Indonesia kaya akan keberagaman suku dan adat istiadat. Beberapa dilestarikan hingga sekarang seperti suku Baduy dan Samin. Namun, tak sedikit yang sudah dinyatakan punah. Di tahun 2017 lalu, muncul sebuah video yang menunjukkan sesosok manusia kerdil di pedalaman Aceh. Video tersebut direkam oleh komunitas motor yang sedang menjelajah hutan Jalin di Jantho, Aceh Besar.
Setelah viral, orang berspekulasi bahwa mereka adalah bagian dari suku Mante yang dipercaya telah lama tak diketahui keberadaannya. Sampai saat ini mereka hanya dikenal sebagai legenda. Namun, video tersebut seakan jadi harapan bahwa mereka benar-benar masih eksis di dunia. Siapa sih sebenarnya suku Mante? Bagaimana ciri-ciri dan asal-usul mereka? Simak beberapa fakta menariknya di bawah ini.
BACA JUGA: Mengenal Suku Asmat Asli Pedalaman Papua yang Khas & Unik
1. Ciri-ciri fisik suku Mante
Sesuai dengan video yang beredar, suku Mante digambarkan oleh para tetua Aceh sebagai orang-orang berperawakan kerdil dan berkulit cokelat atau sawo matang. Wajah suku Mante pada dasarnya sama dengan orang Indonesia dengan hidung pesek, tetapi kedua alisnya tampak menyatu. Namun, ada pula yang beranggapan keberadaan suku Mante cantik, hanya saja anggapan tersebut belum dapat dibuktikan.
Tinggi suku Mante diperkirakan sekitar 1 meter dengan rambut panjang dan masih menggunakan pakaian ala suku-suku pedalaman yang sangat sederhana hingga tampak setengah telanjang. Mereka juga digambarkan memiliki tubuh kekar berotot, khas suku-suku pedalaman yang kehidupannya lekat dengan aktivitas fisik di alam.
2. Tempat tinggal
Harian Kompas pernah menerbitkan liputan khusus dalam versi cetaknya di tahun 1987 silam. Seperti yang dirangkum dalam Kompas.com, wartawan yang meliput mewawancarai seorang pawang hutan bernama Gusnar Effendy. Ia mengaku pernah bertemu dengan penduduk Mante di belantara pedalaman Lokop, Kabupaten Aceh Timur. Menurutnya, rumah suku Mante adalah gua dan celah gunung. Beberapa nama gua pun ia sebut seperti Gua Bete, Jambur Atang, Jambur Ketibung, dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Getah Nyatu, Kerajinan khas Suku Dayak yang Nyaris Punah
3. Asal-usul
Sejauh ini suku Mante masih jadi legenda di masyarakat Aceh. Para tetua memercayai keberadaan mereka, tetapi mengaku bahwa mereka memang sudah susah ditemukan. Masih mengutip liputan Harian Kompas yang menyarikan kesaksian Gusnar Effendy, pada saat itu populasi mereka hanya tinggal 50 jiwa saja.
Dilansir dari The Jakarta Post, seorang antropolog asal Universitas Sumatra Utara, Fikarwin Zuska menyakini bahwa suku Mante masih mitos dan legenda belaka. Belum ada bukti saintifik yang bisa menunjukkan eksistensi mereka hingga berita tersebut diturunkan.
4. Kaitannya dengan Homo floresiensis
Keberadaan manusia kerdil sempat dibuktikan lewat ditemukannya fosil Homo floresiensis di situs Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur pada awal tahun 2000an seperti yang dilansir WIRED dan National Geographic. H. floresiensis dipercaya memiliki kemiripan dengan manusia, tetapi versi dewasanya bertubuh lebih pendek dan volume otaknya juga lebih kecil dibanding Homo erectus yang dipercaya sebagai cikal bakal manusia saat ini, Homo sapiens.
Namun, statusnya masih jadi perdebatan. Sebagian arkeolog dan ilmuwan membuka kemungkinan bahwa mereka bisa jadi saudara manusia. Namun, satu kubu lagi menganggap karakter mereka berbeda jauh dengan manusia dan lebih mirip dengan simpanse dari volume otak dan postur badannya. Menurut ilmuwan, misalkan ada manusia kerdil, maka volume otaknya akan tetap sama atau mirip dengan Homo sapiens.
Melansir sumber yang sama dari National Geographic, penemuan mirip juga pernah terungkap di tahun 2002. Tepatnya di negara Georgia, bekas pecahan Uni Soviet. Sesosok fosil manusia kerdil ditemukan, tetapi dengan volume otak yang juga sangat kecil hanya 600 cc. Meskipun secara fisik, ia mirip dengan Homo erectus. Teori yang paling mungkin untuk menjelaskan fenomena ini adalah, manusia-manusia kerdil tersebut berasal dari Afrika dan bermigrasi ke arah Asia, hingga sejauh Pulau Flores. Fosil mereka pun diperkirakan lebih tua dari fosil Homo erectus. Sampai saat ini sosok manusia kerdil atau hominid ini belum dimasukkan dalam silsilah cikal bakal spesies mana pun.
BACA JUGA: Daftar Negara di Benua Eropa serta Suku dan Karakter Iklimnya
5. Cara hidup
Tidak ada sumber khusus yang bisa menjabarkan bagaimana suku Mante bertahan hidup di hutan. Namun, merujuk pada kebanyakan suku pedalaman di dunia, bila memang mereka nyata adanya, kemungkinan besar mereka hidup dengan cara bercocok tanam dan berburu di hutan. Mereka hidup jauh dari peradaban manusia dan itulah kenapa suku Mante takut manusia atau berlari menjauh saat didekati oleh pengendara motor yang tak sengaja melihat aktivitasnya.
6. Fakta tentang keberadaannya berdasarkan rekam sejarah
Tak banyak hal yang bisa diulik dari suku Mante. Ia hanya pernah disebut dalam buku De Atjehers yang ditulis Christian Snouck Hurgronje. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1895 dan sebenarnya membahas seluk beluk warga Aceh dari segi politik, sosial, dan ekonomi. Dilansir dari Buku Kumpulan Karangan Snouck Hurgronje yang ditulis Soedarso Soekarno pada tahun 1999, kata “mante” disebut dalam sebuah halaman dan diartikan sebagai orang yang tinggal di hutan. Inilah mungkin yang kemudian menjadi asal-usul munculnya legenda suku Mante adalah suku yang tinggal di hutan pedalaman Aceh.
Teuku Kemal Fasya dalam Aceh Anthropological Journal Universitas Malikussaleh berargumen bahwa suku Mante adalah istilah etnografi. Artinya, keberadaannya dipercaya oleh masyarakat, tetapi tidak terbukti secara arkeologi. Seperti yang kita tahu, kebanyakan sumber yang menyebutkan suku Mante berasal dari Aceh adalah kesaksian orang. Namun, tidak pernah ada bukti empiris yang menunjukkan suku Mante asal dari mana. Dalam jurnal tersebut, sang penulis juga menekankan bahwa sebagian besar masyarakat Aceh berasal dari etnik Gayo yang secara keilmuwan arkeologi masuk dalam spesies Homo sapiens.
BACA JUGA: 10 Suku Bangsa di Indonesia Ciri Khas & Asal Daerahnya
7. Respon pemerintah
Bila kalangan ilmuwan masih pesimis dengan kebenaran wujud suku Mante, lain halnya dengan respon pemerintah. Sejak kemunculan video tersebut pada Maret 2017, seperti dilansir Tempo, Gubernur Aceh saat itu, Zaini Abdullah yang dimintai keterangan menyambut baik dan bahkan berjanji akan melindungi keberadaan mereka bila memang eksistensinya nanti ditemukan. Ia juga mengaku sudah menurunkan tim untuk menelusuri keberadaan mereka. Sejauh ini belum ada rilis resmi dari perkembangan penelusuran suku tersebut.
8. Suku kerdil lain di dunia
Suku atau komunitas etnik kerdil sebenarnya banyak ditemukan di sepanjang garis khatulistiwa di Afrika dan Asia Tenggara. Mereka dikenal dengan sebutan pygmy atau pygmies menurut Cambridge English Dictionary.
Beda dengan suku Mante kecil, pygmies di Afrika bisa dilihat keberadaan dan diamati langsung kehidupannya. Majalah sains Smithsonian misalnya, meliput kehidupan etnik Baka yang mendiami hutan hujan Kamerun. Mereka tercatat sudah hidup ratusan ribu tahun di kawasan garis khatulistiwa Afrika, mulai dari Kamerun hingga Uganda.
Jumlah mereka tersisa sekitar 250 ribu jiwa menurut laporan tahun 2008 tersebut. Liputan itu juga menunjukkan bahwa orang-orang Baka tersebut tinggal di tepian sungai dan masih mempertahankan budaya serta kepercayaan mereka. Termasuk salah satunya mengikis gigi agar tampak cantik. Mereka memiliki bahasa sendiri dan beberapa di antaranya bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang terbatas.
Itu beberapa hal menarik dari suku Mante. Sejauh ini suk Mante asli masih jadi legenda karena tidak ada bukti fisik yang menunjukkan keberadaan mereka selain video dan kesaksian beberapa orang. Percaya atau tidaknya dengan eksistensi mereka, semua ada di tangan Sedulur.