuan Lutung Kasarung
Pada suatu hari, Lutung Kasarung sedang dalam perjalanan menuju ke pondok Purbasari. Di depan pintu, Lutung tidak sengaja mendengar isak tangis Purbasari dan curahan hatinya. Purbasari sangat merindukan sang ayah, Prabu Tapa Agung. Ia juga meratapi nasib malangnya yang terkena kutukan akibat perbuatan si kakak, Purbararang.
Lutung Kasarung begitu terkejut dengan apa yang tidak sengaja ia dengar tersebut. Ia tidak tahu bahwa Purbasari merupakan putri dari seorang raja. Pun fakta bahwa kondisi yang menimpa Purbasari saat ini ternyata diakibatkan oleh kekejaman kakak kandungnya sendiri. Ia pun memutar balik dan tidak jadi mengunjungi Purbasari di pondoknya.
Lutung Kasarung kemudian berdoa kepada para dewa di Kahyangan sana, meminta bantuan serta kesembuhan untuk Purbasari. Doa Lutung kemudian didengar oleh para dewa. Dengan kuasa ajaibnya, para dewa membuat sebuah telaga kecil tidak jauh masuk ke dalam hutan. Mereka juga berpesan kepada Lutung agar menyuruh Purbasari untuk berendam dan mandi di telaga tersebut agar bisa terbebas dari belenggu kutukan.
Dengan segera Lutung Kasarung langsung menuju ke pondok Purbasari dan mengajaknya untuk ke lokasi telaga kecil tadi. Setelah sampai, Lutung menyuruh Purbasari untuk masuk ke telaga tersebut, berendam dan mandi. Purbasari pun bertanya-tanya, untuk apa ia melakukan hal itu. Terlebih lagi dengan kondisi tubuhnya, Purbasari takut mencemari telaga dengan air jernih tersebut. Tetapi Lutung tetap memaksa.
Masuklah Purbasari ke dalam air, merendam sekujur tubuhnya. Bak mutiara yang muncul dari lautan biru, Purbasari naik ke permukaan dengan kondisi sembuh sempurna. Tidak ada lagi bercak noda hitam, nanah, dan juga aroma tidak sedap dari tubuhnya. Purbasari terkejut kegirangan, begitupun Lutung Kasarung yang baru pertama kali melihat wujud asli Purbasari yang ternyata sangat cantik. Kecantikan Purbasari bahkan tidak ada bandingannya dengan wanita-wanita Kahyangan.
Putri Purbasari kembali ke Kerajaan Pasir Batang bersama Lutung Kasarung
Purbasari pun berterima kasih kepada Lutung Kasarung. Ia percaya bahwa Lutung merupakan binatang ajaib yang menjadi jawaban dari doanya selama ini. Beberapa waktu kemudian, datanglah Uwak Batara Lengser pada jadwal rutin menjenguk Purbasari. Uwak Batara Lengser tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya, Purbasari sudah kembali ke wujud semula, lepas dari kutukan mengerikan.
Uwak Batara Lengser kemudian membawa Purbasari dan juga Lutung Kasarung kembali ke Kerajaan Pasir Batang. Uwak Batara Lengser menceritakan bahwa Prabu Tapa Agung sangat merindukan Purbasari. Prabu Tapa Agung pasti akan sangat senang mendapatkan kabar bahwa putri bungsunya sudah sehat kembali.
Kedatangan Purbasari secara tiba-tiba dengan kondisi sehat sangat mengejutkan semua orang di kerajaan. Prabu Tapa Agung dengan hangat langsung menyambut kepulangan putrinya, dan mengumumkan bahwa mahkota pemimpin kerajaan akan kembali diturunkan ke Purbasari, bukan Purbararang.
Perlombaan antara Putri Purbasari dan Putri Purbararang
Tentu saja Purbararang dan Raden Indrajaya menentang hal ini. Mereka berdua sangat kaget dengan kepulangan Purbasari, tidak percaya bahwa kutukan Ni Ronde dapat dipatahkan. Memutar otak, akhirnya Purbararang mengajukan sebuah perlombaan kepada Prabu Tapa Agung agar penentuan pewaris takhta kerajaan dapat dilakukan dengan adil.
Purbararang menantang Purbasari dalam sebuah lomba masak. Siapa yang masakannya paling banyak dan paling lezat, ia akan menjadi juaranya dan berhak menjadi ratu Kerajaan Pasir Batang.
Perlombaan langsung diadakan saat itu juga. Purbararang memasak dengan sangat cepat, dibantu dengan dayang-dayang pribadinya. Purbasari merasa kewalahan karena bekerja sendirian. Lutung Kasarung yang melihat ketidakadilan tersebut kemudian memohon kepada dewa-dewa untuk menurunkan dayang-dayang Kahyangan agar dapat membantu Purbasari.
Secara ajaib, tiba-tiba peralatan memasak Purbasari bergerak dengan sendirinya. Secara kasat mata, Purbasari terlihat memasak seorang diri. Padahal, di sekelilingnya terdapat banyak dayang-dayang yang membantu. Lebih lanjut lagi, dayang-dayang tersebut membubuhkan bumbu rahasia khas Kahyangan yang akan membuat semua masakan terasa sangat enak. Akhirnya pada saat penilaian, masakan Purbararang pun kalah dari Purbasari.
Purbararang yang tak terima kemudian mengajukan perlombaan kedua. Ia meminta untuk pelayan kerajaan mengukur panjang rambut Purbararang dan Purbasari. Siapa yang paling panjang rambutnya, maka ia akan menjadi pemenang. Ketika keduanya sudah membuka konde, ternyata rambut Purbasari lah yang lebih panjang, lebih cantik, dan lebih lebat.
Purbararang kembali menolak hasil perlombaan tersebut, dan mengajukan lomba terakhir, yaitu adu ketampanan tunangan. Seluruh kerajaan pun terkejut, sudah pasti Purbararang yang menang. Tidak ada ketampanan yang bisa menandingi Raden Indrajaya di seluruh pelosok Kerajaan Pasir Batang.
Purbasari pun bingung, ia tidak memiliki tunangan sama sekali. Sudah pasti ia akan kalah dari Purbararang. Purbararang dan Raden Indrajaya tersenyum licik, sambil mengolok-olok Purbasari bahwa hewan lutung dekil dan jelek yang dibawa Purbasari adalah tunangannya.
BACA JUGA: 15 Rekomendasi Sepeda Anak Perempuan Terbaik & Berkualitas
Lutung Kasarung kembali ke wujud asli
Tanpa disangka-sangka, Lutung Kasarung kemudian menggandeng tangan Purbasari dan maju menghadapi Purbararang dan Raden Indrajaya. Lutung pun berucap bahwa ia memang tunangan dari Purbasari. Semua orang yang menyaksikan peristiwa tersebut sangat kaget karena ternyata seekor lutung yang dibawa dari hutan ini dapat berbicara.
Tidak lama, Lutung Kasarung kemudian merapalkan mantra-mantra dan tiba-tiba saja berubah menjadi sosok pria yang tinggi, bertubuh tegap, memiliki bahu lebar dan kuat, serta berparas sangat rupawan.
Lutung Kasarung pun memperkenalkan wujud aslinya sebagai Pangeran Sanghyang Guruminda dari Kerajaan Cupu Mandala Ayu di Kahyangan. Purbararang dan Raden Indrajaya mengaku kalah telak dari Purbasari dan Sanghyang Guruminda. Sanghyang Guruminda juga mengungkap rahasia kelam tentang apa yang Purbararang dan Raden Indrajaya pernah lakukan kepada Purbasari.
Purbararang dan Raden Indrajaya kemudian terancam akan dihukum. Tetapi, Purbasari meminta sang ayah, Prabu Tapa Agung, untuk memaafkan keduanya. Di akhir, Purbasari dan Sanghyang Guruminda menikah, hidup bahagia bersama, dan memerintah Kerajaan Pasir Batang dan Kerajaan Cupu Mandala Ayu bersama-sama.
Nah Sedulur, itu dia cerita Lutung Kasarung lengkap, salah satu dongen yang berasal dari Tanah Sunda. Amanat Lutung Kasarung salah satunya adalah untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Semoga kisah ini dapat menjadi pengantar tidur untuk si kecil, ya!
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.