Film G30S PKI selalu ramai jadi perbincangan setiap memasuki bulan September. Berikut ini beberapa fakta seputar film G30S PKI yang jadi kontroversi!

Kita semua sebagai masyarakat Indonesia mungkin hanya mengetahui sekilas tentang peristiwa Gerakan 30 September PKI. Sementara kebenaran tentang peristiwa sejarah itu sendiri pun sangat kabur dan hingga saat ini masih menjadi kontroversi dan menjadi isu yang sangat sensitif di Indonesia.

Dalam kondisi seperti itu, pada era tahun 1980-an, sineas Arifin C. Noer menggarap sebuah film yang menggambarkan kejadian tersebut. Disaat faktor sejarah terkait peristiwa tersebut masih sabar, peristiwa yang diangkat menjadi film pun dipertanyakan kebenarannya. Hal tersebut yang membuat kebenaran film G30S/PKI selalu dipertanyakan.

Dalam kesempatan kali ini, akan dibahas beberapa fakta terkait film G30S PKI. Apa saja fakta tentang G 30 S PKI yang dibuat menjadi sebuah film oleh Arifin C. Noer, dan hal-hal lain yang berkelindan seputar G30SPKI? Yuk, mari kita langsung simak ulasannya di bawah ini.

-->

Baca Juga: Sejarah Hari Pahlawan dan Makna Perjuangan 10 November

Fakta Film G30S PKI yang Hingga Saat Ini Jadi Kontroversi

1. Waktu Syuting yang Lama

1. Waktu Syuting yang Lama
tempo.co

Fakta pertama seputar film G30S PKI adalah seputar waktu syutingnya. Waktu syuting film ini menghabiskan 1.5 tahun, waktu yang sangat lama untuk sebuah produksi film. Sementara itu, untuk durasi film akhir sekitar 3 jam, syuting film dengan waktu 1.5 tahun merupakan hal yang melelahkan. Arifin C. Noer sebagai sineas besar menghadapi berbagai kesulitan, sehingga waktu syuting yang mencapai 1.5 tahun merupakan waktu yang sebanding.

2. Musik yang Mencekam

2. Musik yang Mencekam
merdeka.com

Musik dalam film G30S PKI sangat mencekam, memberikan kesan teror yang mendalam terhadap setiap penontonnya. Aura yang ditimbulkan dalam film ini sangat kelam. Ternyata, musik dalam film ini dirancang oleh Embie C. Noer, yang masih kerabat dengan Arifin C. Noer sang sutradara film ini. Dari musik yang mencekam tersebut, emosi penonton bisa sangat hanyut dan seolah masuk menikmati film ini.

3. Para Pemeran Film

3. Para Pemeran Film
detik.com

Film G30S PKI cukup fantastis, karena diduga mengerahkan sekitar 10.000 pemeran dan pemain figuran. Sementara itu, untuk peran-peran penting yang terdapat dalam film, diperankan oleh tokoh-tokoh yang disegani. Seperti yang memerankan D.N Aidit yaitu Syubah Asa, seorang pegiat teater di Yogyakarta yang juga pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta.

Di sisi lain, yang memerankan tokoh Mayjen Soeharto adalah Amoroso Katamsi, yang merupakan aktor kawakan Indonesia pada masa itu. Selain itu, beberapa aktor dan aktris yang kini telah menjadi legenda hidup dunia perfilman Indonesia. Dalam segi para pemeran film, Film G30S ini merupakan film yang cukup serius.

4. Biaya Pembuatan Film yang Fantastis

3. Biaya Pembuatan Film yang Fantastis
kompas.com

Fakta selanjutnya adalah terkait biaya pembuatan film G 30 S PKI. Pada era tahun 1980-an, biaya pembuatan film yang mencapai 800 juta rupiah, merupakan biaya yang sangat tinggi saat itu. Dengan durasi film yang mencapai hampir 3 jam, biaya yang dikeluarkan masih cukup fantastis.

Arifin C. Noer membuat naskah film berdasarkan karya sejarah yang ditulis oleh sejarawan istana yaitu Nugroho Notosusanto dan juga investigator yang dekat dengan pemerintah Ismai Saleh. Film ini dikhawatirkan hanya mengambil satu sudut pandang saja, tanpa melihat peristiwa secara keseluruhan.

5. Mantan Pejabat TNI AU yang Minta Film Dihentikan

5. Mantan Pejabat TNI AU yang Minta Film Dihentikan
tribunnews.com

Harus kita akui, bahwa film G30S PKI penuh dengan propaganda Presiden Soeharto saat itu, dengan tujuan untuk mempertahankan kekuasaan. Namun, tidak semua yang berdiam diri, salah satu pejabat Purnawirawan TNI AU saat itu, mengirim surat kepada Menteri Penerangan Yunus Yosfiah, dan meminta untuk menghentikan penayang film tersebut.

Pasalnya, para petinggi TNI AU merasa keberatan dengan jalan cerita dari film, yang seakan menuduh TNI AU terlibat dalam pemberontakan G30S. Dalam film tersebut, seolah-olah Lubang Buaya yang menjadi tempat penyiksaan para jenderal berada di dalam komplek Halim Perdanakusuma. Hal ini yang seolah menunjukan keterlibatan TNI AU dalam G30S

Namun, faktanya, Lubang Buaya berada di luar markas TNI AU, penggambaran yang sama sekali jauh berbeda antara fakta dan realita dengan penggambaran dalam film. Hal ini bukan satu-satunya keganjilan, masih ada beberapa keganjilan lain yang dinilai menyudutkan TNI AU.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Makassar, Masa Kejayaan & Peninggalannya

6. Film yang Paling Banyak Ditonton

6. Film yang Paling Banyak Ditonton
tirto.id

Meskipun kontroversi seputar film PKI yang dilarang, tidak mempengaruhi jumlah penonton film ini. Banyak yang melakukan penghitungan dan kemudian menyampaikan bahwa jumlah penonton film ini tercatat saat itu adalah 699.282 penonton. Jumlah tersebut menjadi rekor yang sulit dipecahkan hingga tahun 1995.

Berdasarkan fakta di atas, kita bisa paham bahwa film karya Arifin C. Noer tersebut merupakan film yang sangat laris dan banyak ditonton oleh masyarakat. Terlepas segala kontroversi dan fakta yang kabur terkait kebenaran peristiwa. Namun, banyak masyarakat awam yang beranggapan bahwa film ini merupakan sejarah yang sebenarnya.

7. Capaian Film G30S PKI di Festival Film Indonesia

7. Capaian Film G30S PKI di Festival Film Indonesia
liputan6.com

Film G30S PKI tayang dan resmi dirilis pada tahun 1984, dan saat itu masuk tujuh nominasi dalam Festival Film Indonesia, penghargaan tertinggi untuk setiap insan di perindustrian film. Namun di antara tujuh nominasi tersebut, film karya Arifin C. Noer ini hanya memenangkan satu nominasi, yaitu nominasi Film dengan Skenario Terbaik.

Sekian daftar fakta seputar film G30S PKI. Meskipun dipenuhi oleh keganjilan dan fakta sejarah yang masih buram. Jika dilihat sebagai sebuah karya film, film G30S karya Arifin C. Noer sangat layak diapresiasi. Namun tidak lantas menutup pandangan kritis kita terhadap fakta yang masih samar terkait peristiwa sejarah.

Film sangat potensial dijadikan sebagai media untuk belajar sejarah. Semoga dengan film ini, kita sebagai masyarakat Indonesia menjadi lebih tertarik terhadap sejarah bangsa ini.

Sebelum artikel ini diakhiri, satu informasi penting yang wajib Sedulur ketahui yaitu terkait Aplikasi Super. Sedulur bisa memenuhi kebutuhan harian Sedulur dengan membelinya di Aplikasi Super. Sedulur bisa klik di sini bagi yang belum download Aplikasi Super dan mulai menggunakan Aplikasi Super untuk setiap kebutuhan harian Sedulur. Selamat mencoba!