Otoriter adalah sikap pemimpin yang dominan dan bertendensi negatif. Lawan kata dari otoriter sendiri yaitu demokrasi. Sedulur pasti kenal tokoh sejarah dunia pada masa Perang Dunia II, yaitu Adolf Hitler dari Jerman dan Benito Mussolini dari Italia. Kedua tokoh tersebut merupakan pemimpin otoriter.
Selain otoriter adalah gaya kepemimpinan seseorang, otoriter juga merupakan sikap yang berkaitan dengan negara dan sistem pemerintahan. Yang dapat terjadi karena gaya kepemimpinan dari pimpinannya. Untuk lebih jelas lagi Sedulur mengenal tentang otoriter, kita mulai saja pembahasan lengkapnya di bawah ini.
BACA JUGA: 10+ Gaya Kepemimpinan dalam Perusahaan yang Paling Disukai
Pengertian otoriter
Otoriter adalah orang yang berkuasa sendiri, bertindak sewenang-wenang, tanpa menghargai hak dan kesejahteraan rakyat. Sementara itu, sistem otoriter adalah sistem pemerintahan yang diterapkan oleh seorang pemimpin yang bergaya otoriter. Ciri dari negara otoriter adalah negara tertutup, tidak terbuka akan pendapat hingga semua aspek kehidupan masyarakat dikendalikan.
Dalam istilah internasional, otoriter dikenal dengan nama autorian leader. Pola asuh otoriter adalah gaya kepemimpinan yang absolut dan menginginkan semua rakyatnya patuh tanpa syarat kepada pemimpin dan pemerintahannya. Pemimpin otoriter cenderung merasa bahwa dirinyalah yang paling pintar.
Sehingga mereka beranggapan bahwa semua kesuksesan yang terjadi adalah karena hasil dari kepemimpinan mereka. Mereka pun tidak suka mendapat kritik dan saran dari orang lain. Contoh negara otoriter adalah Korea Utara yang hingga saat ini masih berjalan dengan baik sistem pemerintahannya. Kendati hal tersebut sudah banyak dikritik secara internasional.
Karekteristik kepemimpinan otoriter
Setelah mengetahui otoriter adalah gaya kepemimpinan yang satu arah dan cenderung tegas, sebagaimana yang dijelaskan di atas. Maka bisanya terdapat karakteristik otoriter dengan ciri tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan memiliki ciri dan karakteristikanya. Untuk otoriter sendiri, beriktu karakteristik khasnya:
- Tidak meminta atau menerima masukan dari orang lain untuk mengambil keputusan.
- Sosok pemimpin membuat semua keputusan dalam perusahaan, baik skala kecil maupun besar.
- Pemimpin mengarahkan atau memberi mandat terkait semua metode, kebijakan, dan prosedur di tempat kerja.
- Anggota kelompok jarang dipercaya untuk membuat keputusan atau mengerjakan tugas penting.
- Pekerjaan cenderung sangat terstruktur dan sangat kaku.
- Kreativitas dan pemikiran out-of-the-box cenderung tidak didukung.
- Peraturan dijabarkan dan dikomunikasikan dengan jelas.
Kelebihan gaya kepemimpinan otoriter
Kendati pun bertendensi negatif, negara otoriter adalah negara yang cenderung aman dan stabil. Karena segala aspeknya mudah dikendalikan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari gaya kepemimpinan otoriter itu sendiri:
- Efektif ketika keputusan harus dibuat dengan efisien dan cepat, tanpa waktu untuk berkonsultasi dengan orang lain.
- Mencegah bisnis atau proyek menjadi stagnan karena organisasi yang buruk atau kurangnya kepemimpinan.
- Membuat individu, kelompok, atau tim tidak kelewatan tenggat waktu proyek penting.
- Pemimpin dapat lebih mudah mengelola krisis ketika kendali ada sepenuhnya di tangan mereka.
- Arahan dan visi yang jelas.
- Pemimpin otoriter bekerja paling efektif dalam situasi penuh tekanan. Hal ini membuat setiap anggota tim menghormati kepemimpinannya.
Kekurangan gaya kepemimpinan otoriter
Karena di dunia ini tidak ada yang sempurna, setelah kelebihan selalu dilengkapi dengan kekurangannya. Untuk kepemimpinan otoriter sendiri, berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi kekurangannya:
- Pemimpin yang otoriter sangat skeptis, dan kurang percaya kepada nasihat, saran dan ide dari orang lain.
- Berpeluang besar untuk jajaran pimpinan menyalahgunakan jabatan.
- Pemerintahan sangat kaku, dan bersifat satu arah. Hanya dari pemerintah kepada rakyat berupa komando.
- Tidak ada diskusi dan keterbukaan informasi, tidak menerima masukan dari rakyat.
- Secara garis besar, gaya kepemimpinan otoriter berisiko tinggi membuat perusahaan bergantung hanya pada satu orang.
- Tindakan yang seenaknya, misalnya segala bentuk hukuman, larangan, peraturan dapat dengan mudah diubah secara sepihak.
- Pemimpin juga menilai kesuksesan kepemimpinannya dari rasa takut dan kepatuhan bawahan yang bersifat kaku.
Perbedaan otoriter dan otoritatif
Meskipun Sedulur tengah mengatahui pengertian dari otoriter adalah gaya kepemimpinan, ada satu kata yang identik dengan otoriter, yaitu otoritatif. Dua hal ini terlihat sama namun merupakan hal yang jauh berbeda. Sama-sama gaya kepemimpinan dengan pendekatan yang jauh berbeda. Berikut ini perbedaannya, agar Sedulur lebih mudah akan kami sampaikan melalui tabel di bawah ini:
Perbedaan |
Pemimpin Otoriter |
Pemimpin Otoritatif |
Gaya Kepemimpinan |
Gaya memimpin yang cenderung memaksakan kehendak |
Gaya memimpin yang mau membimbing dan mengarahkan bawahannya |
Pemimpin bertindak sebagai |
Bertindak layaknya seorang pemilik dari organisasi |
Bertindak layaknya seorang mentor |
Tujuan penggunaan kekuasaan |
Untuk memaksakan kepatuhan anggota |
Untuk membimbing dan memotivasi anggota |
Tujuan penggunaan kekuasaan |
Menggunakan ancaman dan sanksi dalam memperlakukan anggota |
Menawarkan arahan dan umpan balik untuk menjaga antusiasme anggota |
Menciptakan perasaan berikut terhadap anggota |
Menciptakan rasa takut, terancam dan tidak termotivasi di antara anggota |
Menciptakan rasa pencapaian di antara anggota |
Keinginan anggota untuk mengikuti pemimpin |
Anggota secara terpaksa mengikuti arahan pemimpin |
Anggota secara sukarela mengikuti arahan pemimpin |
Pemaksaan kehendak oleh pemimpin |
Lebih memaksakan kehendaknya terhadap anggota dan organisasi |
Tidak memaksakan kehendaknya terhadap anggota dan organisasi |
Mengedepankan hal berikut terhadap anggota |
Mengedepankan kepatuhan mutlak dari anggota |
Mengedepankan pencapaian dari anggota |
Komunikasi antara pemimpin dan anggota |
Tidak adanya komunikasi antara pemimpin dan anggota karena anggota harus melaksanakan tugas tanpa pertanyaan |
Masih adanya komunikasi antara pemimpin dan anggota, mereka pun dapat mengajukan pertanyaan dan mendapatkan bimbingan dari pemimpin |
Peluang anggota untuk menyampaikan sesuatu kepada pemimpin |
Anggota hampir tidak memiliki peluang untuk memberikan ide dan inisiatif kepada pemimpin |
Anggota memiliki peluang untuk memberikan ide dan inisiatif kepada pemimpin |
BACA JUGA: 14 Fasilitas yang Diharapkan dan Wajib Didapatkan Selain Gaji
Tips menerapkan kepemimpinan otoriter
Berikut ini merupakan contoh otoriter yang disertai dengan tips, terutama bagi Sedulur hendak menerapakan gaya kepemimpinan ini. Atau bagi Sedulur yang memiliki kecenderungan otoriter, Sedulur bisa menerapkan tips di bawah ini. Karena, tidak semuanya gaya kepemimpinan negatif dan bisa memberikan perubahan yang optimal, jika dijalankan dengan sangat tepat.
Sakali lagi, meskipun gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang bertendensi negatif, namun jika dijalankan dengan tepat dapat memberikan perubahan yang signifikan. Berikut ini beberapa tips yang bisa Sedulur coba terapkan:
1. Hormati bawahan sebagai rekan kerja
Otoriter adalah gaya kepemimpinan yang tegas, terutama kepada rekan kerja dan menganggapnya sebagai bawahan. Hal ini merupakan langkah yang tidak tepat. Agar gaya kepemimpinan ini dapat berjalan efeketif, Sedulur bisa menghilangkan bawahan dan mengubahnya menjadi rekan kerja yang sejajar dengan batasan-batasan tertentu.
2. Komunikasi secara detail
Sebagian besar karyawan tahu bahwa pemimpin menginginkan mereka untuk taat peraturan dan mengikuti prosedur. Namun, beberapa mungkin tidak langsung bisa memahami apa yang benar-benar mereka butuhkan untuk melakukannya. Maka itu, jelaskanlah secara detail dan gamblang mengenai semua ekspektasi, rencana kerja, dan tujuan akhirnya. Kejelasan membantu staf memahami aturan sehingga mereka lebih mungkin untuk bekerja sama.
3. Bersikap adil
Karena otoriter adalah pemimpin yang tegas, namun bukan mustahil untuk bersikap adil. Ketidakadilan bisa menimbulkan rasa ketidakpercayaan terhadap pemimpin. Sebagai pemimpin, penting untuk memastikan bahwa mereka memperlakukan semua orang sama, dan bahwa mereka memberlakukan kebijakan yang sama terlepas dari siapa karyawannya. Konsistensi menghasilkan kepercayaan dan membantu pemimpin mendapatkan rasa hormat dari orang-orang sekitarnya.
4. Izinkan rekan kerja untuk berpendapat
Memberi ruang untuk berpendapat kepada setiap elemen kerja merupakan hal yang penting, meskipun ciri khas kepemimpinan demokrasi yang terbuka untuk memberikan pendapat, bukan mustahil gaya kepemimpinan otoriter juga dapat memberikan ruang untuk rekan kerja berpendapat. Hal ini bisa membuat kondisi kerja lebih baik lagi.
5. Ambil keputusan yang tepat
Setelah mengizinkan rekan kerya memberikan pendapat untuk menentukan solusi dari sebuah permasalahan, Sedulur sebagai pemimpin harus mengambil keputusan yang tepat. Ketegasan merupakan kelebihan seorang pemimpin otoritatif. Mengambil keputusan yang tegas bukan merupakan hal yang sulit, namun dengan catatan setiap saran dan masukan yang disampaikan rekan kerja telah didengar dengan baik dan ditampung secara keseluruhan.
Apakah otoriter tepat diterapkan pada perusahaan?
Setelah menyimak penjelasan di atas, otoriter adalah gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap orang. Bukan hanya dapat diterapkan pada pemerintahan saja, namun juga bisa diterapkan pada sebuah institusi, sebuah badan, organisasi, komunitas bahkan dapat diterapkan pada sebuah perusahaan.
Saat ini, gaya kepemimpinan otoriter adalah hal yang lumrah kita temui dalam sebuah institusi yang memiliki tekanan dan perhatian yang tinggi. Seperti misal institusi militer. Lantas, apakah gaya kepemimpinan otoriter bisa diterapkan dalam sebuah bisnis dan perusahaan?
Tentu saja dapat sangat mungkin diterapkan, selama perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang bergerak di bidang yang memiliki tuntutan kerja yang tinggi. Namun, hal tersebut harus disesuaikan lagi dengan konteks zaman yang saat ini tengah kita jalani. Apakah gaya kepemimpinan otoriter yang kaku masih cocok di zaman serba terbuka seperti saat ini?
Biasanya, gaya kepemimpinan otoriter adalah penting untuk diterapkan, terutama pada perusahaan yang tengah mengalami krisis dan harus melewati tantangan tersebut. Biasanya krisis dan tantangan yang dihadapi disebabkan karena beberapa hal berikut ini:
- Departemen atau tim yang tidak memenuhi tujuannya dalam kuartal terakhir.
- Pergeseran kepemilikan, kepemimpinan, atau struktur perusahaan.
- Perputaran perusahaan setelah penurunan.
- Akan mengalami perubahan struktur organisasi secara besar-besaran.
Kapan gaya otoriter tepat untuk digunakan?
Pertanyaan ini sangat baik untuk dipertanyakan, karena dengan pertanyaan ini tidak menyudutkan gaya otoriter itu sendiri. Karena gaya kepemimpinan otoriter adalah bagian dari gaya kepemimpinan yang dapat bermanfaat untuk mengatasi beberapa kondisi tertentu.
Sebagaimana yang telah disinggung di atas, gaya kepemimpinan ini dapat diterapkan ketika memasuki masa krisis dan menghadapi berbagai macam tantangan untuk mempertahankan sebuah institusi yang tengah dipimpin. Biasanya pemimpin otoriter dipilih dan ditempatkan kepada suatu lembaga yang tengah mengalami krisis dan perlu diselamatkan.
BACA JUGA: 25 Contoh Kelebihan dan Kekurangan untuk Jawaban Interview
Tokoh yang beragaya otoriter
Setelah mengatahui gaya kepemimpinan otoriter di atas, bahwa otoriter adalah gaya kepemimpinan yang tegas. Sedulur harus tahu beberapa tokoh dunia yang memiliki gaya kepemimpinan otoriter. Berikut ini hanya beberapa tokoh dunia yang telah dikenal luas secara internasional dengan gayanya yang otoritatif:
- Adolf Hitler: Pemimpin tertinggi Jerman dan Partai Nazi yang memiliki sistem pemerintahan otoriter garis keras yang dikenal juga dengan paham
- Benito Mussolini: Pemimpin fasis di Italia, bekerja sama dengan Hitler dan sempat menguasai beberapa bagian Eropa dengan poros fasisme. Bekerja sama juga dengan Jepang, yang memimpin dan menjajah hampir seluruh Benua Asia.
- Mustafa Kemal Ataturk: Bapak pendiri Negara Turki, selain bergaya otoriter, pemimpin ini juga terkenal dengan paham sekulernya, yang memisahkan urusan agama dengan negara.
- Fidel Castro: Pemimpin Kuba yang terkenal otoriter dan berpaham komunis.
- Kim Jong-Un: Pemimpin Korea Utara yang terkenal otoriter dan menjadikan negaranya tertutup dari informasi dan kerjasama internasional.
- Saddam Hussein: Saddam merupakan pemimpin Arab yang paling kukuh menentang Amerika dan Barat. Sekalipun beliau meninggal dengan cara tragis dan dihujat di Barat tetapi dipuja di jalanan kota-kota di Arab. Poros Barat harus bekerja dengan keras untuk menurunkan Saddam.
- Soeharto: Presiden Indonesia Kedua, yang berkuasa selama 32 tahun, terkenal dengan gaya kepemimpinannya yang otoriter dan terpusat. Dipercaya oleh sebagaian masyarakat telah menyebabkan rakyat Indonesia sengsara dan menderita.
Jenis gaya kepemimpinan lainnya
Selain otoriter, terdapat juga beberapa jenis gaya kepemimpinan lainnya yang umum diterapkan. Sebagai pengetahuan tambahan bagi Sedulur, berikut gaya kepemimpinan yang dimaksud:
- Gaya kepemimpinan otoritatif: Pemimpin otoritatif ingin menggerakkan anggota dengan motivasi untuk menuju suatu visi atau tujuan yang telah ditetapkan.
- Gaya kepemimpinan birokratis: Pemimpin birokratis tidak hanya menjadi atasan tapi juga memastikan bahwa semua peraturan dipatuhi oleh anggota sehingga gaya kepemimpinan ini cukup efektif untuk memantau hasil kerja rutin.
- Gaya kepemimpinan karismatik: Pemimpin karismatik memiliki kekuatan energi dan daya tarik yang bisa mempengaruhi orang lain sehingga mempunyai pengikut yang jumlahnya besar.
- Gaya kepemimpinan partisipatif: Pemimpin partisipatif mengikutsertakan anggota dalam pengambilan keputusan mencakup konsultasi, pengambilan keputusan bersama, membagi kekuasaan, desentralisasi dan manajemen yang demokratis.
- Gaya kepemimpinan inovatif: Pemimpin yang inovatif dapat mengarahkan perusahaan untuk memproduksi inovasi untuk produk, layanan atau jasa yang dibuat perusahaan.
- Gaya kepemimpinan demokratis: Pemimpin demokratis membangun rasa hormat dan tanggung jawab dari anggota dengan mendengarkan pendapat mereka.
- Gaya kepemimpinan autokratis: Kebalikan dari pemimpin demokratis, pemimpin autokratis adalah pemimpin yang membuat keputusan dari pilihannya sendiri tanpa mengambil masukan dari anggota.
- Gaya kepemimpinan delegatif: Pemimpin delegatif memberikan kepercayaan kepada tim yang dipimpinnya. Pemimpin juga berusaha meningkatkan kerjasama antara dirinya dengan anggota tim dalam menyelesaikan tugas.
- Gaya kepemimpinan situasional: Gaya kepemimpinan situasional ini menekankan pada pengaruh lingkungan dan situasi.
- Gaya kepemimpinan transformasional: Kepemimpinan ini mengubah dan mentransformasikan setiap anggota untuk menuju perubahan agar kualitas para anggota akan semakin meningkat.
- Gaya kepemimpinan transaksional: Pemimpin transaksional mengutamakan kesepakatan antara dirinya dengan para anggota berupa hadiah dan hukuman.
Itulah penjelasan lengkap terkait gaya kepemimpinan otoriter. Sebagaimana yang telah Sedulur baca, otoriter adalah salah satu jenis gaya kepemimpinan yang memiliki kelebihan dan kekurangannya. Baik diterapkan pada sistem pemerintahan ataupun perusahaan. Setiap gaya kepemimpinan mempunyai ciri khasnya masing-masing dan akan sangat efektif tergantung dengan kebutuhan dan konteks zaman.
Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.
Sementara Sedulur yang ingin bergabung menjadi Super Agen bisa cek di sini sekarang juga. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan, antara lain mendapat penghasilan tambahan dan waktu kerja yang fleksibel! Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa menjadi reseller sembako yang membantu lingkungan terdekat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan harga yang lebih murah.