Pernah dengar kalimat seperti “bagai pinang dibelah dua” atau “ada asap ada api”? Yups, kedua contoh yang sudah tak asing lagi ditelinga Sedulur adalah peribahasa. Kalimat-kalimat di dalamnya sering digunakan atau diselipkan dalam sebuah percakapan. Tujuannya bisa untuk membandingkan, menasihati, bahkan menyindir seseorang.
Salah satu bentuk gaya bahasa ini juga merupakan kalimat atau susunan kata yang memiliki sifat ringkas, padat, serta sederhana. Isinya tentu saja tentang nilai, norma, perbandingan, nasihat, prinsip, tingkah laku, dan perumpamaan. Ketahui lebih dalam mengenai pengertian hingga 80+ kumpulan peribahasa yang lengkap beserta arti berikut ini.
BACA JUGA: Arti Caption dalam Bahasa Inggris, Serta Contoh Penggunaannya
Pengertian peribahasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, peribahasa Indonesia adalah suatu kelompok kalimat atau kata yang mempunyai arti tertentu. Isinya adalah suatu kalimat yang ringkas, misalnya adalah tentang suatu perbandingan, nasihat serta tingkah laku yang dimiliki manusia. Seringkali, kalimat ini diselipkan pada percakapan untuk menasehati, membandingkan, serta menyindir seseorang.
Sementara itu, Wikipedia menyebutkan bahwa artinya adalah suatu kelompok kata atau kalimat yang memiliki suatu makna tertentu. Bisa juga merupakan hal yang mengungkapkan untuk melakukan perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Peribahasa ini memiliki cakupan beberapa jenis peribahasa seperti pepatah, ungkapan, ibarat/tamsil, perumpamaan, semboyan dan bidal/pameo.
Kesimpulannya, salah satu bentuk gaya bahasa ini merupakan ungkapan yang dinyatakan secara tidak langsung. Penyampaiannya adalah secara tersirat untuk suatu hal yang bisa dipahami oleh pendengar atau pembacanya. Sementara itu, Kamus Linguistik menyebutkan bahwa artinya adalah sebuah kalimat yang telah memiliki bentuk, makna, serta fungsi dalam suatu masyarakat luas.
Fungsi peribahasa
Ada berbagai macam tujuan yang dimiliki oleh salah satu bentuk gaya bahasa ini, seperti peribahasa tentang kehidupan, ungkapan, ataupun pelajaran hidup. Tak hanya sekadar susunan kata yang menarik dan bermakna, berikut adalah beberapa fungsinya yang bisa diketahui, terutama di bidang sosial.
- Bisa dijadikan nasihat.
- Membuat percakapan dan bahasa lisan menjadi lebih indah.
- Bisa dijadikan suatu identitas seorang kaum maupun individu.
- Menjadi bentuk kondisi dunia dan juga pengamatan dalam suatu peristiwa.
Ciri-ciri peribahasa
Tentunya Sedulur sudah mengetahui berbagai kalimat yang berisi tentang peribahasa terkenal Indonesia, seperti air beriak tanda tak dalam, ada udang di balik batu, dan air susu dibalas air tuba. Ketiganya merupakan yang paling sering didengar oleh masyarakat umum. Sebelum mengetahui contoh lainnya, berikut adalah ciri-cirinya.
- Umumnya digunakan untuk menyindir dan memperindah bahasa.
- Kata-kata yang digunakan teratur, enak didengar serta memiliki makna.
- Struktur susunannya tetap mempunyai arti kata-kata yang sudah pasti dan tidak dapat diubah kembali.
- Dibentuk dengan ikatan bahasa yang indah dan padat. Sehingga, bisa melekat pada masyarakat sampai turun temurun.
- Diciptakan berdasarkan perbandingan dan pandangan yang sangat teliti terhadap alam dan peristiwa yang terjadi pada masyarakat luas.
BACA JUGA: 30 Pantun Pendidikan Beserta Maknanya untuk Bisa Dipelajari
Jenis-jenis peribahasa
Setelah mengetahui beberapa ciri-cirinya, berikut adalah penjabaran mengenai berbagai jenisnya.
- Bidal atau pameo, memiliki kandungan ungkapan yang dapat berarti ejekan atau sindiran sampai peringatan. Misalnya adalah malu bertanya, maka sesat di jalan yang memiliki arti jangan takut bertanya jika tidak tahu. Sehingga, hidup menjadi lebih terarah.
- Ungkapan, merupakan kalimat kiasan yang berkaitan dengan keadaan dan kelakuan seseorang. Pada dasarnya, ungkapan dijelaskan dari beberapa patah kata atau pepatah. Contohnya adalah besar kepala yang artinya sombong atau panjang tangan yang berarti gemar mencuri.
- Pepatah, merupakan jenis yang memiliki makna khusus berupa nasihat serta ajaran. Umumnya, pepatah berasal dari orang tua zaman dulu yang banyak dipakai untuk mematahkan pernyataan dari lawan bicaranya. Misalnya adalah bagai bumi dan juga langit yang berarti perbedaan yang amat sangat jauh. Contoh lainnya adalah biar lambat, asalkan selamat yang memiliki artian segala sesuatu tidak boleh dilakukan dengan terburu-buru.
- Tamsil, merupakan kalimat kiasan yang memiliki tujuan untuk membandingkan sesuatu hal ataupun perkara. Contoh yang paling sering terdengar di masyarakat umum adalah tua-tua keladi yang makin tua makin menjadi.
- Semboyan, merupakan kumpulan kata, kalimat sampai frasa yang biasa dipakai menjadi prinsip sampai pedoman. Misalnya adalah rajin pangkal pandai dan hemat pangkal kaya. Keduanya bukan merupakan peribahasa indonesia yang jarang didengar, namun malah sebaliknya.
- Perumpamaan, merupakan kalimat atau kata yang isinya adalah suatu kondisi dan kelakuan seseorang. Sehingga, dapat diambil perbandingannya dari alam sekitarnya. Umumnya, perumpamaan memiliki awalan kata “bak”, “bagai” dan lain sebagainya. Misalnya adalah bagai pinang yang dibelah dua yang bermakna sama persis. Tentunya, kalimat-kalimat yang berisi perumpamaan bisa jadi merupakan peribahasa lucu dan dapat ditunjukkan pada seseorang di berbagai kondisi.
Contoh peribahasa A-D
Ada lebih dari 1001 peribahasa dan artinya yang bisa Sedulur temukan. Di antara banyaknya pilihan yang bisa dijadikan ungkapan di berbagai kondisi, berikut adalah 80+ contoh yang bisa Sedulur pahami beserta artinya.
- Ada uang ada barang (Jika mau membayar banyak akan mendapat barang lebih baik)
- Adat bersendi syarak, syarak bersendi adat ( Pekerjaan / perbuatan hendaklah selalu mengingat aturan adat dan agama, jangan bertentangan satu dengan yang lain);
- Adat diisi, lembaga dituang (Melakukan sesuatu menurut adat kebiasaan)
- Adat periuk berkerak, Adat lesung berdekak (Jika ingin beroleh keuntungan hendaklah bisa menanggung kesusahan dalam satu pekerjaan)
- Angguk bukan, geleng ia (Lain di mulut lain di hati)
- Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung (Segala sesuatu ada tata caranya)
- Air besar batu bersibak (Persaudaraan keluarga menjadi cerai berai apabila terjadi perselisihan)
- Air beriak tanda tak dalam (Orang yang banyak cakap atau sombong biasanya kurang ilmunya)
- Air tenang (biasa) menghanyutkan (Orang yang diam biasanya banyak pengetahuannya)
- Alur bertempuh, jalan berturut (Dilakukan menurut adat (kebiasaan) yang lazim)
- Akal tak sekali tiba (Tak ada suatu usaha yang sekali terus jadi dan sempurna;
- Ampang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit (Persahabatan yang sudah putus dan tidak akan berbaik lagi)
- Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam (Tidak enak makan dan minum karena terlalu sedih)
- Akik disangka batu (Menghina)
- Akal pulas tak patah (Orang yang pandai tak mudah kalah dalam perbantahan)
- Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan (disusui) (artinya selalu membereskan memikirkan) urusan orang lain tanpa mempedulikan urusan sendiri)
- Angan mengikut tubuh (Bersusah hati karena memikirkan yang bukan-bukan)
- Amra disangka kedondong (Sesuatu yang baik disangka buruk)
- Anak orang, anak orang juga. (Seseorang yang asing bagi kita akan tetap asing juga; anak sendiri Disayangi, anak tiri dibengkengi (artinya bagaimanapun adilnya seseorang, kepentingan sendiri juga yg diutamakan)
- Angan lalu paham bertumbuk (Menurut pikiran (dugaan dsb) mungkin untuk dikerjakan, tetapi sukar pelaksanaannya)
- Angan-angan menerawang langit (Mencita-citakan segala sesuatu yg tinggi-tinggi)
- Bagai air di daun talas (Orang yang tidak tetap pendirian)
- Bumi berputar, zaman beredar (Keadaan zaman selalu berubah.)
- Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. (Perlu berusaha sekeras mungkin dan pantang menyerah, untuk mencapai keberhasilan.)
- Berat sama dipikul ringan sama dijinjing: (Senang dan susah dijalani bersama.)
- Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau (Segala usaha hendaknya sampai kepada maksudnya
- Batu hitam tak bersanding (Tampaknya lemah lembut, tetapi keras hatinya)
- Bagai pinang dibelah dua (Sama benar, serupa benar)
- Cepat kaki, ringan tangan: (Orang yang senang menolong.)
- Cempedak berbuah nangka.(Mendapatkan hasil lebih dari yang diharapkan.)
- Cencang dua segeragai (Sekali jalan, dua pekerjaan selesai)
- Cencang putus tiang tumbuk (Putusan yang mengikat)
- Cekur jerangau, ada lagi di umbun-umbun (Masih sangat muda, belum berpengalaman)
- Dangkal telah keseberangan, dalam telah ajuk (Telah diketahui benar bagaimana isi hatinya perangainya)
- Dari semak ke belukar (Meninggalkan sesuatu yang buruk, mendapat yg buruk pula)
- Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri. (Sebaik-baiknya negara lain, masih lebih baik hidup di negeri sendiri. Rasa nasionalisme terhadap kampung halaman/negara.)
- Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. (Kondisi yang adil dan berimbang.)
- Dikasih hati minta jantung. (Orang yang tidak tahu diri. Diberi sedikit, malah meminta lebih banyak.
- Datang tak berjemput, pulang tak berantar.(Orang yang tak dipedulikan.)
- Dapat durian runtuh. (Mendapat keuntungan dengan tidak bersusah payah.)
Contoh peribahasa E-H
- Enau sebatang dua sigainya. (Perempuan yang menduakan suaminya).
- Enggan seribu daya, mau sepatah kata (Kalau tak suka (tak mau) biasanya banyak jawab dan alasannya)
- Esa hilang dua terbilang. (Berusaha terus dengan keras hati hingga maksud tercapai)
- Gayung bersambut, kata berjawab. (Menangkis serangan orang, menjawab (melayani) perkataan orang)
- Gelegar buluh. (Besar cakap, tak berisi)
- Geleng spt si patung kenyang (Berjalan dengan sombong, congkak)
- Galas terdorong kepada Cina (Sesuatu yg sudah terlanjur, tak dapat dicabut kembali)
- Gamak-gamak seperti menyambal. (Hanya dengan coba – coba atau kira – kira saja)
- Gila di abun – abun. (Mengharapkan sesuatu yang mustahil)
- Gajah mati meninggalkan gading, orang mati meninggalkan nama. (Orang baik akan selalu meninggalkan nama baik, sedangkan orang jahat akan meninggalkan nama buruk)
- Gemuk membuang lemak, cerdik membuang kawan (Tidak mau menolong atau bergaul dengan keluarga sesudah keadaannya bertambah baik, kaya, dan sebagainya)
- Genggam erat membuhul mati. (Memegang perjanjian)
- Habis manis, sepah dibuang. (Tidak dipedulikan atau ditelantarkan, jika dianggap sudah tidak berguna.)
- Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua (Budi bahasa yg baik tak akan dilupakan orang)
- Hakim kepada beruk (Minta pengadilan kepada orang yang tamak niscaya akan rugi)
- Habis beralur maka beralu-alu. (Jika dengan jalan musyawarah tidak dicapai kata sepakat, barulah dengan jalan kekerasan)
- Hangat-hangat tahi ayam. (Kemauan yang tidak tetap atau tidak kuat)
- Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai. (Orang yang hidup hemat akan menjadi kaya, orang yang rajin belajar akan menjadi pandai)
- Harimau mati karena belangnya. (Mendapat kecelakaan karena memperlihatkan keunggulannya)
- Hitam di atas putih. (Dengan tulisan, tidak hanya dengan perkataan saja berkaitan dengan perjanjian)
BACA JUGA: 35 Pantun Buat Pacar Biar Hubungan Makin Langgeng
Contoh peribahasa I-L
- Indah kabar dari rupa (Biasanya kabar selalu melebihi keadaan sebenarnya)
- Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita (Orang lain dapat senangnya, kita dapat susahnya saja)
- Ingat sebelum kena, ingat sebelum habis (Ikhtiar harus dijalankan sebelum terlambat)
- Ijuk tak bersagar (Seseorang yang tidak punya sanak saudara yang disegani orang)
- Ikan di laut, asam di gunung, bertemu dalam belanga (Biarpun tinggal berjauhan, kalau jodoh, akan menjadi laki istri juga)
- Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita (Orang lain dapat senangnya, kita dapat susahnya saja)
- Jauh di mata dekat di hati. (Meski terpisah jarak, namun selalu teringat.)
- Jatuh di atas tilam: (Mendapat keuntungan besar.)
- Jadi abu arang (Sudah usang atau basi)
- Jadi alas cakap (Dengan imbalan jasa yang telah dibuat)
- Karena nila setitik, rusak susu sebelanga (Karena persoalan kecil, semua hal bisa jadi berantakan.)
- Kecil-kecil cabe rawit. (Tampak kecil tapi cerdik.)
- Kura-kura dalam perahu. (Menanyakan sesuatu yang sudah tahu jawabannya.)
- Kalah jadi abu, menang jadi arang (Pertengkaran tidak akan menguntungkan pihak mana pun)
- Kalah limau oleh benalu (Orang yang lama terdesak oleh orang yg baru)
- Kalah sabung menang sorak (Biarpun kalah, tetapi masih tinggi juga cakapnya)
- Lempar batu, sembunyi tangan. (Melakukan kejahatan namun pura-pura tidak melakukan perbuatan tersebut.)
- Lubuk akal tepian ilmu. (Orang yang pandai adalah tempat untuk bertanya.)
Contoh peribahasa M-P
- Mengairi sawah orang (Menguntung orang lain)
- Mengalang-alang leher, minta disembelih (Mengharapkan kesusahan atau kecelakaan)
- Membeli menang memakai kalah (Marang yang baik memang mahal harganya, tetapi dapat lama dipakai)
- Memikul di bahu, menjunjung di kepala (Mengerjakan sesuatu menurut aturan)
- Malu bertanya, sesat di jalan (Kesulitan menghadapi suatu masalah karena enggan meminta pendapat dari orang lain.)
- Menang jadi arang, kalah jadi abu (Ketika bertengkar, menang atau kalah akan mendapatkan kerugian.)
- Nasi sudah menjadi bubur (Perbuatan yang sudah terjadi tidak bisa diperbaiki lagi.)
- Orang mengantuk disorongkan bantal (Memperoleh apa yang diinginkannya)
- Ombak yang kecil jangan diabaikan (Perkara kecil yang mungkin mendatangkan bahaya perlu diperhatikan juga)
- Orang yang kaya juga yang bertambah kekayaannya anak baik menantu molek (artinya mendapat keuntungan yang berlipat ganda)
- Pucuk dicinta, ulam pun tiba (Mendapat sesuatu yang lebih dari harapan.)
- Pelanduk di dalam cerang rimba (Kehilangan akal atau gelisah sekali)
- Pecah anak buyung, tempayan ada (Tidak akan kekurangan perempuan untuk dijadikan istri)
BACA JUGA: 40 Contoh Pantun Jenaka untuk Bahan Candaan dengan Teman
Contoh peribahasa Q-T
- Rusak bangsa oleh laku (Biarpun orang berbangsa tinggi, tetapi kalau berkelakuan buruk)
- Rusak anak oleh menantu (Orang yang kita kasihi merusakkan harta yang kita berikan kepadanya)
- Seperti abu di atas tanggul (Tidak tetap kedudukannya sewaktu-waktu dapat dipecat)
- Sungguhpun kawat yang dibentuk, ikan di laut yang diadang (artinya sungguhpun nampaknya tak ada suatu maksud, tetapi ada juga yg dituju)
- Sebelum ajal berpantang mati. (Ttidak akan mati sebelum sampai waktunya)
- Tak ada gading yang tak retak. (Tak manusia yang sempurna.)
- Tong kosong nyaring bunyinya. (Orang yang kurang ilmu banyak bicara.)
- Tercincang puar bergerak andilau (Jika seseorang dihina, tentu keluarga atau kaumnya akan turut tersinggung juga)
- Terpijak bara hangat (Sangat gelisah, tidak dapat tenang)
Contoh peribahasa U-Z
- Usul menunjukkan asal, (Dari kelakuan (tabiat) dapat kita ketahui asalnya).
- Utang emas boleh dibayar, Utang budi dibawa mati (Budi baik orang hanya dapat dibalas dengan kebaikan pula)
- Walau seribu anjing menyalak, gunung takkan runtuh: (Jika memiliki niat yang kuat, godaan sebanyak apa pun tak akan membuatnya goyah.)
- Waktu adalah uang: (Selalu menghargai waktu.)
- Zaman beralih musim bertukar: (Segala hal harus disesuaikan dengan zaman.)
Nah, itu dia kumpulan peribahasa lengkap dengan artinya yang bisa Sedulur pelajari dan mengerti. Sekarang, tentunya wawasan dan pengetahuan Sedulur mengenai salah satu gaya bahasa ini semakin bertambah, ya? Semoga bermanfaat!
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!