Fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan yang dibuat oleh manusia. Cerita yang ada dibangun dari imajinasi manusia yang tidak terjadi secara nyata. Meski penulis membuat cerita berdasarkan pengalaman atau referensi tertentu, fiksi hadir dengan banyak bumbu imajinasi sehingga pengalaman tadi hanya bersifat tambahan atau sebuah inspirasi bagi penulis, bukan benar-benar terjadi.
Untuk membedakan cerita fiksi dengan yang lainnya, Sedulur bisa menyimak uraian yang akan disampaikan mengenai fiksi adalah dan contohnya berdasarkan jenis-jenisnya berikut ini. Dengan mempelajari pengertian, karakteristik, ciri, sampai jenisnya, Sedulur bisa mencoba membuat cerita sendiri. Membuat cerita fiksi baik untuk mengasah dan menyalurkan imajinasi sehingga mendukung penulis semakin kreatif.
BACA JUGA: Legenda adalah Cerita Rakyat, Ketahui Jenis, Ciri & Contohnya
Pengertian cerita fiksi
Agar Sedulur lebih paham terkait fiksi, berikut terdapat beberapa pengertian dari para ahli di Indonesia yang menjabarkan tentang hal tersebut.
- Nurgadaliantoro. Fiksi adalah prosa naratif yang memiliki sifat imajinatif. Akan tetapi, biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia.
- Salim. Fiksi adalah segala sesuatu yang secara realitas sosial senantiasa dikhayalkan atau menjadi khayalan yang dibuat dengan tindakan mengkhayal. Sehingga, dalam bagian pembuatannya jauh dari sikap objektif dan logis meskipun tetap bersifat sistematis.
- Sudjiman. Cerita fiksi yang juga dikenal dengan cerita rekaan adalah kisahan yang mempunyai tokoh lakuan dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Pengarang mengolah imajinasi berdasarkan pengalaman, pandangan, tafsiran, cendekiawan, wawasan, dan penilaiannya terhadap berbagai peristiwa yang diungkapkan melalui bahasa.
Ciri-ciri cerita fiksi
Cerita fiksi adalah cerita yang imajinatif, sebagaimana cerita-cerita pada umumnya yang menyampaikan beberapa hal dengan ciri-ciri sebagai identitasnya. Berikut ini beberapa ciri-ciri dari cerita fiksi.
1. Bersifat imajinatif
Di dalam cerita fiksi, kebenaran tidak bersifat mutlak. Meski demikian, penulis bisa menggunakan khayalannya sebagai cara untuk mengungkapkan sudut pandangnya. Dengan demikian, sesuatu yang ingin disampaikan bisa dikemas dengan lebih mudah dipahami.
2. Menggunakan bahasa konotatif
Konotatif adalah gaya bahasa yang menyampaikan sesuatu bukan dengan makna yang sebenarnya. Hal ini membuat tulisan menjadi lebih indah dan tidak terkesan baku.
3. Sistematikanya tidak baku
Selain gaya bahasa yang tidak kaku, sistematikanya juga tidak seformal itu. Penulis bisa berkreasi tidak seperti saat sedang menulis karya tulis ilmiah yang terdiri atas abstrak, pembuka, isi, penutup dengan aturan penulisan yang jelas.
4. Memiliki pesan moral
Tujuan dibuatnya cerita fiksi untuk dikonsumsi banyak orang adalah menyampaikan pesan moral atau hikmah dari suatu peristiwa. Apapun genre yang diangkat, namun nilai positif adalah salah satu yang harus ada dalam cerita fiksi.
5. Bertujuan menyentuh hati pembaca
Cerita fiksi bukanlah bacaan formal yang menuntut pembacanya untuk menambah ilmu. Namun, dengan menikmati cerita fiksi, pembaca bisa berkesempatan untuk menambah sudut pandang dan wawasannya terkait perasaan manusia. Ini juga bersifat hiburan sehingga salah satu ciri khas fiksi adalah sering memainkan emosi pembaca.
BACA JUGA: Pengertian Kalimat Efektif Beserta Syarat, Ciri-ciri & Contohnya
Unsur cerita fiksi
Unsur fiksi adalah terbagi atas dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik cerita fiksi terdiri atas hal-hal yang memengaruhi cerita di luar cerita itu sendiri. Unsur ini lebih dimaksudkan pada kondisi penulis yang membuat cerita. Misalnya, unsur ekstrinsik adalah latar belakang penulis, latar belakang masyarakat, dan nilai/norma yang berlaku di dalam masyarakat tempat penulis hidup.
Sedangkan untuk unsur intrinsik yaitu terdiri atas 9 bagian. Berikut ini adalah unsur-unsur ekstrinsik cerita fiksi.
- Tema adalah ide pokok yang terkandung dalam cerita.
- Tokoh merupakan pelaku dalam cerita atau karya sastra. Berisikan nama-nama pemain yang terlibat di dalamnya.
- Penokohan, tidak hanya nama, tokoh yang memainkan cerita harus memiliki karakter dan penulis harus bisa menampilkan tokoh dengan cara tertentu agar dikenali oleh pembaca/penonton.
- Latar, berupa tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa dalam cerita.
- Alur/plot, urutan kejadian yang membicarakan sebab akibat dalam cerita yang dibangun.
- Sudut pandang, cara penulis menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Apakah cerita akan dibawakan sebagai orang ketiga (menceritakan orang lain) atau orang pertama (menceritakan dirinya sendiri). Sudut pandang juga bisa dibawakan secara campur.
- Konflik, bagian cerita yang berfungsi mengembangkan plot sehingga cerita menjadi lebih seru atau tidak membosankan.
- Klimaks, puncak konflik yang tidak boleh terlewatkan agar inti cerita bisa dipahami oleh penikmatnya.
- Amanat yaitu solusi yang hadir dalam cerita. Ini merupakan pesan moral yang diharapkan menjadi bekal yang baik untuk para pembaca.
Struktur cerita fiksi
Sebagai sebuah cerita, fiksi juga memiliki struktur yang membentuknya. Berikut ini adalah penjelasan terkait struktur dari cerita fiksi.
- Abstrak dalam fiksi adalah cerita singkat yang menggambarkan keseluruhan isi cerita.
- Orientasi berisikan perkenalan cerita, seperti pengenalan tokoh, latar, dan latar belakang masalah yang akan dibahas dalam cerita.
- Komplikasi berisi permasalahan atau konflik yang dialami oleh tokoh.
- Evaluasi berisi penyelesaian masalah, namun masalah belum selesai.
- Resolusi adalah bagian ketika masalah selesai secara tuntas.
- Reorientasi, masalah yang sudah selesai memberikan pesan moral yang biasanya dikemas secara dalam bentuk kesimpulan di akhir cerita.
Jenis-jenis cerita fiksi
Contoh teks fiksi adalah terdiri dari banyak jenis, termasuk di dalamnya cerita fiksi pendek. Beberapa jenis cerita fiksi yang sering dijumpai diantaranya adalah novel, cerita pendek, roman, dan drama atau sinetron. Jadi, cerita fiksi tidak hanya dikemas dalam bentuk buku, namun juga bisa secara audio visual berupa film dan serial.
Jika cerita yang ada di dalamnya dibuat secara imajinatif melalui karangan penulis, maka itu merupakan bagian dari cerita fiksi itu sendiri. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, banyak cerita fiksi yang dikemas dengan media populer dan bisa dinikmati lebih mudah lagi.
BACA JUGA: Heterogen adalah: Pengertian, Sifat dan Contohnya
Contoh cerita fiksi
Berdasarkan jenis di atas, mari kita uraikan contoh-contoh cerita fiksi berdasarkan jenisnya. Contoh cerita fiksi adalah berikut ini.
1. Novel
Novel memiliki dimensi ruang dan waktu yang begitu luas, dikemas dalam buku yang bisa memiliki halaman yang banyak. Contoh novel adalah Supernova (Dee Lestari), Tentang Kita (Tere Liye), dan Gerhana Kembar (Clara Ng).
2. Cerpen (cerita pendek)
Cerpen ini bisa ditemui dalam majalah atau koran. Beberapa contoh cerpen terkenal adalah Karena Kita Tidak Kenal (Farida Susanty), Robohnya Surau Kami (A.A. Navis), dan Seribu Kunang-Kunang di Manhattan (Umar Kayam).
3. Roman
Roman adalah cerita fiksi yang menceritakan kehidupan seseorang dari lahir hingga orang tersebut meninggal. Contoh Roman terkenal adalah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (Haji Abdul Malik Karim Marullah atau HAMKA) dan Salah Pilih (Nur Sutan Iskandar).
4. Drama atau sinetron
Mudah sekali, drama atau sinetron banyak muncul di layar kaca, misalnya Cek Toko Sebelah, Ganteng-Ganteng Serigala, sampai drama Korea yang Sedulur tonton juga termasuk cerita fiksi.
Demikian tentang cerita fiksi. FIksi adalah karya yang sering kita jumpai dan menjadi satu hal yang menghibur, bisa dikonsumsi dalam bentuk secara tulisan, visual, sampai audio visual. Semoga penjelasan tadi menambah wawasan Sedulur terkait kekayaan dari dunia kesusasteraan.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.