Dalam ajaran Islam, akhlak seseorang ditentukan oleh 4 pilar perilaku. Dimana 4 pilar akhlak mulia dalam Islam tersebut terdiri dari sabar, berani, adil dan menjaga kehormatan diri. Seorang Muslim yang mempunyai empat pilar tersebut akan semakin dekat dengan sifat Rasulullah SAW sehingga semakin dekat pula dengan Allah Swt.
Imam Shadiq As pernah berkata, “Akhlak yang baik dan terpuji akan memperoleh kebaikan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Dengan perantara akhlak yang terpuji, agama seseorang akan menjadi sempurna dan mengantarkan manusia meraih kesempurnaan dan kedekatan kepada Allah Swt”.
Lantas bagaimana cara mengamalkan 4 pilar akhlak mulia dalam Islam tersebut agar bisa menjadi cerminan diri kita selama di dunia? Mari simak ulasan lengkapnya berikut.
BACA JUGA : Macam – Macam Tanda Waqaf Beserta Arti dan Contohnya
Memahami 4 pilar akhlak mulia dalam Islam
Agar Sedulur bisa semakin memaknai setiap pilar agar akhlak bisa semakin baik, maka kita akan mengulasnya satu persatu. Dikutip dari Tafsiralquran.co.id, Imam Ibnu Qayymin dalam Al Madarij menjelaskan setiap pilar dengan detail dan rinci seperti berikut ini.
1. Sabar
Sabar merupakan sifat yang akan membantu seseorang untuk lebih tahan banting, mampu menahan emosi serta amarah, tidak merugikan orang lain, bersikap lemah lembut, santun dan tidak tergesa-gesa ketika akan mengambil keputusan.
Sabar juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan diri sehingga bisa menunjukkan sikap yang bernilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa. Semakin tinggi kesabaran yang dimiliki seseorang, maka semakin kokoh juga ia dalam menghadapi segala macam masalah dalam kehidupan.
Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang sabar adalah surah Al-Baqarah ayat 153.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya:
” Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S Al Baqarah: 153).
Tak hanya surah Al-Baqarah saja, ada beberapa aayat lain yang menjelaskan tentang sabar yaitu dalam surah Ar-rum ayat 60.
فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِيْنَ لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ
Artinya:
“Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sungguh, janji Allah itu benar dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan engkau.” (Q.S Ar-rum:60).
2. Menjaga kesucian
Menjaga kesucian merupakan 4 pilar akhlak mulia dalam Islam. Dengan menjaga kesucian akan dapat mendorong seseorang untuk tidak mudah tergelincir ke dalam tindakan dan perkataan yang merendakan maupun menjatuhkan martabat dan derajat orang lain.
Selain itu, sikap menjaga kesucian juga akan mendorong seseorang untuk selalu dekat pada perasaan malu yang merupakan kunci segala perbuatan baik. Pila ini juga membantu seorang muslim agar terhindari dari perbuatan keji, kikir, dusta, hingga suka mengadu domba.
Terdapat sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang menjaga kesucian ini, yaitu terdapat dalam surah Al-Hujurat ayat 12.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudanya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12).
BACA JUGA : Pengertian Yaumul Mizan dan Pendapat Ulama Mengenainya
3. Berani
Berani merupakan sikap yang menjadikan seseorang lebih kuat dalam menjaga harga diri dan mudah membumikan norma. Sifat ini juga menjadikan seorang memiliki prinsip yang kokoh dalam menjaga dalam kebenaran walau pahit atau sulit sekalipun.
Dalam ajaran Islam, keberanian disebut dengan istilah syaja’ah. Pilar ini sangat berperan penting bagi seorang muslim ketika menghadapi bahaya, kesulitan atau kondisi buruk lainnya. Sifat berani juga akan mendorong seseorang untuk lebih bijaksana dan dapat mengendalikan emosinya.
Terkait dengan sifat berani, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda dalam salah satu hadisnya yang berbunyi:
“Bukanlah dinamakan pemberani itu orang yang kuat bergulat, sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang sanggup menguasai dirinya di waktu marah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Selain itu, beberapat ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang berani terdapat dalam surat An-Nisa ayat 45 dan surat Al-A’raf ayat 196.
وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِاَعْدَاۤىِٕكُمْ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ وَلِيًّا ۙوَّكَفٰى بِاللّٰهِ نَصِيْرًا
Artinya:
“Dan Allah lebih mengetahui tentang musuh-musuhnya. Cukuplah Allah menjadi pelindung dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).” (QS. An-Nisa: 45)
اِنَّ وَلِيِّ َۧ اللّٰهُ الَّذِيْ نَزَّلَ الْكِتٰبَۖ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصّٰلِحِيْنَ
Artinya:
“Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an). Dia melindungi orang-orang saleh.” (QS. Al-A’raf: 196)
BACA JUGA : Bacaan Wirid Pendek Sesudah Shalat yang Mudah Dihafal
4. Adil
Sifat adil yang dimiliki seseorang akan mengasahnya untuk terus berupaya meluruskan perangainya, membantunya memilah antara bersikap berlebihan atau terlalu kurang, dapat mendorong untuk terus bersikap dermawan, murah hati, adil, hingga menjauhkan seseorang dari perlikau dzalim terhadap sesama.
Pilar ini sempat dijelaskan dalam surat Al Maidah ayat 8 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna lillāhi syuhadā`a bil-qisṭi wa lā yajrimannakum syana`ānu qaumin ‘alā allā ta’dilụ, i’dilụ, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta’malụn
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Demikianlah penjelasan tentang 4 pilar akhlak mulia dalam Islam. Dengan memiliki pilar akhlak mulia tersebut, seorang muslim akan senantiasa dekat dengan Allah Swt yang akan membuatnya enggan untuk perbuat dzalim, entah kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.