Manajemen risiko merupakan hal yang penting diperhatikan oleh setiap pebisnis, terutama ketika membangun bisnis baru. Dengan begitu perusahaan bisa menyusun kerangka kerja yang strategis untuk mengatasi masalah terutama dari faktor eksternal yang terjadi di kemudian hari. Salah satu metode yang kerap digunakan untuk menganalisis risiko tersebut ialah pestle analysis.

Secara sederhana, pestle analysis atau juga kerap ditulis PESTLE analysis merupakan metode yang bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor eksternal yang dapat berdampak bagi perusahaan. Lantas, apa saja komponen dalam PESTLE analysis? Berikut ulasan selengkapnya.

BACA JUGA: Berbagai Macam Strategi Bisnis yang Wajib Diketahui

Pengertian PESTLE analysis

pestle analysis
iStock

Pertama-tama, kita pahami terlebih dahulu pengertian PESTLE analysis. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, PESTLE analysis adalah metode manajemen risiko yang digunakan untuk mengevaluasi lingkungan eksternal atau faktor-faktor yang berada di luar perusahaan. Dengan kata lain, metode ini digunakan dalam rangka melakukan analisis, identifikasi, serta memantau faktor eksternal apa saja yang bisa berdampak bagi perusahaan di masa depan, sebagaimana dikutip dari laman Glints dan Ekrut.

-->

Metode manajemen risiko ini membagi peluang dan risiko menjadi enam faktor, yaitu politics, economics, social, technology, legal, dan environmental. Jika digabungkan, keenam faktor tersebut disingkat menjadi PESTLE sehingga kemudian dikenal sebagai PESTLE analysis. Pembahasan tentang masing-masing komponen dalam metode tersebut akan diuraikan pada poin berikutnya.

BACA JUGA: Contoh Studi Kelayakan Bisnis Beserta Aspek & Manfaatnya

Tujuan dan manfaat PESTLE analysis

pestle analysis
Freepik

Berdasarkan uraian pengertian di atas, dapat diketahui bahwa tujuan PESTLE analysis secara umum adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal apa saja yang dapat berdampak pada perusahaan serta gambaran risiko yang ditimbulkan. Lebih jelasnya, berikut beberapa tujuan metode PESTLE analysis untuk manajemen risiko.

  • Memberikan gambaran pengaruh eksternal bagi perusahaan.
  • Memberikan dasar kepada pemimpin perusahaan untuk membuat keputusan.
  • Membantu mengevaluasi strategi bisnis yang sesuai dengan lingkungan sekitar.

Di samping itu, metode ini juga memiliki sejumlah manfaat untuk perusahaan, di antaranya sebagai berikut.

  • Sebagai dasar untuk membuat perencanaan tenaga kerja yang selaras dengan strategi bisnis.
  • Membantu perusahaan dalam kegiatan pengembangan produk atau product development.
  • Membantu mencapai tujuan pemasaran tertentu.

BACA JUGA: Mengenal Bisnis Ritel Serta Jenis, Karakteristik & Cara Kerjanya

Komponen dalam PESTLE analysis

iStock

PESTLE analysis merupakan metode untuk menganalisis faktor eksternal terkait manajemen risiko dalam perusahaan. Metode ini membagi faktor-faktor tersebut menjadi enam kategori, yaitu politics, economics, social, technology, legal, dan environmental. Berikut penjelasan untuk masing-masing komponen.

1. Political factor

Political factor atau faktor politik adalah analisis yang dilakukan dengan mengevaluasi sejauh mana kebijakan pemerintah akan berdampak pada perusahaan. Bentuk faktor politik yang menjadi perhatian dalam hal ini dapat meliputi kebijakan fiskal, perdagangan, hingga perpajakan.

2. Economic factor

Freepik

Faktor yang kedua adalah economic factor atau faktor ekonomi yang meliputi berbagai hal terkait kondisi perekonomian. Misalnya pertumbuhan ekonomi di suatu negara, nilai tukar, inflasi, suku bunga, pendapatan masyarakat yang menjadi target bisnis, hingga tingkat pengangguran di mana bisnis tersebut berjalan.

Faktor-faktor tersebut dapat memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Sebagai contoh, pendapatan konsumen bisa berpengaruh pada daya beli konsumen tersebut. Sehingga pelaku bisnis perlu menentukan secara cermat harga dari produk atau jasa yang ditawarkan.

3. Social factor

Freepik

Social factor atau faktor sosial juga menjadi hal yang penting diperhatikan dalam manajemen risiko. Dalam hal ini, faktor sosial yang dimaksud di antara adalah karakteristik norma, demografis, adat istiadat, serta nilai populasi di daerah tempat bisnis tersebut dijalankan.

Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi gaya hidup masyarakat setempat yang kemudian juga berdampak pada kebiasaan konsumsinya. Selain itu, faktor sosial juga bisa digunakan sebagai pertimbangan bagi perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja.

BACA JUGA: Tips Jitu untuk Bisnis Properti Tanpa Modal yang Bisa Dicoba!

4. Technological factor

iStock

Technological faktor atau faktor teknologi berkaitan dengan inovasi dalam teknologi yang mempengaruhi industri bisnis. Misalnya, pengaruh peran teknologi di mana banyak perusahaan melakukan otomatisasi dalam operasionalnya. Hal ini menyebabkan proses industri yang berjalan menjadi lebih mudah di samping dapat berakibat pada pengurangan tenaga kerja karena hilangnya beberapa fungsi.

Di sisi lain, faktor teknologi juga dapat berupa inovasi, kegiatan penelitian, pengembangan, hingga kesadaran teknologi yang dimiliki oleh pasar yang menjadi target perusahaan. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengambil kebijakan dalam rangka mengembangkan bisnis yang dijalankan.

5. Legal factor

iStock

Legal factor atau faktor hukum merupakan faktor eksternal yang kerap tumpang tindih dengan faktor politik. Mengingat hukum di sebuah negara diputuskan oleh pemerintah atau pejabat yang berwenang. Namun apabila ditelisik secara lebih spesifik, faktor hukum lebih condong kepada masalah terkait undang-undang tertentu yang berkaitan dengan proses bisnis.

Misalnya adalah undang-undang ketenagakerjaan, perlindungan konsumen, hingga hak cipta dan paten. Undang-undang tersebut secara tidak langsung akan menentukan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya terutama menurut kacamata hukum. Oleh karenanya, setiap perusahaan membutuhkan tim khusus yang memahami persoalan hukum agar bisnis yang dijalankan dapat sesuai dengan hukum yang berlaku.

6. Environmental factor

iStock

Faktor yang terakhir adalah environmental factor atau faktor lingkungan. Faktor ini terutama menjadi perhatikan berhubungan dengan kelangkaan bahan baku serta meningkatnya kesadaran atas polusi dan jejak karbon. Selain itu, masalah lingkungan seperti cuaca dan iklim secara tidak langsung juga turut berdampak bagi industri. Hal ini kemudian menyebabkan perusahaan mulai menyusun strategi corporate social responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan secara tepat dan berkelanjutan.

BACA JUGA: Bisnis Konsultan: Pengertian, Tugas dan Tanggung Jawabnya

Mengenal PEST dan PESTELE analysis

Freepik

Selain PESTLE analysis, dikenal juga istilah PEST analysis dalam kajian manajemen risiko perusahaan. PEST analysis sendiri merupakan metode manajemen risiko yang hanya menyoroti empat faktor, yaitu politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Sementara faktor hukum dan lingkungan tidak termasuk di dalamnya.

Penggunaan PESTLE dan PEST analysis sendiri disesuaikan dengan ruang lingkup bisnis yang dijalankan. Termasuk jenis produk yang dipasarkan dan konsumen yang menjadi target pasar. Namun, baik PESTLE ataupun PEST analysis, biasanya digunakan bersama analisis SWOT, yaitu analisis terhadap Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Thread (ancaman).

Di sisi lain, terdapat pengembangan dari PESTLE analysis, yaitu PESTELE. Metode ini menambahkan ethical factor (faktor etika) sebagai salah satu komponennya. Sesuai dengan namanya, faktor etika meliputi prinsip-prinsip etika dan masalah moral atau etika yang dapat timbul dalam bisnis.

Demikian tadi pembahasan mengenai PESTLE analysis dalam bisnis. Dapat disimpulkan bahwa metode ini diperlukan dalam manajemen risiko untuk menganalisis faktor-faktor eksternal yang dapat memberikan dampak terhadap perusahaan atau bisnis. Nah, semoga informasi ini dapat menambah wawasan Sedulur, ya!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.