Perbaikan atau penurunan kondisi ekonomi di tingkat nasional bisa memiliki dampak signifikan terhadap bisnis dan investasi. Nah, siklus bisnis mencerminkan fluktuasi pertumbuhan dan penurunan dalam perekonomian negara, yang selalu berubah-ubah, dan membantu menjelaskan mekanisme ekonomi.
Memiliki pemahaman yang baik tentang siklus ini dapat meningkatkan kemampuan Sedulur dalam berinvestasi dan mempersiapkan bisnis Sedulur menghadapi periode penurunan pertumbuhan. Jadi, Sedulur sebaiknya memahami konsep siklus bisnis secara rinci, tahap-tahapnyanya, dan cara mengukur siklus bisnis. Yuk, simak selengkapnya mengenai pengertian dancara mengukur siklus bisnis di bawah ini!
BACA JUGA: Cara Membuka Usaha Travel Mobil Sendiri, Pasti Untung!
Pengertian siklus bisnis
Siklus bisnis menggambarkan fluktuasi periodik dalam pertumbuhan dan kontraksi ekonomi nasional. Istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan konsep ini adalah siklus ekonomi atau siklus perdagangan.
Bidang studi makroekonomi mempelajari aktivitas ekonomi suatu negara. Para ahli ekonomi telah mengamati pola pertumbuhan, penurunan, dan kemudian pertumbuhan baru yang serupa dalam ekonomi nasional, dan mengembangkan konsep siklus ekonomi untuk menjelaskan fenomena ini.
Pendekatan yang umum digunakan untuk mengukur siklus ini adalah melalui Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu total nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara.
Siklus ini disebut “siklus” karena terlihat adanya pola gerakan berulang yang dapat diilustrasikan sebagai lingkaran atau garis yang naik, turun, dan naik kembali. Meskipun produktivitas dapat meningkat secara keseluruhan, ekonomi negara tidak tumbuh secara linear. Siklus bisnis dapat berkembang dengan cepat, mencapai puncaknya, mengalami penurunan dalam resesi, secara perlahan pulih, dan bangkit kembali.
Selama setiap fase siklus, pemerintah dapat menerapkan kebijakan moneter atau kebijakan ekonomi untuk mengurangi dampak fluktuasi ini. Bisnis juga dapat merespons pertumbuhan dan penurunan dengan meningkatkan atau mengurangi produksi mereka.
Tahapan siklus bisnis
Siklus bisnis terus berjalan dan beroperasi sepanjang waktu. Ada beberapa tahapan yang terjadi dalam siklus bisnis. Berikut adalah beberapa tahapan tersebut:
1. Ekspansi
Tahapan utama dalam siklus bisnis adalah fase ekspansi, di mana perusahaan dan pelaku bisnis berusaha untuk memperluas dan mengembangkan operasi mereka. Pada tahap ini, ada beberapa indikator penting yang harus diperhatikan untuk mengukur kesehatan ekonomi dan potensi pertumbuhan.
Selama berada dalam fase ekspansi, perusahaan akan cenderung melakukan investasi yang lebih besar untuk mengembangkan bisnis mereka.
Peningkatan investasi ini dapat dilakukan secara individu, seperti perluasan fasilitas produksi atau pengembangan produk baru, atau melalui pembayaran utang dengan tepat waktu untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
Dalam menghadapi tahap ekspansi, perusahaan harus memiliki strategi yang matang, melakukan riset pasar yang mendalam, dan mengantisipasi perubahan tren dan permintaan pelanggan. Fleksibilitas dan adaptabilitas juga menjadi kunci untuk sukses dalam mengambil peluang pertumbuhan yang ada selama tahap ini.
Penting bagi perusahaan untuk memonitor dan menganalisis indikator-indikator ekonomi serta kinerja internal mereka secara teratur.
Dengan pemahaman yang baik tentang fase ekspansi dan indikator-indikatornya, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperkuat posisi mereka dalam siklus bisnis dan memaksimalkan peluang pertumbuhan yang ada.
2. Puncak
Tahapan kedua dalam siklus bisnis adalah fase puncak. Saat melakukan kegiatan ekonomi, tidak jarang kita merasakan keterbatasan pertumbuhan yang mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan.
Siklus bisnis dapat dikatakan mencapai puncak ketika upah, tingkat pekerjaan, harga barang, dan jasa mencapai tingkat yang tinggi. Setelah mencapai titik ini, indikator-indikator ekonomi tersebut tidak akan terus meningkat dengan cepat. Banyak bisnis dan individu melakukan evaluasi anggaran untuk mengantisipasi kemungkinan penurunan aktivitas ekonomi.
Untuk memudahkan proses evaluasi anggaran tersebut, saat ini dapat digunakan aplikasi akuntansi dan pembukuan usaha seperti Mekari Jurnal. Dengan menggunakan alat-alat tersebut, proses evaluasi anggaran dapat dilakukan dalam hitungan detik.
3. Kontraksi
Tahapan selanjutnya dalam siklus bisnis adalah kontraksi. Pada fase kontraksi ini terdapat beberapa tahapan yang perlu dipahami oleh masyarakat. Terdapat dua tahapan yang harus dipahami, yaitu:
- Resesi
Resesi terjadi setelah fase ekspansi dan aktivitas ekonomi mengalami penurunan. Tahap ini berlangsung ketika PDB masih berada pada titik yang menandai akhir fase ekspansi. Selama resesi, penurunan permintaan ditangani secara langsung, sehingga menjadi alat untuk mengatasi kegagalan produsen. Setiap usaha atau perusahaan menyesuaikan kegiatan produksi dengan tingkat permintaan pasar. Namun, pada saat ini, indikator ekonomi positif seperti harga dan upah mengalami penurunan yang signifikan.
- Depresi
Tahapan berikutnya dalam kontraksi adalah depresi. Depresi dimulai ketika PDB turun di bawah tingkat pra-ekspansi dan garis pertumbuhan yang stabil. Pada tahap depresi, tingkat pengangguran meningkat secara signifikan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi, terutama di Indonesia, mengalami penurunan. Tahap depresi dalam siklus bisnis ini dapat berlangsung ketika kegiatan ekonomi mengalami penurunan yang lebih dalam.
4. Palung
Setelah melewati tahap depresi, dalam siklus bisnis terdapat fase yang lebih rendah yang dikenal sebagai palung. Pada titik ini, semua negara menghadapi pertumbuhan ekonomi yang negatif. Fenomena ini terjadi karena penawaran dan permintaan dari masyarakat secara signifikan mengalami penurunan.
Palung merupakan periode di mana berbagai indikator ekonomi menunjukkan penurunan yang berkelanjutan. Tingkat produksi menurun, tingkat pengangguran meningkat, dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan melambat.
Bisnis dan perusahaan merasakan dampak negatif yang lebih besar, dengan penurunan pendapatan dan laba yang signifikan.
Selama tahap palung, pemerintah dan pelaku ekonomi berupaya untuk menghadapi tantangan yang ada. Mereka menerapkan kebijakan fiskal dan moneter untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, memulihkan kepercayaan investor, dan mengatasi masalah-masalah struktural yang mungkin menyebabkan penurunan tersebut.
Selain itu, pelaku bisnis berusaha untuk menyesuaikan strategi mereka dengan kondisi yang sulit, mengurangi biaya operasional, dan mencari peluang baru untuk menghidupkan kembali pertumbuhan.
5. Pemulihan
Setelah mencapai titik terendah pada tahap depresi dan palung, tahap berikutnya dalam siklus bisnis adalah pemulihan. Pada tahap ini, perekonomian mulai pulih dan mengalami perubahan tren dari negatif menjadi positif.
Permintaan dari konsumen dan pelaku bisnis meningkat, sementara pasokan barang dan jasa menyusul dengan peningkatan yang lebih tinggi.
Pemulihan adalah saat-saat di mana gejolak ekonomi berangsur-angsur berkurang. Pertumbuhan ekonomi menjadi lebih stabil, dan indikator-indikator seperti penjualan, investasi, dan lapangan kerja menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pelaku bisnis mulai melihat peluang baru dan memulai upaya untuk mengembangkan operasi mereka.
Pada tahap pemulihan, kebijakan pemerintah masih memiliki peran penting. Langkah-langkah stimulasi ekonomi dan reformasi struktural yang diterapkan selama periode ini dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan mengurangi ketidakpastian.
Pemulihan berlanjut hingga perekonomian mencapai garis pertumbuhan yang stabil. Pada saat ini, perekonomian memasuki tahap ekspansi baru, di mana kegiatan bisnis dan investasi mengalami peningkatan yang berkelanjutan.
Jadi memang tahap palung merupakan periode yang paling sulit dalam siklus bisnis, di mana ekonomi mengalami pertumbuhan negatif. Namun, tahap pemulihan menandai awal dari perbaikan ekonomi dan perubahan tren menuju pertumbuhan positif.
Proses pemulihan ini membutuhkan upaya kolaboratif dari pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat untuk mengatasi tantangan dan menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
BACA JUGA: Peluang Usaha Menjanjikan, Bisnis Jok Motor dan Rincian Lengkapnya!
Cara mengukur siklus bisnis
Siklus bisnis dapat diukur dengan memperhatikan dua perspektif yang berbeda, yaitu aspek waktu dan tingkat keparahannya. Berikut adalah cara mengukur siklus bisnis berdasarkan kedua perspektif tersebut:
1. Pengukuran waktu siklus bisnis
Perusahaan dan negara dapat menetapkan tanggal-tanggal tertentu untuk mengukur waktu siklus bisnis. Misalnya, National Bureau of Economic Research (NBER) telah menetapkan tanggal-tanggal untuk setiap siklus bisnis berdasarkan penelitian ekonomi yang teliti.
2. Pengukuran tingkat keparahan
Untuk mengukur tingkat keparahan siklus bisnis, perusahaan dan ekonom dapat memperhatikan tahap resesi dan ekspansi secara terpisah. Tingkat keparahan tahap resesi dapat diukur dengan mempertimbangkan tiga metrik:
- Kedalaman: Sejauh mana tingkat intensitas resesi?
- Difusi: Sejauh mana resesi menyebar dalam perekonomian nasional?
- Durasi: Berapa lama resesi berlangsung?
Ekonom juga dapat menggunakan tiga metrik berikut untuk menentukan tingkat keparahan tahap ekspansi:
- Pronounced: Seberapa mencolok atau signifikan tahap ekspansi?
- Pervasif: Seberapa banyak aspek ekonomi yang tercapai dalam tahap ekspansi?
- Persistent: Apakah tahap ekspansi berlangsung lebih lama dari biasanya?
Itu tadi informasi mengenai siklus bisnis, mulai dari definisi hingga manfaatnya bagi berbagai pihak. Siklus bisnis merupakan pergerakan fluktuatif dalam perekonomian suatu negara dalam periode tertentu.
Fluktuasi tersebut dapat memiliki dampak negatif bagi perusahaan. Jadi memang sebelum terlibat dalam dunia bisnis, penting bagi Sedulur untuk mempelajari dan memahami konsep siklus bisnis serta cara mengukurnya.