Mengoptimalkan harga jual makanan merupakan salah satu faktor kunci dalam menjalankan bisnis kuliner yang sukses. Sebagai seorang pemilik usaha makanan, penting bagi Sedulur untuk menentukan harga yang tepat agar tidak mengalami kerugian dan tetap mampu memenuhi kebutuhan finansial.
Namun, proses menentukan harga jual makanan bukanlah tugas yang mudah. Berbagai faktor seperti biaya bahan baku, persaingan pasar, dan preferensi pelanggan harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa cara efektif untuk menentukan harga jual makanan agar Sedulur dapat mengoptimalkan keuntungan dan menghindari kerugian. Dengan pemahaman yang baik tentang hal ini, Sedulur akan dapat mengambil keputusan yang bijaksana dalam menetapkan harga jual makanan Sedulur.
BACA JUGA: Ini Tips Memulai Bisnis Tanaman Hias, Bisa Jadi Peluang Usaha!
Cara menentukan harga jual makanan
Cara menentukan harga jual makanan yang tepat adalah langkah penting dalam menjalankan bisnis kuliner yang sukses. Dalam mengambil keputusan tentang harga, ada beberapa pendekatan dan strategi yang dapat Sedulur terapkan. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat membantu Sedulur menentukan harga jual makanan dengan bijaksana:
1. Markup pricing
Metode markup pricing adalah salah satu cara menentukan harga jual makanan digunakan dalam menentukan harga jual. Dalam metode ini, Sedulur menambahkan persentase keuntungan yang diinginkan ke biaya bahan baku modal untuk memperoleh harga jual yang sesuai.
Rumus dasar untuk menghitung harga jual menggunakan metode markup pricing adalah sebagai berikut:
- Harga jual = biaya bahan baku modal + (biaya bahan baku modal x markup)
Misalnya, Sedulur ingin menjual sebuah makanan dengan biaya bahan baku modal sebesar Rp10.000 dan Sedulur ingin mendapatkan keuntungan sebesar 20%. Maka, dengan menggunakan metode markup pricing, Sedulur dapat menghitung harga jualnya sebagai berikut:
- Harga jual = Rp10.000 + (Rp10.000 x 20%)
- Harga jual = Rp10.000 + Rp2.000
- Harga jual = Rp12.000
Dalam contoh di atas, dengan menerapkan markup pricing sebesar 20%, Sedulur menambahkan Rp2.000 ke biaya bahan baku modal Rp10.000 untuk mendapatkan harga jual sebesar Rp12.000.
Pemilihan persentase markup tergantung pada berbagai faktor, seperti target pasar, permintaan, persaingan, dan margin keuntungan yang diinginkan. Sedulur perlu mempertimbangkan faktor-faktor ini secara cermat agar harga jual makanan Sedulur tetap bersaing dan menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
Namun, perlu diingat bahwa metode markup pricing hanya sebagai panduan awal dan perlu disesuaikan dengan kondisi pasar dan bisnis Sedulur. Penting untuk selalu memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan harga jual jika diperlukan untuk menjaga daya saing dan keuntungan yang optimal.
2. Margin pricing
Metode margin pricing adalah salah satu pendekatan lain yang dapat digunakan dalam cara menentukan harga jual makanan. Dalam metode ini, Sedulur menentukan harga jual terlebih dahulu, kemudian menghitung margin atau selisih antara harga jual dan harga modal yang akan Sedulur peroleh.
Rumus untuk menghitung margin dalam metode margin pricing adalah sebagai berikut:
- Margin = (Harga jual – Harga modal) / Harga jual
Misalnya, Sedulur memiliki makanan dengan biaya modal sebesar Rp10.000 dan Sedulur ingin menetapkan harga jual sebesar Rp20.000. Dengan menggunakan metode margin pricing, Sedulur dapat menghitung margin yang akan Sedulur peroleh sebagai berikut:
- Margin = (Rp20.000 – Rp10.000) / Rp20.000
- Margin = Rp10.000 / Rp20.000
- Margin = 0,5 atau 50%
Dalam contoh di atas, dengan menetapkan harga jual sebesar Rp20.000 dan biaya modal sebesar Rp10.000, Sedulur akan memperoleh margin sebesar 50%.
Setelah menghitung margin, penting untuk melakukan evaluasi terhadap harga jual Sedulur. Sedulur perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti target pasar, permintaan, persaingan, dan nilai tambah yang Sedulur tawarkan kepada pelanggan.
3. Harga bundling
Metode cara menentukan harga jual makanan dengan bundling adalah salah satu strategi pemasaran yang melibatkan penawaran beberapa produk dalam satu paket dengan harga yang lebih rendah daripada jika produk tersebut dibeli secara terpisah.
Tujuan dari metode bundling ini adalah untuk mendorong penjualan produk yang berbeda dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan.
Dalam menghitung harga bundling, Sedulur dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
- Harga jual = (modal x jumlah produk) – potongan harga
Misalnya, Sedulur memiliki dua produk, yaitu A dan B, dengan biaya modal masing-masing sebesar Rp10.000. Sedulur ingin membuat paket bundling yang terdiri dari kedua produk tersebut dengan memberikan potongan harga sebesar Rp2.000. Dengan menggunakan rumus harga bundling;
Sedulur dapat menghitung harga jualnya sebagai berikut:
- Harga jual = (Rp10.000 x 2) – Rp2.000
- Harga jual = Rp20.000 – Rp2.000
- Harga jual = Rp18.000
Dalam contoh di atas, dengan menggunakan metode bundling, Sedulur menawarkan paket bundling yang terdiri dari dua produk dengan harga jual sebesar Rp18.000 setelah diberikan potongan harga sebesar Rp2.000.
4. Keystone pricing
Metode keystone pricing adalah cara menentukan harga jual makanan yang tetap, dimana harga tersebut biasanya dua kali lipat dari harga modal atau biaya produksi. Dengan menggunakan metode ini, penentuan harga menjadi lebih sederhana dan konsisten, karena harga jual selalu berada pada persentase yang telah ditentukan dari harga modal.
Rumus sederhana untuk keystone pricing adalah sebagai berikut:
- Harga jual = Harga modal x 2
Misalnya, jika Sedulur memiliki sebuah makanan dengan biaya modal sebesar Rp10.000, dengan menggunakan metode keystone pricing, Sedulur akan menetapkan harga jual sebesar Rp20.000.
Metode ini dapat memiliki beberapa keuntungan. Pertama, harga jual yang tetap memudahkan dalam perhitungan dan penentuan harga produk, terutama jika Sedulur memiliki banyak jenis makanan dalam bisnis Sedulur.
Kedua, dengan harga jual yang lebih tinggi dari biaya modal, Sedulur dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan setiap penjualan.
Dalam prakteknya, beberapa bisnis mungkin memadukan metode keystone pricing dengan strategi penawaran khusus atau promosi sesekali untuk tetap kompetitif di pasar dan meningkatkan daya tarik produk mereka bagi pelanggan.
BACA JUGA: Kenali Tanaman Porang, Manfaat & Cara Budidaya Untuk Bisnis
Faktor penentuan harga jual makanan
Dalam menentukan cara menentukan harga jual makanan, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan agar harga tersebut sesuai dengan nilai yang diinginkan dan dapat menarik minat pelanggan. Berikut adalah beberapa faktor yang menjadi penentu dalam menetapkan harga jual makanan:
1. Penyesuaian harga dengan target pasar
Cara menentukan harga jual makanan, penting untuk mempertimbangkan target pasar yang ingin Sedulur sasar. Harga yang ditargetkan untuk pelanggan yang bekerja kantoran akan berbeda dengan bisnis kuliner yang menargetkan mahasiswa.
Untuk menarik minat mahasiswa, harga makanan perlu terjangkau, terutama jika porsi makanan yang ditawarkan lebih besar. Selain itu, lokasi usaha makanan juga memainkan peran penting dalam penetapan harga.
Wilayah perumahan elit cenderung menawarkan harga makanan yang lebih tinggi daripada wilayah perumahan padat penduduk. Dengan demikian, penting untuk menyesuaikan produk makanan dengan karakteristik pasar di lokasi tersebut.
2. Biaya modal dan biaya produksi
Langkah penting dalam cara menentukan harga jual makanan adalah menghitung biaya modal dan biaya produksi. Biaya modal mencakup semua bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk makanan.
Selain itu, biaya produksi seperti biaya gas untuk penggorengan perlu dipertimbangkan. Jangan lupa untuk memasukkan biaya distribusi ke dalam perhitungan harga jual.
3. Mengetahui harga pesaing
Memahami harga yang ditetapkan oleh pesaing juga merupakan strategi yang penting. Dengan mengetahui harga pesaing, Sedulur dapat menentukan harga yang lebih murah atau menawarkan paket makanan dengan nilai tambah untuk menarik pelanggan. Memahami harga yang ditetapkan oleh pesaing juga membantu Sedulur menyusun strategi cara menentukan harga jual makanan yang kompetitif.
4. Penentuan persentase keuntungan
Sebagai seorang pengusaha, Sedulur perlu menentukan persentase keuntungan yang ingin Sedulur dapatkan. Beberapa pengusaha memulai dengan mematok persentase keuntungan sebesar 5-10% pada awal bisnis, dan kemudian meningkatkannya seiring berjalannya waktu.
Persentase keuntungan yang ditetapkan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi dan keuangan target pasar. Saat kondisi ekonomi sulit, banyak orang cenderung enggan membeli makanan yang terlalu mahal. Oleh karena itu, penting untuk melihat kondisi tersebut dalam menentukan persentase keuntungan yang sesuai.
BACA JUGA: 17 Ide Bisnis yang Menguntungkan dan Belum Ada di Indonesia
5. Nilai tambah
Nilai tambah dalam bisnis makanan juga dapat mempengaruhi harga. Tempat makan yang menawarkan kenyamanan ekstra seringkali memiliki harga yang lebih tinggi. Sebagai contoh, sebuah kafe yang dilengkapi dengan akses WiFi, colokan listrik, dan toilet yang bersih. Nilai tambah seperti itu dapat memberikan alasan kepada pelanggan untuk membayar lebih demi pengalaman yang lebih baik.
6. Permintaan dan penawaran
Dalam cara menentukan harga jual makanan adalah permintaan dan penawaran di pasar. Jika permintaan tinggi namun penawaran terbatas, Sedulur mungkin dapat menetapkan harga yang lebih tinggi karena pelanggan relatif lebih bersedia membayar untuk mendapatkan makanan tersebut.
Sebaliknya, jika penawaran lebih banyak daripada permintaan, Sedulur mungkin perlu menyesuaikan harga agar tetap kompetitif dan menarik minat pelanggan.
7. Branding dan citra merek
Branding dan citra merek yang Sedulur bangun juga dapat mempengaruhi harga jual makanan. Jika merek Sedulur dikenal sebagai merek premium atau mewah, pelanggan mungkin lebih cenderung untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk produk Sedulur.
Namun, jika merek Sedulur lebih fokus pada nilai dan kepraktisan, harga yang terjangkau dan harga yang bersaing dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk menarik pelanggan.
8. Siklus hidup produk
Siklus hidup produk juga dapat mempengaruhi harga jual makanan. Misalnya, ketika Sedulur memperkenalkan produk baru, mungkin perlu memasang harga yang lebih rendah untuk memikat pelanggan dan membangun kesadaran merek.
Namun, ketika produk sudah mencapai tahap kedewasaan atau bahkan tahap penurunan, harga dapat disesuaikan untuk mempertahankan keuntungan dan menghadapi persaingan.
Itulah tadi beberapa cara tentukan harga jual makanan biar tidak rugi. Dari penjelasan di atas, kini Sedulur mengetahui bagaimana cara menentukan harga jual agar Sedulur bisa mendapatkan keuntungan tanpa membuat rugi pelanggan. Semoga bermanfaat!