Cerita pendek atau cerpen adalah salah satu jenis karya sastra yang sering dijadikan materi latihan menulis. Lewat karya tulis pendek ini, seseorang bisa melatih kemampuannya membangun karakter, latar, dan plot secara sederhana dulu. 

Meski tak sekompleks novel, cerpen bisa lho dijadikan buku antologi dan banyak yang laris manis di pasaran. Bahkan beberapa penulis novel kondang pun kadang menerbitkan cerpen sebagai salah satu karyanya. Sedulur yang juga tertarik melakukan hal sama atau hendak berlatih menulis cerita, bisa coba tengok beberapa hal menarik tentang karya sastra pendek berikut. Disertai dengan contoh cerpen dari berbagai tema pula. Gulir, yuk!

BACA JUGA: Arti DM di Social Media dan Penggunaannya, Jangan Salah

Karakteristik cerpen dan bedanya dengan karya tulis lain 

contoh cerpen
Instagram @bookofthelabyrinth

Beda dengan karya sastra lainnya, cerpen memiliki beberapa karakter spesial sebagai berikut. 

-->
  • Hanya fokus pada satu fragmen kejadian saja.
  • Tokohnya terbatas, tetapi bisa lebih dari satu.
  • Cenderung dimulai dari pertengahan sebuah kejadian, sehingga perkenalan tokoh dilakukan secara halus seiring berjalannya plot.
  • Punya tujuh elemen utama yaitu tema, tokoh, latar, sudut pandang, plot, konflik, dan resolusi.
  • Tahapan utamanya adalah perkenalan, badan cerita, dan kesimpulan atau akhir.
  • Panjangnya tidak lebih dari 5000 kata. Umumnya sekitar 1000-2000 kata saja, tetapi bisa hanya 500 kata saja bila ia masuk kategori flash fiction atau mikrofiksi.

Tipe-tipe cerpen 

Instagram @booknerdtokyo

Cerpen dibagi jadi empat tipe, cerpen reguler, lyrical short story, flash fiction, dan vignette. Perbedaannya cukup signifikan, Sedulur. Coba perhatikan dengan seksama, ya.

  • Cerpen reguler adalah cerpen yang paling sering kita temukan. Mengandung tiga tahap penting, perkenalan, isi, dan kesimpulan serta memiliki karakter protagonis. Walau pendek, jalan ceritanya bisa menggunakan latar waktu yang panjang.
  • Lyrical short story adalah jenis cerpen yang menggunakan simbol-simbol tertentu untuk merepresentasikan kebenaran atau kejadian yang lebih luas. Penulis Luis Sepulveda dan Haruki Murakami merupakan penulis yang sering menggunakan tipe ini dalam karyanya.
  • Flash fiction merupakan cerpen yang panjangnya kurang dari 1000 kata, tetapi memiliki awalan, isi, dan akhir. Namun, guna mempersingkat waktu, biasanya awalannya sudah terjadi di tengah sebuah konflik atau kejadian. Dikenal pula dengan istilah mikrofiksi dan postcard fiction.
  • Vignette adalah cerpen yang fokus pada deskripsi ketimbang plot dan biasanya hanya menggunakan satu momen waktu untuk latarnya. Djenar Maesa Ayu sering membuat cerpen dengan gaya ini.

Teknik dan langkah menulis contoh cerpen yang benar

contoh cerpen
Pexels

Saat akan menulis cerpen, Sedulur bisa menggunakan tahapan atau alur berikut guna mempermudah prosesnya.

  • Cari satu ide atau konsep yang solid untuk dikembangkan. Mulai dari tema, kemudian latar waktu dan tempat, serta karakter yang terlibat.
  • Tentukan konflik utamanya. Ini adalah elemen penting yang membuat tensi dalam cerpen naik dan menarik buat diikuti. Teknik termudah membuat konflik adalah dengan menentukan apa yang karaktermu inginkan dan apa yang menghambatnya.
  • Buat kerangka cerita dengan menuliskan garis besar kejadian dan plot. Mulai dari perkenalan, isi, konflik, dan akhir cerpen.
  • Pilih sudut pandang yang akan dipakai. Mau orang pertama, orang ketiga, atau bahkan orang kedua. Ada baiknya kamu menulis cerita dari sudut pandang karakter utama atau lakon agar lebih mudah, apalagi bila masih pemula.
  • Tentukan struktur alur cerita. Bisa linear atau berurutan, atau bisa menggunakan teknik flashback alias alur maju mundur.

BACA JUGA: 110 Kata-kata Bucin buat Pacar yang Romantis dan Bikin Baper

Berikut beberapa contoh cerpen sebagai referensi dan inspirasi Sedulur yang tertarik berlatih menulis. Inspirasi bisa datang dari mana saja, kok. Termasuk pengalaman pribadi atau dari bacaan yang kamu pernah baca.

1. Contoh cerpen pendidikan

contoh cerpen
Pexels

Adi memicingkan matanya karena terik matahari yang menghujamnya di tengah pekarangan rumah orang tuanya. Sang ayah datang dari arah belakang dan menepuk punggungnya. 

“Makan dulu sana. Bapak sudah gorengkan tempe segitiga yang kemarin kamu beli.” 

Adi tak menjawab, ia hanya menoleh ke arah bapaknya dan mengangguk. Ia tampak masih kesal, tetapi memilih untuk diam dan tak menyulut konflik.

Beberapa waktu kemudian, ia menghentikan kegiatannya di kebun dan berjalan lesu ke arah rumah untuk makan siang. Disantapnya tempe, nasi, dan sambal kecap yang tersedia di meja sambil menatap ke arah kebun di mana bapaknya sedang memotong beberapa tandan pisang untuk ditaruh dalam keranjang.

Urusan makanan, keluarga Adi tak pernah kekurangan karena ada kebun yang selalu menghasilkan sumber makanan buat mereka. Namun, Adi sadar bapaknya kesulitan mencari biaya untuk mendukung pendidikannya bila akan lanjut kuliah. Saat sang ayah berjalan mendekat ke arah meja makan tempat Adi berada, ia segera menyelesaikan santap siangnya. Namun, ia kalah cepat dengan sang ayah yang sudah duduk di hadapannya. 

“Rehat dulu, Di!”

“Keburu sore, Pak, Adi nanti mau belajar buat UMPTN.”, katanya datar, tak mau ia menunjukkan kekesalannya. 

“UMPTN buat apa, to? Kerja dulu, percuma bapak enggak punya cukup uang untuk bayar SPP-mu nanti.”, ujar sang Bapak. Ucapan ini sudah beberapa kali ia dengar dan jadi sumber kekesalannya.

“Ya, tapi berusaha itu boleh, Pak. Masak kita harus mengalah dengan keadaan? Biar Adi belajar dulu, siapa tahu ada peluang dapat beasiswa.”

“Percuma, Di! Di negara ini, mana ada yang peduli sama keluarga miskin seperti kita. Misal ada beasiswa apa iya sudah mencakup biaya hidupmu di perantauan?”

“Percuma ngomong sama Bapak. Pokoknya Adi akan tetap berusaha dapat jalan untuk kuliah. Bapak enggak perlu pikirkan apa-apa. Itu semua urusan Adi. Pokoknya pas Adi belajar nanti sore, jangan suruh-suruh Adi bantu Bapak.”, ujarnya sambil berdiri dan pergi ke dapur untuk cuci piring.

Hanya waktu yang bisa menjawab apakah usaha dan tekad cukup untuk mewujudkan mimpi Adi.

2. Contoh cerpen persahabatan

contoh cerpen
Pexels

Aku melaju dengan kecepatan standar dengan Irin di bangku belakang, kubonceng. Kami mengenakan jaket almamater yang sama, berwarna kuning terang yang mencolok. Bahkan tadi sempat ada sesama pengendara yang menanyai Irin tentang kampus kami saat berhenti di lampu merah. Di desa yang sepi ini, keberadaan kami memang dinanti-nantikan. Banyak orang berekspektasi kami akan membawa perubahan. Padahal dengan dana minim, yang bisa kami lakukan sebagai mahasiswa KKN hanyalah membantu menambah penerangan jalan dan mungkin terlibat dalam tasyakuran kemerdekaan di tanggal 17 Agustus nanti.

Saat kami asyik berkendara sambil ngobrol, ponselku bergetar berkali-kali. Tanda bahwa ada telepon masuk, bukan hanya pesan singkat. Kuminta Irin mengambilnya dari saku jasku dan mengangkatnya. Kudengar, Irin mengucap “Halo” ke orang di seberang telepon, kemudian terdiam. Kutanya, “Ada apa?”, tetapi Irin diam. 

Kutunggu beberapa saat, mungkin Irin butuh waktu untuk mendengar penjelasan dari orang di seberang. Namun, rasa penasaranku membumbung tinggi. Kuingin segera tahu apa yang dikatakan orang di telepon dan siapa sebenarnya yang menelepon. Sampai akhirnya, Irin yang tadi hanya terdiam menyimak perkataan orang di seberang mengucap, “Iya, oke.”. 

Ia mengembalikan ponsel di saku jasku. Sontak kuhujani kawanku itu dengan berbagai pertanyaan. Namun, tak satu patah kata pun ia katakan. 

“Rin, ada apa? Jangan bikin khawatir, dong.”, ujarku. Aku berniat menghentikan motor di pinggir jalan agar bisa menanyai Irin. Namun, sebuah cahaya terang tiba-tiba menyergap kami dan tiba-tiba semuanya gelap. Aku bahkan tak tahu di mana Irin berada.

3. Contoh cerpen motivasi

Pexels

Hanung berjongkok di pinggir sawah sambil melihat hasil kerjanya dari kejauhan. Ini bukan apa yang ia bayangkan saat pertama kali masuk bangku kuliah. Sama dengan anak muda pada umumnya, setelah lulus kuliah Hanung membayangkan ia bisa bekerja di gedung mewah yang sejuk dan dilengkapi fasilitas yang memanjakan.

Ratusan lamaran sudah ia layangkan, bahkan sebelum tanggal wisudanya ia sudah mendaftar ke belasan perusahaan yang berpotensi menerima lulusan dari jurusannya. Namun, hanya beberapa yang berbalas. Ia mengikuti berbagai wawancara dan sejumlah di antaranya seperti memberinya harapan bahwa ia akan segera bekerja. Takdir berkata lain, Hanung pun memutuskan kembali ke kampung halamannya. Sebuah permukiman di pedesaan yang tetangganya didominasi orang lanjut usia. Tiap hari, ia bertemu dengan nenek dan kakek yang masih lihai menggenjot sepeda ontel dari rumahnya ke sawah yang jaraknya sekitar 6 km.

Minggu berganti bulan, Hanung lelah mengikuti wawancara daring yang tak kunjung memberinya kabar gembira. Ia mengirim surel lamaran terakhirnya hari itu dan bergegas ke salah satu ladang terdekat dari rumahnya. Ia bertanya pada para pekerja berusia senja dan menggali banyak informasi. Ia bahkan mencoba membantu mereka. Ia lakukan rutinitas itu tiap hari dari subuh hingga siang hari. Kemudian, pulang dan makan siang. Ia beruntung masih punya orang tua yang mengizinkannya tinggal dan makan di rumah mereka.

Di minggu kedua, ia mengecek kotak masuk di email dan mendapat notifikasi bahwa lamaran terakhirnya ditolak. Di saat itu, ia pun bertekad untuk tak lagi menunggu dan melakukan apa yang ada di hadapannya. Sawah itu kekurangan tenaga dan ia punya banyak tenaga yang sayang bila hanya digunakan untuk melamar pekerjaan secara acak. Ia gunakan ototnya yang masih kuat untuk menjadi buruh tani. Berbekal nasihat dan pelatihan dari pekerja lainnya, Hanung pun menjadi petani muda di desanya.

Lama kelamaan ia mencoba menanam beberapa sayuran sendiri di pekarangan rumah orangtuanya yang selama ini hanya ditumbuhi pepohonan dan rumput liar tanpa nilai ekonomi. Kegagalan demi kegagalan menghampirinya, tetapi ia mencintai apa yang dilakukannya dan itu membuatnya terus bekerja dan berusaha. Tak terasa itu sudah lima tahun yang lalu. Kini, Hanung sibuk melayani permintaan wawancara beberapa content creator yang menganggapnya sebagai sosok petani muda inspiratif. 

BACA JUGA: 20 Cerita Rakyat Terbaik Sepanjang Masa [Banyak Hikmahnya]

4. Cerpen reflektif

contoh cerpen
Pexels

Mungkin karena usiaku yang sudah senja ini, atau mungkin karena rasa khawatirku yang terlalu besar, aku merasa ingin berada di dekat anak-anakku. Namun, mereka sudah berkeluarga dan sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Tak bisa dipungkiri, aku justru semakin merasa kesepian saat berada di rumah mereka. Baik hanya untuk sekedar berkunjung atau menginap beberapa malam. Anak-anak mereka alias cucuku justru lebih sering menyapa dan mengajakku ngobrol ketimbang anak-anak kandungku.

Aku memang tak punya hak untuk menuntut lebih pada mereka. Toh, aku yang menginginkan mereka hadir dalam hidupku. Mereka tak pernah meminta untuk lahir dari rahimku. Kucoba membunuh waktu dengan membaca buku yang dulu belum sempat kubaca karena kesibukanku bekerja dan mengurus rumah. Namun, buku tak lagi menyenangkan, apalagi film. Aku justru lebih sering tertidur di samping jendela saat mengenang masa laluku dan hal-hal yang belum sempat kulakukan. Kini aku punya banyak waktu, tetapi tak lagi memiliki tenaga dan gairah untuk bergerak dan bepergian. Kepalaku kadang serasa berputar hebat, punggungku mudah pegal, tanganku sering bergetar, dan mulutku terasa pahit. Oh, kenapa hidup serumit ini? Kuharap aku punya keduanya di satu waktu. 

5. Cerpen humor

Pexels

Sepatu melihat ke arah kaus kaki yang sedang terlipat rapi di kursi dengan penuh rasa cemburu. 

“Aku berharap aku bisa sepertimu, tidak perlu berhadapan dengan batu, kerikil, dan kotoran kucing di jalanan. Kau selalu bersih dan rapi. Lihat aku, kadang aku hanya teronggok di depan pintu dan tersenggol orang yang akan masuk ke rumah. Kau selalu berada di dalam rumah menemaninya sepanjang waktu, mendengar obrolannya dengan orang lain yang seru.”, ujarnya pada kaus kaki.

“Jangan bodoh, kau pikir aku suka menempel di kakinya. Aku langsung berhadapan dengan kulit telapak kakinya yang kasar, keringatnya yang lengket dan bau. Kadang aku dipakainya tidur di bawah selimut yang sudah berbulan-bulan tak dicuci. Lebih baik aku jadi kau, wahai sepatu. Kau bisa berada di dalam dan di luar rumah dan terbebas dari kakinya, beristirahat dan memandang langit dari bawah. Sungguh sempurna.”, jawab kaus kaki.

“Benarkah kakinya sebau itu?”, tanya sepatu.

6. Cuplikan cerpen bucin yang romantis 

contoh cerpen
Pexels

Gaga dan Firsa baru saja menikah dan memilih untuk menghabiskan bulan madu dengan mendaki sebuah gunung terkenal di dekat tempat tinggal mereka. Perjalanan kali ini spesial, bukan hanya karena mereka sudah resmi menjadi suami istri, tetapi juga karena gunung inilah tempat Gaga menyatakan perasaannya pada Firsa di masa kuliah dulu.

Skenario romantis sudah terlintas di benak mereka, betapa indahnya menikmati matahari terbit berdua di puncak sambil berteduh di tenda sederhana dan menyeruput kopi atau teh hangat favorit Firsa. Hingga sarapan mi instan ala anak kos dengan kompor mini yang mereka bawa sebagai perbekalan. Namun, sebelum hal indah itu bisa terealisasi, pendakian terjal harus mereka tempuh. 

Gaga berkali-kali mencoba membantu Firsa dengan mengulurkan tangannya untuk membantu sang istri melalui jalur-jalur yang terjal dan berbatu. Hal ini tak pernah ia sangka dilakukan Gaga yang saat pacaran cukup cuek dan netral. Kecenderungan Gaga yang jarang menunjukkan afeksi justru jadi daya tarik menurut Firsa. 

“Mungkin karena dia khawatir saja.”, pikir Firsa dalam hati. Berharap Gaga tak melakukannya lagi karena sejujurnya Firsa juga pendaki yang berpengalaman dan tak perlu bantuan uluran tangan Gaga tiap waktu.

Tiba waktunya istirahat di tengah perjalanan. Seperti kebiasaan mereka saat masih pacaran, Firsa mengambil minumnya sendiri dari tas dan langsung meneguk air untuk melepas dahaga. Namun, Gaga justru hanya menatapnya tanpa meminum air atau makan camilan perbekalan. 

“Ngapain lihat-lihat begitu? Makan atau minum, gih? Nggak capek apa?, ujar Firsa tegas, khas caranya bicara. 

“Aku senang banget kita bisa mendaki berdua begini.”, ujar Gaga sambil tersenyum ke arah sang istri.

Firsa berusaha tak ambil pusing, tetapi dalam hatinya ia sebenarnya geli melihat Gaga bersikap tak normal begini.

BACA JUGA: 20 Cerita Fabel Terbaik untuk Si Kecil, Penuh Pesan Moral

7. Contoh cerpen terbaik yang bertema horor psikologi 

Pexels

Jam menunjukkan pukul 9 malam, keponakanku seharusnya tidur 30 menit lalu sesuai dengan jadwal yang biasa ayah dan ibunya tentukan agar keesokan harinya ia bisa bangun pagi untuk hari pertama sekolahnya di tahun ajaran baru.

“Tante, besok aku sudah kelas 3.”, ujarnya sambil menatapku.

“Iya, makanya buruan tidur biar besok kelas pertama nggak ngantuk. Lihat sudah jam 9, nih.”

“Aku nggak ngantuk, Tante”, katanya lagi.

“Hmm baca buku, yuk biar ngantuk.”, kataku.

Kami pun membaca satu buku cerita yang kuambil dari raknya. Namun, ia tetap tak juga mengantuk. Apalagi yang harus kulakukan agar ia tertidur. Jarum jam hampir menunjuk ke angka 10 dan aku mulai panik.

“Aku mau menghitung saja biar ngantuk.”, tiba-tiba ia menyeletuk.

“Oke, hitung berapa banyak titik di dinding kamarmu, yuk.”, aku menunjuk dinding. 

“Tidak, aku mau menghitung jumlah kakak-kakak yang ada di kamar ini.”

Aku kaget dan bulu kudukku mulai berdiri. Hanya aku dan dia di kamar ini. Bahkan orang tuanya saja belum pulang, ia juga tak punya kakak atau adik.

Belum sempat kuberkata-kata, keponakanku mengagetkanku dengan mengatakan, “Nah, mereka ada 16.”, sambil menunjuk ke arah belakangku. Aku terpaku dan tak berani menoleh ke belakang.

“Susah ngitungnya. Habis mereka berbaris tepat di belakang Tante.”

8. Contoh cerpen sedih yang menguras emosi 

contoh cerpen
Pexels

Sudah berhari-hari Alanin terjebak di tengah salju tebal Siberia. Ia tak kunjung menemukan permukiman dan perbekalannya mulai menipis. Del, anjing husky miliknya masih setia mendampinginya. Ia terlihat masih memiliki banyak tenaga, bertolak belakang dengan majikannya yang mulai lemah tak berdaya karena udara dingin ekstrem dan malnutrisi.

Alanin terus berjalan dan berharap bahwa sebelum malam, ia akan berpapasan dengan penjelajah lain yang sudi membantunya. Ia tak punya barang berharga apa pun, jadi tak ada keraguan bahwa ia akan dirampok atau ditipu. Ia hanya ingin dapat makanan dan tumpangan menuju permukiman terdekat.

Sore menjelang dan cahaya mulai meredup. Alanin sudah tak kuat dan ia terduduk di bawah pohon beralaskan karpet salju tebal. Del duduk di sampingnya dengan wajah sedih seakan tahu betapa putus asanya sang majikan. Alanin berusaha tidur untuk menahan lapar sambil mengelus punggung anjing sahabatnya. Saat terjaga dan masih sendirian tanpa ada tangan terulur menawarkan bantuan dan tenaga tersisa untuk berjalan. Alanin akhirnya membulatkan tekadnya. Setidaknya ini yang bisa ia lakukan di sisa waktunya.

Ia melepaskan ikatan di leher Del dan membisikkan sesuatu pada anjing berbulu pirang itu. Ia mencium kepalanya dan menepuk punggungnya. Del kemudian pergi berlari menjauh dari Alanin yang terduduk dengan mata terpejam.

Beberapa cuplikan dan contoh cerpen singkat di atas bisa jadi inspirasi untuk Sedulur. Tentunya, Sedulur punya banyak pilihan untuk membuat cerita lebih kompleks dan menarik. Selamat menulis!

Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.

Sementara Sedulur yang ingin bergabung menjadi Super Agen bisa cek di sini sekarang juga. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan, antara lain mendapat penghasilan tambahan dan waktu kerja yang fleksibel! Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa menjadi reseller sembako yang membantu lingkungan terdekat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan harga yang lebih murah.