Sedulur yang bekerja di lingkungan perusahaan, pasti sudah tidak asing dengan istilah stakeholder. Sederhananya, stakeholder adalah sebutan bagi individu yang memiliki posisi penting di sebuah perusahaan. Tidak hanya perusahaan, stakeholder juga terdapat pada bisnis, organisasi, pendidikan, bahkan bidang pariwisata.
Pemahaman tentang stakeholder adalah hal penting yang harus diketahui semua pekerja. Buat Sedulur yang masih bingung, simak pembahasan lengkap stakeholder, mulai dari pengertian, jenis, contoh, dan perannya di artikel ini. Baca sampai selesai, ya.
BACA JUGA: 10 Contoh Notulensi Rapat yang Baik dan Benar, Wajib Tahu!
Pengertian stakeholder
Stakeholder adalah individu, kelompok, maupun komunitas yang memiliki kepentingan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Istilah ini kerap digunakan oleh lembaga publik bagi posisi pengambil keputusan sampai proses implementasinya. Stakeholder memiliki kemampuan memengaruhi dan dipengaruhi oleh bisnis.
Secara garis besar, siapa pun yang dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan, baik positif maupun negatif, maka orang-orang tersebut dapat dikelompokkan sebagai stakeholder. Beberapa contoh stakeholder adalah karyawan, konsumen, investor, supplier, komunitas, dan pemerintah. Masing-masing stakeholder ini punya tujuan dan kepentingan bisnis yang berbeda-beda. Itulah sebabnya perusahaan harus mampu menyelaraskan tujuan bisnisnya dengan para stakeholder.
Teori stakeholder
Konsep stakeholder ternyata memiliki acuan teorinya sendiri. Teori stakeholder adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, melainkan harus memberikan manfaat bagi stakeholder-nya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan dari stakeholder kepada perusahaan tersebut.
Teori ini berkaitan dengan konsep tanggung jawab sosial. Konsep tanggung jawab sosial dianggap sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Teori stakeholder dimulai dari asumsi bahwa nilai secara eksplisit dan tidak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha.
Tujuan utama teori stakeholder
Dalam teori stakeholder, kelompok stakeholder akan menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengungkap atau tidaknya suatu informasi di dalam laporan perusahaan tersebut. Tujuan utama dari teori stakeholder adalah membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi para stakeholder.
Dalam hal ini, manajemen perusahaan berperan untuk mempertimbangkan keputusan demi memenuhi sebagian besar dari hal-hal yang menjadi perhatian para pemangku kepentingan perusahaan. Tujuan lain dari teori ini yaitu membantu perusahaan dalam memperkuat hubungan dengan kelompok-kelompok eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitif.
BACA JUGA: Etika Profesi, Kenali Definisi, Prinsip, Fungsi, dan Tujuannya
Peran stakeholder
Setiap pihak stakeholder dapat memberikan kontribusi sesuai keahliannya masing-masing. Jadi, Sedulur tidak bisa menyamaratakan perannya. Beberapa peran stakeholder adalah sebagai berikut.
- Pemegang saham/pemilik, berperan sebagai pemilik modal yang menjalankan dan mengelola perusahaan. Salah satu contoh stakeholder internal adalah pemegang saham/pemilik perusahaan. Selain menjalankan dan mengelola perusahaan, bertanggung jawab juga terhadap pengawasan suatu kebijakan.
- Karyawan/pegawai, perannya menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan untuk mencapai tujuan perusahaan. Posisinya biasanya berkaitan langsung dari awal proses produksi hingga distribusi suatu produk atau layanan perusahaan.
- Konsumen, berperan dalam menggunakan produk atau layanan yang dijual perusahaan. Sebuah perusahaan perlu mendengar masukan konsumen untuk menunjang kualitas produk atau layanan yang dapat menguntungkan kedua pihak.
- Supplier, perannya memastikan ketersediaan bahan baku dalam proses produksi. Peran supplier sangat penting untuk menjaga proses produksi berjalan lancar.
- Pemerintah, stakeholder pemerintah adalah lembaga yang memiliki wewenang memberikan aturan, batasan, dan perizinan bisnis perusahaan. Setiap perusahaan yang berdiri tentu harus memiliki izin dari pemerintah agar legalitasnya terjamin dan diakui.
- Bank, selaku lembaga keuangan, bank berperan sebagai pihak yang memberikan pinjaman kepada pemilik perusahaan dalam jangka waktu dan jaminan tertentu yang telah disepakati. Bank memiliki peran sebagai pemberi modal perusahaan.
- Kompetitor, berperan sebagai pesaing yang bisa mendorong perusahaan untuk berbenah atas kekurangannya. Salah satu eksternal stakeholder adalah kompetitor. Maka dari itu, perusahaan perlu memperhatikan kompetitor dan menjadikannya sebagai motivasi agar perusahaan terus maju.
Fungsi stakeholder
Setelah mengetahui peran setiap stakeholder, Sedulur perlu memahami fungsi stakeholder secara mendasar. Berikut adalah beberapa fungsi stakeholder.
- Membuat keputusan. Biasanya, para stakeholder akan mengadakan rapat yang mengundang eksekutif perusahaan. Orang-orang ini memiliki hak untuk membuat keputusan dan mengusulkan ide yang baik bagi perusahaan. Selain itu, kelompok stakeholder juga berwenang menunjuk dan memecat pimpinan seperti CEO jika perlu.
- Manajemen langsung. Beberapa stakeholder ada yang terlibat dalam manajemen perusahaan. Mereka bisa menduduki posisi-posisi tertentu dalam perusahaan, misalnya HRD, R&D, atau posisi lainnya di level manajer. Hal ini dilakukan untuk mengatur bisnis dan menjamin kesuksesannya secara langsung.
- Pendukung keuangan. Seperti yang sudah diketahui, stakeholder adalah investor bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu, mereka dapat memutuskan untuk menambah atau mengurangi investasi pada suatu perusahaan dengan menimbang kondisi finansial bisnis tersebut.
- Tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini dapat dilakukan kepada karyawan, konsumen, supplier, pemegang saham, maupun lingkungan atau komunitas tertentu. Para stakeholder ini bisa membuat keputusan berdasarkan hasil strategi tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) yang telah dibuat.
Jenis-jenis stakeholder
Dilihat berdasarkan posisi, pengaruh, serta kekuatannya, jenis stakeholder adalah dan contohnya dikelompokkan menjadi tiga, yakni stakeholder primer, sekunder, dan kunci. Berikut rincian tiap jenisnya.
- Stakeholder primer merupakan pihak yang memiliki hubungan kuat dengan penyusunan kebijakan, proyek, serta program perusahaan. Mereka adalah bagian pihak penentu paling utama dalam pengambilan keputusan. Contoh stakeholder primer adalah tokoh masyarakat, masyarakat, serta manajer publik.
- Stakeholder sekunder adalah pihak yang tidak berhubungan langsung terhadap suatu program perusahaan. Namun, banyak dari mereka ikut dalam mengemukakan pendapatnya yang sering kali berpotensi mengubah sikap stakeholder primer. Lembaga pemerintah, LSM, pengusaha, dan stakeholder di sekolah adalah contoh dari jenis ini.
- Stakeholder kunci merupakan pihak kelompok eksekutif yang memiliki wewenang resmi atas pengambilan keputusan. Contoh, dalam sebuah proyek pemerintah daerah, stakeholder kuncinya yaitu Pemerintah Kabupaten, DPRD Kabupaten, serta Dinas terkait yang bertanggung jawab langsung atas proses proyek tersebut.
BACA JUGA: Kerja Work From Home Apa Bedanya dengan Remote Working
Perbedaan shareholder dan stakeholder
Beberapa di antara Sedulur mungkin masih bingung membedakan antara shareholder dengan stakeholder. Meski sama-sama punya kemampuan memengaruhi pengambilan kebijakan suatu perusahaan, shareholder vs stakeholder adalah dua hal yang berbeda. Sederhananya, stakeholder tidak selalu menjadi shareholder, sementara shareholder sudah pasti berperan sebagai stakeholder.
Shareholder adalah pihak yang memiliki saham finansial dalam perusahaan. Artinya, sebagian kepemilikan perusahaan dimiliki oleh pihak ini. Itulah sebabnya shareholder bisa melakukan pemungutan suara atas kebijakan perusahaan.
Perbedaan shareholder dan stakeholder salah satunya terletak pada jangka waktu keterikatannya. Shareholder tidak punya kebutuhan jangka panjang terhadap perusahaan. Mereka bisa menjual saham dan membeli saham baru di perusahaan lain. Berbeda dengan stakeholder yang harus terikat oleh perusahaan dalam jangka waktu lama. Namun, perlu Sedulur tahu, tidak semua lembaga memiliki shareholder. Contohnya, lembaga perguruan tinggi atau sekolah yang tidak memiliki saham.
Pentingnya menjaga hubungan baik dengan stakeholder
Dalam dunia bisnis, perusahaan tidak bisa bergerak dengan sendirinya. Menjaga hubungan baik dengan stakeholder akan membantu operasional perusahaan, sekaligus memudahkan perusahaan mencapai tujuan bersama. Selain itu, menjaga hubungan baik antar-stakeholder juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan perusahaan.
Bayangkan saja, di perusahaan Sedulur, karyawan produksi tidak memiliki hubungan baik dengan supplier, maka proses produksi bisa terhambat dan merugikan perusahaan. Maka dari itu, menjaga hubungan baik stakeholder sangatlah penting karena mereka adalah penggerak roda perusahaan.
Itulah ulasan lengkap mengenai stakeholder, mulai dari pengertian, peran, fungsi, hingga alasan pentingnya menjaga hubungan baik dengan stakeholder. Semoga bisa menambah wawasan Sedulur dalam dunia bisnis dan karier.
Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.
Sementara Sedulur yang ingin bergabung menjadi Super Agen bisa cek di sini sekarang juga. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan, antara lain mendapat penghasilan tambahan dan waktu kerja yang fleksibel! Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa menjadi reseller sembako yang membantu lingkungan terdekat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan harga yang lebih murah.