10+ Gaya Kepemimpinan dalam Perusahaan yang Paling Disukai

Setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Setiap individu adalah unik, termasuk dalam memimpin sesuatu. Biasanya, di sebuah perusahaan terdapat beberapa jenis dari kepeimpinan yang paling disukai oleh para karyawan. Hal ini tentu saja baik, karena dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mendorong produktifitas.

Berikut ini beberapa daftar gaya kepemimpinan yang sudah pasti paling disukai. Bisa jadi Sedulur gunakan sebagai bahan pembelajaran juga, terutama bagi Sedulur yang saat ini menjabat sebagai salah satu pimpinan di perusahaan. Yuk, mari langsung saja kita cek apa saja gaya yang asik dalam memimpin di perusahaan.

BACA JUGA: Arti Kata Ilfeel: Pengertian, Contoh Sikap dan Cara Mengatasinya

1. Pemimpin demokratis

macam macam gaya kepemimpinan
pexels

Pertama adalah gaya kepemimpinan demokratis. Gaya ini jelas paling disukai oleh setiap karyawan karena peran penting antara pimpinan dan karyawan sama-sama bermanfaat. Pembagian tugas antara pimpinan dan karyawan jelas. Kejujuran dan disiplin adalah nilai yang dipegang teguh oleh pemimpin dengan gaya demokratis.

Hal yang membuat gaya kepemimpinan ini disukai adalah bebas mengajukan pendapat demi kebaikan bersama. Karena poin penting dari berjalannya leadership ini adalah komunikasi yang berlangsung egaliter. Maksudnya, meskipun ada kedudukan yang jelas yang membatasi pimpinan dan karyawan, tidak sampai menghambat komunikasi yang berlangsung.

Oleh karena itu, komunikasi yang dibangun adalah komunikasi dua arah yang membebaskan setiap karyawan dapat memberikan saran dan masukan. Bukannya menghilangkan karisma seorang pemimpin dengan gaya memimpin ini akan menumbuhkan respect dari karyawan terhadap sang leader.

2. Pemimpin birokratis

Pemimpin Birokratis
pexels

Pimpinan dengan gaya birokratis merupakan style yang efektif dalam organisasi. Biasanya perusahaan rintisan atau startup tidak menggunakan gaya memimpin ini karena gaya ini merupakan gaya mempin yang termasuk kolot sudah mulai ditinggalkan. Pasalnya, gaya ini tidak efektif di lingkungan perusahaan, berbeda dengan institusi atau lembaga negara.

Gaya memimpin ini cenderung kaku namun juga ada sisi positifnya. Yaitu dapat secara efektif memantau hasil kerja rutin dari karyawan baik secara mingguan atau hasil kerja bulanan. Tapi, biasanya sistem yang dibangun sangat rumit dengan tahapan dan jalur komunikasi yang berlapis. Hal ini yang menyebabkan startup tidak menggunakan pemimpin dengan gaya seperti ini.

BACA JUGA: 20 Fakta Anak Pertama dari Sifat Hingga Kepribadiannya!

3. Pemimpin otokratis

3. Gaya kepemimpinan Otokratis
kumparan

Tidak seperti pemimpin yang demokratis, gaya kepemimpinan otoriter sangat tidak disukai. Sebab gaya kepemimpinan ini lebih memusatkan kekuasaan penuh pada pimpinan dan karyawan tidak memiliki ruang yang cukup untuk berkreasi. Hasilnya, setiap kinerja dari karyawan yang tidak sesuai dengan keinginan pimpinan akan tidak terpakai.

Keputusan pimpinan juga sangat dominan bersifat mutlak. Tidak bisa diganggu gugat dan setiap karyawan tidak boleh memberi masukan dan saran. Di masa lalu sekitar era 70-an hingga 90-an, gaya kepemimpinan ini sangat umum di Indonesia. Namun untuk saat ini, tipe ini sudah mulai ditinggalkan. Adapun ciri-ciri dari gaya otoritatif adalah:

  • Organisasi atau perusahaan dianggap sebagai milik pribadi dan atasan memiliki hak penuh atas itu
  • Bawahan hanyalah sebagai alat semata untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi
  • Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat dari orang lain
  • Semua keputusan dari pemimpin adalah paling benar
  • Sering menggerakkan bawahan dengan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan ancaman

4. Pemimpin karismatik

4. Pemimpin Karismatik
pexels

Jelas bahwa faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan adalah pribadi dari pimpinan tersebut. Hal ini tidak bisa dipungkiri. Selain itu, lingkungan dari pimpinan juga hal yang turut mempengaruhi gaya memimpin. Salah satu gaya memimpin yang paling disukai adalah gaya memimpin karismatik. Karena pemimpin yang karismatik dapat memberikan pengaruh dan dampak besar bagi karyawan.

Selain itu, biasanya pimpinan yang karismatik memiliki rasa percaya diri kuat yang mampu memengaruhi karyawan. Hal ini dapat mendorong setiap karyawan untuk dapat bekerja lebih baik. Sekadar untuk mendapatkan pujian dari pimpinan tersebut, sudah menjadi sebuah achievment penting bagi karyawan. Karena, pimpinan yang karismatik memiliki selera yang tinggi dan tidak mudah untuk memberikan pujian atau pengakuan.

BACA JUGA: 8 Manfaat & Contoh Sifat Jujur Unjuk Diajarkan Pada Anak

5. Pemimpin inovatif

5. Gaya Kepemimpinan Inovatif
pexels

Pimpinan yang memiliki gaya kepemimpinan inovatif biasanya terlihat dari cara berpikir dan sudut pandang yang digunakan. Pimpinan dengan gaya ini sangat kreatif dan memiliki cara yang lebih dinamis. Biasanya perusahaan yang memiliki produk dan memerlukan pimpinan dengan gaya ini.

Pimpinan dengan gaya ini juga mampu untuk mengarahkan setiap karyawannya agar dapat menemukan ide kreatif yang segar yang dapat memberikan dampak pada penjualan produk yang dimiliki oleh perusahaan. Ciri khas utama dari pimpinan gaya inovatif adalah berani mengambil risiko atas setiap keputusan yang diambilnya.

6. Pemimpin partisipatif

6. Pemimpin Partisipatif
pexels

Modal utama dalam kepimpinan ini adalah kepercayaan dari karyawan terhadap pimpinan. Berawal dari kepercayaan tersebut akan tumbuh menjadi loyalitas yang tinggi. Jenis gaya kepemimpinan ini membuka ruang bagi setiap karyawan dan pimpinan untuk duduk bersama dalam membahas sesuatu.

Mulai dari mencari solusi, jalan keluar, hingga menentukan keputusan dan kebijakan perusahaan. Jika dilihat secara sepintas, gaya memimpin ini sama dengan gaya demokratis. Namun perbedakaanya, pimpinan yang partisipatif akan lebih aktif dalam berdiskusi dan bekerja sama dengan karyawan.

Pimpinan dengan gaya ini juga akan menjelaskan di awal tentang seberat apa beban pekerjaannya juga seberat apa beban pekerjaan karyawan. Nilai kebersamaan menjadi pokok dalam gaya memimpin satu ini.

BACA JUGA: 10 Tanda Tanda Sifat Pacar Clingy, Bikin Hubungan Tidak Sehat

7. Pemimpin transaksional

7. Gaya kepemimpinan Transaksional
pexels

Berbeda dengan pemimpin yang partisipatif, gaya kepemimpinan transaksional terletak pada penegasan dan kesepakatan antara pimpinan dan karyawan. Kesepakatan yang terjadi bisa dalam bentuk penghargaan, bonus hingga sanksi dan hukuman. Namun dengan adanya kesepakatan dapat merangsang setiap karyawan untuk bekerja lebih baik lagi.

Adanya sanksi dan hukuman juga bisa membuat setiap karyawan lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaan. Motivasi ingin mendapatkan penghargaan dan bonus dengan kehati-hatian dalam bekerja secara efektif dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Tidak heran jika target yang menjadi capaian bagi perusahaan, agar mudah terlampaui jika dipimpin oleh pimpinan dengan gaya ini.

8. Pemimpin delegatif

8. Pemimpin Delegatif
freepik

Gaya kepemimpinan memungkin setiap pemimpin untuk memberikan kepercayaan kepada setiap karyawannya untuk bertanggung jawab dalam mengerjakan suatu tugas. Gaya ini pada dasarnya hampir sama dengan gaya memimpin demokratis. Tipe pemimpin ini bertujuan untuk meningkatkan ikatan antar karyawan dalam kerjasama tim.

Namun bukan berarti pemimpin gaya ini ketika memberi pekerjaan menghilang begitu saja. Selanjutnya, pemimpin ini akan mengawasi kinerja karyawan dan berperan sebagai pembatas agar tidak kebablasan. Pemimpin gaya ini akan mudah ditemukan dalam startup dan perusahaan rintisan yang tengah berkembang maju.

BACA JUGA: 12 Ciri-Ciri Orang Rendah Hati dan Keutamaannya, Sudah Tau?

9. Pemimpin situasional

9. Pemimpin Situasional
freepik

Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional, biasanya memiliki keahilian dalam membaca karakter karyawan dan situasi sekitar. Hal tersebut disebabkan karena gaya memimpin ini menekankan pada pengaruh lingkungan dan situasi sekitar yang sedang terjadi.

Maka dari itu, kelebihan dari pemimpin gaya ini dapat menciptkan lingkungan dan situasi kerja yang baik dan nyaman. Kelemahannya, karakter dan personal pemimpin tersebut akan terpengaruhi dengan situasi dan kondisi yang buruk. Wajar jika setiap pemimpin memiliki karakter yang saling mempengaruhi.

10. Pemimpin transfromasional

10. Gaya kepemimpinan Transfromasional
freepik

Terdapat juga gaya kepemimpinan transformasional. Pemimpin dengan gaya ini dapat mendorong pekerja bertransformasi menjadi lebih baik lagi. Pempin ini biasanya memiliki prinsip untuk terlibat dalam setiap kegiatan dan memenuhi setiap kebutuhan karyawan dalam bekerja. Bagi para karyawan, gaya memimpin ini adalah yang paling disukai karena dapat memberikan dampak baik untuk karyawan menjadi lebih baik lagi.

BACA JUGA: FWB atau Friends With Benefit: Kenali Arti, Manfaat & Risikonya

11. Pemimpin afiliasi

11. Pemimpin Afiliasi
freepik

Dalam macam macam gaya kepemimpinan yang ada, terdapat pemimpin yang memiliki gaya afiliasi. Jenis kepemimpinan ini biasa dikenal dengan istilah orang yang diutamakan. Pemimpin dengan gaya afiliasi menggunakan pendekatan personal dalam setiap kinerja yang dilakukan oleh setiap karyawan.

Hubungan kerja yang terjadi akan sangat harmonis dengan sistem kerja kolaboratif. Biasanya, pemimpin dengan gaya ini dapat mengatasi setiap konflik dan permasalahan yang terjadi antara karyawan. Juga dapat meredakan stress yang dialami karyawan akibat beban kerja yang begitu berat.

Dari beberapa gaya kepemimpinan yang telah dijelaskan di atas, gaya memimpin mana yang Sedulur alami di kantor? Pasti pimpinan Sedulur memiliki salah satu dari beberapa gaya di atas. Seperti apapun gaya memimpin atasan, semuanya memiliki nilai positif. Selama tujuan perusahaan tercapai dan kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Sudah sepatutnya Sedulur bersyukur atas hal tersebut.

Leadership ini juga peru diterapkan apabila kamu sedang menjalani bisnis. Pilih salah satu cara memimpin yang cocok dengan usahamu. Bila kamu mampu memperlakukan stafmu dengan baik, tentu hal ini akan membawa keberuntungan bagi usahamu. Kamu bisa menerapkannya ketika berbelanja di Aplikasi Super maupun menjadi Super Agen.