Cancel culture adalah fenomena yang sering kita saksikan belakangan ini, terutama yang menimpa artis dan selebritas di luar negeri, misalnya dari Korea Selatan. Meskipun secara sederhana kita bisa memahami pengertian cancel culture, namun secara definisi kita sulit menjelaskannya.
Nah, untuk mengisi kebutuhan akan pemahaman tersebut, artikel kali ini akan membahas fenomena cancel culture. Cancel culture adalah hal yang seakan menjadi tren di kalangan selebritas. Kira-kira, seberapa besar dampak yang diberikan dari sebuah peristiwa cancel culture itu, ya? Yuk, simak tuntas ulasannya di bawah ini.
BACA JUGA: Arti AFK adalah? Kepanjangan & Penjelasannya
Pengertian cancel culture
Culture cancel adalah budaya memboikot seseorang yang dianggap bermasalah secara massal dan meresahkan publik. Pemicu terjadinya cancel culture biasanya adalah tindakan seseorang saat melakukan sesuatu atau mengatakan hal yang dianggap tidak pantas dan menyinggung masyarakat luas. Praktik boikot secara massal ini juga diikuti dengan menghentikan dukungan kepada seseorang tersebut.
Budaya cancel culture adalah sebuah tradisi yang muncul akibat ketidaksukaan secara masif dari masyarakat terhadap tingkah laku seseorang. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang buruk, terutama bagi target yang menjadi sasaran dari cancel culture. Bukan hanya terhadap korban, cancel culture juga memberikan dampak psikis bagi pelaku dan pengamat yang dalam hal ini adalah masyarakat itu sendiri.
Dampak cancel culture
Bahaya cancel culture adalah hal yang perlu diperhatikan, terutama dalam hal kesehatan mental. Namun bukan hanya berdampak pada kesehatan mental saja, ada beberapa dampak lain yang ditimbulkan. Terutama pada persoalan karier dan popularitas seseorang.
Hal ini tentu menjadi jawaban dari pertanyaan apakah cancel culture baik? Tentu saja tidak, jika menimbang beberapa dampak yang akan didapatkan bagi seseorang yang terlibat dalam cancel culture itu sendiri.
1. Dampak bagi korban
Dampak cancel culture adalah efek yang ditimbulkan dari seseorang yang menjadi korban, pelaku, hingga pengamat atau penonton dari fenomena cancel culture itu sendiri. Bagi korban, cancel culture akan memberikan dampak psikis yang berat, tetapi di lain sisi membuat korban memahami apa yang menjadi kesalahannya dan melakukan evaluasi.
Buntutnya, akan terjadi praktik bullying kepada korban yang semakin membebani psikis korban itu sendiri. Ini dampak dalam hal kesehatan mental. Sementara itu, kehilangan pekerjaan merupakan dampak lain yang bisa dirasakan oleh korban dalam praktik cancel culture itu sendiri.
2. Dampak bagi pelaku
Tidak selalu korban yang merasakan dampak pada fenomena cancel culture ini, namun juga pelaku yang menggagas cancel culture itu sendiri. Kendati fenomena ini mustahil dilakukan secara indivudu, namun bagi masing-masing pelakunya akan merasakan emosi negatif seperti kesal marah hingga frustasi. Pelaku juga akan mengalami penurunan tingkat empati dan memiliki kecenderungan untuk menolak mendengarkan hingga memahami posisi korban dari cancel culture itu sendiri.
3. Dampak bagi penonton/pengamat
Masyarakat yang menonton atau mengamati fenomena cancel culture juga akan mengalami dampak negatif. Cancel culture adalah fenomena yang negatif, masyarakat yang menyaksikan fenomena ini akan diliputi perasaan takut dan khawatir. Bisa saja suatu saat fenomena ini menimpa dirinya sendiri.
Selain itu, pihak yang mengamati fenomena cancel culture juga bisa mengalami rasa cemas bahwa orang lain akan menemukan suatu hal pada dirinya yang bisa digunakan untuk melawannya di kemudian hari.
4. Terjadinya bullying
Dampak buruk lainnya, selain yang dirasakan oleh pelaku dan masyarakat yang menonton atau mengamati, yaitu bagi korban itu sendiri. Korban akan mengalami bullying, karena ujung dari cancel culture adalah bullying itu sendiri. Hal ini akan sangat berdampak pada kesehatan mental korban tersebut.
5. Kehilangan pekerjaan
Cancel culture adalah sebuah fenomena yang berbahaya, pasalnya salah satu dampak yang bisa terjadi adalah kehilangan pekerjaan. Ambil contoh korban yang menjadi sasaran cancel culture, perusahaan yang menaungi mereka atau brand-brand yang bekerja sama dengannya akan memutus kontrak kerja karena termakan opini publik atau tidak luput dari serangan ancaman boikot massal.
6. Budaya tanpa pertimbangan
Dampak cancel culture adalah efek yang ditimbulkan jika fenomena ini terus terjadi. Salah satu dampak yang bisa memengaruhi tatanan masyarakat adalah dapat memberikan budaya tanpa pertimbangan dan penelurusan lebih lanjut.
Karenanya, tidak jarang kasus cancel culture ini cenderung berat sebelah karena orang-orang menghujat tanpa terlebih dahulu mencari tahu kebenaran atau sudut pandang masalah dari sisi lainnya. Selain itu, orang-orang pun jadi terbiasa mempermalukan orang lain tanpa memikirkan bagaimana perasaan target.
BACA JUGA: Koda adalah: Pengertian, Struktur, Fungsi & Penerapannya
Tips mencegah dampak buruk cancel culture bagi kesehatan mental
Setelah menyimak penjelasan di atas, mulai dari pengertian, dampak hingga contoh cancel culture di Indonesia, Sedulur perlu mengetahui beberapa tips untuk menghindari dampak buruk dari cancel culture itu sendiri, terutama bagi kesehatan mental korban. Berikut tipsnya.
- Biasakan untuk berpikir dua kali sebelum mengunggah suatu konten di media sosial. Ingat, jejak digital tidak akan hilang.
- Hindari mengunggah sesuatu di media sosial saat sedang merasa emosi.
- Biasakan mengkritik orang lain sewajarnya.
- Lakukan detoks media sosial secara berkala, terlebih bila sedang merasa cemas atau kewalahan.
- Curhatlah kepada orang-orang yang dipercaya seperti keluarga atau sahabat, apabila Sedulur menjadi korban cancel culture.
Contoh kasus cancel culture
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa contoh kasus di Indonesia terkait cancel culture. Selebritas seperti Saiful Jamil dan Gofar Hilman misalnya, pernah menjadi korban dari cancel culture itu sendiri. Saiful Jamil setelah keluar dari penjara mendapat sambutan boikot dari masyarakat, imbasnya Saiful Jamil akhirnya tidak bisa muncul lagi di media elektronik atau digital.
Gofar Hilman juga bernasib sama, marak kabar yang belum jelas tentang dugaan pelecehan seksual yang dilakukan olehnya, membuat Gofar harus kehilangan banyak pekerjaan. Mulai dari kontrak dengan brand, hingga kehilangan saham dan didepak dari perusahaan yang dibangunnya sendiri bersama kawan-kawannya. Secara perlahan Gofar pun mulai mundur dan jarang terlihat di media digital dan media elektronik.
Dampak dari cancel culture memang sangat membahayakan, tentu banyak artis dan publik figur lainnya pernah mengalami sebagai korban dalam budaya ini. Baik di Indonesia atau di negara lainnya secara internasional. Fenomena ini memang bertendensi negatif dan memberikan dampak yang buruk bagi banyak aspek kehidupan.
Cancel culture adalah sebuah fenomena populer yang menjerat orang yang tenar, terutama artis dan selebritas. Sebagaimana yang dapat Sedulur baca dalam penjelasan di atas. Semoga penjelasan di atas bisa membuat Sedulur lebih paham terkait istilah dan fenomena yang tengah hangat saat ini.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!