Masih banyak yang belum menyadari jika dirinya menderita buta warna, terutama untuk anak-anak. Untuk memastikan kelainan dalam penglihatan yang satu ini, tentu saja tes buta warna harus dilakukan. Karena jika tidak, maka akan muncul banyak masalah dikemudian harinya.
Buta warna adalah salah satu gangguan penglihatan yang diderita oleh banyak orang. Para penderitanya tidak bisa melihat beberapa warna dengan jelas serta akurat. Kemungkinan mereka mengalami kesulitan untuk membedakan beberapa warna tertentu.
Tidak hanya kesulitan membedakan warna tertentu, ada juga penderita buta warna yang tidak bisa mengenali semua warna atau yang disebut sebagai buta warna total. Tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mengecek kondisi ini selain tes buta warna online maupun offline.
BACA JUGA: 12 Rekomendasi Vitamin Mata Terbaik dan Aman Konsumsi
Penyebab buta warna
Sebelum menuju ke pembahasan utama, alangkah baiknya bagi Sedulur untuk tahu penyebab dari masalah tersebut. Jadi kebanyakan orang mengalami masalah buta warna ini karena kelainan genetik atau faktor keturunan. Namun selain itu, ada juga beberapa hal yang menyebabkan kondisi ini seperti berikut:
- Cedera
- Kerusakan fungsi bagian otak yang bertugas untuk memproses informasi warna
- Kerusakan pada saraf optik
- Terkena paparan zat kimia
- Penyakit tertentu seperti katarak, glaukoma, diabetes, atau multiple sclerosis
- Seiring dengan bertambahnya usia
Cara tes buta warna yang benar
Dalam dunia pekerjaan, tes ini banyak dilakukan. Beberapa di antaranya seperti tes buta warna polisi, militer, elektronik, teknik, dan lain sebagainya. Nah, agar Sedulur tidak bingung, berikut ini beberapa jenis tes beserta jawaban yang harus diketahui.
1. Tes Ishihara
Sesuai dengan namanya, penemu dari tes ini adalah seorang optalmolgis asal Jepang yang bernama Shinobu Ishihara. Tes yang satu ini paling sering digunakan untuk mengetahui buta warna parsial, terutama untuk buta warna merah-hijau.
Tes Ishihara atau yang juga disebut dengan tes buta warna angka ini terdiri dari 24 halaman. Setiap halaman akan memuat gambar berupa titik-titik warna dan membentuk pola angka. Dalam tes ini, Sedulur diharuskan membaca angka-angka yang tersusun dari titik-titik berwarna.
Pada saat tes berlangsung, kamu perlu menutup salah satu mata ketika membaca angka. Nantinya dokter juga bisa meminta kamu untuk menulusuri pola titk berwarna yang membentuk angka tersebut. Bisa dibilang jika angka yang tersusun dari gambar-gambar hanya bisa diketahui oleh orang dengan penglihatan normal saja.
Jadi jika Sedulur memiliki buta warna parsial merah-hijau, maka akan kesulitan membaca beberapa halaman. Akan tetapi, ada juga gambar yang angkanya bisa dibaca oleh semua orang, baik itu orang yang pengelihatannya normal dan yang mengalami masalah buta warna.
2. Tes Cambridge
Dapat dikatkan jika tes buta warna yang satu ini hampir sama seperti tes Ishihara. Perbedaannya, pasien akan diminta untuk melihat ke layar komputer. Kemudian saat menjalani tes ini, nantinya pasien akan diminta untuk mengidentifikasi huruf C yang memiliki warna yang berbeda dengan warna-warna di sekitarnya.
BACA JUGA: Ini 12+ Penyebab Mata Bengkak & Cara Mengobatinya, Ampuh
3. Tes penyusunan
Bisa dikatakan jika ini adalah salah satu tes buta warna yang sulit. Dalam tes ini, Sedulur akan diminta untuk menyusun objek berdasarkan pada gradasi warna yang sedikit berbeda. Misalnya saja dengan menyusun balok dari gradasi warna biru tua-biru-biru muda.
Bagi orang yang pengelihatannya normal, itu adalah hal yang cukup mudah. Namun bagi penderita buta warna tentu saja akan sangat kesulitan. Hal ini karena warna dari setiap balok akan terlihat benar-benar sama.
4. Tes Anomaloscope
Tes buta warna yang satu ini dilakukan dengan menggunakan sebuah alat yang mirip seperti mikroskop. Melalui lensa dari alat tersebut, Sedulur diminta untuk melihat lingkaran yang terbagi menjadi 2 warna. Setengah warna kuning terang, kemudian setengahnya lagi warna merah dan hijau.
Sedulur akan diminta untuk menekan tombol pada alat tersebut sampai semua warna yang ada di dalam lingkaran berubah menjadi sama. Sama halnya seperti Ishihara, anomaloscope ini hanya dapat mendiagnosis untuk buta warna merah-hijau saja.
5. Tes Farnsworth Munsell
Sama seperti tes penyusunan, tes yang satu ini juga menggunakan banyak lingkaran dengan berbagai gradasi dari warna yang hampir sama. Tujuan dilakukannya tes ini, yakni memastikan apakah pasien mampu membedakan perubahan warna yang sangat tipis atau tidak. Tentu saja ini menjadi salah satu tes buta warna sulit seperti halnya tes penyusunan.
6. Tes hardy-rand-rittler (HRR)
Tes hardy-rand-rittler pertama kali ditemukan pada 1945 dan sampai saat ini masih sering digunakan untuk mendeteksi keseluruhan jenis buta warna parsial. Tes HRR ini terdiri dari 4 bagian besar. Nantinya, hasil dari masing-masing tes tersebut digunakan untuk menentukan jenis kelainan warna yang dialami.
Dalam tes ini, Sedulur akan diminta untuk melihat beberapa bentuk gambar, seperti lingkaran maupun segitiga. Kemudian Sedulur harus menentukan warna dari setiap bentuk yang diberikan, apakah sesuai atau tidak.
Tidak hanya digunakan untuk memeriksa jenis buta warna saja, tes ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi beberapa penyakit mata yang berkaitan dengan penurunan kemampuan penglihatan warna. Penyakit mata yang bisa dideteksi dengan tes HRR ini, salah satunya adalah neuropati optik.
Walaupun terkesan tidak terlalu penting, namun sebenarnya tes buta warna ini sangat dibutuhkan, terutama untuk beberapa pekerjaan tertentu. Hal ini karena ada beberapa pekerjaan yang benar-benar mengharuskan kita untuk bisa membedakan satu warna dengan warna yang lain.
Jadi jika Sedulur ingin mendaftar pekerjaan-pekerjaan seperti militer, kepolisian, elektro, dan juga teknik, pastikan tidak mengalami masalah ini. Biasanya beberapa pekerjaan tersebut, tes buta warna menjadi salah satu tahapan seleksi yang harus bisa dilalui.