ayat tentang maulid nabi

Merayakan Maulid Nabi merupakan tradisi yang dilakukan oleh sebagian besar umat Islam. Tradisi ini dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awal, bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, sesuai dengan ayat tentang Maulid Nabi di dalam kitab suci Al-Qur’an.

Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini memiliki tujuan untuk menunjukkan rasa cinta dan hormat umat muslim kepada Rasulullah. Selain itu, momen ini juga digunakan untuk mengenang kisah hidup dan perjuangan yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ingin mengetahui informasi lebih dalam mengenai ayat Al-Qur’an tentang Maulid Nabi? Simak artikel berikut ini, yuk!

BACA JUGA: 10 Contoh Pidato Maulid Nabi Singkat untuk Inspirasi Ceramah!

Peringatan Maulid Nabi 

ayat tentang maulid nabi
iStock

Peringatan Maulid Nabi merupakan acara tahunan yang dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awwal, atau bertepatan dengan hari kelahiran Rasulullah SAW. Pada tahun ini, Maulid Nabi diperingati pada tanggal 8 Oktober 2022.

Dalam kitab Târîkhul Ihtifâl bil Maulidin Nabawi oleh Syekh Hasan as-Sandubi disebutkan bahwa perayaan maulid dari masa Nabi SAW hingga sekarang dimulai pada masa Dinasti Fathimiyah.

Syekh Hasan as-Sandubi menegaskan bahwa:

لَقَدْ دَلَّنِي البَحْثُ عَلَى أَنَّ الْفَاطِمِيِّيْنَ هُمْ أَوَّلُ مَنْ اِبْتَدَعَ فِكْرَةَ الْاِحْتِفَالِ بِذِكْرَى الْمَوْلِدِ النَّبَوِي

Sungguh telah menjadi penunjuk kepadaku, pembahasan (di atas), bahwa sungguh Dinasti Bani Fatimah merupakan kelompok pertama yang merealisasikan gagasan perayaan untuk mengingat kelahiran Nabi Muhammad.”

Peringatan Maulid Nabi ini terus berlanjut dan menjadi semakin pesat hingga umat Islam dipimpin oleh ulama-ulama dan kerajaan yang bertumpu pada paham Ahlussunnah wal Jamaah. Perayaan ini kemudian diperingati pertama kali oleh Sultan Nuruddin, yakni penguasa Syiria pada tahun 511 H.

Dalam catatan Sayyid al-Bakri, disebutkan bahwa orang yang mempelopori kegiatan maulid adalah raja dari daerah Irbil, Baghdad, yang bernama al-Mudzhaffar Abu Sa’id. Saat itu, peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan membaca Al-Qur’an, bersholawat bersama, dan membaca sejarah singkat tentang perjuangan Nabi Muhammad SAW sembari berkumpul di suatu tempat. 

Mengapa tidak ada peringatan pada masa Rasulullah dan sahabat?

ayat tentang maulid nabi
iStock

Mengapa tidak ada peringatan Maulid Nabi pada masa Rasulullah SAW maupun pada masa sahabat? Hal ini dijelaskan oleh Syekh Hasan as-Sandubi dalam kitabnya, Târîkhul Ihtifâl bil Maulidin Nabawi, bahwa pada masa Rasulullah SAW hidup, umat Islam masih fokus pada dakwah perkembangan Islam, menanam nilai akhlakul karimah, membumikan tauhid kepada Allah, dan melakukan ibadah-ibadah lainnya.

Hal tersebut membuat peringatan atau perayaan dalam rangka menghormati kelahiran Nabi Muhammad SAW belum bisa dilakukan. Tak hanya itu, pada masa Khulafa’ur Rasyidin, para sahabat juga belum berpikir mengenai perayaan Maulid Nabi SAW yang dilakukan dengan adanya kegiatan khusus. 

Mereka masih fokus pada upaya-upaya penyebaran agama Islam supaya bisa diterima oleh lebih banyak orang. Sepeninggal Nabi Muhammad SAW juga banyak orang yang murtad. Hal ini membuat para sahabat lebih fokus pada cara mengembalikan orang-orang murtad tersebut ke agama Islam. 

BACA JUGA: Kisah Isra Miraj Perjalanan Nabi Muhammad Menuju Langit ke-7

Hukum memperingati Maulid Nabi

ayat tentang maulid nabi
Republika

Hingga saat ini, masih banyak umat Muslim yang ragu untuk turut serta memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Padahal, hukum merayakan maulid adalah mubah (boleh) dan bukan termasuk bi’dah dhalalah (mengada-ada yang buruk).

Memperingati Maulid Nabi termasuk bid’ah hasanah (sesuatu yang baik). Hal ini juga didukung oleh banyaknya dalil yang memperbolehkannya dan tidak adanya dalil yang mengharamkannya.   

Ayat Al-Qur’an tentang Maulid Nabi

iStock

Dalam memperingati Maulid Nabi, ada beberapa ayat Al-Qur’an yang digunakan para ulama sebagai dasar hukum. Setidaknya ada 3 ayat yang dijadikan rujukan syar’i dalam peringatan Maulid Nabi, yaitu:

1. Surat Al-Ahzab ayat 56

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna ‘alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ ‘alaihi wa sallimụ taslīmā

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

2. Surat Yunus ayat 58

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Qul bifaḍlillāhi wa biraḥmatihī fa biżālika falyafraḥụ, huwa khairum mimmā yajma’ụn

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”

3. Surat Al-Anbiya ayat 107

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-‘ālamīn

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”

Berdasarkan ayat-ayat Al-Quran di atas, diketahui bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan suatu rahmat bagi seluruh alam. Dengan demikian, sebagai umatnya kita harus menyambutnya dengan perasaan gembira. 

Perayaan atau peringatan Maulid Nabi dapat menunjukkan bahwa umat Islam merasa gembira dan bersyukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, merasa gembira atas keberadaan Rasulullah SAW adalah dianjurkan berdasarkan firman Allah SWT.

Bahkan, dalam kitab Fathul Bari yang dikarang oleh al- Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, ada sebuah cerita mengenai Abu Lahab yang mendapatkan keringanan siksa setiap hari senin karena dulunya pernah bergembira dengan kelahiran Rasulullah. Hal ini membuktikan bahwa kelahiran Rasulullah memberikan manfaat yang begitu besar, hingga orang kafir juga bisa merasakannya. 

BACA JUGA: Kisah Sejarah Nabi Muhammad Dan Mukjizat yang Dimilikinya

Hikmah memperingati Maulid Nabi

ayat al quran
iStock

Memperingati Maulid Nabi tentu memiliki banyak hikmah dalam kehidupan kita. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani pernah mengatakan bahwa:

وَالْحَاصِلُ اَنّ الْاِجْتِمَاعَ لِاَجْلِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ اَمْرٌ عَادِيٌّ وَلَكِنَّهُ مِنَ الْعَادَاتِ الْخَيْرَةِ الصَّالِحَةِ الَّتِي تَشْتَمِلُ عَلَي مَنَافِعَ كَثِيْرَةٍ وَفَوَائِدَ تَعُوْدُ عَلَي النَّاسِ بِفَضْلٍ وَفِيْرٍ لِاَنَّهَا مَطْلُوْبَةٌ شَرْعًا بِاَفْرِادِهَا.

Artinya: “Bahwa sesungguhnya mengadakan Maulid Nabi SAW merupakan suatu tradisi dari tradisi-tradisi yang baik, yang mengandung banyak manfaat dan faedah yang kembali kepada manusia, sebab adanya karunia yang besar. Oleh karena itu dianjurkan dalam syara’ dengan serangkaian pelaksanaannya.” [Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, Mafahim Yajibu An-Tushahha, hal. 340]

Al Hafizh as-Suyuthi ketika ditanya mengenai peringatan Maulid Nabi juga menjawab:

أَصْلُ عَمَلِ الْمَوِلِدِ الَّذِيْ هُوَ اجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ القُرْءَانِ وَرِوَايَةُ الأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَإِ أَمْرِ النَّبِيِّ وَمَا وَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ، ثُمَّ يُمَدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذلِكَ هُوَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ وَإِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ 

Artinya: “Pada dasarnya peringatan maulid, berupa berkumpulnya orang, membaca Al-Qur’an, meriwayatkan hadis-hadis tentang permulaan sejarah Nabi dan tanda-tanda yang mengiringi kelahirannya, kemudian disajikan hidangan lalu dimakan dan bubar setelahnya tanpa ada tambahan-tambahan lain, adalah termasuk bid’ah hasanah (perkara yang baik, meskipun tidak pernah dilakukan pada masa Nabi) yang pelakunya akan memperoleh pahala, karena itu merupakan perbuatan mengagungkan Nabi dan menampakkan rasa gembira dan suka cita dengan kelahiran Nabi yang mulia” (dalam Husnul Maqshid fi ‘Amalil Maulid)

Lalu, apa saja hikmah memperingati Maulid Nabi dalam kehidupan sehari-hari? Berikut adalah penjelasannya.

1. Bersyukur

Merayakan maulid erat kaitannya dengan ungkapan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Momen ini dapat menjadi kesempatan yang baik untuk memperbanyak syukur kepada Allah SWT.  

2. Teladan

Hikmah berikutnya adalah meneladani sosok Nabi Muhammad SAW dan berusaha meniru kebaikan yang ada pada diri beliau. Diketahui bahwa beliau merupakan sosok yang sabar, dapat dipercaya, sosok yang menyayangi keluarga, serta sosok pemimpin yang adil dan guru yang bijak. 

3. Tholabul Ilmi

Hikmah lainnya adalah menjadikan momen maulid untuk mencari ilmu dan mengembangkan pengetahuan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti pengajian-pengajian yang ada dalam peringatan momen Maulid Nabi. 

4. Memuji

Hikmah lain yang bisa diambil adalah memuji sosok Nabi Muhammad SAW yang merupakan manusia paling penting. Allah SWT dalam hadits Qudsi berfirman bahwa:

Kalau bukan karena kamu Muhammad, Aku tidak menciptakan alam raya”.

Bahkan, Allah SWT secara khusus menyatakan betapa pentingnya sosok Nabi Muhammad SAW sebagai figur teladan seluruh umat manusia.

Nah, itulah informasi mengenai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW beserta ayat tentang Maulid Nabi yang menjadi dasar pelaksanaannya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Sedulur untuk lebih mencintai dan bergembira atas kelahiran sosok Nabi Muhammad SAW.

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.