Masjid Agung Bangkalan: Lokasi, Pesona, dan Sejarahnya

Bangkalan adalah kota di Madura, Provinsi Jawa Timur yang menyajikan beberapa objek wisata menarik, termasuk objek wisata religi. Salah satu tempat wisata religi yang bisa ditemukan dan wajib untuk dikunjungi adalah Masjid Agung Bangkalan.

Banyak sumber mengatakan jika Masjid Agung Bangkalan termasuk salah satu masjid bersejarah yang ada di Pulau Madura, khususnya di Kabupaten Bangkalan. Masjid ini menjadi salah satu warisan sejarah kerajaan Islam yang dulunya berdiri di wilayah Madura.

Ya, berlibur dan berwisata di daerah Madura memang tidak lengkap rasanya tanpa mengunjungi Masjid Agung Bangkalan. Namun sebelum itu, ada baiknya bagi Sedulur untuk mengetahui secara lebih mengenai objek wisata religi yang satu ini!

BACA JUGA: Pantai Goa Petapa, Hidden Gem dengan View Jembatan Suromadu

Masjid Agung Bangkalan

masjid agung bangkalan
TvOne/Dimas Farik

Masjid Agung Bangkalan sebenarnya memiliki nama resmi Masjid Agung Sultan Kadirun Bangkalan, dinisbatkan pada nama dari sosok pendirinya. Kendati demikian, sampai saat ini masjid ini lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Bangkalan oleh masyarakat.

Dilansir dari situs simas Kementerian Agama Republik Indonesia, Masjid Agung Bangkalan pertama kali didirikan oleh Sultan R.abd Kadirun pada tahun 1819 silam. Pembangunan dari Masjid Agung Kota ini memang tidak bisa dipisahkan dengan sejarah di Madura.

Terutama sejarah perpindahan pusat pemerintahan kerajaan di Madura untuk yang pertama kalinya. Masjid Agung yang satu ini didirikan di atas lahan seluas 11.527 meter persegi dengan luas bangunan yang  mencapai 3000 m persegi. Masjid tersebut juga diklaim mampu menampung hingga 5.000 jemaah.

Lokasi Masjid Agung Bangkalan

Bisa dibilang jika lokasi dari Masjid Agung Bangkalan terletak di pusat Kota Bangkalan, tepatnya berada di Jalan Sultan R Jl. Sultan Abd. Kadirun No.5, Demangan Barat, Demangan, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Lokasinya yang dekat dengan pusat kota tersebut, tentu saja membuatnya mudah diakses oleh warga setempat maupun wisatawan yang berkunjung ke Bangkalan. Sedulur tidak perlu kerepotan menggunakan bantuan aplikasi peta atau bertanya orang-orang mengenai lokasi dari masjid ini.

Jam Operasional

Sama halnya seperti kebanyakan objek wisata religi berupa Masjid Agung yang lainnya, Masjid Agung Bangkalan ini buka setiap hari selama 24 penuh. Dengan begitu, tentu saja Sedulur bisa datang kapan saja sesuai waktu luang yang dimiliki.

Hanya saja, pada waktu-waktu tertentu seperti saat Sholat Jumat, Masjid Agung ini akan dipadati oleh jamaah. Jadi jika tujuan kedatangan Sedulur untuk beribadah dengan khidmat sembari mengagumi keindahan masjid, disarankan untuk menghindari waktu-waktu yang padat.

Gaya Arsitektur

Bisa dibilang jika masjid yang satu ini menggunakan gaya arsitektur yang mengadopsi gaya arsitektur khas Jawa. Jadi tidak heran jika atap dari masjid ini memiliki bentuk yang berbeda dari kebanyakan bangunan masjid pada umumnya.

Semenjak Pangeran Cakraadiningrat ke IV yang memerintah mulai pada 1718 sampai 1745 yang disebut Sidingkap ditangkap dan dibuang oleh Belanda pada tahun 1747, Desa Sembilangan dipindah ke Desa Kraton Bangkalan dengan diawali oleh 3 bangunan utama. 3 bangunan tersebut terdiri dari berikut.

  • Bangunan tempat ibadah atau masjid (sebelah barat)
  • Bangunan Paseban (di bagian tengah)
  • Bangunan Kraton (sebelah timur)

BACA JUGA: Dira Park Jember: Ragam Wahana, Harga Tiket dan Jam Buka

Sejarah Masjid Agung Bangkalan

masjid agung bangkalan
Unsplash/SR

Seiring dengan berjalannya waktu, tahun 1847 pemerintahan yang semula berbentuk kerajaan diubah menjadi pemerintahan kesultanan yang dipimpin oleh Sultan R. Abd. Kadirun. Nah, sejak itulah Masjid Agung Bangkalan mengalami beberapa kali perbaikan bangunan.

Meskipun begitu, perbaikan yang dilakukan selalu mempertahankan keaslian dari bangunan tersebut. Sampai saat ini, tampilan bangunan dari Bangunan Masjid Agung Bangkalan masih tetap sama seperti pertama kali dibangun.

Pemugaran yang Dilakukan

Pada tahun 1950, terjadi gempa bumi yang membuat masjid tersebut mengalami kerusakan berat, terutama pada bagian serambi. Kemudian dilakukan pemugaran untuk ketiga kalinya yang dilakukan oleh Bupati Tjakraningrat.

Lalu pada tahun 1965, Masjid Agung ini dianggap sudah tidak mampu menampung jumlah jamaah yang semakin membludak, terutama ketika dilangsungkan Ibadah Sholat Jumat dan Sholat Ied. Dari situlah timbul rencana memperluas area masjid oleh Panitia Besar Pembangunan Masjid Jami Kota Bangkalan.

Fasilitas yang Tersedia

Masjid Agung Bangkalan memiliki beragam fasilitas untuk memenuhi kebutuhan jamaah dan masyarakat sekitarnya. Berikut adalah beberapa fasilitas yang biasanya tersedia di masjid ini.

  • Area ibadah utama yang luas dan nyaman untuk melaksanakan sholat lima waktu, sholat Jumat, dan ibadah lainnya.
  • Ruang wudhu yang bersih dan nyaman dengan fasilitas air mengalir untuk memudahkan jamaah dalam berwudhu sebelum melaksanakan ibadah.
  • Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat agar jamaah dapat parkir dengan nyaman saat berkunjung ke masjid.
  • Ruangan serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan, sosial, dan pendidikan seperti pengajian, seminar, dan ceramah agama.
  • Fasilitas kesehatan sederhana seperti tempat pertolongan pertama atau pos kesehatan untuk memberikan bantuan medis darurat kepada jamaah yang membutuhkan.

Tips Berkunjung

Jika Sedulur berencana untuk berkunjung ke Masjid Agung Bangkalan, maka berikut ini ada beberapa tips yang mungkin akan berguna.

  • Kenakan pakaian yang sopan dan sesuai dengan aturan masjid. Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat atau transparan.
  • Jika tujuan adalah untuk melaksanakan sholat, pastikan untuk memperhatikan waktu sholat dan datang tepat waktu.
  • Sebelum memasuki masjid, pastikan untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual. Jika perlu, lakukan wudhu di ruang wudhu yang tersedia.
  • Hormati aturan dan ketentuan yang berlaku di masjid. Hal ini termasuk menjaga kebersihan, tidak membuat kebisingan, dan menghormati ruang ibadah.
  • Selama di dalam masjid, hindari berbicara dengan suara keras atau melakukan aktivitas yang mengganggu kekhusyukan jamaah lainnya.

Oia, apabila Sedulur ingin beribadah dan berwisata religi dalam tempo waktu yang cukup lama di Masjid Agung Bangkalan. Jangan lupa untuk persiapkan perbekalan ringan seperti air mineral seperti Air Minum Pirlo. Sedulur bisa merasakan kesegaran dalam setiap aktivitas tanpa perlu khawatir dehidrasi dan kekurangan cairan.

Dengan kemasan yang praktis dan mudah dibawa kemanapun, Pirlo juga menjadi solusi untuk menemani Sedulur bepergian. Belum lagi, harganya yang terjangkau dan tersedia di toko kelontong serta SuperApp.

Masjid Agung Bangkalan tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, keagamaan, dan budaya yang penting bagi masyarakat Bangkalan. Jika Sedulur berkunjung ke Bangkalan, jangan lupa untuk mengagumi keindahan dan keberadaan Masjid Agung ini!