Sumpah Palapa merupakan bagian penting dalam sejarah Indonesia. Sebuah pernyataan dan sumpah yang disampaikan oleh Patih Gajah Mada saat diangkat menjadi seorang Patih Amangkubhumi Majapahit pada tahun 1336 M. Peran dan kontribusi Gajah Mada bagi Majapahit sangat besar.
Seorang Panglima Perang dan Tokoh penting di Majapahit yang membuat Kerajaan Majapahit memiliki kekuasaan luas, bahkan lebih luas dari Indonesia saat ini. Bagaimana sejarah terkait Sumpah Palapa dan dampaknya? Yuk, kita simak penjelasannya di bawah ini.
BACA JUGA: 15 Tempat Bersejarah di Indonesia Terpopuler, Wajib Dikunjungi!
Sejarah Sumpah Palapa
Sebelum masuk ke pembahasan isi Sumpah Palapa dan artinya, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu sejarahnya. Para ahli menjelahkan bahwa Amukti Palapa berart memakan buah palapa. Sementara buah palapa sendiri belum diketahui bentuk dan rasanya, namun para ahli telah mengetahuinya.
Pakar lain menjelaskan kata palapa dalam Amukti Palapa itu sama halnya dengan kata palapan atau palapa dalam bahasa Jawa kuno. Palapan secara bahasa berarti sifat yang menarik, memikat hati, dan mendatangkan kebaikan. Kata palapan ini juga dimaknai sebagai kesenangan atau istirahat yang dinikmati seseorang setelah mengerjakan tugas-tugasnya.
Sementara Muhammad Yamin dalam buku Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara memberikan penjelasan yang lebin rinci terkait makna Sumpah Palapa. Menurutnya, Sumpah Palapa berarti Gajah Mada memberikan batasan dan pantangan pada dirinya untuk tidak bersenang-senang sebelum berhasil mencapai cita-cita demi negara.
Isi Sumpah Palapa
Isi Sumpah Palapa tercantum dalam Kitab Pararaton. Namu di dalam Pararton sendiri tidak disampaikan bahwa Amukti Palapa bukan merupakan sebuah sumpah. Adapun Sumpah Palapa berisi tentang keteguhan hati seorang Gajah Mada. Isi dari Sumpah Palapa yaitu:
“Lamun huwus kalah Nuswantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palap.”
Artinya sendiri adalah sebagai berikut:
“Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa.”
Sebab diucapkannya Sumpah Palapa
Sumpah Palapa memiliki arti keteguhan hati seorang Gajah Mada sebagai Patih untuk mempersatukan Majapahit dan meluaskan wilayah kekuasaannya. Keteguhan terebut bukan tanpa sebab. Salah satunya akibat beberapa kejadian pemberontakan dan perlawanan. Salah satu yang menyebalkan adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Ra Kuti.
Pemberontakan Ra Kuti termasuk pemberontakan besar pada masa Majapahit. Akibat pemberontakan ini, Raja harus mengungsi ke Badander. Namun pada akhirnya pemberontakan itu berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada, dan Raja pun bisa kembali ke Istana.
Dalam kitab Pararaton disebutkan, Gajah Mada berhenti sebagai kepala pasukan Bhayangkara usai memadamkan pemberontakan. Selang dua bulan kemudian, Gajah Mada diangkat menjadi patih di Kahuripan selama dua tahun. Berikutnya terjadi lagi pemberontakan di Majapahit.
Keberhasilan pun didapatkan oleh Gajah Mada, Gajah Mada berhasil memadamkan pemberontakannya itu. Saat itu, Majapahit berada di bawah kekuasaan Ratu Tribuwana Tunggadewi. Sang ratu lantas melantik Gajah Mada menjadi Patih Amangkhubumi. Saat pelantikan itulah Gajah Mada mengucapkan Amukti Palapa atau Sumpah Palapa.
Sumpah tersebut membuat Gajah Mada mendapat cibiran dari para menteri dan pembesar kerajaan yang mendengarnya. Bahkan, Arya Tadah yang merupakan Mahapatih sebelum Gajah Mada juga ikut menertawakan. Penertawaan itu tidak lain hanya karena ucapan Gajah Mada amat berat dan mustahil diwujudkan.
Namun, sikap para pembesar itu justru menjadi cambuk bagi Gajah Mada untuk mewujudkan keteguhannya yang sudah diucapkan. Dari sebabnya di atas, tentu kita bisa paham pada masanya mempertahan kesatuan merupakan bagian penting bagi keberlangsungan sebuah kerajaan.
Hal tersebut juga bisa kita lihat hingga saat ini. Pemerintah Indonesia pun akan siap melakukan apapun untuk menjaga kestabilan dan kedamaian nasional. Demi menjaga Kesatuan Negara Republik Indonesia, pemerintah beserta berbagai pihak termasuk masyarakat, wajib menjaga keamanan negara.
Amukti Palapa adalah salah satu peristiwa yang memuat nilai-nilai tersebut. Akibat nilainya yang amat penting itu, pemerintah menjadikannya sebagai landasan untuk menjaga keharmonisan dan kedamaian Indonesia.
BACA JUGA: Sejarah Bedirinya Kerajaan Majapahit Hingga Keruntuhannya
Kata Nusantara dalam Sumpah Palapa
Sumpah Palapa dikumandangkan oleh Patih Gajah Mada dengan tegas dan dalam sumpah tersebut diucapakn sebuah wilayah yang bernaman Nuswantara atau Nusantara. Ini yang menjadi cikal bakal munculnya kalimat Nusantara, yang menjadi kata lain merujuk pada Indonesia.
Nusantara sendiri terdiri dari kata nusa dan antara, yang berasal dari bahasa Sansekerta. Nusa sendiri berarti pulau sementara antara yang berarti seberang. Secara politis sendiri, Nusantara adalah gugusan pulau yang terdapat di Benua Asia dan Australia, bahkan hingga Semenanjung Malaya.
Dalam isi sumpah yang disampaikan, disebut beberapa daerah seperti Tanjung Pura, Pahang, Bali, Sunda, Palembang, hingga Tumasik (Singapura kini). Para ahli menyampaikan bahwa yang disebut Nuswantara dalam Palapa merujuk pada daerah-daerah yang disebutkan.
Nah itulah penjelasan terkait sebab musabab Sumpah Palapa yang menjadi titik penting dalam sejarah Indonesia. Semoga penjelasan kali ini bisa menambah wawasan sejarah Sedulur sehingga bisa semakin mencintai Indonesia itu sendiri.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.