Sejarah Ken Dedes: Ratu Singasari & Keistimewaannya

Sedulur tentu sudah tidak asing dengan dongeng Ken Dedes dan Ken Arok. Ken Dedes dari kerajaan Singasari yang merupakan wanita istimewa karena dialah yang kemudian melahirkan raja-raja di Nusantara. Ia juga merupakan istri Ken Arok yang menjadikannya sebagai maharatu di Kerajaan Singasari. 

Tak hanya seorang ratu, Ken Dedes juga merupakan wanita yang terpelajar dan memiliki paras yang begitu cantik. Perlu Sedulur ketahui bahwa patung Ken Dedes terletak berbagai wilayah Malang sebagai bentuk penghromatan kepada Ken Dedes yang memberikan pengaruh besar dalam perkembangan Nusantara.  

BACA JUGA :  15 Manfaat Habbatussauda Bagi Kesehatan Tubuh & Kulit

Sejarah Ken Dedes

ken dedes
Kompas

Menurut R. Pitono, dalam buku yang berjudul Pararaton (1965) dijelaskan bahwa Ken Dedes adalah putri dari Mpu Purwa yang merupakan seorang pendeta Budha aliran Mahayana. Dalam versi lain, sebuah kitab bernama Babad Pasek yang diterjemahkan oleh I Gusti Bagus Sugiwara (1976) menyebutkan bahwa ayah Ken Dedes bernama Mpu Purwanatha, sedangkan Mpu Purwa adalah saudara laki-lakinya.

Gadis yang juga memiliki nama lain Nareswari ini benar-benar memiliki citra yang sangat baik. Dia diceritakan memiliki paras cantik yang sudah tersohor seantero negeri. Tak heran jika banyak pria yang tergila-gila karena kecantikannya. Banyak yang ingin melamar Ken Dedes pada waktu itu, namun tak satupun yang ia terima. Hingga pada suatu hari, seorang pemuda yang bernama Joko Lulo berniat ingin melamarnya.

Sama seperti pemuda lainnya, Joko Lulo pun bernasib sama. Lamaran tersebut ditolak dengan halus oleh Ken Dedes. Namun, setelah beberapa kali dibujuk, Ken Dedes kemudian bersedia menerima lamaran tersebut dengan satu syarat, yaitu Joko Lulo harus membuat sumur dalam waktu satu windu perjalanan. Sebuah hal yang sebenarnya cukup sulit dilakukan dan Ken Dedes berharap Joko Lulo gagal.

Sayangnya, Joko Lulo justru berhasil menyelesaikan pengerjaan sumur tersebut dalam waktu yang cukup singkat. Hal ini membuat Putri Dedes mau tak mau harus menerima pinangan Joko Lulo. Adapun, mitos menyebutkan bahwa perangai Joko Lulo sebenarnya sangat buruk sehingga keluarga memberikan syarat agar pertemuan kedua pengantin dilaksanakan pada tengah malam.

Namun ternyata, sebelum sempat dipertemukan, suara tempat nasi dari bambu sudah dibunyikan oleh para gadis Polowijen. Ayam sudah mulai berkokok dan semua orang kini mengetahui bahwa Joko Lulo bukanlah pria yang baik. Tak dapat menahan kenyataan yang begitu pahit tersebut, Ken Dedes akhirnya menceburkan diri ke sumur windu. Joko Lulo  pun menyumpahi warga dan ikut menceburkan diri ke sumur menyusul pujaan hatinya.

Dari kisah inilah sumur tersebut dikenal dengan Sumur Windu yang terletak di Kelurahan Polowijen, Malang. Patung Ken Dedes terletak di wilayah yang sama dekat dengan sumur windu tersebut.

BACA JUGA : Kisah Nabi Zakaria, dan Penantiannya Mengharap Anak

Asal-usul Ken Arok

ken dedes
Kompas

Kisah Ken Dedes tentu tidak dapat dipisahkan dengan Ken Arok. Menurut beberapa literatur, Ken Arok merupakan anak dari hubungan gelap antara seorang wanita yang bernama Ken Endog dengan Batara Brahma. Namun, Ken Arok dibuang oleh sang ibu tak lama setelah dilahirkan. Kemudian seorang pencuri ulung menemukan dan membawa Ken Arok pulang.

Dari ayah angkat inilah Ken Arok kemudian belajar siasat serta taktik perjudian dan juga perampokan. Hingga saat menginjak dewasa ia dikenal sebagai seorang perampok yang sangat ditakuti di wilayah tersebut.

Suatu ketika, Ken Arok bertemu dan berkenalan dengan seorang Brahmana bernama Lohgawe yang menasehatinya agar berhenti menjadi perampok. Dari sinilah Ken Arok berhenti menjadi perampok dan kemudian menjadi prajurit Tumapel.

Kisah Ken Dedes dan Ken Arok

ken dedes
Pinterest

Cerita berlanjut ke kehidupan Nareswari bertemu Ken Arok. Ahli sejarah meyakini bahwa sosok Putri Dedes dan Ken Dedes merupakan wanita yang sama yang pernah tinggal di Desa Panawijen atau sekarang bernama Polowijen Malang. Namun di dalam kitab Pararaton, tidak ada nama Joko Lulo, namun ahli sejarah percaya bahwa Joko Lulo merupakan nama lain dari Ken Arok.

Menurut kisah mitos yang dipercaya masyarakat setempat, tempat asal Joko Lulo adalah adalah Dinoyo. Sementara itu, di sekitar Desa Dinoyo ini terdapat Dukuh Karuman. Dari sinilah Ken Arok mengaku sebagai anak Bango Samparan. Jadi ia justru lebih dikenal sebagai pemuda dari Karuman dibandingkan tempat ia lahir.

Masih dalam kitab Pararaton, Ken Dedes adalah puteri dari Mpu Purwa, seorang pendeta Budha. Perawakannya dideskripsikan sangat mirip dengan Putri Dedes. Suatu ketika, Tunggul Ametung, penguasa Tumapel datang berniat melamar putri Mpu Purwa tersebut. Seperti biasa, Ia tetap menolak. Tetapi Tunggul Ametung tetap bersi keras ingin memperistrikannya. Hingga ketika ayahnya tidak ada di rumah, Tunggul Ametung akhirnya menculik wanita tersebut.

Karena geram dengan tindakan Tunggul Ametung, Mpu Purwo akhirnya mengucapkan kutukan bahwa Tunggul Ametung akan mati hanya dengan dari sebuah keris. Dari keris itu juga akan meminta tumbal hingga 7 turunan.

Sejarawan menganggap Mpu Purwa dan Mpu Lohgawe sebenarnya memang sengaja berkomplot untuk bisa menjatuhkan kekuasaan Tunggul Ametung. Dengan demikian, terbentuk koneksi, Mpu Lohgawe berhasil menjadikan Ken Arok sebagai kaki tangan Tunggul Ametung.

BACA JUGA : Kisah Ashabul Kahfi Singkat Beserta Pelajaran Pentingnya

Ken Arok mendapatkan Ken Dedes

Grid.id

Dalam kitab Pararaton dijelaskan juga bahwa Ken Arok pertama kali bertemu dengan Putri Dedes saat dirinya sedang bertamasya di sebuah taman. Pada kesempatan tersebut, Ken Arok tidak sengaja melihat betis Nareswari yang begitu bercahaya dan langsung tergila-gila dengan paras cantik wanita tersebut.

Ken Arok kemudian menceritakan hal tersebut kepada Mpu Lohgawe. Kemudian Lohgaawe berkata bahwa Wanita tersebut adalah titisan raja yang siapapun yang berhasil menjadikan ia istri makan akan menjadi raja.

Sementara itu, berdasarkan tradisi lisan menyebutkan bahwa sebenarnya Nareswari dan Ken Arok sudah mengenal. Ken Dedes pun jatuh cinta dengan Ken Arok dan menerima begitu saja bahwa Ken Arok adalah pembunuh suaminya.

Ahli sejarah meyakini bahwa tidak mungkin Ken Arok yang begitu nakal baru mengetahui tentang keberadaan gadis yang begitu cantik di Polowijen. Sehingga saat Nareswari diculik oleh Tunggul Ametung, Ken Arok tak lantas hanya berdiam diri. Hal ini yang akhirnya dimanfaatkan oleh ayah Nareswari yakni Mpu Purwa, Mpu Lohgawe, dan para brahmana.

Keris Mpu Gandring

Freepik

Cerita berlanjut saat Ken Arok memesan keris kepada salah seorang empu di Tumapel yang bernama Mpu Gandring. Karena tak sabar menunggu keris yang tak kunjung selesai, ia lalu marah dan merebut keris tersebut dan menikam pembuatnya. Sebelum Mpu Gandring menghembuskan nafas terakhirnya, Mpu  Gandring mengutuk keris tersebut agar bisa membunuh Ken Arok dan meminta tumbal hingga tujuh nyawa setelahnya.

Ken Arok lalu meminjamkan keris tersebut ke salah satu temannya yaitu Kebo Ijo. Karena Kebo Ijo suka pamer, lantas ia memamerkan keris itu kepada temannya dengan berkata bahwa keris tersebut adalah miliknya.

Suatu ketika, Ken Arok mencuri keris dari Kebo Ijo kemudian menggunakannya untuk membunuh Tuggul Ametung. Namun dengan sendirinya keris tersebut tuduhan jatuh kepada Kebo Ijo. Dengan begitu Ken Arok berhasil menggantikan tahta Tunggul Ametung sebagai akuwu lantas menikahi Ken Dedes.

Ken Arok menjadi raja pertama Singasari

Freepik

Setelah menjadi akuwu, Ken Arok kemudian menaklukan Kerajaan Kediri yang diperintah oleh Raja Kertajaya. Lalu Ken Arok mendirikan kerjaan Singasari sekaligus menobatkan dirinya menjadi Raja Singasari yang pertama dengan gelar Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.

Ken Dedes Maharatu Singasari

Kompasiana

Ken Arok menikah dengan Ken Dedes yang pada saat itu tengah mengandung anak dari Tunggul Ametung. Tak seorang pun menentang pernikahan tersebut. Bahkan, keduanya disebut saling mencintai satu sama lain.

Setelah menguasai Tumapel karena Tunggul Ametung telah mati serta menikahi Ken Dedes, ia kemudian memakai gelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Sedangkan Ken Dedes sebagai permaisuri menyandang gelar Dyah Ayu Sri Maharatu Mahadewi.

BACA JUGA : Perbedaan Tokoh Cerita: Protagonis, Antagonis & Tritagonis

Keturunan Ken Arok

Quora

Dari Ken Dedes, Ken Arok mempunyai putra yang bernama Mahisa Sementara itu, dari Ken Umang mempunyai putra bernama Toh Jaya. Di sinilah kutukan keris Mpu Gandring mulai terjadi. Ken Arok dibunuh sekaligus digantikan oleh Anusopati menggunakan keris Mpu Gandring. Anusopati dibunuh oleh Toh Jaya. Lalu Tohjaya dibunuh oleh Ranggawunia, anak dari Anusopati.

Anusopati kemudian dinobatkan menjadi raja yang bergelar Jayawisnuwarhana dan memimpin Kerajaan Singasari sejak 1227 sampai 1268.

Keturunan Ken Dedes

Harian Merapi

Ken Dedes telah berjasa melahirkan keturunan yang pada akhirnya banyak memimpin kerajaan besar di Nusantara, seperti Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Singasari. Baik keturunan dari Anusopati, dan Tohjaya, anak dari hasil pernikahannya dengan Ken Arok sama-sama telah berhasil menjadi raja.

Anuspati kemudian mengambil alih kekuasaan Ken Arok. Akan tetapi itu tak bertahan lama karena Anuspati juga dibunuh oleh Toh Jaya. Berdasarkan cerita sejarah yang berkembang, Tohjaya tidak mati karena terbunuh, namun karena terluka parah karena ia berusaha mengadu domba keponakannya yang berasal dari keturunan Tunggul Ametung dan Ken Arok.

Kematian Tohjaya ini kemudian membuat cucu tunggal Tunggul Ametung yaitu Wishnuwardhana dan cucu dari Ken Arok yang bernama Narasinghamurti naik tahta secara berdampingan dan juga hidup rukun. Putra Wishnuwadhana, Kartanegara juga berhasil mencatatkan sejarah sebagai raja yang paling amat bersinar semasa memimpin Kerajaan Singasari. Sementara itu, Raden Wijaya, cucu Narasinghamurti merupakan pendiri kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia yakni kerajaan Majapahit.

Arca Ken Dedes

Pikiran rakyat

Arca Prajnyaparamita terbuat dari batu Arca Prajnyaparamita dan dibuat pada masa Kerajaan Singasari abad XIII-XIV. Arca ini ditemukan di Desa Singasari oleh asisten Residen Malang D. Monnereau pada tahun 1819. Arca ini dikenal juga sebagai arca Ken Dedes. Diduga arca ini ditemukan di Candi Papak atau biasa disebut dengan Candi Putri.

Pendapat kedua menjelaskan bahwa arca ini adalah perwujudan dari Rajapatni gayatri yang merupakan anak keempat dari Kertanegara yang menikah dengan Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit yang juga nenek dari Raja Hayam Wuruk.

Demikianlah kisah Ken Dedes yang erat kaitannya dengan Sumur Windu yang kini menjadi salah satu kampung budaya di Malang. Namun belum diketahui Ken Dedes lahir tahun berapa. Dalam berbagai literatur sejarah hanya disebutkan bahwa ia merupakan putri dari Mpu Purwa. 

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.