Sunan Ampel merupakan salah satu Wali Songo yang berjuang menyebarkan agama Islam di Nusantara!
Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat (Ali Rahamatullah). Salah satu dari sembilan Wali Songo yang merupakan keturunan bangsawan dari Kamboja, tiba di Tanah Jawa untuk menyebarkan Islam, dari Jepara hingga ke Tuban. Dalam berbagai karya sejarah, Sunan Ampel lahir di Kamboja pada tahun 1401 Masehi.
Sunan Ampel putra dari Syekh Maula Ibrahim As-Samarqandi, yang merupakan ulama dari Uzbekistan yang mendapatkan amanah untuk berdakwah di Kamboja. Jika ayah Sunan Ampel merupakan ulama dari Uzbekistan, ibundanya merupakan bangsawan Kerajaan Campa, tepatnya puteri kedua Raja Campa.
Informasi di atas mungkin telah diketahui, namun jarang ada yang mengetahui bagaimana perjalanan dakwah dari Wali Songo satu ini. Superapp.id akan membahas kisah perjalanan dakwah Sunan Ampel di Tanah Jawa. Yuk, mari langsung saja kita simak pembahasannya di bawah ini.
Baca Juga: Kisah Nabi Yusuf: Menginspirasi Umat Islam Sampai Sekarang
Perjalanan Dakwah
Secara sederhana, kita bisa menarik kesimpulan bahwa Sunan Ampel berasal dari luar Indonesia, tepatnya berasal dari Kamboja. Tanah Jawa dipilih sebagai tempat ia untuk berdakwah, dan selama berdakwah Sunan mendapatkan dukungan dari Raja Majapahit.
Dalam beberapa riwayat, Sunan Ampel pernah mendapatkan hadiah tanah di daerah Ampeldenta, Surabaya, yang merupakan hadiah dari Raja Majapahit. Dari tanah tersebut, Sunan membangun pesantren sebagai pusat pengembangan dan pengajaran agama Islam. Dakwah pada masa itu harus menggunakan cara yang unik, karena tujuan utamanya yaitu mendapatkan perhatian terlebih dahulu.
Setelah perhatian didapatkan, selanjutnya adalah menjelaskan tentang agama Islam dan lalu mulai berdakwah. Sunan Ampel dicatat dalam sejarah memiliki cara yang unik dalat berdakwah. Ia menggunakan kerajinan tangan berupa kipas yang terbuat dari akar tumbuhan dan anyaman rotan. Kemudian, Sunan menyampaikan bahwa kipas tersebut bukan sembarang kipas.
Melainkan kipas yang dapat menyembuhkan sakit demam dan batuk. Masyarakat pun banyak yang tertarik, Sunan akan memberikan kipas secara cuma-cuma dengan satu syarat, yaitu membaca kalimat syahadat. Secara otomatis, banyak masyarakat yang masuk Islam dan Sunan pun mulai menyampaikan dakwahnya.
Baca Juga: 7 Fakta Film Penghianatan G30S PKI yang Jadi Kontroversi
Ajaran Moh Limo
Ajaran dari Sunan Ampel yang terkenal adalah Moh Limo, yang merupakan falsafah Jawa yang adalah ajakan meninggalkan lima perkara tercela. Moh Limo ini juga yang menjadi dasar dan pondasi yang diajarkan oleh Sunan kepada setiap santrinya. Ajaran Moh Limo yang dimaksud adalah:
- Moh Main atau tidak berjudi,
- Moh Ngombe atau tidak minum-minuman keras,
- Moh Maling atau tidak mencuri,
- Moh Madat atau tidak menggunakan narkotika/candu,
- Moh Madoni atau tidak berzina.
Setiap santri dan pengikut Sunan akan menjadikan Moh Limo sebagai dasar untuk berperilaku. Karena masih kental dengan ajaran Hindu dan Budha, dengan berbagai adat dan tradisinya yang bertentangan dengan Islam. Pendekatan budaya sebagai strategi dakwah merupakan cara yang tepat yang dipilih oleh Sunan saat itu.
Wafat dan Dimakamkan
Setelah berdakwah menyebarkan Islam di tanah Jawa selama beberapa waktu lamanya, Sunan Ampel wafat pada tahun 1481, dan makamnya berada di sebelah barat Masjid Ampel di Surabaya. Sebelum wafat pada tahun 1481, dua tahun sebelumnya Sunan Ampel sembat mendirikan Masjid Agung Demak dan perjuangan dakwah di Demak diteruskan oleh Raden Zainal atau Sunan Demak.
Keturunan Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila yang merupakan anak dari Adipati Tuban terdiri dari 4 orang anak, yaitu:
- Putri Nyai Ageng Maloka,
- Maulana Makdum Ibrahim (Suanan Bonang)
- Syafiruddin (Sunan Drajat)
- Syarifah, Istri dari Sunan Kudus
Dari keempat anak, dua anaknya meneruskan dakwahnya yaitu Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Anak bungsunya yang putri pun dipinang oleh Sunan Kudus. Penyebaran Islam di Indonesia saat ini, terutama di tanah Jawa (Surabaya, Jepara dan Tuban) merupakan jerih payah dari dakwah Sunan Ampel. Jasa dari beliau terhadap perkembangan agama Islam sangat besar dan bisa kita lihat hingga saat ini.
Sebelum artikel ini disudahi, satu informasi penting untuk Sedulur ketahui, yaitu terkait kebutuhan sembako dan kebutuhan harian di rumah. Kebutuhan sembako harus selalu Sedulur sediakan setiap harinya, karena sembako mempengaruhi keberlangsungan hidup Sedulur.
Sedulur bisa memenuhi kebutuhan sembako dan kebutuhan harian dengan membelinya di Aplikasi Super. Bagi Sedulur yang belum memiliki Aplikasi Super, Sedulur bisa klik di sini untuk download Aplikasi Super dan mulai gunakan Aplikasi Super untuk memenuhi kebutuhan harian Sedulur.