hujan orografis

Hujan orografis adalah hujan yang umumnya terjadi di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Karakter hujan ini berbeda dengan beberapa hujan lain karena tetesan airnya memiliki kemungkinan berupa es sehingga bisa menyebabkan hujan es. Terjadinya hujan orografis disebabkan beberapa faktor sepertti perbedaan suhu, kadar air, dan ketinggian suatu wilayah.

Hujan orografis tentunya memiliki hubungan erat dengan topografi daratan Indonesia yang didominasi dengan dataran tinggi dan dataran rendah. Pertemuan dataran ini yang akan menghasilkan hujan orografis. Nah, agar lebih memahami tentang apa itu hujan orografis dan bagaimana proses terjadinya? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!

BACA JUGA : Perbedaan Modus Ponens, Modus Tollens dan Silogisme

Pengertian hujan orografis

hujan orografis
Freepik

Hujan orografis merupakan hujan yang terjadi karena adanya angin yang mengandung uap air yang bergerak secara horizontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, yang akan  membuat suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi.

Hujan ini umumnya terjadi di daerah pegunungan. Hujan ini juga dapat terjadi karena adanya kenaikan udara yang mengandung uap air dari daerah lembah menuju ke atas karena terbawa oleh angin. Naiknya udara yang mengandung uap air menuju ke atas akan menyebabkan terjadinya penurunan suhu di atas gunung. Proses ini lantas memunculkan kondensasi udara hingga akhirnya menyebabkan hujan. Hujan inilah yang disebut sebagai hujan orografis.

Karakteristik

Adapun karakteristik dari jenis hujan ini di antaranya yaitu sebagai berikut.

  • Terjadi di daerah gunung atau wilayah pegunungan.
  • Pada dasarnya terjadinya hujan ini dikarenakan oleh angin fohn.
  • Terjadi karena adanya udara yang mengandung uap air naik ke atas gunung.
  • Turunnya air di lereng gunung.

BACA JUGA : Mengenal Hewan Endemik Asal Kalimantan yang Mempesona

Penyebab hujan orografis

BMKG

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, hujan orografis merupakan hujan yang terjadi di daerah pegunungan. Hujan orografis terjadi karena udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin menaiki lereng pegunungan. Semakin ke atas maka akan semakin dingin juga yang menyebabkan terjadinya kondensasi, terbentuklah sebuah awan hitam atau titik-titik air. Lama kelamaan, titik-titik air ini akan mengalami kejenuhan yang pada akhirnya turunlah hujan. Hujan yang jatuh pada lereng yang dilaluinya disebut dengan hujan orografis.

Kondisi suhu pegunungan yang dingin, dapat menghasilkan hujan salju. Kondisi yang berbeda di lereng yang berlawanan, bertiup angin jatuh yang kering dan disebut daerah bayangan hujan. Beberapa kondisi daerah bayangan hujan terjadi curah hujan biasanya rendah. 

Proses terjadinya hujan orografis

Freepik

Berikut proses dan kronologi terjadinya hujan jenis orografis yang dapat Sedulur pahami.

  1. Di daerah pegunungan terdapat udara yang mengandung uap air di sekitar pegunungan tersebut.
  2. Terdapat angin fohn yang ada di sekitar wilayah gunung tersebut yang menyebabkan udara yang mengandung uap air tersebut bergerak ke atas pegunungan, mendaki lereng, dan semakin tinggi.
  3. Semakin tinggi uap air yang yang dibawa oleh angin tersebut maka akan semakin mengalami pengembunan. Hal ini disebabkan karena udara di atas semakin dingin sehingga uap air yang melintas di sana akan mengalami pengembunan atau kondensasi.
  4. Pengembunan atau kondensasi ini akan membentuk sebuah awan hitam atau titik air di udara.
  5. Setelah mengalami kejenuhan, titik- titik air yang berada di atas akan mengalami kejenuhan sehingga menurunkan kandungan air yang berada di dalamnya.
  6. Titik- titik air yang jatuh inilah yang disebut dengan hujan. Hujan yang terjadi ini disebut dengan hujan orografis.

Manfaat hujan orografis

Freepik

Dilansir dari situs Ilmugeografi.com, hujan orografis memiliki banyak manfaat. Di antaranya yaitu sebagai berikut.

  • Memperbaiki kualitas udara yang berada di sekitar lokasi hujan.
  • Mengurangi polusi udara.
  • Meningkatkan ekonomi manusia, yakni yang berperan dalam bidang cocok tanam.
  • Meningkatkan produktivitas manusia, yakni yang mempunyai mata pencaharian sebagai petani atau nelayan.
  • Mencegah terjadinya kekeringan karena menyimpan cadangan air hujan.
  • Memberikan persediaan air bersih.
  • Menambah persediaan air tanah.
  • Mendukung keberhasilan dalam bidang pertanian dan perkebunan.
  • Menjaga agar lingkungan tetap subur.
  • Menyuburkan tanah karena selalu basah.
  • Menjaga kelestarian hutan.
  • Menjaga kelangsungan hidup makhluk hidup yakni manusia, binatang, dan juga tumbuh-tumbuhan.
  • Salah satu sumber tenaga listrik.
  • Sebagai salah atau sumber energi.
  • Menyirami tanaman sehingga terlihat hijau dan subur.

BACA JUGA : Pola Aliran Sungai: Pengertian, Jenis, Bentuk & Prosesnya

Dampak buruk

Freepik

Selain memiliki banyak manfaat, hujan ini juga memiliki dampak negative lho Sedulur. Berikut dampak hujan orografis yang perlu Sedulur ketahui.

  • Mempengaruhi penentuan bentuk tanah yang bersifat kimiawi dan sebagian bersifat mekanis. Bersifat kimiawi karena air hujan bukan air murni.  
  • Di atmosfer air hujan menyerap gas-gas atmosfer, yaitu gas oksigen, gas nitrogen, dan karbon dioksida. Disamping gas-gas ini, air hujan menyerap sejumlah asam nitrat, asam belerang, garam-garam, mikroorganisme, dan debu. Sehingga menentukan kualitas tanah di pegunungan. 
  • Proses mekanis air hujan yaitu air hujan turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah sehingga terbentuk selokan. Hujan yang turun dengan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik yang daya angkutnya sama dengan sungai. 
  • Jika diatas tanah tumbuh pepohonan dan semak belukar, maka tanah ini tidak akan hanyut oleh air hujan. Jika tanah tidak terlindung oleh pepohonan, maka mudah hanyut oleh air hujan.

Jenis-jenis hujan

hujan orografis
Detik

Selain hujan orografis, ternyata terdapat beberapa jenis hujan yang dikelompokkkan berdasarkan proses terjadinya. Apa saja jenis hujan tersebut? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!

1. Hujan frontal

Jenis hujan yang pertama yaitu  hujan frontal. Hujan frontal adalah jenis hujan yang terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara hangat yang cukup besar dengan massa udara dingin yang cukup besar juga. Dari pertemuan inilah, akan terjadi hujan yang dinamakan dengan hujan frontal. Tak hanya itu, pertemuan antara dua massa itu juga menyebabkan terjadinya turbulensi.

2. Hujan konvektif

Hujan konvektif merupakan proses hujan yang terjadi karena adanya ketidaksamaan panas antara lapisan udara dan permukaan tanah. Semakin tinggi di atmosfer, maka udara dengan suhu yang tinggi akan berubah menjadi udara dingin, sampai uap air mengembun akhirnya mulai membentuk awan kumulus yang jatuh sebagai hujan. Akan tetapi, jenis hujan ini tidak terjadi di seluruh daerah, tetapi hanya di sebagian kecil saja. 

3. Hujan orografis

Curah hujan geologis atau orografis terjadi di sisi angin pegunungan dan disebabkan oleh pergerakan skala besar udara lembab di atas pegunungan, sehingga mengakibatkan pendinginan dan kondensasi adiabatik. Di wilayah pegunungan, umumnya mempunyai angin yang relatif stabil (seperti angin pasat). Selain itu, daerah pegunungan juga memiliki iklim yang lebih basah dan seringkali lebih menonjol di sisi pegunungan yang melawan arah angin dibandingkan dengan sisi arah angin.

4. Hujan muson

Hujan muson merupakan salah satu jenis hujan yang disebabkan oleh angin muson atau angin yang menimbulkan hujan dan musim kemarau. Angin muson ini bertiup dari daratan Asia ke Australia dengan variasi musiman. Ketika angin ini melintasi lautan, akan ada banyak uap air dan hujan. Hujan ini biasanya turun di beberapa wilayah India, Asia Tenggara dan beberapa daerah lainnya.

5. Hujan siklon

Hujan siklon memiliki dampak positif bagi semua makhluk hidup dan diharapkan oleh semua makhluk hidup di bumi. Biasanya terjadi di daerah yang dilintasi oleh garis khatulistiwa. Hujan ini dimulai dengan awan yang sangat gelap. Faktor yang menentukan dari hujan ini dapat dilihat adanya sebagian  awan gelap yang tiba-tiba dan menghasilkan hujan yang sangat deras.

6. Hujan asam

Hujan asam merupakan jenis hujan yang terjadi karena karbondioksida di udara (CO2) terlarut dalam air hujan. Hasil senyawa tersebut akan mengubah air menjadi lebih asam dengan pH lebih rendah dari biasanya, di bawah angka 5,6. Sementara itu, air hujan normal memiliki pH 6 hingga 7.

Penyebab terjadinya hujan asam dapat berupa letusan gunung berapi atau pembakaran bahan bakar fosil dari proses di pembangkit listrik dan kendaraan bermotor, mesin, bahan bakar alat berat, industri manufaktur, kilang dan faktor lainnya.

7. Hujan buatan

Tidak seperti jenis lainnya, hujan ini buatan manusia dengan teknik menciptakan lebih banyak hujan. Biasanya dilakukan karena tidak pernah hujan atau untuk memadamkan api yang biasanya terjadi pada kebakaran hutan.

Demikianlah rangkuman informasi tentang pengertian hujan orografis, proses terjadi dan juga karakteristiknya. Tak hanya hujan orografis, ternyata hujan memiliki beberapa jenis lain seperti hujan asam dan hujan siklon. Di tengah cuaca yang masuk musim penghujan seperti sekarang ini, mengetahui karakter dan jenis hujan memang bisa menjadi ilmu yang bermanfaat untuk Sedulur.