Tenggorokan sakit saat menelan adalah gangguan yang sangat awam terjadi dalam siklus hidup manusia. Biasanya gejala ini muncul sebagai pertanda bahwa imun kita melemah dan bisa jadi gejala awal flu serta batuk. Namun, dengan adanya pandemi COVID-19, banyak dari kita yang mulai parno dan menganggapnya sebagai salah satu gejala infeksi virus yang mengubah hidup umat manusia tersebut.
Ternyata Sedulur tidak perlu cemas berlebih dulu. Ada banyak alasan kenapa tenggorokan sakit saat menelan. Beberapa bahkan merupakan gangguan ringan dan bisa kita atasi dengan obat-obatan alami. Mari cari tahu lebih lanjut lewat bahasan di bawah.
BACA JUGA: Apa Itu Penyakit Ain, Pengertian, Penyebab & Cara Mengatasinya
Gejala umum sakit tenggorokan
Mengutip Mayo Clinic, berikut adalah ciri-ciri radang tenggorokan yang sering ditemukan.
- Rasa tak nyaman gatal di tenggorokan
- Sakit tenggorokan saat menelan ludah atau berbicara
- Kesulitan menelan makanan dan ludah
- Ada kelenjar yang bengkak di area rahang dan leher
- Amandel yang memerah dan membesar
- Suara serak
Biasanya diikuti pula dengan gangguan sebagai berikut.
- Demam
- Batuk
- Pilek
- Bersin-bersin
- Pegal
- Pusing dan mual
BACA JUGA: Ini 12+ Penyebab Mata Bengkak & Cara Mengobatinya, Ampuh
Penyebabnya bisa beragam, berikut beberapa yang paling umum.
1. Infeksi beragam virus
Sakit tenggorokan saat menelan paling sering diasosiasikan dengan infeksi virus, yaitu:
Virus influenza
Virus ini salah satu yang tertua di dunia. Di awal kemunculannya, ia juga membunuh banyak orang seperti COVID-19. Dulu dikenal dengan nama flu Spanyol meskipun tidak jelas darimana sebenarnya virus ini berasal atau ditemukan pertama kali.
Namun, persebarannya sangat cepat karena menular melalui droplet atau percikan liur dan lendir dari hidung atau mulut. Manusia masa kini sudah kebal dengan virus ini dan ia bisa diobati dengan obat-obatan yang ada di apotek. Biasanya hanya berlangsung dalam kurun waktu 1-2 minggu paling lama dan tidak terlaly mengganggu aktivitas. Cara menyembuhkan radang tenggorokan ini dengan konsumsi makanan bergizi, minuman hangat, dan obat pereda batuk serta pilek.
Mononucleosis
Virus Epstein-Barr atau yang disebut virus mono menular lewat air liur, bisa percikan atau penggunaan alat makan yang sama. Namun, tingkat penularannya cukup rendah dibandingkan flu. Virus ini menyerang remaja dan dewasa dan biasanya gejalanya mirip dengan flu seperti demam, sakit tenggorokan, tetapi tidak disertai batuk dan pilek. Ia diikuti dengan gejala membengkaknya nodus limfa yang letaknya ada di bagian bawah ketiak dan leher. Pengidapnya juga bisa menemukan ruam merah. Virus ini tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya setelah beberapa minggu.
SARS-CoV-2
Tenggorokan sakit saat menelan apakah COVID? Jawabannya, bisa jadi. Melansir CDC, virus baru yang terus bermutasi ini memunculkan banyak gejala. Salah satunya sakit tenggorokan dan batuk. Bedanya dengan flu biasa, batuknya tidak berdahak alias terasa kering. Namun, beberapa orang bisa mengalami pilek dan hidung tersumbat. Gejala lainnya yang banyak ditemukan adalah kehilangan indera perasa dan penciuman, napas pendek dan sesak, pegal dan linu sampai ke tulang, lemas dan lelah, diare, muntah, demam disertai rasa menggigil. Beberapa bisa mengalami pneumonia yang disebabkan saturasi oksigen dalam darah kurang dari 85 persen. Satu-satunya cara untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi sebuah virus adalah dengan melakukan tes swab.
Campak
Merujuk pada NHS, gejala awal campak mirip dengan flu, yaitu demam, bersin, batuk, sakit tenggorokan, dan pilek. Namun, ditambah dengan mata yang memerah dan sensitif pada cahaya. Disertai pula munculnya bintik-bintik abu-abu di rongga mulut atau pipi bagian dalam. Beberapa hari kemudian, gejala yang lebih jelas seperti ruam merah yang berisi air akan muncul.
Campak bisa menular lewat cairan ruam yang pecah dan terhirup atau masuk ke mulut atau hidung orang lain lewat berbagai cara. Bisa dari tangan yang menyentuh lukanya dan lain sebagainya. Virus ini biasanya sembuh dalam waktu 7-10 hari. Cukup menjaga imunitas dengan cara makan bergizi dan minum air putih, serta obat-obatan seperti paracetamol sampai luka mulai pudar dan kering. Orang yang sudah pernah divaksinasi berisiko rendah tertular.
BACA JUGA: 10 Penyebab Munculnya Bintik Merah Pada Kulit & Cara Atasinya
2. Infeksi bakteri Streptococcus pyogenes
Mengutip jurnal tulisan Michael R. Wessels, MD bakteri ini bisa memicu demam Scarlet dan faringitis. Keduanya menjadi penyebab tenggorokan sakit saat menelan. Bakteri ini biasanya tumbuh di amandel dan tenggorokan dan di kasus demam Scarlet bisa mendorong terbentuknya ruam merah di bagian tepalak tangan dan telapak kaki. Gejalanya bisa parah hingga membuat seseorang sulit menelan, amandel membengkak, lidah yang berwarna sangat merah dan berbintil seperti stroberi, kelenjar getah bening ikut membengkak, dan lain sebagainya. Demam Scarlet banyak menyerang anak-anak dan remaja.
Sementara faringitis adalah peradangan pada selaput lendir di bagian faring. Penyakit ini menyebabkan rasa tak nyaman, sulit menelan, dan rasa kering akut pada tenggorokan. Beberapa bahkan merasakan nyeri, demam, sakit kepala, dan sakit di bagian telinga. Penyebabnya antara lain udara dingin, menurunnya imun, konsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat dan higienis.
Kedua kondisi di atas bisa sembuh dalam waktu beberapa hari, tetapi bisa saja menimbulkan komplikasi seperti pneumonia dan sinusitis jika dibiarkan tanpa penanganan.
3. Post nasal drip (PND)
Ini adalah cara hidung dan tenggorokan melindungi dirinya dari infeksi atau benda asing yang masuk. Jika ia terus diproduksi, rasanya akan mengganggu. Tak hanya karena infeksi virus dan bakteri, aktivitas tersebut bisa dipicu karena udara yang dingin dan terlalu kering, debu, perubahan cuaca, makanan yang pedas, dan lain sebagainya. Untuk tahu apakah ini penyebab sakit tenggorokan Sedulur karena PND, silakan ingat-ingat kapan biasanya ia muncul dan apa pemicunya.
4. Berbicara dalam waktu lama
Terdengar sepele, nyatanya orang yang berbicara dalam waktu lama juga bisa menyebabkan sakit tenggorokan saat menelan. Ini karena otot yang lelah karena dipaksa terus bekerja. Beberapa orang yang bekerja dengan mengandalkan pita suaranya rawan terkena laringitis, yaitu peradangan pada laring. Gejalanya pun berupa sakit tenggorokan dan terasa kering, demam, serak, batuk, dan bisa berbahaya jika tidak segera beristirahat.
5. Gastroesophageal reflux disease (GERD)
GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik ke esofagus dan menyebabkan rasa terbakar di saluran pencernaan atas. Ini yang menyebabkan rasa tak nyaman bahkan sakit di bagian tenggorokan. Bahkan bisa terasa ada gumpalan yang mengganjal di tenggorokan. Ia bisa diobati dengan konsumsi obat rekomendasi dokter atau dilakukan tindakan khusus oleh ahli untuk mengontrol produksi asam lambung.
BACA JUGA: 10 Penyebab Sakit di Ulu Hati, Gejala & Cara Mengobatinya
6. Tumor dan HIV
Ini adalah penyebab paling ekstrim. Sakit tenggorokan hanya satu di antara gejala-gejala lain yang lebih parah. Biasanya orang yang terinfeksi tumor dan HIV mengalami penurunan imunitas, tak heran mereka lebih rawan terinfeksi virus termasuk yang menyerang tenggorokan.
Cara mengobati sakit tenggorokan saat menelan
Obat tenggorokan sakit saat menelan ludah sebenarnya cukup mudah ditemukan di dapur Sedulur masing-masing. Berikut beberapa di antaranya.
- Kumur dengan air garam, tetapi cara ini tidak disarankan untuk anak-anak.
- Minum banyak air putih
- Coba obat herbal dari rebusan rempah-rempah seperti jahe dan kunyit
- Makan makanan yang lunak dan lembut, dan tentunya bergizi
- Berhenti merokok dulu dan hindari lingkungan yang penuh asap rokok
- Percepat proses dengan membeli obat khusus pereda batuk dan pilek atau obat yang direkomendasikan dokter jika sakit tenggorokannya adalah gejala ikutan dari penyakit lain.
- Mengonsumsi antibiotik bila memang sakit tenggorokan Sedulur disebabkan infeksi bakteri
- Terakhir, obat sakit tenggorokan paling ampuh adalah istirahat barang 1-2 hari sampai kondisi mulai membaik.
Nah, Sedulur ternyata banyak hal yang menyebabkan kita merasakan sakit di tenggorokan terutama saat menelan. Tidak semuanya akut, kebanyakan adalah gangguan klinis yang ringan. Namun, jangan diremehkan juga. Bila disertai gejala-gejala ikutan yang mengganggu seperti COVID-19 atau GERD, langsung hubungi fasilitas kesehatan terdekat.