Di era digital saat ini, terdapat beberapa jenis pekerjaan yang sebelumnya tidak terlalu populer namun kini mendapatkan perhatian yang serius. Salah satu contohnya adalah profesi backend developer yang semakin diminati dalam beberapa tahun terakhir.
Profesi ini membutuhkan keterampilan website development yang handal dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Tidak hanya karena sisi prestise-nya yang tinggi, tetapi profesi backend developer juga menawarkan penghasilan yang sangat menjanjikan. Bagi Sedulur yang memiliki impian untuk menjadi backend developer yang ahli, simak cara menjadi backend developer berikut ini, ya!
BACA JUGA: 10 Cara Menulis Alamat Lamaran Kerja, Jangan Sampai Salah!
Apa itu backend developer?
Sebelum mengetahui cara menjadi backend developer, ada baiknya Sedulut paham apa itu pengertian backend developer. Pekerjaan dasar dari seorang backend developer secara umum meliputi pengembangan dan pengelolaan situs web.
Tugas utamanya adalah memastikan bahwa aplikasi web dapat berfungsi dengan baik dan untuk itu biasanya menggunakan bahasa pemrograman server-side seperti Ruby atau PHP.
Selain itu, pekerjaan backend development juga fokus pada pengelolaan skrip, database, dan arsitektur web. Kode yang ditulis oleh backend developer memungkinkan untuk mengomunikasikan informasi data ke browser.
Sebagai contoh, ketika seseorang membaca artikel di blog, halaman depan web terdiri dari font, desain, warna, dan lain-lain, sedangkan konten artikel dihasilkan dari server dan diambil dari database. Inilah yang menjadi fokus utama dari backend programming.
Perbedaan backend developer dan frontend developer
Seiring dengan perkembangan teknologi, website development menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu, tugas dan tanggung jawab seorang developer menjadi lebih spesifik sehingga dapat berkonsentrasi pada satu aspek saja.
Hal ini kemudian memunculkan istilah backend dan frontend developer. Frontend website development, atau yang juga disebut client-side development, mengacu pada kegiatan memproduksi CSS, HTML, dan JavaScript untuk sebuah situs atau aplikasi web sehingga pengguna dapat berinteraksi langsung dengan tampilannya.
Tugas seorang frontend developer adalah menciptakan bagian web yang akan dilihat langsung oleh pengguna. Ini menjadi perbedaan mendasar antara backend dan frontend developer. Sebaliknya, seorang backend developer lebih fokus pada pekerjaan di balik layar, yang bertujuan untuk memastikan website terbuka dan berfungsi dengan baik.
Sistem manajemen konten saat ini lebih banyak menggunakan backend programming, terutama untuk aplikasi web yang rumit atau kompleks. Oleh karena itu, backend dan frontend developer perlu bekerja sama secara efektif untuk menciptakan website yang berfungsi secara optimal.
Tugas dan tanggung jawab backend developer
Setelah mempelajari definisi tentang backend developer, mari kita lihat tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh profesi tersebut!
1. Perancangan dan pengelolaan database
Sebagai seorang pengembang website, seorang backend harus memiliki pengetahuan tentang manajemen dan desain database agar dapat menghasilkan output yang diinginkan dari sebuah web app. Salah satu tugas dari seorang backend adalah terlibat dalam perancangan dan pengelolaan database.
Proses perancangan database dimulai dengan brainstorming topik yang perlu disimpan dan jenis input yang diperlukan oleh website. Setelah menentukan dasar-dasar perancangan database, backend akan mengatur informasi yang perlu disimpan.
2. Menjaga kinerja server website
Seorang backend developer juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa server website berjalan dengan baik. Karena server web merupakan hosting dari situs web, maka sangat rentan terhadap ancaman keamanan seperti virus dan lain-lain.
Oleh karena itu, keamanan server sangat penting untuk jenis bisnis online atau transaksi apa pun. Untuk menjaga kinerja server, backend biasanya akan melakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap server, mulai dari memasang alat keamanan dan scanner yang membantu mengamankan server hingga menghapus layanan yang tidak diperlukan pada sistem operasi.
Semua ini perlu dilakukan oleh backend guna memastikan server web berjalan dengan lancar.
3. Menyusun dan menguji kode
Sebagai seorang backend developer, tanggung jawab utama adalah memastikan bahwa kode-kode program yang dibuat dapat membuat web app berfungsi secara optimal di server web. Dalam hal ini, kemampuan bahasa pemrograman sangat diperlukan untuk mengembangkan sistem backend yang solid dan handal.
Namun, tugas seorang backend developer tidak hanya terbatas pada pengembangan sistem backend saja. Seorang backend developer juga memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan API yang akan digunakan oleh aplikasi web versi mobile.
Dalam hal ini, pengembangan API menjadi hal yang penting karena memberikan kemudahan akses bagi pengguna aplikasi untuk dapat mengakses informasi secara efisien dan cepat.
Dalam mengembangkan API, seorang backend developer harus memperhatikan beberapa hal penting, seperti keamanan data, integrasi dengan berbagai aplikasi, dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya server. Selain itu, seorang backend developer juga perlu memperhatikan kesesuaian API dengan berbagai jenis perangkat dan sistem operasi yang digunakan oleh pengguna aplikasi.
4. Mengembangkan ide untuk program, fitur, atau produk baru
Profesi backend developer di dunia teknologi memerlukan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan inovasi yang orisinal, selaras dengan perkembangan dan tren industri.
Sebagai pengembang, tugas seorang backend developer adalah mengidentifikasi masalah dan peluang baru dalam industri, dan menciptakan solusi yang sesuai melalui pengembangan produk, fitur, atau program baru.
Dalam pengembangan ide dan inovasi, backend developer juga harus memperhatikan keterbatasan teknis dan sumber daya yang tersedia. Mereka harus mempertimbangkan arsitektur dan infrastruktur sistem yang ada, bahasa pemrograman yang digunakan, serta waktu dan anggaran yang tersedia untuk mengimplementasikan ide baru.
Dalam mengembangkan ide-ide baru, seorang backend developer juga harus mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri teknologi, seperti pengembangan teknologi cloud, machine learning, dan penggunaan data untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih baik.
Dengan memperhatikan tren dan perkembangan tersebut, backend developer dapat menghasilkan produk atau program yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
5. Menganalisis dan memecahkan masalah bug
Membuat program yang berfungsi dengan baik tidak selalu mudah dan terkadang menghadapi banyak tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kemungkinan terjadinya kesalahan atau bug dalam program yang dapat memengaruhi kinerja keseluruhan aplikasi web.
Sebagai seorang backend developer, tanggung jawabnya adalah untuk secara teliti dan sistematis menganalisis bug-bug tersebut dan mencari solusi yang tepat dan efektif. Tidak hanya itu, mereka juga harus memastikan bahwa solusi yang diberikan tidak akan memengaruhi kinerja keseluruhan aplikasi web.
Dalam melakukan tugas ini, seorang backend developer harus memahami kode program secara menyeluruh dan menguasai teknik-teknik debugging untuk memastikan program berjalan dengan lancar.
6. Mengidentifikasi area yang perlu dikembangkan pada program
Dalam pekerjaannya, seorang backend developer bertanggung jawab untuk memastikan aplikasi web berfungsi secara cepat, efisien, dan fungsional. Untuk itu, mereka harus terus mengidentifikasi area pada program yang perlu ditingkatkan.
Misalnya, dengan membangun sistem penyimpanan data yang aman dan terpercaya, serta membuat penyesuaian logika yang tepat untuk sistem. Selain meningkatkan kinerja aplikasi web secara keseluruhan, peningkatan yang dilakukan pada area tertentu juga dapat meningkatkan pengalaman pengguna.
BACA JUGA: 7 Contoh Surat Kontrak Kerja dan Penjelasan Lengkapnya!
Skill yang wajib Sedulur kuasai
Ada beberapa skill atau kemampuan wajib yang perlu dikuasai bagi Sedulur yang tertarik untuk menjadi seorang backend developer. Berikut adalah tujuh keterampilan yang harus dikuasai jika Sedulur ingin belajar cara menjadi backend developer:
1. Penguasaan bahasa pemrograman
Sebagai back end developer, memahami bahasa pemrograman merupakan hal yang penting. Bahasa pemrograman yang paling sering digunakan dalam pengembangan aplikasi web adalah PHP, karena fungsinya yang sangat penting untuk mengembangkan aplikasi dalam website yang terhubung dengan server.
Ada beberapa bahasa pemrograman lain yang juga perlu dikuasai oleh back end developer, seperti:
- Python: bahasa pemrograman ini sering digunakan untuk mengelola aplikasi website, termasuk otomatisasi sistem.
- Ruby: memiliki fungsi yang sama dengan Python, serta dapat digunakan untuk analisis data dan prototyping.
- JavaScript: selain digunakan untuk front-end, JavaScript juga dapat digunakan untuk back end dengan bantuan Node.js.
Jika Sedulur bingung mulai belajar dari mana, sebaiknya mulai dengan mempelajari PHP terlebih dahulu. Karena bahasa pemrograman ini sering digunakan oleh back end developer pemula.
2. Mengelola web server
Sebagai seorang back end developer, penting untuk memahami dan menguasai cara mengelola web server agar website dapat berjalan dengan lancar dan efisien. Web server berperan sebagai perangkat lunak yang bertanggung jawab untuk melayani permintaan dari pengunjung website dan memproses data agar dapat ditampilkan di browser.
Di dunia teknologi saat ini, ada berbagai jenis web server yang digunakan. Dua jenis web server yang paling umum adalah Apache dan NGINX. Apache adalah web server open source yang telah digunakan selama lebih dari dua dekade dan masih banyak digunakan oleh banyak situs web di seluruh dunia.
NGINX, di sisi lain, menjadi populer karena kemampuan load balancing dan caching yang unggul, membuat situs web dapat diakses dengan cepat.
Selain itu, ada juga web server LiteSpeed yang dikenal sebagai web server tercepat saat ini. LiteSpeed dapat meningkatkan kecepatan situs web hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan Apache dan NGINX. Namun, web server ini tidak gratis dan membutuhkan biaya lisensi yang cukup mahal.
Sebagai back end developer yang profesional, memilih web server yang tepat adalah hal yang sangat penting dalam menjamin performa situs web. Oleh karena itu, perlu menguasai berbagai jenis web server dan memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek yang sedang dikerjakan
3. Manajemen database
Bagi seorang back end developer, pengelolaan database merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai. Hal ini karena database berperan penting dalam menyimpan data pada sebuah website.
Oleh karena itu, seorang back end developer harus mampu mengelola database dengan baik, agar dapat dengan mudah menambahkan, mengubah, atau menghapus data yang diperlukan.
Dalam pengelolaan database, terdapat dua jenis database yang dapat dipelajari yaitu SQL dan NoSQL. SQL atau Structured Query Language digunakan untuk mengelola database relasional seperti PostgreSQL, Sybase, dan Oracle. SQL memungkinkan back end developer untuk melakukan kueri data dengan mudah dan memiliki fitur keamanan yang baik dalam mengelola data.
Sedangkan NoSQL atau Not Only SQL dapat digunakan untuk mengelola database yang tidak relasional seperti MongoDB dan CloudDB. NoSQL cocok digunakan untuk mengelola data yang bersifat tidak terstruktur, kompleks, dan memiliki ukuran data yang besar.
Seorang back end developer harus mampu memilih jenis database yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik website yang sedang dikembangkan. Selain itu, back end developer juga harus mampu mengoptimalkan kinerja database agar website dapat berjalan dengan baik dan efisien.
4. Framework back end
Jika Sedulur tertarik untuk berkarir sebagai back end developer, maka cara menjadi backend developer yang harus Sedulur lakui adalah menguasai bahasa pemrograman dan coding. Namun, Sedulur dapat mempercepat proses coding dengan mempelajari berbagai macam framework back end yang tersedia.
Setiap bahasa pemrograman memiliki framework yang berbeda-beda, seperti CodeIgniter dan Laravel untuk PHP, Flask, Django, dan CherryPy untuk Python, serta Roda, Rails, dan Sinatra untuk Ruby.
Framework menyediakan kerangka kerja yang dapat memudahkan pengembangan atau manajemen software sehingga programmer tidak perlu membuat program yang sama dari awal.
5. Pengelolaan API
Sebagai seorang backend developer, penting untuk memahami dan mempelajari Application Programming Interface (API) karena hal tersebut merupakan kumpulan kode yang memungkinkan suatu software berinteraksi dengan software lainnya.
Dalam konteks pembuatan website, memahami dan mengelola API adalah keterampilan yang sangat diperlukan untuk memungkinkan website terhubung dengan berbagai software dan platform lainnya, seperti aplikasi Android, sistem manajemen konten (CMS), atau layanan pihak ketiga.
Dengan kemampuan mengelola API, seorang backend developer dapat membuat interaksi antar software yang lebih baik dan efisien. Melalui penggunaan API, website yang dibangun dapat mengakses layanan atau sumber daya yang terletak pada server atau platform lainnya, seperti pengiriman pesan, integrasi pembayaran, atau data dari layanan pihak ketiga.
6. Version control system dengan git
Dalam proses coding, back end developer sering melakukan banyak perubahan pada kode. Oleh karena itu, mereka menggunakan version control system (VCS) untuk merekam setiap perubahan yang terjadi pada kode.
VCS sangat berguna terutama jika proyek yang dikerjakan bersifat kompleks. Jika ada kode yang mengalami error, mereka dapat dengan mudah melihat histori perubahannya dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan.
Salah satu VCS yang paling populer adalah Git. Untuk menggunakan Git, back end developer dapat mempelajari platform Git yang paling populer, yaitu Github.
7. Keamanan website
Seorang back end developer juga harus mampu mengidentifikasi celah keamanan yang mungkin ada dalam website, terutama di bagian dalam website yang rentan terkena serangan hacker.
Beberapa praktik yang dilakukan back end developer untuk memastikan website aman adalah memperhatikan celah program dan API. Selain itu, mereka juga melakukan hashing, yaitu mengenkripsi setiap data yang masuk menjadi karakter unik, untuk meningkatkan keamanan website dan mencegah hacker untuk membobol data.
Itu baru sebagian, masih banyak lagi cara-cara yang bisa Sedulur pelajari untuk membuat sistem keamanan website semakin kuat.
BACA JUGA: 17 Tips Berpuasa Saat Bekerja, Tetap Semangat dan Produktif
Tips dan cara menjadi backend developer
Supaya Sedulur bisa tambah yakin menjadi backend developer, ada beberapa tips yang perlu Sedulur ketahui untuk menjadi seorang backend developer. Berikut ini cara menjadi backend developer:
1. Memahami dasar-dasar bahasa pemrograman
Menjadi seorang Backend Developer bukanlah suatu hal yang mudah dan dapat dilakukan dengan cepat. Dibutuhkan waktu, usaha dan kesabaran untuk mempelajarinya, terlebih lagi jika Sedulur belajar secara mandiri dan tidak mengambil jurusan IT di perguruan tinggi.
Oleh karena itu, cara menjadi backend developer saat memulai perjalananmu sebagai seorang Backend Developer, cobalah bersabar dalam mempelajari dasar-dasar bahasa pemrograman. Penting untuk memahaminya dengan baik karena bahasa pemrograman adalah hal yang paling mendasar dalam profesi sebagai Backend Developer.
Terdapat beberapa bahasa pemrograman yang perlu Sedulur pelajari, seperti Python, PHP, Ruby, dan JavaScript. Menurut Columbia Engineering, Python menjadi salah satu bahasa pemrograman yang paling populer saat ini, sehingga menjadi salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang Backend Developer.
2. Memahami dasar-dasar database
Selain bahasa pemrograman, seorang backend developer juga perlu menguasai konsep dasar database. Sebagian besar situs web saat ini menggunakan database untuk menyimpan data, jadi mempelajari dasar-dasar database pasti akan sangat berguna.
Saat mempelajari database, Sedulur juga harus memahami lebih dalam mengenai SQL. Karena SQL digunakan untuk mengambil informasi dari database, maka kemampuan ini akan sangat penting bagi seorang backend developer.
Dengan memahami dengan baik bahasa pemrograman dan dasar-dasar database, Sedulur dapat menjadi backend developer yang terampil dan andal.
3. Mulai belajar framework
Mempelajari framework akan memungkinkan seorang backend developer untuk membuat template dan kode yang dapat digunakan kembali di masa depan. Dalam hal ini, pekerjaan akan menjadi lebih efisien karena tidak perlu menulis ulang kode yang sudah dibuat sebelumnya.
Namun, belajar framework tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk memahaminya. Ada beberapa jenis framework yang harus dipahami oleh seorang backend developer, seperti NodeJS, Flask, Laravel, Django, dan Ruby on Rails.
Saat baru mulai belajar framework, tidak perlu mempelajari semuanya secara bersamaan karena hal ini juga tergantung pada bahasa pemrograman yang sedang dipelajari.
4. Melakukan latihan dan membuat proyek sederhana
Untuk mencapai keahlian sebagai seorang backend developer yang handal, diperlukan konsistensi dan pengalaman dalam mengembangkan proyek. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan coding adalah dengan berlatih secara rutin dan mencoba membuat proyek sederhana.
Proyek mini dapat sangat membantu dalam memperdalam kemampuan pemrograman dan memberikan praktik langsung dengan framework yang sedang dipelajari. Dalam memilih proyek mini, ada banyak pilihan yang bisa dicoba, seperti membuat blog sederhana, aplikasi project management yang simpel, atau website pembuat resume.
Melalui proyek mini, Sedulur dapat mengasah kemampuanmu dalam memahami konsep pemrograman, memperdalam pemahamanmu terhadap framework yang digunakan, dan meningkatkan keterampilanmu dalam mengatasi masalah teknis. Selain itu, dengan membuat proyek mini, Sedulur juga dapat membangun portofolio proyek-proyek yang bisa dijadikan referensi dalam mencari pekerjaan di masa depan.
5. Mengikuti program magang
Mencari pekerjaan sebagai backend developer tanpa memiliki latar belakang pendidikan IT mungkin sulit. Namun, solusinya adalah dengan mengikuti program magang yang disediakan oleh perusahaan teknologi.
Pastikan Sedulur telah menguasai skill yang diperlukan untuk menjadi seorang backend developer, karena perusahaan membutuhkan anak magang yang sudah memiliki skill dan pengetahuan dasar dalam bidang tersebut.
Mengikuti program magang bisa memberikan banyak keuntungan, seperti belajar langsung dari para backend developer yang sudah ahli dan memiliki pengalaman kerja yang bisa ditunjukkan di CV dan portofolio.
Jadi, program magang bisa menjadi gerbang buatmu untuk memulai karier menjadi backend developer yang lebih baik.Itulah beberapa cara yang bisa Sedulur coba lakukan untuk menjadi seorang backend developer yang siap masuk dunia kerja.
Namun, ingat ya bahwa perjalanan menjadi seorang backend developer yang andal bukanlah hal mudah karena membutuhkan waktu dan konsistensi untuk terus belajar. Karena itu, jangan menyerah untuk terus belajar dan mengembangkan potensimu, ya!