Wanita akan mengalami siklus menstruasi pada setiap bulannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa perubahan dalam organ reproduksi yang didorong oleh beberapa hormon. Wanita akan mengalami kondisi ini setiap bulan jika kondisinya normal, dimulai dari masa pubertas sampai memasuki masa menopause.
Dalam kondisi haid yang tidak normal, seseorang bisa saja mengalami berbagai gejala dari yang ringan hingga berat. Gejala tersebut bisa saja sebentar dan juga lama. Tak hanya itu saja, daur haid yang dimiliki setiap wanita itu berbeda. Ada wanita yang mengalaminya dengan cepat, ada pula yang lambat. Berikut adalah beberapa penjelasan beserta gambar siklus menstruasi yang bisa Sedulur pelajari selengkapnya.
BACA JUGA: Ketahui Cara Menghitung Masa Subur Setelah Haid, Akurat!
1. Terjadinya siklus menstruasi
Dalam materi siklus menstruasi biologi yang dipelajari oleh siswa sekolah, kondisi ini ditandai dengan lapisan dinding rahim yang meluruh. Sehingga, akan terjadi sebuah pendarahan yang akan keluar melalui vagina. Sebelum hal tersebut terjadi, tentunya ada beberapa proses yang terlebih dahulu harus dilewati.
Pada tahap awal, sel telur akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) yang kemudian menempel pada dinding rahim. Saat sel telur menempel, ia akan menunggu untuk dibuahi oleh sel sperma yang dimiliki oleh laki-laki. Seraya menunggu adanya sel sperma yang datang, dinding rahim akan mempersiapkan diri untuk menghadapi kehamilan dengan cara menebalkan jaringannya. Sel telur bisa dibuahi jika ada sel sperma yang masuk. Setelah itu, janin akan berkembang di dalam rahim.
Namun, jika sel telur tidak segera dibuahi, maka jaringan dinding rahim yang menebal tersebut akan rontok dan luruh secara perlahan. Ketika luruh, proses tersebut akan dikeluarkan lewat vagina. Proses tersebutlah yang menyebabkan seorang wanita mengalami haid dan akan terus berulang setiap bulannya hingga selesai.
Biasanya, fase haid terjadi selama 3-7 hari. Darah haid akan meluruh akibat lapisan dinding rahim dan sel telur yang rontok. Darah yang keluar selama masa haid tiba normalnya berkisar antara 30-40 ml. Darah akan keluar lebih banyak selama tiga hari pertama. Wanita akan merasakan kram atau nyeri pada bagian punggung, panggul dan perut. Hal tersebut bisa terjadi karena kontraksi rahim dan hormon prostaglandin yang meningkat selama haid.
2. Fase pra ovulasi dan ovulasi
Seperti yang telah diketahui, siklus menstruasi dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase fase haid, fase pra ovulasi dan ovulasi, dan pre-mens. Setelah mengetahui tahapan pertama pada fase haid, selanjutnya adalah fase pra ovulasi dan ovulasi. Pada fase ini, jaringan dinding rahim akan menebal kembali setelah sempat luruh. Hal ini difungsikan untuk mempersiapkan rahim agar bisa kembali ditempati oleh sel telur bilamana ada pembuahan yang terjadi oleh sel sperma. Fase ini bisa terjadi saat masa ovulasi atau masa subur.
Sel telur akan keluar setelah folikel dominan memecah. Setelah itu, ia akan bergerak menuju rahim melalui tuba falopi. Sampai 24 jam setelah dikeluarkan, sel telur dapat dibuahi. Sebaiknya, pasangan suami istri melakukan hubungan seks pada fase ini atau menjelangnya jika ingin program membuat anak berhasil. Masa ini merupakan waktu terbaik yang memungkinkan pembuahan dapat terjadi. Tak hanya itu, sperma bisa bertahan di dalam rahim selama kurang lebih 3-5 hari.
BACA JUGA: Perhatikan 19 Ciri Ciri Hamil Sebelum Telat Haid, Jarang Disadari
3. Fase pre menstruasi
Setelah mengetahui dan mengerti gambar siklus menstruasi dan penjelasannya, tentunya disana juga disebutkan mengenai 3 fase yang ada. Pada fase terakhir ini, dinding rahim semakin tebal lapisannya. Folikel yang pecah dan mengeluarkan sel telur merupakan penyebabnya. Kemudian, sel telur tersebut akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum merupakan jaringan yang berperan dalam produksi hormon progesteron dan terbentuk di ovarium. Kondisi ini juga membuat semakin tebalnya lapisan dinding rahim. Wanita akan mulai merasa gejala PMS seperti perubahan kondisi fisik dan emosi yang tidak stabil jika tidak terjadi pembuahan.
4. Siklus menstruasi normal
Pada setiap wanita, tentunya fase yang dialami tidak sama satu sama lain. Sesudah memahami arti dari siklus menstruasi dan kehamilan, maka berikutnya adalah mengetahui bagaimana fase haid yang normal. Umunya, wanita mengalami haid setiap 21 sampai 35 hari dan dapat berlangsung kurang lebih tiga sampai tujuh hari.
Fase yang akan didapatkan seorang wanita cenderung panjang ketika tahun pertama periode haid dimulai. Seiring bertambahnya usia, masa haidnya akan memendek dan berkurang. Jika pada setiap bulannya memiliki periode yang teratur, maka itu disebut dengan kondisi yang normal.
BACA JUGA: 12+ Penyebab dan Cara Mempercepat Haid yang Lebih dari Tujuh Hari
5. Siklus haid yang tidak normal
Pada umumnya, wanita mengalami periode haid selama tiga hingga tujuh hari. Dalam kondisi yang tidak normal, dapat ditandai dengan hal dibawah ini:
- Secara berurutan melewatkan tiga atau lebih periode haid
- Haid mengalir lebih deras atau lebih pendek dari biasanya
- Lebih dari tujuh hari periode haid berlangsung
- Saat haid disertai dengan mual, muntah, dan kram
- Mengalami bercak atau pendarahan yang terjadi diluar periode. Hal tersebut bisa terjadi setelah proses berhentinya siklus menstruasi pada wanita usia lanjut dan ketika berhubungan seks
6. Gangguan menstruasi yang bisa menyebabkan siklus tidak normal
Jika periode haid tidak normal seperti yang disampaikan diatas, maka bisa menjadi tanda adanya gangguan dalam datang bulan seperti berikut ini:
- Oligomenore; terjadi jika seorang wanita jarang mengalami haid
- Dismenore; istilah saat seseorang mengalami rasa kram dan nyeri yang parah saat haid
- Pendarahan uterus; ketika periode haid menjadi tidak teratur dan bisa berlangsung selama lebih dari tujuh hari
- Amenore; terjadi ketika seorang wanita tidak mengalami haid selama 90 hari atau lebih, kecuali wanita yang mengalami menopause, hamil, dan menyusui.
BACA JUGA: Begini Arti Haid Menurut Hari, Tanggal, Waktu Primbon Jawa
7. Gejala haid yang biasa terjadi
Adapun beberapa gejala haid yang biasa terjadi dan normal adalah berikut ini:
- Kram pada perut bagian bawah dan punggung
- Muncul jerawat
- Perubahan mood
- Payudara sensitif
- Perut kembung
- Kesulitan untuk tidur
- Ngidam makanan
Pada gejala haid berupa kram pada bagian bawah perut, bisa dicegah dengan mengetahui terlebih dahulu cara menghitung siklus menstruasi. Jika mengalami kondisi yang parah sampai menghambat aktivitas sehari-hari, bisa jadi Sedulur mengalami PMDD atau Premenstrual dysphoric disorder yang jauh lebih parah dari PMS.
8. Cara agar siklus menstruasi lancar
Setelah mengetahui siklus menstruasi berapa hari, terdapat beberapa cara agar periode menjadi lancar. Salah satunya adalah dengan mengelola stress yang baik. Selain itu, rutin melakukan olahraga juga bisa membuat haid menjadi lebih lancar lagi, disamping membuat tubuh menjadi lebih bugar. Kemudian, jangan lupa untuk selalu menjaga pola makan yang sehat dan tidur yang cukup.
Itu dia beberapa hal penting mengenai siklus menstruasi yang perlu dipahami oleh Sedulur, baik pria maupun wanita. Jangan lupa untuk selalu menghitung dan mencatat periode haid setiap bulannya untuk mengetahui apakah periode yang sedang dijalani termasuk normal atau tidak normal. Jika termasuk tidak normal, hindari hal-hal yang bisa menyebabkan periode tidak lancar. Semoga bermanfaat!