Anak merasa murung dan sering bertindak di luar batas, boleh jadi anak tersebut mengalami peristiwa broken home. Istilah ini sering muncul pada kehidupan rumah tangga yang kurang harmonis dan berujung perceraian. Sebab, keluarga yang kurang harmonis, membuat rasa kasih sayang kepada anak menjadi berkurang.
Orang tua terlalu sibuk cekcok dalam membina rumah tangga, sehingga broken home yang dialami anak tidak bisa dihindarkan. Dampak anak broken home adalah mereka akan sering murung, tidak punya semangat, dan masih banyak lagi. Bahkan mental anak broken home bisa bertambah kacau dan punya niatan melakukan tindakan anarkis yang membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain.
Penasaran dengan penyebab broken home dan cara menenangkan anak broken home, simak dan pahami ulasan lengkapnya di bawah ini.
BACA JUGA: Tanda dan Ciri-ciri Pubertas pada Anak Perempuan & Laki Laki
Pengertian broken home
Kondisi keluarga yang sedang kurang harmonis seperti perceraian dan pertengkaran hebat punya dampak kurang baik pada tumbuh kembang anak. Sang anak akan mengalami perubahan sikap dari yang sebelumnya ceria menjadi murung dan tidak ingin ditemui. Peristiwa ini kerap dinamakan dengan broken home.
Broken home artinya sebuah fenomena ketika keluarga sedang tidak harmonis sehingga pada akhirnya mengalami perpecahan. Perceraian akibat munculnya orang ketiga dalam rumah adalah kasus paling banyak menjadi penyebab broken home. Dampaknya anak akan mengalami situasi broken home parah.
Anak broken home artinya anak yang mengalami masalah perubahan mental akibat dari perpecahan pada rumah tangga orang tuanya. Umumnya, mereka akan bersikap murung, jarang bersosialisasi hingga sampai paling parah melakukan tindakan kriminalitas.
Penyebab broken home
Istilah broken home berasal dari dua kata yaitu “broken” berarti rusak atau hancur, kemudian “home” artinya rumah. Namun, bila diartikan dari bahasa Inggris mempunyai arti keluarga yang tidak utuh. Ada banyak penyebab mengapa peristiwa ini bisa terjadi dalam lingkungan keluarga.
Namun, umumnya kondisi keluarga yang tidak utuh bisa disebabkan karena munculnya orang ketiga dalam rumah tangga, sampai dengan persoalan ekonomi dan tidak bisa diatasi. Akibatnya, perceraian tidak bisa dihindarkan dan anak mengalami dampaknya. Meski demikian, selain penyebab di atas, masih banyak lagi faktor terjadinya perpecahan dalam rumah tangga. Yuk, simak ulasannya di bawah ini.
Kurang dewasanya sikap orang tua
Penyebab broken home selain perceraian bisa jadi karena sikap orang tua kurang dewasa. Kasus perceraian tinggi umumnya dilatarbelakangi oleh usia waktu pernikahan mereka masih sangat muda. Usia yang muda, tidak menjamin pikiran setiap pasangan dapat berpikir dewasa. Di samping itu, orang tua rawan punya sifat egoisme dan egosentrisme sehingga sangat rawan terjadi pertikaian.
Jauh dari Tuhan
Faktor lain penyebab adanya broken home pada rumah tangga yaitu karena jauh dari Tuhan. Sudah semestinya kita salat, sembahyang, atau berdoa kepada Tuhan dan berserah diri. Tuhan selalu menerima keluh kesah dari setiap hambanya. Bahkan saat dihadapkan pada masalah serius, maka Tuhan adalah sumber segala solusi yang dihadapi umat manusia.
Jika keluarga punya kedekatan dengan Tuhan, maka hubungan rumah tangga bisa mengerucut dan dekat satu sama lain. Masalah seperti ini bisa diatasi, apalagi rumah tangga broken home tapi tidak cerai. Bila masalah dibiarkan, persoalan pribadi antara kedua pasangan makin memburuk sehingga dapat memunculkan ke arah perceraian.
BACA JUGA: 10 Tips Menjadi Single Parent Tangguh untuk Anak Tersayang
Masalah ekonomi
Menikah merupakan pilihan setiap manusia, tidak semua orang harus segera melepas masa lajang untuk pernikahan. Sebab, menikah dan kemudian punya anak membutuhkan mental yang siap dan modal biaya yang tidak sedikit. Apalagi bila belum punya penghasilan tetap, jangan coba-coba untuk segera menikah.
Penyebab broken home umumnya terjadi karena masalah faktor ekonomi. Pada dasarnya manusia sangat membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Jadi apa akibatnya apabila suami tidak sanggup menafkahi istri dan anak-anak? Perceraian menjadi salah satu dampak dari masalah ini. Imbasnya ke anak akan mengalami beragam persoalan.
Dampak anak broken home
Perpecahan dalam rumah tangga akan berdampak sangat besar pada mental sang anak. Broken home pada anak, bisa menyebabkan perubahan sikap mereka secara drastis. Persoalan semacam ini tidak bisa dihindarkan oleh anak, sebab jika rumah tangga orang tuanya hancur, maka praktis anak harus menanggung bebannya.
Anak dipaksa membuat pilihan sulit dalam hidupnya. Ingin mengikuti ayahnya atau harus mengikuti ibunya. Bahkan, yang paling sulit mereka harus siap hidup mandiri dan mau tidak mau terlibat dalam persoalan keluarga orang tuanya. Di bawah ini adalah dampak-dampak yang bisa ditimbulkan apabila anak mengalami persoalan broken home.
Gangguan mental
Dampak paling nyata dirasakan anak, jika mengalami persoalan ini di keluarganya adalah perubahan sikap. Sikap anak cenderung dapat mengalami banyak perubahan di bandingkan sebelum-sebelumnya. Percekcokan dalam rumah tangga orang tuanya, akibat dari hadirnya orang ketiga atau faktor ekonomi membuat rasa kasih sayang orang tua kepada anak menjadi berkurang.
Apalagi jika sang anak masih berusia belia kisaran 5 sampai dengan usia 10 tahun ke atas, mereka akan cenderung bisa mengalami masalah traumatik mendalam. Anak menyaksikan langsung bagaimana orang tua mereka bertengkar hebat, hal ini akan terbawa hingga saat mereka sudah memasuki usia dewasa.
Masalah traumatik dialami oleh anak, bisa mengakibatkan banyak hal. Murung, cemas, dan merasa kurang percaya diri saat menghadapi persoalan. Bahkan, paling berbahaya mereka dapat melakukan tindakan di luar batas. Gangguan mental tidak selamanya dapat sembuh dengan alami, sebab di antaranya membutuhkan penanganan serius dari para psikolog.
BACA JUGA: Cerita Sangkuriang, Dongeng Pengantar Tidur untuk Anak
Cara menenangkan anak broken home
Persoalan semacam ini tidak boleh dianggap sebelah mata. Sebab, jika tidak ditangani cepat dan serius, maka anak akan mengalami situasi paling parah. Seperti cemas berlebihan, gangguan kesehatan mental, sampai dengan mereka cenderung berani melawan segala perintah dari orang tua. Maka dari itu, agar masalah ini pada anak tidak semakin parah dibutuhkan penanganan secara psikologis. Berikut beberapa caranya.
Mendekatkan diri dengan Tuhan
Cara pertama dalam mengatasi persoalan broken home pada anak adalah dekatkan mereka dengan Tuhan. Ajaklah anak untuk senantiasa dapat merefleksikan segala kehidupan yang sedang dirinya alami saat ini. Cobalah untuk sering menanamkan beberapa nilai-nilai agama.
Tuhan selalu menerima segala keluh kesah umatnya. Sehingga sebagai umat, maka sudah sepantasnya kita mencari solusi dan berserah diri kepada-Nya. Tuhan dapat memberikan kebahagiaan pada kemudian hari kepada siapa pun yang berdoa kepada-Nya.
Hindari sifat berbohong kepada anak
Anak mempunyai sifat meniru segala tingkah laku yang dilakukan oleh orang tuanya. Sehingga, jangan pernah membohongi anak dengan jawaban yang tidak berdasar. Misalnya saat orang tua sudah berpisah, maka berusahalah memberikan penjelasan sederhana kepada sang anak.
Beri tahu sang anak bahwa perceraian dalam rumah tangga, tidak disebabkan oleh persoalan serius. Namun, lebih kepada kesepakatan antara kedua belah pihak bahwa sudah tidak ada lagi kecocokan antara keduanya.
Berikan perhatian lebih kepada sang anak
Umumnya, kasus broken home pada anak bisa terjadi karena mereka kurang rasa kasih sayang dari kedua orang tuanya. Jadi, apabila sudah mengalami masalah perceraian, cobalah kembali membangun kedekatan dengan sang anak. Pahami apa yang sedang dirasakan oleh sang anak. Maka dengan begitu, mereka bisa menerimanya kembali.
Ajari anak bersifat empati
Kamu bisa melakukan cara menenangkan anak broken home dengan mengajarkan mereka sifat empati kepada sesama. Misalnya mengajak sang anak ke panti asuhan atau yayasan anak yatim. Cobalah tanamkan rasa empati kepada mereka pada anak-anak yang sudah kehilangan orang tua.
Berikan penjelasan kepada anak bahwa kehidupan sang anak dapat jauh lebih baik, kemudian ajaklah anak melakukan sedekah kepada sesama. Maka luka batin pada anak bisa diatasi dengan baik.
Demikian ulasan mengenai broken home, mulai dari pengertian, penyebab, dampak, sampai cara mengobatinya. Semoga penjelasan di atas dapat menambah wawasan dan pengetahuan Sedulur akan persoalan broken home ini.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!