Bryophyta merupakan divisi taksonomi yang tersebar sangat luas di seluruh belahan bumi. Makhluk ini dikenal sebagai lumut biasa ditemukan pada lingkungan yang lembap yang juga biasa dijumpai pada bebatuan, tembok, maupun batang pohon.
Lumut tergolong dalam tumbuhan tingkat rendah yang merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus (thallophyta) menjadi tumbuhan berkosmus (cormophyta). Oleh karena itu, bagian tubuh lumut belum bisa dibedakan dengan jelas antara batang, akar, dan daunnya. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bryophyta, klasifikasi, manfaat, dan contoh spesiesnya.
BACA JUGA: 20 Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan & Cara Mengolahnya
1. Pengertian
Bryophyta adalah divisi taksonomi yang berukuran sangat kecil dan berwarna hijau. Lumut ini menyukai habitat dalam lingkungan yang lembap meskipun sebenarnya juga dapat hidup dalam lingkungan yang lebih kering.
Terdapat sekitar 20.000 spesies lumut. Mereka dapat hidup di batu, pepohonan, maupun di tanah. Lumut juga tersebar hampir di seluruh belahan dunia terkecuali di dalam laut.
Lumut menghasilkan struktur reproduksi tertutup (gametangia dan sporangia) akan tetapi tidak menghasilkan bunga atau biji. Mereka akan melakukan reproduksi secara seksual melalui spora dan secara aseksual melalui fragmentasi atau produksi gemmae.
2. Klasifikasi
1. Lumut daun (bryopsida) biasa hidup di tempat yang agak terbuka, seperti di antara rumput-rumput, di batang pohon, di bebatuan dan di rawa-rawa. Lumut ini memiliki talus gametofit mempunyai bentuk simetri radial yang tumbuh dengan tegak atau merayap. Sementara talus sporofitnya merupakan sporangium yang menumpang pada ujung batang dari talus gametofit.
Daunnya hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk tengah dan tersusun melingkar batang atau spiral. Bryopsida memiliki jumlah kurang lebih 10.000 spesies yang dibagi menjadi tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales, dan Andreales.
- Ordo Bryales memiliki kapsul spora yang kompleks dan memiliki seta. Tangkai dengan kaki sporogoniumnya menempel pada jaringan tumbuhan gametofitnya. Pada ujung tangkai terdapat kapsul sporanya yang bersifat radial atau dorsiventral dan mula-mula diselubungi oleh kaliptra.
- Ordo Sphagnales digunakan untuk media tanam karena mengandung unsur hara yang tinggi. Ordo ini terdiri dari spesies-spesies yang hidup di sekitar rawa-rawa dengan bentuk seperti bantalan spons.
- Ordo Andreaeales memiliki protonema yang berbentuk pita bercabang dengan kapsul yang diselubungi oleh kaliptra. Saat sudah matang, kapsul akan pecah dengan 4 katup-katup.
2. Lumut hati (hepaticopsida) biasa hidup pada tanah mineral yang lembab di lereng gunung ataupun di bukit maupun pada dasar hutan yang lebat. Lumut ini memiliki bentuk tubuh seperti lembaran banyak lekukan dan menyerupai bentuk hati. Talus gametofitnya mempunyai bentuk pipih dorsiventral dan tidak dapat dibedakan antara struktur daun dan batang, sementara talus sporofitnya mempunyai ukuran sangat kecil. Contoh ordo pada lumut hati antara lain:
- Ordo Marchantiales merupakan ordo yang memiliki susunan talus agak rumit, dengan dagingagak tebal dan memiliki percabangan menggarpu. Memiliki rusuk di bagian tengah yang menonjol dan sisik perut atau sisik ventral pada bagian bawah talus. Lumut ini memiliki rizoid yang bersifat fototrof negatif.
- Ordo Jungermanniales merupakan ordo yang memiliki batang bercabang banyak dan tumbuh dorsiventral. Lumut ini memiliki bentuk tubuh sederhana dengan talus seperti pita dan percabangan yang menggarpu. Anggota ordo ini hidup di atas tanah hingga epifit.
3. Lumut tanduk (anthoceropsida)
Lumut tanduk atau anthoceropsida biasa hidup di bukit ataupun di lereng gunung dengan tanah mineral yang lembab. Selain itu, lumut tanduk juga banyak hidup di tepi danau, selokan, dan sungai. Lumut ini mempunyai bentuk sporofit yang panjang dan runcing serta hanya terdiri dari sporangium tanpa memiliki seta.
Sementara itu, gametofit lumut ini tumbuh secara mendatar dan kadang ditempeli oleh sporofit majemuk. Pada lumut tanduk, talus gametofit mempunyai bentuk pipih dorsiventral. Sedangkan talus sporofitnya menyerupai bentuk tanduk atau jarum kecil. Lumut tanduk hanya terdiri dari satu ordo yaitu Anthocerotales yang diperkirakan memiliki 5 genus dan 320 spesies di dalamnya.
BACA JUGA: 8 Manfaat Sambiloto, Daun Pahit yang Baik untuk Kesehatan
3. Siklus hidup
Sama seperti tumbuhan darat yang lain, bryophyta juga memiliki siklus hidup dengan pergantian generasi. Dalam setiap siklusnya, gametofit haploid yang masing-masing selnya mengandung sejumlah kromosom yang tidak berpasangan. Selanjutnya akan bergantian dengan sporofit diploid yang selnya mengandung dua set kromosom berpasangan.
Gametofit akan menghasilkan sperma dan telur yang haploid yang kemudian menyatu membentuk zigot yang diploid di mana nantinya akan tumbuh menjadi sporofit. Kemudian, sporofit akan menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosis untuk tumbuh menjadi gametofit.
Pada bryophyta, generasi yang dominan adalah gametofit. Artinya, tumbuhan yang lebih menonjol dan memiliki umur panjang adalah saat gametofit haploid. Generasi sporofit diploid hanya akan muncul sesekali dan tetap melekat pada gametofit untuk mendukung nutrisinya.
Hal itu dikarenakan pada bryophyta, sporofit tidak memiliki cabang dan hanya menghasilkan sporangium tunggal. Sementara setiap gametofit dapat menghasilkan beberapa sporofit sekaligus.
Sporofit pada tiga kelompok bryophyta memiliki perkembangan yang berbeda. Pada lumut daun, meristem atau tempat terjadinya pembelahan sel terletak di antara kapsul dan bagian atas tangkai (seta) yang akan menghasilkan sel-sel ke bawah dan memanjangkan tangkai serta meninggikan kapsul.
Sementara itu pada lumut tanduk, meristem dimulai dari dasar dan pembelahan sel mendorong tubuh sporofit ke atas. Sedangkan pada lumut hati, meristem tidak ada dan pemanjangan sporofit hampir terjadi secara eksklusif yang disebabkan oleh ekspansi sel.
Ketiga kelompok lumut tersebut menghabiskan sebagian besar hidup mereka sebagai gametofit. Mereka akan memiliki gametangia atau organ penghasil gamet. Archegonia dan antheridia akan diproduksi di gametofit pada beberapa tempat, seperti di ujung pucuk, di ketiak daun atau tersembunyi di bawah thalli.
Telur yang telah dibuahi akan menjadi zigot, yang kemudian berkembang menjadi embrio sporofit di dalam arkegonia. Sporofit dewasa akan tetap melekat pada gametofit. Sporofit terdiri dari tangkai yang disebut seta dan sporangium atau kapsul spora.
Di dalam sporangium, spora haploid diproduksi karena pembelahan meiosis. Spora yang sudah matang akan tersebar, paling sering oleh angin, dan jika mereka mendarat di lingkungan yang sesuai akan berkembang menjadi gametofit baru.
4. Ciri-ciri bryophyta
- Memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa
- Bersifat multiseluler
- Tidak memiliki pembuluh seperti xylem dan floem
- Air masuk dalam tubuh lumut secara imbibisi
- Hasil fotosintesis didistribusikan secara defusi, daya kapilaritas, dan aliran sitoplasma
- Mengalami metagenesis
- Merupakan tumbuhan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta.
- Permukaan luar tubuh dilapisi dengan zat lilin untuk menahan masuknya air dan mengurangi penguapan
- Memiliki akar semu (rizoid) yang terdiri dari beberapa lapis sel parenkim dan berbentuk seperti rambut atau benang-benang
- Zigot berkembang menjadi embrio namun akan tetap tinggal di dalam gametangium betina
- Sperma diproduksi anteridium dan ovum diproduksi arkegonium
- Batang dan daun berukuran kecil
- Susunan gametangiumnya (arkegonium ataupun anteredium) yang khas
- Daun hanya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun yang lebih dari satu lapis
BACA JUGA: Gymnospermae: Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi & Contohnya
5. Struktur
Struktur bryophyta terdiri dari struktur gametofit dan struktur sporofit. Stuktur gametofit merupakan bagian dari tumbuhan lumut yang menghasilkan sel gamet jantan maupun betina. Struktur gametofit akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium).
Sementara itu, struktur sporofit merupakan bagian yang terdiri dari tangkai dengan variasi beberapa warna seperti cokelat-kekuningan, atau merah-keunguan. Lebih jelasnya, struktur gametofit dan sporofit pada bryophyta adalah sebagai berikut.
- Anteridium adalah alat kelamin jantan pada tumbuhan lumut penghasil spermatozoid
- Arkegonium adalah alat kelamin betina pada tumbuhan lumut penghasil ovum
- Sporogonium adalah embrio yang tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora
- Protonema adalah hasil kecambah dari spora kecil bersifat haploid (n)
- Seta adalah tangkai yang tumbuh memanjang untuk menopang
- Sporangium adalah kotak spora yang memiliki bentuk seperti kapsul dan dilindungi oleh kaliptra
- Sporangium terdiri dari apofisis, teka dan operkulum
- Rizoid atau akar semu
Akar bryophyta berupa rizhoid yang merupakan organ seperti akar untuk memperoleh air secara imbibisi dan sebagai perekat dengan tempat yang menjadi habitatnya. Rizoid tersebut terdiri atas beberapa lapis sel parenkim yang berbentuk serabut seperti benang.
6. Contoh bryophyta
1. Lumut daun
- Polytrichum commune.
- Leaucobryum glaucum.
- Hypnodendron reinwardtii.
- Mniodendron divaricatum.
- Georgia pellucida.
- Andreaea petrophila.
- Pogonatum cirrhatum.
- Sphagnum fimbriatum.
- Sphagnum squarrosum.
2. Lumut hati
- Conocephalum salebrosum.
- Lophocolea heterophylla.
- Riccardia chamaedryfolia.
- Pellia endivifolia.
- Scapania nemorosa.
- Jungermannia sp.
- Haplomitrium sp.
- Marchantia polymorpha.
- Monoclea forsterii.
- Sphaerocarpos texanus.
3. Lumut tanduk
- Anthoceros agrestis.
- Megaceros aenigmaticus.
- Anthoceros punctatus.
- Phaeoceros laevis.
- Anthoceros fusiformis.
- Notothylus valvata.
BACA JUGA: Spora: Pengertian, Fungsi, Jenis & Contoh Tumbuhannya
7. Peranan bryophyta
- Penyuplai oksigen. Lumut juga bagian dari tumbuhan yang memiliki zat hijau dan melakukan fotosintesis sehingga mampu menghasilkan oksigen.
- Menahan erosi tanah. Lumut memiliki sifat penyerap air sehingga membantu menjaga kepadatan tanah dan tidak mudah mengalami erosi.
- Mengurangi bahaya banjir. Sifat lumut yang menyerap air dengan baik juga dapat mengurangi bahaya banjir.
- Meningkatkan sumber air. Manfaat ini akan dirasakan saat musim kemarau datang karena lumut akan mempercepat proses penyerapan air sehingga mampu menjaga ketersediaan air tanah atau air sumur.
- Bahan obat mata. Hal ini karena lumut memiliki sifat antibakteri.
- Sebagai obat hepatitis. Selain mata, lumut jenis Marchantia polymorpha juga digunakan untuk mengobatai hepatitis.
- Sebagai obat antiseptik. Untuk membuat zat antiseptik di butuhkan lumut berjenis Frullania tamaricis.
- Obat penyakit jantung. Lumut jenis cratoneuron dapat menormalkan detak jantung.
- Obat bius ini terbuat dari lumut dengan jenis Rhodobryum giganteum.
- Obat hipertensi. Lumut memiliki sifat penenang untuk mengontrol tekanan darah.
- Mengatasi bisa ular. Lumut jenis marchantia polymorpha juga bisa mengatasi bisa ular.
8. Perbedaan dengan pteridophyta
Perbedaan bryophyta dan pteridophyta terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
- Tumbuhan lumut (bryophyta) merupakan tumbuhan tanpa pembuluh atau non-vaskular (tidak memiliki xilem dan floem), sedangkan tumbuhan paku (pteridophyta) merupakan tumbuhan vaskular.
- Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan, yaitu dari talus ke kormus, sehingga belum bisa dibedakan antara akar, batang dan daunnya. Sementara itu, tumbuhan paku sudah dapat dibedakan antara akar, batang, dan daunnya.
- Tumbuhan lumut memiliki akar rhizoid, sedangkan tumbuhan paku memiliki akar serabut.
- Pada tumbuhan lumut, generasi gametofit lebih mendominasi, sementara pada tumbuhan paku, generasi sporofit yang lebih mendominasi.
- Pada tumbuhan lumut, spora dikenal sebagai protonema, sedangkan pada tumbuhan paku, spora disebut sebagai protalium.
- Alat pengatur spora pada tumbuhan lumut adalah peristome, sementara pada tumbuhan paku adalah anullus.
Sekian informasi menganai bryophyta beserta klasifikasi, manfaat, dan ciri-cirinya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi sedulur dalam mempelajari ilmu biologi. Selamat belajar!