Metode Penalaran Deduktif: Pengertian, Manfaat & Contohnya

Pada saat menjalani proses recruitment, salah satu tahapan yang harus dilalui oleh para pelamar pekerjaan adalah psikotes. Nah, dalam tes tersebut, Sedulur mungkin akan menemukan soal mengenai penalaran, deduktif, dan induktif beserta contohnya.

Berhubungan dengan hal tersebut, kali ini kita akan membahas mengenai penalaran deduktif. Bagi Sedulur yang belum pernah menjalaninya, mungkin masih merasa bingung akan hal tersebut. Padahal, sebenarnya soal terkait penalaran tersebut cukup mudah.

Ya, penalaran deduktif dan induktif adalah sesuatu yang berbeda. Nah, agar Sedulur tidak kebingungan saat menghadapinya, langsung saja simak beberapa informasi yang ada di bawah ini.

BACA JUGA: Apa itu Outsource: Pengertian, Jenis, Aturan & Contohnya

Apa itu penalaran deduktif?

penalaran deduktif
Pexels

Dilansir dari Indeed, penalaran deduktif atau yang juga disebut sebagai deductive reasoning adalah sebuah proses menarik kesimpulan dari sebuah premis umum untuk menghasilkan sebuah kesimpulan khusus yang bersifat logis.

Hal ini juga sering disebut sebagai “top-down reasoning” dan pastinya sangat dibutuhkan di tempat kerja untuk membantu Sedulur dalam membuat keputusan yang paling tepat. Nah, berikut ini contoh penalaran deduktif yang terjadi di tempat kerja.

Salah satu penerimaan terbesar perusahaan datang dari konsumen yang tinggal di kota 1. Berdasarkan hal itu, maka alokasi budget marketing di kota 1 bisa dinaikkan guna meningkatkan revenue.

Beberapa konsumen merasa tidak puas dengan pelayanan perusahaan, karena tidak dapat arahan yang jelas. Supaya konsumen tidak merasa kecewa, maka pemberian arahan ke konsumen yang dilakukan harus lebih mudah dimengerti.

Banyak orang yang belum aware dengan brand milik Sedulur. Untuk meningkatkan awareness, maka presence di media sosial perlu lebih gencar lagi dengan membuat banyak post atau mengadakan event.

Jenis penalaran deduktif dan contohnya

penalaran deduktif
Pexels

Penarikan simpulan secara deduktif ini bisa dilakukan secara langsung maupun tak langsung. Nah, berikut ini 10 contoh penalaran deduktif secara langsung dan juga tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari premis. Sebaliknya, simpulan yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tidak langsung.

Menarik simpulan secara langsung

penalaran deduktif
Pexels

Berikut ini contoh soal penalaran deduktif dengan penarikan simpulan secara langsung.

Rumus:

  • Semua S adalah P. (premis)
  • Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh:

Semua hewan berdarah dingin. (premis)

Sebagian yang berdarah dingin adalah hewan. (simpulan)

Tidak satu pun S adalah P. (premis)

Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)

Contoh:

Tidak seekor kucing pun adalah anjing. (premis)

Tidak seekor anjing pun adalah kucing. (simpulan)

Semua S adalah P. (premis)

Tidak satu pun S adalah tak P. (simpulan)

Contoh:

Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis)

Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)

Tidak satu pun S adalah P. (premis)

Semua S adalah tak P. (simpulan)

Contoh:

Tidak seekor pun ayam adalah unggas. (premis)

Semua unggas adalah bukan ayam. (simpulan)

Semua S adalah P. (premis)

Tidak satu pun S adalah tak P. (simpulan)

Tidak satu pun tak P adalah S. (simpulan)

Contoh:

Semua ayam adalah berbulu. (premis)

Tak satu pun gajah adalah tak berbulu. (simpulan)

Tidak satu pun yang tak berbulu adalah ayam. (simpulan)

BACA JUGA: Apa itu Tes Wartegg: Pengertian, Teknis, dan Tips Mengerjakannya

Menarik simpulan secara tak langsung

Pexels

Kemudian yang kedua ada jenis penarikan simpulan secara tidak langsung atau yang juga sering disebut sebagai silogisme. Untuk contoh penalaran deduktif silogisme, silakan simak informasi yang akan dijelaskan di bawah ini.

1. Silogisme kategorial

Pexels

Dalam hal ini, kategorial merupakan silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi lain adalah simpulan. Premis yang sifatnya umum disebut premis mayor, sedangkan premis yang bersifat khusus disebut premis minor.

Dalam simpulan ada pula subjek serta predikat. Subjek dari simpulan ini adalah term minor dan predikat simpulan disebut sebagai term mayor.

Contoh:

Semua orang bijaksana.

Semua tentara adalah bijaksana.

Jadi, semua tentara bijaksana.

2. Silogisme hipotesis

Pexels

Silogisme hipotesis merupakan silogisme yang terdiri dari premis mayor yang memiliki proposisi kondisional hipotesis. Jika premis minornya membenarkan anteseden, maka simpulannya membenarkan konsekuen. Jadi jika premis minornya menolak anteseden, simpulan juga akan menolak konsekuen.

Contoh:

Jika es dipanaskan, es akan mencair.

Es dipanaskan.

Jadi, es mencair.

Jika es tidak dipanaskan, es tidak akan mencair.

Es tidak dipanaskan.

Jadi, es tidak akan mencair.

3. Silogisme Alternatif

Pexels

Silogisme alternatif merupakan silogisme yang terdiri dari premis mayor berupa proposisi yang sifatnya alternatif. Jika premis minornya membenarkan salah satu dari alternatif, maka simpulannya akan menolak alternatif yang lainnya.

Contoh:

Dia adalah seorang polisi atau tentara.

Dia seorang polisi.

Jadi, dia bukan seorang tentara.

Dia adalah seorang polisi atau tentara.

Dia bukan seorang polisi.

Jadi, dia seorang tentara.

4. Entimen

Pexels

Bisa dibilang, jika sebenarnya silogisme yang ini cukup jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam bentuk tulisan maupun secara lisan. Akan tetapi, ada juga bentuk silogisme yang tidak memiliki premis mayor karena premis mayor tersebut telah diketahui secara umum.

Ya, jadi hal yang dikemukakan itu hanyalah premis minor dan juga simpulannya saja. Berikut ini contoh dari entimen.

Contoh:

Semua pelajar adalah orang rajin.

Dewi adalah seorang pelajar.

Jadi, Dewi adalah orang rajin.

Jika dilihat dari silogisme di atas, maka bisa ditarik satu entimen, bahwa “Dewi adalah orang rajin karena dia adalah seorang pelajar”.

Manfaat penalaran deduktif

Pexels

Penalaran deduktif bisa digunakan ketika melakukan problem-solving dengan cara membuat beberapa asumsi sebagai inti masalah yang perlu diselesaikan. Kemudian Sedulur dapat mencari asumsi mana yang paling dekat dan juga terkait dengan masalah, lalu mencari solusi berdasarkan pada asumsi tersebut.

Misalnya saja, jika reputasi brand menurun, Sedulur bisa mengambil asumsi jika orang-orang merasa tidak puas dengan customer service yang didapatkan. Berdasarkan pada asumsi tersebut, ada beberapa solusi yang dapat diambil.

  • Memberikan respons pada customer secara lebih cepat, jelas, dan tepat.
  • Memperbaiki SOP yang berlaku dalam customer service.

Selain itu, penalaran ini juga sangat bermanfaat bagi kerjasama tim. Apabila Sedulur merupakan seorang leader maupun team player, maka Sedulur bisa menggunakan penalaran deduktif untuk membuat sebuah kerja tim yang sangat baik.

Sebagai contohnya, Sedulur melihat setiap anggota tim yang kesulitan dalam bekerja sama karena adanya perbedaan budaya sampai gaya kerja. Nah, langkah yang dapat Sedulur ambil adalah memperhatikan semua anggota tim serta melihat bagaimana gaya bekerja mereka satu sama lain.

Kemudian, Sedulur bisa menanyakan kepada mereka mengenai permasalahan seperti apa yang paling sulit dihadapi saat bekerja. Jika sudah tahu, Sedulur dapat langsung mengajak dan membantu mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut.

BACA JUGA: Cara Membuat Kuesioner dengan Google Form untuk Penelitian

Ya, itulah beberapa hal tentang penalaran deduktif yang bisa dijelaskan untuk saat ini. Pahami penalaran tersebut beserta contohnya, terlebih lagi ketika Sedulur hendak mengikuti psikotes.

Walaupun terkesan sederhana, namun penilaian pada tahapan ini juga bisa mempengaruhi diterima tidaknya Sedulur dalam pekerjaan yang dilamar, lho. Untuk itu, jangan sepelekan hal ini, ya.

Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.

Sementara Sedulur yang ingin bergabung menjadi Super Agen bisa cek di sini sekarang juga. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan, antara lain mendapat penghasilan tambahan dan waktu kerja yang fleksibel! Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa menjadi reseller sembako yang membantu lingkungan terdekat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan harga yang lebih murah.