Sebagai orang tua, memiliki anak yang keras kepala tentu menjadi tantangan tersendiri. Diperlukan cara mendidik anak yang keras kepala dengan tepat. Alih-alih anak menjadi lebih baik, memberikan treatment pendidikan yang salah bisa berdampak buruk pada anak.
Untuk itu, Sedulur yang memiliki kondisi anak semacam ini perlu menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapi anak keras kepala. Dilansir dari Loveology, seorang pediatri dan ahli parenting beranam Dr. Meg Meeker, MD memberikan beberapa tips dan trik untuk mengatasi keras kepala anak. Yuk, simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!
BACA JUGA: Berikut Tips Mendidik Anak Laki-Laki yang Harus Orang Tua Tahu
Penyebab anak keras kepala
Sebelum memulai topik tentang cara mendidik anak yang keras kepala, Sedulur perlu mengetahui terlebih dahulu penyebab masalah ini. Meeker menjelaskan bahwa penyebab dasar dari sifat keras kepala anak berasal dari pola asuh orang tua.
Ahli yang sudah mengeluarkan banyak buku tentang parenting tersebut, membagi penyebab keras kepala anak menjadi tiga faktor yaitu:
1. Pola asuh otoriter
Orang tua umumnya memiliki gaya asuh yang berbeda-beda. Namun, tanpa disadari, terkadang orang tua memiliki gaya asuh otoriter yang diterapkan pada anak.
Hal ini tentu memiliki dampak besar pada sifat yang terbangun pada si kecil lantaran pola asuh ini dirasa kurang tepat. Anak dipaksa untuk mengikuti perkataan orang tua tanpa diberikan ruang untuk menyampaikan pendapatnya.
Alhasil, pemikiran anak menjadi terbatas dan kolot. Dampaknya anak menjadi keras kepala, tapi tak hanya itu saja karena anak bisa menjadi lebih berani untuk melawan orang tuanya.
2. Terbiasa berteriak
Berbicara pada anak akan lebih baik jika dilakukan dengan kata-kata sederhana dan nada bicara yang ceria. Jika suara yang Sedulur keluarkan selalu keras ketika berbicara, secara tidak langsung hal ini bisa membuat anak jadi merasa dimarahi dan mengira bahwa apa yang ia lakukan itu adalah sesuatu yang negatif.
Kondisi ini bisa semakin buruk ketika Sedulur juga terbiasa untuk berteriak. Apabila, suara keras saja sudah bisa membuat anak takut, bentakan dan teriakan akan membuat anak menjadi mudah sakit hati dan marah. Selain merasa tidak bebas, ia juga akan jadi sulit untuk menyampaikan kemauannya hingga nekat untuk melakukannya seorang diri.
3. Inkonsistensi orang tua
Ketika Si Kecil menginginkan sesuatu tapi tidak dituruti, ia mungkin akan menangis hingga mengalami tantrum. Jika sudah begini, orang tua sebenarnya tidak perlu selalu memenuhi keinginan anak setiap saat. Yang perlu Sedulur lakukan adalah menenangkan anak dengan mengajaknya bicara baik-baik. Lakukan hal ini dengan konsisten.
Apabila Sedulur tidak konsisten dan mengubah sikap terlalu sering, hal ini akan membuat anak jadi keras kepala dan sulit dinasihati. Tak hanya itu, mengiyakan segala keinginan anak juga bisa membuatnya jadi egois dan akhirnya selalu mementingkan diri sendiri.
BACA JUGA: 100+ Inspirasi Nama Anak Perempuan Lahir Bulan Juli
Mengatasi keras kepala anak
Agar masalah sifat negatif pada anak ini bisa di atasi, Sedulur wajib mengetahui cara mendidik anak yang keras kepala dengan benar. Berikut ini beberapa trik agar bisa meredam dan menghilangkan sifat keras kepala si kecil agar bisa menjadi lebih penurut pada orang tuanya.
1. Jangan memaksa
Ketika Sedulur terbiasa memaksa anak untuk melakukan sesuatu, maka akan meningkatkan kemungkinan si kecil menjadi lebih pemberontak dan melakukan apa yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Hal ini termasuk dalam bentuk pertentangan, salah satu ciri umum dari anak keras kepala. Ambil contoh, Sedulur memaksa anak untuk berhenti main gadget dan beranjak tidur karena anak sudah terlanjur kecanduan gadget.
Mendidik anak yang keras kepala dengan cara melarang tidak akan banyak membantu, malah memicu perlawanan dari si kecil. Sebaliknya, saat Sedulur menunjukkan hal negatif dengan perhatian, maka si kecil akan memberikan respon yang lebih baik dan bersahabat.
Anak juga akan merasa bahwa orang tuanya sedang memberikannya perhatian. Membangun hubungan dengan anak keras kepala diharapkan dapat meluluhkan hati si kecil sehingga menjadi lebih penurut.
2. Dengarkan keinginan anak
Cara mendidik anak yang keras kepala selanjutnya adalah dengan membuat jalur komunikasi yang baik. Para ahli parenting pun setuju jika komunikasi dengan anak merupakan kunci utama untuk membangun sifat baik pada anak sejak kecil.
Namun, komunikasi antara anak dan orangtua tentu harus berjalan dua arah. Jika ingin si kecil mendengarkan Sedulur, maka orang tua juga harus mau mendengarkan anak terlebih dahulu.
Jangan sampai, Sedulur sudah memberikan larangan pada anak padahal belum mengkomunikasikan alasannya. Jika larangan tersebut sering dilakukan dan tidak ada komunikasi, anak akan cenderung keras kepala dan ingin selalu berdebat agar keinginannya terpenuhi.
Biasanya hal ini menjadi salah satu ciri anak menjadi sosok yang keras kepala. Jadi, Sedulur bisa mencoba untuk mendekati si kecil dan dengarkan apa yang ia mau. Hal ini akan membuatnya merasa penting dan menjadi lebih tenang tanpa melawan.
3. Hadapi anak dengan tenang
Kunci utama dalam mendidik dan menghadapi anak yang keras kepala adalah dengan cara bersikap tenang dan sabar. Jika Sedulur cenderung marah-marah atau membentak, sikap Sedulur justru akan memperburuk keadaan dan malah membuat si kecil semakin melawan.
Lakukan berbagai kegiatan yang dapat membantu Sedulur menjadi lebih tenang, seperti meditasi, olahraga, mendengarkan musik, atau lainnya. Bila Sedulur suka menyetel musik di rumah, hal ini juga bisa memengaruhi suasana hati si kecil untuk lebih tenang dan jauh dari tantrum.
4. Berikan anak pilihan
Pada dasarnya, anak-anak memiliki jalan pikirannya sendiri dan tidak suka diberi tahu tentang apa yang harus dilakukan. Ambil contoh, Sedulur menyuruh si kecil untuk tidur saat ia sedang asyik menonton TV. Jawaban yang mungkin didengar adalah kata “tidak” dari anak.
Ini sama halnya bila Sedulur memberikan mainan yang tak disukai oleh si kecil, maka jawabannya mungkin akan sama. Cara mendidik anak yang keras kepala ini bisa dengan menggunakan trik-trik khusus dengan memberikannya pilihan.
Misalnya, saat Sedulur menginginkan si kecil tidur dan melepaskannya dari TV, coba berikan si kecil pilihan buku cerita mana yang akan ia pilih untuk didongengkan sebelum tidur. Alihkan perhatian si kecil dengan cerita menarik si kancil atau timun mas yang bisa ia pilih.
Kalau si kecil masih menolak, tetaplah bersikap tenang sembari mengulangi hal yang sama sebanyak mungkin. Namun ingat, Sedulur harus tetap tenang dan tidak menunjukkan emosi. Lama kelamaan, si kecil mungkin saja akan luluh dan mengikuti kemauan orang tuanya.
5. Ajak anak untuk bekerja sama
Ketimbang menyuruh-nyuruh si kecil untuk melakukan suatu hal, alangkah lebih baik jika Sedulur mengajak si kecil untuk bekerja sama. Gunakan kata-kata, “ayo kita lakukan bersama,” atau “bagaimana kalau kita mencobanya bersama-sama?” daripada kalimat yang terkesan menyuruh. Jadi, berusahalah untuk menjadi teman anak agar mereka merasa nyaman.
BACA JUGA: 8 Makanan Pengganti Nasi Untuk Anak dan Cara Mengolahnya
6. Berikan ruang untuk anak belajar dari pengalaman
Anak memang sering kali susah untuk diatur. Melarang anak melalui kata-kata kadang tidak cukup berhasil. Cara mendidik anak yang keras kepala bisa dilakukan dengan memberinya sedikit kebebasan. Tujuannya agar mereka bisa memahami apa ingin Sedulur sampaikan melalui pengalaman, melansir dari laman New Kids Center.
Cara ini akan memberikan pelajaran penting dalam mendidik anak yang keras kepala sehingga ia tidak mengulangi hal yang sama. Butuh peraturan agar bisa menerapkan cara mendisiplinkan anak guna mengajarinya konsekuensi dari perilaku baik atau buruk yang dilakukannya. Sebagai contoh, Sedulur tidak memperbolehkan anak main air karena akan terpeleset, tapi anak mungkin sulit mendengarkannya.
Bila Sedulur sudah berkali-kali memberi tahu tapi anak tetap keras kepala, ia akan menyadari alasan Sedulur melarangnya saat ia sudah mengalami ganjarannya mungkin karena terjatuh atau terpeleset.
7. Diskusikan banyak hal
Komunikasi yang baik jadi salah satu cara mendidik anak yang keras kepala. Sedulur sebagai orang tua bisa memulai dengan mendiskusikan banyak hal agar anak menjadi lebih lembut dan penurut. Jika Sedulur bingung ingin memulai diskusi dari mana, bisa dengan membicarakan tentang kesukaan anak, kegiatan apa yang sedang mereka senangi, hingga makanan yang mereka inginkan.
Mengajak anak untuk berdiskusi, bisa membangun bonding dan hubungan dengan anak menjadi lebih erat. Anak juga menjadi apa saja yang Sedulur inginkan dari mereka, begitu juga sebaliknya.
8. Berikan suasana damai di rumah
Anak-anak adalah pembelajar yang baik sekaligus peniru yang ulung. Jadi, usahakan mendidik anak yang keras kepala dengan cara menciptakan lingkungan yang menyenangkan serta memberi contoh yang baik.
Mereka belajar melalui apa yang mereka lihat dan alami setiap hari. Jika mereka sering melihat orangtuanya bertengkar, kemungkinan ia akan menirunya saat beranjak dewasa apalagi bila terjadi kekerasan pada anak.
Oleh karena itu, ciptakan lingkungan yang menyenangkan di dalam rumah agar si kecil merasa lebih tenang dan nyaman. Ketenangan di dalam rumah juga dapat membuat suasana hati anak menjadi lebih stabil sehingga mengurangi sikap keras kepala pada anak.
9. Kenali anak lebih dalam
Cara menghadapi anak yang keras kepala yakni cobalah untuk memahami sudut pandang dan cara berpikir si kecil. Apakah Sedulur tahu apa yang anak rasakan? Apakah anak sedang stres, takut, atau sedih?
Semakin banyak Sedulur mengenal anak, semakin baik pula cara Sedulur menghadapi si kecil termasuk mendidik sifatnya yang keras kepala. Misalnya, bila si kecil tidak mau mengerjakan pekerjaan rumahnya, jangan langsung membentak dan memarahi anak.
Anak mungkin menemukan kesulitan untuk menyelesaikan tugasnya. Alhasil, si kecil akan menjadi uring-uringan dan semakin enggan mengerjakan tugasnya.
Ketimbang marah-marah, bantulah si kecil menyelesaikan tugasnya bersama Sedulur. Selipkan waktu istirahat selama 1 sampai 2 menit agar si kecil tidak terlalu stres dalam mengerjakan tugas.
10. Ajarkan banyak kebaikan pada anak
Jangan sesekali mendidik anak yang keras kepala dengan cara mencubit atau bertindak kasar. Sebab kembali lagi, hal ini akan diserap dalam ingatannya dan mungkin saja akan dilakukannya di masa depan.
Oleh karena itu, tunjukkan perilaku baik di depan si kecil agar ia ikut bersikap baik kepada Sedulur. Mengutip dari Healthy Children, berikan pujian-pujian saat si kecil berhasil menyelesaikan perintah Sedulur dengan baik.
Contohnya buatlah grafik dan tempelkan satu bintang di atasnya ketika si kecil berhasil menyelesaikan tugas. Selain itu, Sedulur juga bisa memberikannya hadiah tertentu untuk memperkuat perilaku positif si kecil.
11. Posisikan dirimu dengan tepat
Sering kali anak meminta sesuatu dan jika tidak dituruti akan langsung marah-marah, bukan? Namun, sebagai orang tua tak seharusnya langsung mengabulkan permintaannya, lho.
Cara mendidik anak keras kepala perlu pendekatan yang begitu sabar dan lama terhadap Si Kecil. Jangan langsung menuruti keinginannya, karena dapat membuat anak semakin keras kepala.
Selain itu, Sedulur juga harus menempatkan posisi yang tepat dengan tidak mudah mengalah. Diketahui sering mengalah pada anak dapat membuatnya semakin sesuka hati berbuat sesuatu.
Mendidik anak keras kepala perlu dengan tindakan yang tegas, salah satunya tak selalu mengalah. Jadi posisikan dirimu dengan tepat saat menghadapi anak keras kepala.
12. Hargai keputusan anak
Orang tua tak selalu benar saat menentukan keputusan untuk Si Kecil, lho. Menjelaskan sesuatu pada anak bisa jadi membutuhkan banyak pengulangan dengan cerita atau analogi.
Terkadang, anak tak selalu setuju terhadap keputusan yang dibuat. Untuk itu, hargai keputusan anak yang telah dibuat berdasarkan kesepakatan. Menghargai perilaku anak adalah salah satu cara mendidik anak keras kepala Sedulur.
Demikian cara mendidik anak yang keras kepala agar bisa lebih baik. Tips dan trik parenting di atas bisa Sedulur terapkan ketika melihat potensi anak menjadi sosok yang keras kepala.
Selain itu, kesabaran dan selalu bersikap positif jadi hal yang tidak boleh Sedulur lewatkan selama mendidik anak. Hal ini lantaran untuk bisa menghilangkan sifat negatif tentu diperlukan waktu dan tidak bisa secara instan. Semoga tips dan trik di atas bisa membantumu ya Sedulur!