Sedulur pernah mendengar istilah rima? Istilah tersebut biasanya sering muncul pada saat pelajaran Bahasa Indonesia atau juga pada saat pembahasan linguistik dari bahasa-bahasa lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rima artinya adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik itu di dalam larik sajak maupun pada akhir larik sajak yang posisinya berdekatan. Pengulangan bunyi tersebut sering muncul dalam sebuah puisi atau dalam pantun.
Penasaran mengenai ulasan lebih lanjut tentang rima? Berikut adalah pembahasannya, mulai dari pengertian, jenis-jenis, dan juga contoh yang dapat Sedulur pelajari.
BACA JUGA: Kata Serapan: Pengertian & Contohnya dalam Berbagai Bahasa
Pengertian rima
Rima (rhyme) adalah pengulangan bunyi berselang. Pengulangan tersebut terjadi baik pada lari maupun pada akhir kalimat puisi yang berdekatan. Bunyi yang berima atau berulang tersebut dapat berbentuk tekanan pada kata, nada pengucapan yang tinggi, atau bisa juga berbentuk perpanjang suara.
Pengertian lain datang dari beberapa ahli. Menurut Abdul Rozak Zaidan, dkk. dalam buku yang berjudul Kamus Istilah Sastra, ia menjelaskan bahwa rima adalah pengulangan bunyi berselang, baik di dalam larik atau di akhir sajak yang berdekatan. Bunyi yang berirama serta berulang tersebut dapat berupa tekanan, nada tinggi, atau juga dapat berupa perpanjangan suara.
Sedangkan menurut Aminuddin dalam bukunya yang berjudul Pengantar Apresiasi Karya Sastra, rima adalah bunyi yang berulang atau berselang. Ia bisa terletak pada dalam larik puisi maupun pada akhir larik puisi.
Terdapat rima pantun dan juga puisi. Puisi-puisi yang memiliki pengulangan bunyi tersebut mayoritas adalah mereka yang berjenis Melayu. Kebanyakan puisi karya penulis kontemporer juga banyak yang memiliki pengulangan bunyi pada kata-katanya.
Puisi berima memang mirip seperti pantun modern. Puisi dengan rima artinya terdapat beberapa bunyi yang sama pada setiap pengulangan bunyi dengan berselang.
Artikel ini akan menjelaskan penggunaan rima, jenis-jenis, dan juga beberapa contohnya. Yuk, simak terus sampai akhir pembahasan!
BACA JUGA: Belajar.id: Pengertian, Manfaat, Cara Daftar dan Aktivasinya
Jenis-jenis rima berdasarkan bunyi
Terdapat beberapa jenis dari rima puisi dan juga pantun. Jenis-jenis tersebut dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan bunyi dan berdasarkan letak kata. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya.
BACA JUGA: Relasi: Pengertian, Bentuk, dan Perbedaannya dengan Fungsi
1. Rima sempurna
Rima sempurna merupakan pengulangan bunyi dimana seluruh suku kata terakhir pada akhir baris berwujud sama. Jenis pengulangan bunyi ini dapat ditemukan pada puisi-puisi yang berbentuk pantun. Berikut adalah contohnya:
- Jika ada jarum yang patah,
jangan disimpan di dalam peti.
Jika ada salah sepatah,
jangan disimpan di dalam hati.
- Sungguh malang ia mati,
meski berpulang ia di hati.
2. Rima tidak sempurna
Nama lain rima tidak sempurna adalah pengulangan bunyi paruh. Ia dapat dikategorikan menjadi tidak sempurna apabila yang berulang hanya sebagian suku kata terakhir. Maksudnya, persamaan bunyi hanya terdapat pada sebagian dari suku kata terakhir dari suatu kata. Berikut adalah contohnya:
- Berkenalan dengan sepi,
pada kejemuan bersandarlah pundaknya.
Jalanan sepi tak berhati,
lewat nasib yang menatapnya.
- Rumah tua,
dengan tepi batu.
Kenangan lama,
dengan hati yang syahdu.
BACA JUGA: Pencemaran Air: Pengertian, Jenis, Penyebab & Dampaknya
3. Rima terbuka
Yang dimaksud dengan pengulangan bunyi terbuka yaitu persamaan yang terdapat pada akhir suatu kata dimana ia diakhiri dengan bunyi vokal. Berikut merupakan contohnya:
- Padu – madu
- Buka – luka
- Peti – budi
4. Rima tertutup
Yang dimaksud dengan rima tertutup yaitu persamaan yang terdapat pada bunyi yang diakhiri dengan konsonan. Ia merupakan kebalikan dari pengulangan bunyi terbuka. Berikut merupakan contohnya:
- Hilang – malang
- Tutup – hidup
- Putih – bersih
BACA JUGA: Pemanasan Global: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya
5. Rima mutlak
Pengulangan bunyi berjenis mutlak ini terjadi ketika seluruh kata dalam puisi atau sajak muncul kembali. Berikut merupakan contohnya:
- Mendatang-datang juga,
kenangan lama kampau.
Menghilang muncul juga,
yang dulu silau-silau.
- Kabut beraroma romansa,
kedamaian di sebuah kota.
Menghampiri seperti romansa,
merindukan nafkah harta.
6. Rima aliterasi
Sebuah puisi atau sajak dapat disebut dengan rima aliterasi apabila bunyi awal pada setiap kata sebaris sama ataupun pada baris lain. Berikut merupakan contohnya:
- Bukan beta bijak berperi.
- Belajar bahasa berpijak bumi.
7. Rima asonansi
Yang dimaksud dengan pengulangan bunyi asonansi yaitu ketika vokal yang menjadi rangka sebuah kata, entah itu kata yang dalam satu baris atau baris lain yang berbeda.
- Tumbang – mundam
- Secupak – sesukat
- Burung perkutut di ladang berumput
8. Rima disonansi
Rama disonansi terjadi ketika bunyi dari sebuah kata seolah-olah memberikan kesan bunyi yang berlawanan.
- Mundar-mandir (u-a/a-i)
- Tindak-tanduk (i-a/a-u)
- Kisah-kasih (i-a/a-i)
- Ketawa-ketiwi (e-a-a/e-i-i)
- Cengar-cengir (e-a/e-i)
Jenis-jenis rima berdasarkan letak kata
Berikut ini adalah pengulangan bunyi pada puisi atau pantun berdasarkan letak kata-katanya.
1. Rima awal
Jenis pengulangan bunyi ini terjadi apabila persamaan bunyi terdapat pada awal baris, entah itu persamaan bunyi kata atau sekedar persamaan bunyi huruf. Berikut merupakan contohnya:
- Dari mana punai melayang,
dari sawah turun ke padi.
Dari mana kasih sayang,
dari mata turun ke hati.
- Dari mana hendak kemana,
dari sawah hendak ke rumah.
Dari mana kita berkelana,
dari rumah menuju dunia.
2. Rima tengah
Jenis pengulangan bunyi ini terjadi apabila persamaan bunyi terdapat pada tengah baris, entah itu persamaan bunyi kata atau sekedar persamaan bunyi huruf. Berikut merupakan contohnya:
- Maka tidak terjalankan,
tindih bertindih kaki dulang.
Maka tidak terkatakan,
kakak pemilih kata orang.
- Pohon nangka buahnya jarang,
pohon asam tingginya menjulang.
Siapa sangka dinda senang,
muka masam rai tak riang.
3. Rima akhir
Jenis pengulangan bunyi ini terjadi apabila persamaan bunyi terdapat pada akhir baris, entah itu persamaan bunyi kata atau sekedar persamaan bunyi huruf. Berikut merupakan contohnya:
- Burung nuri terbang tinggi,
burung dara menari-nari.
Hati siapa takkan iri,
melihat dara si jantung hati.
- Sesaat sekejap mata beta berpesan,
padamu tuan wahai awan.
Arah mana tuan berjalan,
Di negeri mana tuan berkawan.
4. Rima Silang
Kalau jenis satu ini adalah persamaan bunyi kata atau suku kata yang diletakkan secara silang. Sehingga antara kata berima satu dengan yang lainnya tidak akan berurutan secara konstan. Berikut ini contoh penggunaan rima silang:
Kalau ada sumur di ladang. Boleh kita menumpang mandi.
Kalau ada umurku panjang. Boleh kita berjumpa lagi.
Nah Sedulur, telah kita ulas secara singkat mengenai rima contoh, jenis, beserta pengertiannya. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Sedulur dalam bertata bahasa dan dapat membawa manfaat-manfaat lainnya.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!