Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei. Tanggal ini sebenarnya adalah tanggal didirikannya organisasi Boedi Oetomo di tahun 1908. Keberadaannya penting karena menjadi pelopor wadah pergerakan masyarakat Indonesia yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan budaya, tanpa sama sekali menyentuh ranah politik.

Sifat apolitis inilah yang menjadikan mereka legal di mata pemerintah kolonial Belanda. Mereka sendiri lahir dari kebijakan politik etis yang memungkinkan orang Indonesia mengenyam pendidikan. Dari kebijakan tersebut, lahirlah cendekiawan-cendekiawan yang menginisiasi gerakan pemberdayaan yang nirkekerasan. Siapa saja yang menjadi tokoh kebangkitan nasional? Berikut daftarnya.

BACA JUGA: 18 Tokoh Pahlawan Nasional Indonesia dan Sejarah Perjuangannya

1. Wahidin Soedirohoesodo 

tokoh kebangkitan nasional
Observer

Wahidin Soedirohoesodo adalah salah satu pelopor organisasi Boedi Oetomo bergerak di bidang pendanaan dan pemberdayaan pendidikan untuk orang Indonesia yang tidak memiliki akses serta upaya mencapai kemajuan di bidang ekonomi. Saat itu fokus mereka adalah pertanian, peternakan, dan perdagangan. Selain itu, organisasi tersebut juga memiliki cita-cita mengembalikan jati diri bangsa lewat sektor budaya.

-->

Soedirohoesodo sendiri merupakan seorang alumni STOVIA, sebuah sekolah kedokteran yang kini menjadi Universitas Indonesia. Setelah lulus dan menjalani profesinya, ia terketuk untuk berkeliling Jawa dan Madura guna menyebarkan ilmu serta mendorong lebih banyak anak muda bersekolah. Sang tokoh bisa dibilang memiliki privilese untuk bersekolah sejak usia muda di sekolah anak-anak Belanda. Ini karena salah satu kerabatnya, yaitu kakak iparnya adalah seorang Belanda.

2. Soetomo 

Observer

Selain Soedirohoesodo sebagai pelopornya, Boedi Oetomo juga dikelola oleh tokoh bernama Soetomo. Soetomo juga seorang dokter lulusan STOVIA yang memiliki keistimewaan karena lahir dari keluarga pejabat pemerintah. Itulah mengapa ia bisa mengenyam pendidikan tinggi di masa pendudukan Belanda. 

Namun, ia tergerak melihat kegigihan Soedirohoesodo dan terinspirasi untuk mendirikan Boedi Oetomo bersama rekan-rekan mahasiswa kedokteran lainnya. Tujuannya adalah mewadahi pikiran maupun ide brilian anak muda untuk memajukan bangsa dari segi ekonomi dan iptek.

3. Oemar Said Tjokroaminoto 

tokoh kebangkitan nasional
Boombox Zine

Organisasi kebangkitan nasional lainnya adalah Sarekat Dagang Islam, dipelopori oleh sosok yang dikenal luas dengan nama H.O.S. Tjokroaminoto. Beliau juga lahir dari keluarga berada dengan ayah dan kakek yang semuanya pernah menjabat bupati. 

Dengan begitu, sekolah bukan halangan baginya. Ia berhasil lulus dari sebuah sekolah pegawai negeri dan sempat bekerja di pemerintahan selama tiga tahun. Namun, ia memilih untuk pindah ke Surabaya dan bertemu dengan H. Samanhudi yang sudah mendirikan sebuah serikat buruh. Hatinya tergerak saat ia merasakan sendiri menjadi buruh di pabrik gula. 

Tjokroaminoto pun melanjutkan pergerakan Samanhudi dengan mengganti nama organisasinya menjadi Sarekat Dagang Islam. Ia juga piawai menulis artikel berisi kritik di surat kabar yang membuat namanya makin dikenal. Meski itu membuatnya dicap sebagai ancaman oleh pemerintah kolonial. 

4. Ernest Douwes Dekker 

Kibrispdr

Salah satu tokoh kebangkitan nasional yang terkenal dengan sebutan tiga serangkai adalah Douwes Dekker. Ia memiliki nama lain Danudirja Setiabudi karena seperempat darah Indonesianya. Meski memiliki darah keturunan Belanda, keluarganya dikenal suka membela hak-hak orang pribumi. Pamannya bahkan menulis buku Max Havelaar yang berisi kritik pada pemerintah kolonial.

Dengan statusnya sebagai seorang Belanda, pendidikan bukanlah masalah bagi Dekker. Ia juga mendapat pekerjaan strategis di sebuah perkebunan teh di Malang. Namun, akhirnya tergerak mendirikan Indische Partij setelah melihat tindakan tak adil dan curang kolonial Belanda. Ini dimulai dari berbagai pengalamannya, mulai dari ikut dalam Perang Boer di Afrika Selatan hingga perjalanan mengelilingi Jawa yang mempertemukannya dengan dua tokoh pendiri partai lain.

BACA JUGA: Otoriter Adalah: Karakteristik, Sikap, Ciri, Contoh & Dampaknya

5. Tjipto Mangoenkoesoemo 

tokoh kebangkitan nasional
Liputan6

Selain diabadikan jadi nama sebuah rumah sakit pemerintah, Tjipto Mangoenkoesoemo adalah kolaborator Douwes Dekker di Indische Partij. Sebelum bertemu dengan Dekker, Mangoenkoesoemo adalah seorang dokter lulusan STOVIA yang sempat bergabung dengan Boedi Oetomo. Namun, ia memilih hengkang karena idenya menjadikan organisasi tersebut lebih inklusif ditentang mayoritas anggota. 

Ia kemudian kembali ke Jawa Tengah, tempatnya lahir dan besar. Di sana ia membuka praktik dokter dan membantu banyak rakyat jelata. Semangat nasionalismenya bangkit lagi saat bertemu dengan Dekker dan Soerjaningrat yang asal usulnya juga akan kita bahas di poin berikutnya. 

6. Soewardi Soerjaningrat 

Politeknik Tranportasi Darat Bali

Beliau dikenal pula dengan sebutan Ki Hajar Dewantara dan sama dengan kedua rekannya, merupakan pembelot yang gigih di mata kolonial Belanda. Keluar masuk penjara bukan masalah buatnya selama idealismenya bisa terus berkobar.

Soewardi dan kawan-kawan mendirikan Indische Partij dengan tujuan mewadahi gerakan nasionalisme dari segala kalangan. Namun, partai tersebut tak bertahan lama mengingat komitmen anggota dan peminatnya yang masih sedikit. Melansir Tirto, di masa itu tak banyak orang yang berani melawan kolonial dan memilih untuk mempertahankan status quo. Pergerakan tiga serangkai juga melemah karena mereka mulai khawatir dengan keselamatan anggota keluarganya yang terancam akibat dari aksi berani mereka.

7. Mohammad Hatta 

Codepen

Mohammad Hatta adalah salah satu pelopor Perhimpunan Indonesia (PI). Perhimpunan ini memiliki karakter dan tujuan yang cukup khas. Mereka hanya beranggotakan mahasiswa dan memiliki tujuan melakukan perjuangan nirkekerasan melalui diplomasi serta negosiasi dengan pemerintah Belanda. Beda dengan kebanyakan organisasi lain yang melawan lewat kritik dan tulisan.

Moh. Hatta sendiri juga berasal dari keluarga berada. Ia bisa mengenyam pendidikan tinggi dan sempat berkuliah bisnis serta tinggal di Belanda selama beberapa tahun. Di sanalah ia aktif terlibat dalam berbagai kegiatan PI. Hingga akhirnya tertangkap dan sempat diasingkan.

BACA JUGA: Hari Ayah Nasional 12 November, Ini Sejarah & Cara Perayaan

8. Soekarno 

tokoh kebangkitan nasional
Google Arts & Culture

Tokoh kebangkitan nasional dan perannya termasuk juga Soekarno. Sebelum dikenal sebagai tokoh nasional dan presiden pertama yang terpilih secara aklamasi, beliau adalah pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai ini tak hanya bergerak di bidang ekonomi dan sosial, tetapi juga punya misi politik seperti PI dan Indische Partij.

Soekarno adalah lulusan Technische Hogeschool yang kini dikenal dengan nama ITB. Ia kemudian tergerak membentuk PNI bersama Gatot Mangkoepradja, Maskoen, dan Supradinata. Tujuan mereka sejak awal sudah sangat politis dan kentara yaitu memerdekakan Indonesia. Ini membuat para anggotanya jadi sasaran pemerintah Belanda. 

9. Ahmad Dahlan 

tokoh kebangkitan nasional
Muhammadiyah

Kebangkitan nasionalisme di Indonesia juga dipelopori oleh sosok bernama Ahmad Dahlan. Beliau adalah pendiri ormas Muhammadiyah yang hingga kini masih berdiri tegak. K.H. Ahmad Dahlan melakukan pergerakannya di bidang pendidikan agama dimulai dari Yogyakarta sebagai basis utamanya. Namun, Muhammadiyah meluas ke berbagai sektor, termasuk panti asuhan, rumah sakit, dan sekolah umum.

Dahlan adalah putra dari K.H. Abu Bakar yang sangat terkemuka. Ini membuatnya punya akses untuk belajar ke luar negeri dan naik haji di usia muda. Namun, ia memilih untuk kembali ke tanah air dan membagikan ide serta menyumbangkan tenaganya.

Pelajaran yang bisa dipetik

Apa pelajaran penting yang dapat diambil dari perjuangan tokoh kebangkitan nasional? Jawabannya adalah selflessness, yaitu sifat peduli pada orang lain. Padahal mereka memiliki banyak pilihan untuk menyenangkan diri sendiri dan memenuhi kebutuhan mereka. Hidup berkecukupan dan mendapat pendidikan tinggi bahkan akses untuk tinggal di luar negeri, ternyata tidak membutakan mereka akan nasib saudara sebangsanya di tanah air yang tidak seberuntung mereka.

Itu beberapa biografi tokoh kebangkitan nasional yang wajib kita kenang jasa dan semangatnya. Sedulur bisa menjadikannya inspirasi untuk menjalani hidup.

Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.