Mobilitas Sosial: Pengertian, Bentuk, Dampak & Contohnya

Mengutip Ensiklopedia Britannica, mobilitas sosial adalah pergerakan individu, keluarga, atau kelompok melewati hierarki dan stratifikasi sosial. Dari pengertian ini, mobilitas sosial erat kaitannya dengan kondisi finansial dan kelas ekonomi. Singkatnya adalah perubahan status sosial dari rendah ke menengah atau tinggi. Bisa juga berlaku sebaliknya. 

Benarkah sesederhana itu? Lebih lengkapnya berikut ulasan lengkap tentang mobilitas sosial dan beragam contoh serta fenomenanya di dunia nyata. Tentunya dengan beberapa refleksi dan simpulan yang bisa kita petik pula. 

BACA JUGA: Contoh Interaksi Sosial, Pengertian, Ciri Ciri, Syarat, & Faktornya

Definisi mobilitas sosial 

mobilitas sosial adalah
Pexels

Kurang lebih pengertian mobilitas sosial dari berbagai sumber lain tidak jauh beda dengan apa yang dikatakan Ensiklopedia Britannica. Barber dalam Westoff, dkk. di Jurnal American Sociological Review menambahkan spesifikasi bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan dari satu peran sosial utama tertentu ke peran lainnya, baik ke arah yang lebih tinggi atau lebih rendah statusnya.

Perpindahan tersebut pastinya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti peluang sosial dan ekonomi seseorang. Walter Müller dan Reinhard Pollak dalam International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences berpendapat bahwa faktor upbringing seperti kondisi keluarga di mana seseorang dilahirkan sangat berpengaruh. Namun, faktor eksternal seperti lingkungan dan institusi yang kemudian menaunginya juga tidak bisa diabaikan. 

Mobilitas sosial vertikal 

mobilitas sosial adalah
Pexels

Setelah paham definisinya, Sedulur bisa melompat ke jenis-jenis mobilitas sosial. Mulai dengan jenis pertama yang paling mudah diamati, yaitu vertikal. Melansir Masterclass, mobilitas sosial vertikal adalah jenis pergerakan naik atau turun dari strata sosial satu ke strata lainnya. Bisa dari kelas bawah ke kelas atas, atau menengah menuju atas. Namun, tidak selamanya vertikal hanya mencakup perpindahan yang mengarah ke atas. Sebagian orang bisa saja mengalami sebaliknya, dari kelas atas turun ke menengah atau bawah karena berbagai faktor. Misal kebangkrutan dan lain sebagainya. 

BACA JUGA: Mobilitas Sosial: Pengertian, Bentuk, Faktor & Dampaknya

Mobilitas sosial horizontal 

Pexels

Mobilitas sosial horizontal adalah suatu fenomena perpindahan yang tidak mendorong perubahan status sosial dan ekonomi dalam hidup seseorang. Contoh paling mudahnya adalah kenaikan jabatan di tempat kerja yang tidak serta merta akan mengubah kondisi ekonomi dan status sosialmu secara drastis. Sedulur bisa saja naik pangkat dari staf ke supervisor dengan kenaikan gaji sekian persen, tetapi tidak akan ada perubahan yang benar-benar mencolok dari gaya hidup dan statusmu di mata masyarakat. Seorang pegawai bank yang kemudian banting setir menjadi pengusaha juga mengalami mobilitas sosial, tetapi tidak ada perubahan signifikan yang tampak sehingga masih bisa dikategorikan mobilitas horizontal. 

Mobilitas sosial absolut

mobilitas sosial adalah
Pexels

Melansir Masterclass, tidak hanya ada dua jenis mobilitas sosial yang terjadi di dunia. Ada empat jenis lagi dan salah satunya adalah mobilitas absolut. Dalam tipe ini, mobilitas sosial adalah sebuah pergeseran atau pergerakan massal yang melibatkan masyarakat atau kelompok dalam skala yang besar. Misalnya saja proses industrialisasi yang terjadi di Eropa pada abad ke-18 mendorong orang yang dulunya bertani untuk bekerja di sektor industri. Seiring dengan itu, perpindahan tempat tinggal pun terjadi. Populasi pedesaan berkurang dengan munculnya tren bekerja di kota, tempat pabrik-pabrik tersebut berada. 

BACA JUGA: Pengertian dan Manfaat Gotong Royong dalam Kehidupan Sosial

Mobilitas sosial antargenerasi 

mobilitas sosial adalah
Pexels

Masih dari sumber yang sama, istilah mobilitas sosial antargenerasi dipakai untuk menjelaskan perubahan kelas atau strata sosial yang terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Misalnya pasangan yang bekerja sebagai buruh tani rajin bekerja hingga bisa membeli sepetak sawah yang kemudian diwariskan pada anaknya. Sang anak yang kini bisa menggarap sawah milik sendiri dan mendapat profit lebih banyak. Hasil kerja keras mereka ditabung dan digunakan untuk membiayai sekolah anak mereka hingga jenjang kuliah. Akhirnya sang anak mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih tinggi dan bisa membeli sepetak sawah lagi. Status mereka terangkat, tetapi butuh beberapa generasi untuk bisa mencapainya. 

Mobilitas sosial intragenerasi 

mobilitas sosial adalah
Pexels

Ada pula yang disebut dengan mobilitas intragenerasi yaitu perubahan kelas sosial yang terjadi di dalam satu generasi. Menurut Sorensen dalam artikelnya di jurnal American Sociological Review, mobilitas sosial intragenerasi erat kaitannya dengan pencapaian dalam karier seseorang. Ini karena ia hanya fokus pada satu generasi yang biasanya diwakili oleh satu orang atau sekelompok orang yang lahir di era yang sama. Misalnya milenial saja atau generasi Z saja. Tentunya mobilitas sosial mereka berbeda dengan laju yang terjadi pada generasi boomer. Faktor seperti kebijakan ekonomi dan perkembangan teknologi serta asal usul mereka pun berpengaruh besar.

Mobilitas sosial relatif 

Pexels

Mobilitas relatif diartikan sebagai segala bentuk pergeseran peran sosial yang terjadi karena bervagai faktor seperti peluang, kerja keras individu yang bersangkutan hingga kondisi ekonomi yang berkembang di negaranya atau di level global. Berbagai faktor di atas membuat mobilitas sosial sangat relatif, tidak absolut naik atau turun.

Orang bisa memiliki pengalaman yang berbeda-beda dan sangat beragam. Untuk tipe ini, contoh mobilitas sosial adalah ketika seorang pemuda yang lahir dari kelas menengah bawah bisa menemukan cara menaikkan derajat ekonomi dan status sosial keluarganya setelah video kreatifnya viral di internet. Namun, di sisi lain ada seseorang yang mengalami perubahan peran dan status sosial ketika bisnisnya bangkrut karena pandemi. 

BACA JUGA: Etnosentrisme: Pengertian, Faktor, Dampak & Contohnya

Faktor mobilitas sosial

Pexels

Beberapa hal yang mempengaruhi atau memungkinkan terjadinya mobilitas sosial adalah sebagai berikut. 

  • Taraf pendidikan. Secara umum taraf pendidikan akan berbanding lurus dengan status sosial seseorang. Makin tinggi pendidikannya, status sosial dan kondisi finansialnya akan ikut naik. 
  • Identitas. Sebagai minoritas atau bagian dari kelompok yang punya stereotip tertentu, status sosialnya akan berbeda dengan kelompok mayoritas yang secara kolektif dilabeli dengan stereotip positif. 
  • Kepemilikan modal erat kaitannya dengan asal usul keluarga, karena dari orang tua seseorang bisa mengakses pendidikan yang lebih baik sejak dini dan pada akhirnya bertemu dengan jejaring yang menunjang karier dan usahanya. 
  • Distribusi pendapatan berkaitan dengan kondisi ekonomi sebuah negara. Negara maju dengan pendapatan yang relatif tinggi akan dapat akses yang lebih luas ketimbang orang-orang yang berasal dari negara berkembang dengan pendapatan yang relatif rendah. Negara yang cukup setara juga memungkinkan penduduknya melakukan mobilitas sosial lebih sering ketimbang negara yang memiliki masalah ketimpangan ekonomi. 

Cara mengukur skala mobilitas 

mobilitas sosial adalah
Pexels

Melansir tulisan Westoff, dkk. di Jurnal American Sociological Review, ada beberapa cara menghitung atau menentukan skala mobilitas. Tujuannya untuk menentukan apakah seseorang sudah bisa dianggap mengalami mobilitas atau belum. Apa saja? 

  • Pekerjaan atau karier sesuai dengan persepsi prestise menurut pandangan masyarakat. 
  • Finansial yaitu kenaikan atau penurunan pendapatan. Tidak hanya dipengaruhi oleh pekerjaan, bisa juga dari instrumen investasi yang didapatkannya dan berbagai sumber pendapatan lain. 
  • Tempat tinggal yaitu lokasi seseorang tinggal dan persepsi yang melekat pada pemukiman tersebut. 
  • Persepsi dan aspirasi tentang mobilitas. Orang bisa menciptakan asumsi, persepsi, dan aspirasi tertentu tentang mobilitas sosial. Tidak melulu tentang status yang bisa dilihat, mobilitas ternyata bisa diukur dari keyakinan dan prinsip seseorang. Misalnya seseorang percaya bahwa status sosialnya akan meningkat bila ia bersikap elegan dengan tidak terlibat dalam pergunjingan di kantor atau lingkungan tempat tinggalnya. Atau seseorang merasa stratanya naik ketika ia bisa membiayai pendidikan anaknya di kampus yang bergengsi dan lain sebagainya. 

BACA JUGA: Chauvinisme: Pengertian, Ciri-ciri, Dampak & Contohnya

Mobilitas sosial dan privilese 

Pexels

Saat bicara mobilitas sosial, kita tidak akan lepas dari privilese. Dulu orang percaya bahwa kerja keras bisa jadi salah satu kendaraan seseorang untuk bisa melakukan pergeseran kelas sosial. Namun, tentu itu persepsi yang tidak sepenuhnya benar. Kerja keras saja tidak cukup tanpa faktor-faktor lain yang kita kenal dengan istilah privilese. Misalnya saja kepemilikan modal dan distribusi pendapatan yang semuanya tidak bisa dikontrol oleh individu yang bersangkutan. 

Bila bisa memilih, tentu orang akan memilih lahir di negara yang kondisi ekonominya bagus, kesejahteraannya merata, dan memiliki orang tua yang kondisi finansialnya mumpuni. Dengan begitu, ia akan mendapatkan akses pendidikan yang baik sejak kecil, kebutuhan primer dan sekundernya terpenuhi sehingga ia bisa mengeksplorasi hobi dan bidang yang disukainya. Inilah yang membuat privilese menjadi faktor penting dalam proses mobilitas.

Jebakan kelas menengah 

mobilitas sosial adalah
Pexels

Selain itu, Sedulur yang mempelajari mobilitas sosial juga akan mengenal istilah jebakan kelas menengah. Kelas menengah merasa bahwa mereka sudah mendapatkan akses dan kehidupan yang baik dan tidak tertarik untuk melakukan mobilitas sosial. Menurut survei yang dilakukan Friedman, dkk. dalam jurnal Sociology tahun 2021 di Inggris kebanyakan orang yang bekerja di level supervisor dan manajerial mengidentifikasi diri sebagai kelas menengah. Padahal mereka sebenarnya tidak berbeda dengan kelas pekerja yang bekerja untuk orang lain. Sementara, kelas pekerja berubah fungsinya menjadi terma yang dipakai untuk mengidentifikasi orang yang bekerja di sektor informal atau pekerjaan yang dianggap lebih rendah. Keduanya sebenarnya berbeda dengan pemilik modal atau pebisnis yang biasanya berada di piramida teratas dalam skema stratifikasi sosial dan ekonomi.

Definisi mobilitas sosial adalah sudah terjawab di sini. Ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan, jenisnya sangat beragam. Apalagi faktor yang mempengaruhinya. 

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!