Sedulur akrab dengan istilah toxic relationship? Yuk, kenali fenomena hubungan tersebut di bawah ini!
Beberapa tahun belakangan ini, kesadaran akan kesehatan mental di Indonesia mulai tumbuh. Selain didukung oleh banyak ahli yang memberikan edukasi, juga dukungan dari public figure yang mengajak masyarakat untuk memperhatikan kesehatan mental kita.
Salah satu persoalan yang bisa mengganggu kesehatan mental kita adalah toxic relationship atau hubungan beracun. Biasanya, terjadi pada jalinan hubungan romantis, baik pasangan suami istri atau dalam hubungan pacaran. Dalam kesempatan ini, yuk kita telaah ciri-ciri toxic relationship beserta cara mengatasinya. Sebelum itu, mari kita mulai dengan pengertian dari hubungan beracun itu sendiri.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Body Shaming: Definisi & Dampak bagi Kesehatan
Apa Itu Toxic Relationship?
Toxic relationship adalah hubungan yang tidak sehat yang dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan mental, bahkan kesehatan fisik kita. Secara harfiah arti toxic relationship yaitu hubungan yang beracun, yang dapat memberikan kerusakan, baik mental atau fisik.
Bukan hanya terjadi pada hubungan romantis, namun juga terjadi pada hubungan sosial lainnya, seperti keluarga, teman dan hubungan suami istri. Sedulur perlu mewaspadai persoalan ini, dengan mengenali ciri-cirinya. Yuk, simak daftar ciri-cirinya di bawah ini.
Ciri-Ciri Toxic Relationship
1. Selalu dikendalikan oleh pasangan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, bahwa toxic relationship artinya adalah sesuatu yang bermasalah yang dapat mengancam kesehatan mental dan fisik. Ciri pertama yang umum dari jenis hubungan ini adalah ada kecenderungan selalu pasangan yang mengontrol.
Segala sesuatu yang kita lakukan harus berdasarkan perintah dan persetujuan dari pasangan. Tidak adanya diskusi dan ruang untuk menyampaikan keinganan dan perasaan membuat kita merasa dikendalikan. Jika kita tidak menaatinya, kita akan mendapatkan konsekuensi yang berat. Misalnya luapan emosi dari pasangan.
2. Kesulitan menjadi diri sendiri
Toxic relationship menurut psikologi, membuat salah satu pihak tidak dapat menjadi diri sendiri, karena selalu dipaksa untuk mengikuti kehendak pasangan yang mengendalikannya. Tidak ada pilihan lain bagi korban, selain menuruti apa yang diinginkan dan diperintahkan oleh pasangan.
Termasuk dalam cara kita bersikap. Hal ini juga akan mengubah hubungan sosial kita dengan teman-teman atau lingkaran terdekat kita seperti keluarga. Segala apapun yang kita sampaikan dapat berpotensi menjadi masalah atau setidaknya bermasalah bagi pasangan tersebut.
3. Tidak mendapatkan dukungan
Jika dalam hubungan asmara yang sehat, pasangan akan saling memberikan dukungan. Memberikan dukungan satu sama lain dapat membantu kita mencapai tujuan yang kita inginkan. Sebaliknya, dalam contoh toxic relationship adalah kita akan dikekang dan tidak akan mendapatkan dukungan dari pasangan.
Bahkan pasangan kita akan tidak senang dengan capaian-capaian kita, jika pencapaian kita tersebut tidak sesuai dengan keinginannya. Pada dasarnya, ciri ini masih berkaitan dengan ciri yang pertama yaitu kita akan selalu berada dalam kendali pasangan kita yang toxic itu. Tentu saja, hal ini akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan kita. Juga bisa merambat pada kehidupan orang-orang terdekat kita, yaitu keluarga.
4. Selalu dikekang dan dicurigai pasangan
Kita bisa mudah mengidentifikasi tingkah laku toxic dalam hubungan. Terlihat dengan kekangan dan selalu dicurigai dari pasangan. Biasanya, pasangan yang toxic akan mengekang kita dan tidak membebaskan kita melakukan apapun tanpa pengawasan dan izin darinya. Jika pun mendapatkan izin, pengawasan ketat dengan rasa curiga yang meresahkan akan semakin menjadi beban bagi kita.
Kebiasaan ini dapat kita lihat dalam toxic relationship di Indonesia, sekaligus merupakan ciri umum yang bisa kita lihat dari toxic dalam hubungan. Pasangan yang kelewat posesif akan membuat kita terasingkan dari lingkungan sosial kita. Bahkan, pasangan yang toxic dapat merusak hubungan sosial kita.
Imbasnya, kita akan sering melakukan kebohongan atas setiap tindakan yang kita lakukan di luar pengawasan pasangan. Begitu pun sebaliknya, pasangan akan bebas melakukan hal yang dia inginkan karena menganggap dia berkuasa atas diri kita. Ketika kejujuran hilang dalam jalinan hubungan asmara, hal tersebut mengindikasikan sebuah hubungan yang sudah tidak sehat dan tidak bisa dipertahankan lagi.
6. Mendapatkan Kekerasan Fisik
Puncak dari rangkaian ciri-ciri hubungan yang tidak sehat yaitu kekerasan fisik. Biasanya, korban toxic relationship akan mendapatkan perlakuan yang tidak pantas. Seperti pemukulan, dan bentuk kekerasan fisik lainnya. Kekerasan fisik akan menjadi pembenaran untuk dilakukan, karena konsekuensi yang kita terima yang dianggap tidak mendengarkan keinginan pasangan yang toxic.
Setiap yang terjebak dalam hubungan yang toxic berpotensi untuk kehilangan rasa percaya diri dan sulit untuk mendapatkan kebahagiaan. Imbasnya, para korban selain mendapatkan kerusakan pada bagian fisiknya, juga akan mendapatkan tekanan yang dapat mempengaruhi kesehatan mentalnya.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri yang sudah dijelaskan di atas. Setelah itu, harus ada tindakan yang diambil agar dapat mengatasi dan mencegah setiap kemungkinan buruk yang akan kita terima. Beberapa pakar dan ahli psikologi, telah merumuskan beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai pencegahan agar dapat mengatasi persoalan hubungan yang toxic. Sedulur bisa menyimak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: 12 Manfaat Menulis, Baik Untuk Kesehatan Mental?
Cara Mengatasi Toxic Relationship
Jika ciri-ciri di atas Sedulur rasakan pada hubungan yang tengah Sedulur jalin, maka Sedulur bisa mulai berhati-hati bahwa mungkin saja hubungan yang sedang Sedulur jalani merupakan toxic relationship. Sedulur harus mulai melakukan beberapa langkah untuk mencegah hubungan semakin buruk.
Berikut ini beberapa langkah yang bisa Sedulur lakukan, untuk mengatasi bahkan mencegah kemungkinan hubungan Sedulur menjadi toxic:
- Pahami dan renungkan apakah hubungan Sedulur bisa dipertahankan. Jika tidak bisa, sekalipun pahit harus diakhir. Jika tidak ingin berakhir toxic.
- Secara perlahan mulai untuk bersiap untuk pergi meninggalkan atau bahkan ditinggalkan.
- Bersuara, dan sampaikan segala perasaan yang dialami saat menjalani hubungan. Jika tidak, segala hal baik pikiran dan perasaan akan menumpuk nam menjadi bola salju dikemudian hari.
- Minta saran dan bantuan orang terdekat, serta jangan ragu untuk berbagi cerita.
- Jika semua langkah di atas telah Sedulur lakukan, dan masih tidak bisa menghasilkan jalan keluar. Jangan ragu untuk minta bantuan profesional, seperti psikolog atau LBH untuk menjadi pendamping.
Tentu saja kita berharap untuk memiliki hubungan sehat, baik dalam hubungan romantis atau hubungan sosial lainnya. Semoga penjelasan terkait toxic relationship di atas bisa lebih membuat Sedulur sadar dan bersiaga. Semua hal di atas perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental Sedulur.
Jangan lupa juga untuk memerhatikan kesehatan fisik Sedulur, karena kesehatan fisik dapat mendukung kesehatan mental lebih baik. Sayangi tubuh dan diri Sedulur, dan jauhi diri dari hubungan yang tidak sehat. Dengan mencintai diri sendiri, Sedulur akan berhenti memberi celah bagi orang lain untuk memperlakukan Sedulur dengan tidak baik. Sedulur juga akan menjauhi hal-hal maupun orang-orang yang membuat Sedulur lelah secara mental.